Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.

DENGAN DIAGNOSA HIV / AIDS

DI PUSKESMAS PARIT TIMUR KABUPATEN KUBU RAYA

OLEH :

HARRY PERMANA KAMANDAKA


NIM : SNR172120035

PROGRAM KHUSUS S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADYAH
PONTANAK 2018
Kasus :
Ny. M di rawat inap di Puskesmas PARIT TIMUR dengan keluhan masuk : sudah 1 bulan
diare BAB cair, ampas (-), sehari BAB 7-8x dan disertai demam tinggi 39 ºC, pasien
mengatakan tidak nafsu makan, dan badan terasa lemah.

A. Pengkajian
I. Identitas Klien
a. Nama : Ny. M 41 th
b. Suku / Bangsa : Melayu / Indonesia
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. A g a m a : Islam
e. Status perkawinan : Kawin
f. Pendidikan : SMA
g. Alamat : Dusun belidak,Desa Bengkarek
h. Tanggal masuk : 22 Juni 2018
i. Tanggal pengkajian : 23 Juni 2018
j. Diagnosa Medik : HIV-AIDS
Penanggung jawab pasien : suami pasien Tn. G
II. Alasan masuk rumah sakit
a. Alasan dirawat : Diare sudah 1 bulan, malam keringat dingin dan demam, tidak
nafsu makan serta badan terasa lemah.
b. Keluhan utama : Diare tak terkontrol sehari bisa 7-8x tanpa merasakan sakit perut
penyebab tidak diketahui, dengan faktor yang memperberat adalah bila
bergerak akan kelur dan usaha yang dilakukan adalah diam.
III. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sebelum sakit :
pasien sebelumnya tidak pernah sakit serius kecuali batuk dan pilek.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Diare dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Mula-mula intensitas BAB kurang, dan
sejak 7 hari yang lalu diare semakin parah diserta dengan demam, keringat
dingin, tidak nafsu makan dan badan terasa lemah. Terdapat bercak-bercak terasa
gatal pada kulit, diare diikuti dengan batuk berdarah. Dengan alasan tersebut
klien datang ke Puskesmas untuk di periksa.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kedua orang tua masih sehat, tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama. Tidak ada penyakit bawaan dalam keluarga klien
IV. Aktivitas hidup sehari-hari
Aktivitas sehari-hari Sebelum Sakit Saat sakit
1. Nutrisi Pola makan tidak Pola makan 3 kali/hari
teratur,sarapan tidak bubur, namun tidak ada
pernah, sehari makan 2x, napsu makan, nyeri saat
karena sibuk bekerja menelan, makan hanya
(IRT) 1/2 porsi.
2. Makan/ minum Minum air putih hanya 3-4 Minum air putih 2-3
gelas /hari gelas dan teh hangat 2-3
gelas.
Eliminasi Mencret 5-7X/hari,, seperti Mencret dengan
lendir, tidak bercampur frekuensi 7-8
darah dan berbau. BAK 2 X/hari, encer, tidak ada
X hari dan tidak ada isi tanpa diikuti sakit
kelainan. perut dan BAK 2 X/hari
serta tidak ada kelainan.
Istirahat dan tidur Pasien tidak bisa Pasien dapat
istirahat siang karena sibuk beristirahat walau
dengan pekerjaan rumah terganggu dengan mau
tangga. BAB
Aktivitas Pasien sebagai IRT Pasien mengatakan tidak
mengurus 4 orang anak bisa melakukan
aktivitasseperti
biasanya karenabadan
terasa lemah, merasa
tidak berdaya dan cepat
lelah.
Personal Hygiene Mandi sehari 2x pagi, dan Mandi dibantu suami,
sore dan Hambatan dalam
melakukan kebersihan
diri adalah lemah .
V. Psikososial
a. Psikologis : pasien sudah lama tahu penyakitnya sejak 10 th yang lalu, Awal
mula pasien mendapat penyakitnya di karenakan tranfusi darah (menurut cerita
pasien) dimana pasien sakit parah dan harus ditranfusi Pertama pasien
mengetahui penyakitnya pasien syok dan depresi karena pasien merasa tidak
pernah berbuat yang aneh2 dan pasien bukan perempuan nakal atau yang lainnya.
Kemudian pasien di dukung suaminya untuk berobat. Pasien konsul teratur di
klinik melati pontianak sampai sekarang. Hanya kadang2 pasien merasa
dikucilkan oleh teman dan keluarganya. Mekanisme koping pasrah dan berserah
kepada Tuhan.
b. Spiritual : Rajin ibadah ke Masjid
VI. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Pasien tampak lemah, kurus dan pucat. Kesadaran CM GCS
: E4,V5,M6. TD:120/70mmHg, N:90x/mnt, RR:24x/mnt, S:38,50C, batuk
bercampur darah

