DOKUMEN KONTRAK
1.1 PENGERTIAN
Dokumen Kontrak merupakan dokumen terpenting dalam pengikatan kerja konstruksi
antara pengguna jasa dengan penyedia jasa. Dokumen tersebut merupakan acuan baik secara
hukum maupun teknis bagi pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh semua pihak yang
terlibat yakni pihak direksi pekerjaan, kontraktor dan konsultan pengawas dalam
mewujudkan sasaran proyek yakni sesuai mutu, waktu dan biaya yang ditetapkan.
1.2 KONTRAK
Kontrak adalah perjanjian tertulis antara dua pihak atau lebih yang telah saling
menyetujui untuk mengadakan suatu transaksi. Tidak semua persetujuan dan transaksi dibuat
dalam bentuk kontrak.
Kontrak juga merupakan suatu perjanjian antara pihak pemberi pekerjaan
(Owner/Pengguna Jasa) dan pihak penerima pekerjaan (Penyedia Jasa) yang berisi
kesepakatan perikatan secara hukum. Selain itu Kontrak juga suatu dokumen yang mengatur
hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa.
1. Transaksi dilanjutkan dengan kontrak bila :
a. Saling menyetujui (mutual consent).
b. Ada penawaran dan penerimaan (offer and acceptance).
c. Adanya resiko bagi masing2 pihak yang membawa akibat penting apabila tidak
diantisipasi.
2. Menurut PP 29 tahun 2000, Dokumen kontrak konstruksi minimal memuat :
a. Surat Perjanjian
b. Dokumen lelang
c. Usulan/Penawaran
d. Berita Acara Penjelasan
e. Surat dari pengguna jasa ttg persetujuan atas penawaran dari penyedia jasa
f. Surat Pernyataan dari penyedia jasa tentang kesanggupan untuk melaksanakan
pekerjaan.
3. Menurut Kepres 80/2003, Dokumen kontrak konstruksi minimal memuat :
a. Surat Perjanjian
b. Syarat-syarat umum kontrak
c. Syarat-syarat khusus kontrak
d. Dokumen-dokumen lain yg merupakan bagian dari kontrak:
Surat penunjukan, surat penawaran, spesifikasi khusus, gambar-gambar, BA, daftar
kuantitas dan harga (untuk kontrak harga satuan), lain-lain seperti : Jaminan
Pelaksanaan, jaminan uang muka.
3. PENUTUP PERJANJIAN
Penutup perjanjian memuat tanda tangan para pihak yang membuat perjanjian.
Apabila perjanjian tersebut disyahkan notaris maka pada bagian penutup, disamping
tanda tangan para pihak juga ada tanda tangan saksi dan tanda tangan notaries.
4. LAMPIRAN PERJANJIAN
Lampiran perjanjian merupakan salah satu kesatuan dengan perjanjian, memuat:
a. Naskah dokumen kontrak yang dilengkapi setelah klarifikasi.
b. Biaya pelaksanaan pekerjaan.
c. Barang dan fasilitas yang disediakan pengguna jasa pemborongan.
d. Peralatan dan barang yang akan disediakan oleh penyedia jasa pemborongan.
e. Dokumen usulan biaya.
f. Berita acara klarifikasi, dan negosiasi.
g. Surat keputusan penetapan penyedia jasa pemborongan.
3. PENYERAHAN LAPANGAN
Ketentuan ini mengatur kewajiban pengguna jasa untuk menyerahkan seluruh/sebagian
lapangan pekerjaan kepada penyedia jasa agar memungkinkan penyedia jasa dapat
memulai pelaksanaan pekerajaan.
6. PROGRAM MUTU
Ketentuan ini mengatur mengenai keharusan penyedia jasa untuk menyusun
program mutu yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Program mutu ini
dimaksudkan sebagai acuan semua pihak untuk melaksanakan pengendalian dan
pengawasan mutu pekerjaan.
8. PEMERIKSAAN BERSAMA
Ketentuan ini mengatur mengenai pemeriksaan bersama yang dilakukan oleh
direksi teknis, panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan penyedia jasa dengan melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan pada awal pelaksanaan kontrak
untuk setiap rencana mata pembayaran guna menetapkan kuantitas awal.
17. PENGAWASAN
Ketentuan ini mengatur mengenai hak pengguna jasa melakukan pengawasan atas
pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia jasa dengan menunjuk pihak yang mewakilinya.
2. KONTRAKTOR
a. Kontraktor perlu mempelajari secara cermat isi Spesifikasi sebagai bahan
pertimbangan dalam menyiapkan penawaran dalam keikutsertaannya dalam proses
pengadaan.
b. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya persepsi yang salah terhadap isi
Spesifikasi, kontraktor perlu memanfaatkan tahap aanwijzing dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Spesifikasi, agar didalam menyiapkan
penawaran dapat diperoleh besarnya penawaran yang realistis, masih memberikan
harapan keuntungan yang wajar apabila proyek dilaksanakan dengan prinsip tepat
mutu, tepat waktu dan tepat biaya.
3. KONSULTAN
a. Spesifikasi standar yang telah ada biasanya disebut Spesifikasi Umum. Pada tahap
pra kontrak konsultan perlu melakukan review terhadap Spesifikasi Umum
disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan, berkaitan dengan aspek
penyempurnaan perencanaan teknis yang berakibat terhadap kemungkinan
penambahan atau pengurangan item pekerjaan.
b. Review tersebut di atas bisa berakibat perlu adanya tambahan item pekerjaan
maupun pengurangan item pekerjaan.
c. Jika di dalam Spesifikasi Umum belum terdapat item pekerjaan sebagaimana
dihasilkan oleh review dimaksud, maka konsultan tidak perlu mengubah Spesifikasi
Umum yang ada akan tetapi harus menyiapkan Spesifikasi Khusus sebagai tambahan
terhadap Spesifikasi Umum.
d. Spesifikasi Umum dan Spesifiksi Khusus tersebut kemudian disebut sebagai
Spesifikasi.
e. Membantu Panitia Pengadaan dalam menjelaskan isi Spesifikasi selama proses.
2. KONTRAKTOR
a. Spesifikasi (Multi Step and Method Specification) harus dijadikan acuan oleh
kontraktor dalam melaksanakan proyek, agar di dalam melaksanakan seluruh pay
item pekerjaan kontraktor dapat mengikuti ketentuan tentang semua langkah,
material yang harus digunakan dan metode kerja, serta hasil kerja yang diharapkan.
b. Jika kontraktor melaksanakan item pekerjaan yang menyimpang dari ketentuan yang
telah diatur di dalam spesifikasi, maka kontraktor harus siap menerima kemungkinan
hasil pekerjaannya ditolak oleh PemilikProyek.
3. KONSULTAN
a. Spesifikasi Multi Step and Method Specification) harus dijadikan acuan oleh
konsultan untuk melakukan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan seluruh item
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor, mencakup :
1) Pengawasan mutu hasil pekerjaan.
2) Pengendalian kuantitas pekerjaan
3) Pengawaan metode pelaksanaan konstruksi.
b. Pengawasan dengan berbekal Spesifikasi tersebut dilakukan oleh konsultan di dalam
menjalankan fungsinya sebagai Engineer's Representative.