b. Head to toe :
1. Kulit : Pucat dan turgo kulit jelek dipenuhi dengan bercak-bercak dan gatal
2. Kepala dan leher : Normal tidak ada kerontokan rambut, warna hitam
3. Kuku : Jari bersih
4. Mata / penglihatan : Sklera pucat dan nampak kelopak mata cekung
5. Hidung : Tidak ada peradangan, tidak ada reaksi alergi, tidak ada polip,
dan fungsi penciuman normal
6. Telinga: Bentuk simetris kanan/kiri, tidak ada peradangan, tidak ada
perdarahan
7. Mulut dan gigi: Terjadi peradangan pada rongga mulut dan mukosa, terjadi
Peradangan dan perdarahan pada gigi ,gangguan menelan(-), bibir dan
mukosa mulut klien nampak kering dan bibir pecah-pecah
8. Leher: Terjadi peradangan pada eksofagus.
9. Dada :
I : Dada terlihat normal, Tidak ada kelainan gerakan dada
P:Terdapat nyeri tekan pada epigastrium, Tidak nampak adanya pembesaran
hati
P: nada sonor
A: Tidak terdengar adanya bunyi nafas tambahan
Tidak ada retraksi dinding dada (+).
10. Abdomen :
I : Nampak normal, simetris kiri kanan
P: Turgor jelek ,tidak ada massa, terdapat nyeri tekan pada bagian kanan
bawah
P : Bunyi timpany (+). Kembung (-)
A: terdengar bunyi peningkatan peristaltic/ bising usus dan tidak ada krepitasi
abdomen.

11. Perineum dan genitalia


Genital terdapat bintik-bintik radang
12. Sistem Pernafasan
a. Hidung: Simetris, pernafasan cuping hidung : ada, secret : ada
b. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe di sub
mandibula.
c. D a d a:
Bentuk dada : Normal
Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan tranversal : 1 : 1
Gerakan dada : simetris, tidak terdapat retraksi
13. Sistem kardiovaskuler :
a. Ukuran Jantung : tidak ada pembesaran
b. Suara jantung : Tidak ada bunyi abnormal
c. Capillary refilling time > 2 detik
14. Sistem pencernaan:
a. Mulut : terjadi peradangan pada mukosa mulut
b. Abdomen : distensi abdomen, peristaltic meningkat > 25x/mnt akibat
adanya virus yang menyerang usus
c. Gaster : nafsu makan menurun, mules, mual muntah, minum normal
d. Anus : terdapat bintik dan meradang gatal
15. Sistem indra
a. Mata : agak cekung
b. Hidung : Penciuman kurang baik
c. Telinga Keadaan daun telinga : kanal auditorius kurang bersih akibat
benyebaran penyakit
d. Fungsi pendengaran kesan baik
e. trisep, patela dan babinski terkesan normal.
16. Sistem Muskulo Skeletal
a. Kepala : Betuk kurang baik, sedikit nyeri
b. Vertebrae: Tidak ditemukan skoliosis, lordosis, kiposis, ROM pasif,
klien malas bergerak, aktifitas utama klien adalah berbaring di tempat
tidur.
c. Lutut : tidak bengkak, tidak kaku, gerakan aktif, kemampuan jalan baik
d. Tangan tidak bengkak, gerakan dan ROM aktif
17. Sistem integumen
a. Warna kulit pucat dan terdapat bintik-bintik dengan gatal, turgor
menurun > 2 dt
b. Suhu meningkat 38,5 derajat celsius, akral hangat, akral dingin
(waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada
daerah perianal.
18. Sistem endokrin
a. Kelenjar tiroid tidak nampak, teraba tidak ada pembesaran
b. Suhu tubuh tidak tetap, keringat normal
c. Tidak ada riwayat diabetes
19. Sistem Perkemihan
a. Urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/24 jam), frekuensi
berkurang.
b. Tidak ditemukan odema
c. Tidak ditemukan adanya nokturia, disuria , dan kencing batu
VII. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium :Tanggal 24-06- 2018
Hb : 8,7
Leukosit : 8,8
Trombosit : 208
PCV : 0,25
b. Terapi Saat ini :
1. Infus RL 20 tts/m
2. Diet TKTP
Cotimoxazol : 2 X II tab
Pct : 3 X 1 tab

Keperawatan :
1. Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup, hidup sehat dan
mencegah kemungkinan terjadi infeksi
2. Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain serta keganasan yang
ada
3. Menghambat replikasi HIV dengan obat antivirus seperti golongan
dideosinukleotid, yaitu azidomitidin (AZT) yang dapat menghambat enzim RT
dengan berintegrasi ke DNA virus, sehingga tidak terjadi transkripsi DNA HIV
4. Mengatasi dampak psikososial
5. Konseling pada keluarga tentang cara penularan HIV, perjalanan penyakit,
dan prosedur yang dilakukan oleh tenaga medis

B. Analisa Data
Data pendukung Masalah Etiologi
1. Data Subyektif :
Pasien mengatakan tidak ada nafsu Nutrisi Intake
makan, saat menelan sakit, yang inadekuat
mengatakan tidak bisa
menghabiskan porsi yang disiapkan.

Data Obyektif :
Lemah, 7 hari tidak makan, mulut
kotor, lemah, holitosis, lidah ada
bercak-bercak keputihan, Hb
8,7g/dl, pucat, konjungtiva anemis.

Data Subyektif : Kekurangan Diare


Pasien mengatakan diare sejak 1 volume cairan
bulan yang lalu, mengatakan tubuh
menceret 7-8 kali/hari, kadang
demam dan keringat dingin pada
malam hari, minum 2-3 gelas/hari.
Data Obyektif :
Turgor masih baik, inkontinensia
alvi, BAB encer, ampas -), membran IntoleransiAktivitas
mukosa kering, bising usus Kelemahan
meningkat 25 X/menit

Data Subyektif :
Pasien mengatakan badan
terasa lemah, dan cepat
lelah, apalagi bila melaukan
aktivitas.

Data Obyektif :
Infeksi
Keadaan umum lemah, pucat, Immunocopromise
ADL sebagian dibantu keluarga
(suami).
4
Data Subyektif :
Pasien mengatakan kadang demam,
keringat dingin.
Data Obyektif :
Nadi 120 X/menit, RR 24 X/menit,
TD 110/70 mmHg, suhu
38,5.Leukosit : 8.8
PCV : 0,25

C. Diagnosa Keperawatan (berdasarkan prioritas)


1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang inadekuat.
2. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diare
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
4. Resiko tinggi infeksi : pasien kontak berhubungan dengan adanya
kemugkinan imunokompromise.

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan Tujuan dan Intervensi R
criteria asional
hasil
Nutrisi kurang dari Setelah 2- 1. Monitor kema R/ Mengetahui jenis
kebutuhan tubuh 4 hari mpuan mengunyah makanan yang lebih
berhubungan dengan perawatan dan menelan. cocok
intake yang pasien
inadekuat. mempunyai 2. Monitor intake
intake dan ouput.
kalori dan R/ Untuk
protein membandingkan
yang 3. Rencanakan diet kebutuhan dengan
adekuat dengan pasien dan suplai sehingga
untuk orang penting diharapkan tidak
memenuhi lainnya. terjadi kekurang nutrisi
kebutuhan
metabolikn 4. Anjurkan oral R/ Untuk memenuhi
ya dengan hygiene sebelum kebutuhan nutrisi
kriteria makan. pasien
pasien
makan 5. Anjurkan untuk
TKTP, beri makanan ringan
serum sedikit tapi sering. R/ Untuk mengurangi
albumin 6. Timbang kotoran dalam mulut
dan protein TB/BB yang dapat
dalam batas menurunkan nafsu
normal, makan.
menghabis 4.
kan porsi R/ Untuk mengatasi
yang penurunan keluhan
disiapkan, makan
tidak nyeri
saat
menelan, R/ untuk memantau status
mulut gizi pasien
bersih.
Kekurangan volume Keseimban 1. Monitor tanda- R/ Volume cairan
cairan tubuh gan cairan tanda dehidrasi. deplesi merupakan
berhubungan dengan dan komplikasi dan dapat
diare. elektrolit 2. Monitor intake dikoreksi.
dipertahank dan ouput 2.
an dengan R/ Melihat kebutuhan
kriteria 3. Anjurkan untuk cairan yang masuk dan
intake minum peroral keluar.
seimbang 4. Atur pemberian 3.
output, infus dan eletrolit : R/ Sebagai
turgor RL 20 tetes/menit. kompensasi akibat
normal, peningkatan output.
membran 5. Kolaborasi R/ Memenuhi
mukosa pemberian antidiare kebutuhan intake yang
lembab, antimikroba peroral yang tidak
kadar urine terpenuhi.
normal,
tidak diare
setealh 5 R/ Mencegah
hari kehilangan cairan
perawatan. tubuh lewat diare
(BAB).
Intolerans aktivitas Pada saat 1. Monitor respon 1. R/ Respon bervariasi
berhubungan dengan akan fisiologis terhadap dari hari ke hari
kelemahan. pulang aktivitas 2.
pasien 2. Berikan bantuan
sudah perawatan yang R/ Mengurangi kebutuhan
mampu pasien sendiri tidak energi
berpartisipa mampu
si dalam 3. Jadwalkan
kegiatan, perawatan pasien
dengan sehingga tidak R/ Ekstra istirahat
kriteria mengganggu perlu jika karena
bebas istirahat. meningkatkan
dyspnea kebutuhan metabolik
dan
takikardi
selama
aktivitas.
Resiko tinggi infeksi Pasien akan 1. Monitor tanda- R/ Untuk pengobatan
berhubungan dengan bebas tanda infeksi baru. dini/ intervensi
imunokompromise, infeksi 2. Gunakan teknik selanjutnya
malnutrisi dan pola oportunisti aseptik pada setiap R/ Mencegah pasien
hidup yang beresiko. k dan tindakan invasif. Cuci terpapar oleh kuman
komplikasi tangan sebelum patogen yang diperoleh
nya dengan meberikan tindakan. di rumah sakit.
kriteria tak 3. Anjurkan pasien 3.
ada tanda- metoda mencegah
tanda terpapar terhadap
infeksi lingkungan yang
baru, lab patogen. R/ Mencegah
tidak ada 4. Kumpulkan bertambahnya infeksi
infeksi spesimen untuk tes
oportunis, lab sesuai order. 4.
tanda vital 5. Atur pemberian
dalam batas antiinfeksi sesuai
normal, order R/ Meyakinkan
tidak ada diagnosis akurat dan
luka atau pengobatan
eksudat. 5.
R/ Mempertahankan
kadar darah yang
terapeutik
DAFTAR PUSTAKA

Behrman, dkk (1999) Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Jakatra : EGC
Betz, Cecily L (2002) Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC Blog Riyawan Kumpulan
Artikel Farmasi & Keperawatan Doenges,
Wartono, JH (1999) AIDS Dikenal Untuk Dihindari. Jakarta : Lembaga
Pengembangan Informasi Indonesia
Hafizhohulloh. http://muslim.or.id (2 November 2014).
Departemen Kesehatan Indonesia: Direktotat Jendran Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, Pedoman Tatalaksana Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
pada anak di indonesia. Jakarta:DepkeS RI, 2008.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI (2005). Pelayanan Kesehatan dan
HIV/AIDS. Jakarta : Depnakertrans.
Hasdianah, dkk(2014). Imunologi Diagnosis dan Tekhnik Biologi
Molekuler. Yokyakarta: Nuha Medika.
Indriyani, Dian dan Asmuji(2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Upaya
Promotif dan Preventif dalam menurunkan angka kematian Ibu dan
Anak. Yokyakarta: Ar-Ruzz Media.
Nurs, Nursalam, M. Dan Ninuk Dian Kurniawati ( 2007). Asuhan Keperawatan pada
Pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika.
-------. Asuhan Keperawatan pada Pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba
Medika, 2013
Padila, S.Kep.NS (2012). Keperawatan Medikal Bedah Numed. Yogyakarta
Brunner and Suddarth (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8.
Jakarta : EGC
Helman, T. Heather (2012). NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi
dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai