Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

DOKUMEN KONTRAK
1.1 PENGERTIAN
Dokumen Kontrak merupakan dokumen terpenting dalam pengikatan kerja konstruksi
antara pengguna jasa dengan penyedia jasa. Dokumen tersebut merupakan acuan baik secara
hukum maupun teknis bagi pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh semua pihak yang
terlibat yakni pihak direksi pekerjaan, kontraktor dan konsultan pengawas dalam
mewujudkan sasaran proyek yakni sesuai mutu, waktu dan biaya yang ditetapkan.

1.2 KONTRAK
Kontrak adalah perjanjian tertulis antara dua pihak atau lebih yang telah saling
menyetujui untuk mengadakan suatu transaksi. Tidak semua persetujuan dan transaksi dibuat
dalam bentuk kontrak.
Kontrak juga merupakan suatu perjanjian antara pihak pemberi pekerjaan
(Owner/Pengguna Jasa) dan pihak penerima pekerjaan (Penyedia Jasa) yang berisi
kesepakatan perikatan secara hukum. Selain itu Kontrak juga suatu dokumen yang mengatur
hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa.
1. Transaksi dilanjutkan dengan kontrak bila :
a. Saling menyetujui (mutual consent).
b. Ada penawaran dan penerimaan (offer and acceptance).
c. Adanya resiko bagi masing2 pihak yang membawa akibat penting apabila tidak
diantisipasi.
2. Menurut PP 29 tahun 2000, Dokumen kontrak konstruksi minimal memuat :
a. Surat Perjanjian
b. Dokumen lelang
c. Usulan/Penawaran
d. Berita Acara Penjelasan
e. Surat dari pengguna jasa ttg persetujuan atas penawaran dari penyedia jasa
f. Surat Pernyataan dari penyedia jasa tentang kesanggupan untuk melaksanakan
pekerjaan.
3. Menurut Kepres 80/2003, Dokumen kontrak konstruksi minimal memuat :
a. Surat Perjanjian
b. Syarat-syarat umum kontrak
c. Syarat-syarat khusus kontrak
d. Dokumen-dokumen lain yg merupakan bagian dari kontrak:
Surat penunjukan, surat penawaran, spesifikasi khusus, gambar-gambar, BA, daftar
kuantitas dan harga (untuk kontrak harga satuan), lain-lain seperti : Jaminan
Pelaksanaan, jaminan uang muka.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 1


1.3 DOKUMEN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
1. Sesuai Pasal 22 Peraturan Pemerintah 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, Kontrak Kerja Konstruksi sekurang-kurangnya memuat dokumen-dokumen
yang meliputi :
a. Surat Perjanjian.
b. Dokumen Lelang.
c. Usulan atau Penawaran.
d. Berita Acara berisi kesepakatan antar pengguna jasa dan penyedia jasa selama proses
evaluasi oleh pengguna jasa antara lain klarifikasi atas hal-hal yang menimbulkan
keragu-raguan.
e. Surat Perjanjian dari pengguna jasa menyatakan menerima atau menyetujui usulan
penawaran dari penyedia jasa dan
f. Surat pernyataan dari penyedia jasa yang menyatakan kesanggupan untuk
melaksanakan pekerjaan.
2. Sementara itu dokumen kontrak untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi jalan dan
jembatan dengan dengan sistem Pelelangan Nasional (National/Local Competitive
Bidding) dalam urutan prioritas terdiri dari :
a. Surat Perjanjian termasuk Adendum Kontrak (bila ada).
b. Surat Penunjukan Pemenang Lelang.
c. Surat Penawaran.
d. Adendum Dokumen Lelang.
e. Data Kontrak.
f. Syarat-syarat Kontrak.
g. Spesifikasi.
h. Gambar-gambar.
i. Daftar Kuantitas dan harga yang telah diisi harga penawarannya.
j. Dokumen lain yang tercantum dalam Data Kontrak pembentuk bagian dari kontrak.
3. Sedangkan untuk kontrak-kontrak dengan sistem Pelelangan Internasional (International
Competitive Bidding), dokumen kontrak tersebut secara urutan prioritas meliputi :
a. the Contract Agreement.
b. the Letter of Acceptance.
c. the Bid and the Appendix to Bid.
d. the Conditions of Contract, Part II.
e. the Conditions of Contract, Part I.
f. the Specifications.
g. the Drawings.
h. the priced Bill of Quantities.
i. other documents, as listed in the Appendix to Bid.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 2


4. Keppres N0. 80/2003 memuat ketentuan mengenai dokumen kontrak sebagai berikut :
Kontrak terdiri dari :
a. Surat Perjanjian;
b. Syarat-syarat Umum Kontrak;
c. Syarat-syarat Khusus Kontrak; dan
d. Dokumen Lainya Yang Merupakan Bagian Dari Kontrak yang terdiri dari :
1) Surat penunjukan.
2) Surat penawaran.
3) Spesifikasi khusus.
4) Gambar-gambar.
5) Agenda dalam proses pemilihan yang kemudian dimasukkan di masing-masing
substansinya.
6) Daftar kuantitas dan harga (untuk kontrak harga satuan).
7) Dokumen lainnya, misalnya :
a) Dokumen penawaran lainnya.
b) Jaminan pelaksanaan.
c) Jaminan uang muka.

1.4 ISI KONTRAK KERJA KONSTRUKSI


Sesuai ketentuan Pasal 22 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi, kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya harus memuat uraian mengenai:
1. Para pihak, yang memuat secara jelas identitas para pihak.
2. Rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup kerja, nilai
pekerjaan, batasan waktu pelaksanaan.
3. Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan, yang memuat tentang jangka waktu
pertanggungan dan/atau pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa;
4. Tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan kualifikasi tenaga
ahli untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.
5. Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk memperoleh hasil pekerjaan
konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi ketentuan yang diperjanjikan serta hak
penyedia jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya
melaksanakan pekerjaan konstruksi.
6. Cara pembayaran, yang memuat ketentuan tentang kewajiban pengguna jasa dalam
melakukan pembayaran hasil pekerjaan konstruksi.
7. Cidera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah satu pihak
tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan.
8. Penyelesaian perselisihan, yang memuat ketentuan tentang tata cara penyelesaian
perselisihan akibat ketidaksepakatan.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 3


9. Pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat ketentuan tentang pemutusan kontrak
kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban salah satu pihak;
10. Keadaan memaksa (force majeure), yang memuat ketentuan tentang kejadian yang
timbul di luar kemauan dankemampuan para pihak, yang menimbulkan kerugian bagi
salah satu pihak.
11. Kegagalan bangunan, yang memuat ketentuan tentang kewqajiban penyedia jasa dan/atau
pengguna jasa atas kegagalan bangunan.
12. Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan tenaga kerja.
13. Aspek lingkungan, yang memuat kewajiban para pihak dalam pemenuhan ketentuan
tentang lingkungan.
Dengan ketentuan tersebut, maka kontrak kerja konstruksi yang tidak memuat ketiga belas
uraian tersebut dapat dinyatakan sebagai cacat hukum.

1.5 SURAT PERJANJIAN


Penyusunan surat perjanjian kontrak pekerjaan jasa pemborongan harus memperhatikan
kaidah-kaidah penyusunan suatu perjanjian kontrak, diantaranya tentang kerangka dan isi
perjanjian kontrak. Adapun kerangka dan isi perjanjian kontrak pekerjaan jasa pemborongan
pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. PEMBUKAAN PERJANJIAN
Pembukaan perjanjian kontrak pekerjaan jasa pemborongan memuat ketentuan tentang:
a. Judul atau nama kontrak pekerjaan jasa pemborongan.
b. Nomor kontrak.
c. Tempat, hari, tanggal, bulan dan tahun kontrak ditandatangani.
d. Kalimat pembukaan, merupakan kalimat yang menjelaskan bahwa para pihak pada
hari, tanggal, bulan dan tahun membuat dan menandatangani kontrak.
e. Identitas para pihak yang menandatangani perjanjian meliputi : Nama, jabatan,
alamat, serta kedudukannya dalam kontrak (sebagai pengguna dan penyedia jasa
pemborongan), serta penjelasan tentang para pihak bertindak untuk atas nama siapa
dan dasar mereka bertindak. Apabila pihak penyedia tidak terdiri dari satu penyedia
jasa pemborongan, maka harus dijelaskaan bentuk kerjasama dan siapa yang akan
bertindak atas nama penyedia jasa pemborongan yang tergabung dalam kerjasama
tersebut.
f. Kewenangan para pihak sebagai wakil badan hukum atau pribadi.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 4


2. ISI PERJANJIAN JASA PEMBORONGAN
Perjanjian pengadaan memuat ketentuan tentang:
a. Kesepakatan para pihak untuk mengadakan perjanjian.
b. Hak dan kewajiban para pihak.
c. Nilai kontrak yang telah disepakati.
d. Cara pembayaran.
e. Jangka waktu pelaksanaan perjanjian.
f. Ketentuan tentang mulai dan berakhirnya kontrak.
g. Sanksi apabila para pihak melanggar ketentuan dalam perjanjian.
h. Keadaan kahar memaksa (force majeure).
i. Pilihan proses penyelesaian sengketa perjanjian dapat melalui jasa penengah,
peradilan umum atau lembaga arbitrase. Apabila di dalam kontrak tidak ada
ketentuan mengenai pilihan penyelesaian sengketa maka dianggap secara hukum
diselesaikan di peradilan umum. Dan apabila memilih diselesaikan di lembaga
arbitrase maka harus ditentukan di dalam kontrak.

3. PENUTUP PERJANJIAN
Penutup perjanjian memuat tanda tangan para pihak yang membuat perjanjian.
Apabila perjanjian tersebut disyahkan notaris maka pada bagian penutup, disamping
tanda tangan para pihak juga ada tanda tangan saksi dan tanda tangan notaries.

4. LAMPIRAN PERJANJIAN
Lampiran perjanjian merupakan salah satu kesatuan dengan perjanjian, memuat:
a. Naskah dokumen kontrak yang dilengkapi setelah klarifikasi.
b. Biaya pelaksanaan pekerjaan.
c. Barang dan fasilitas yang disediakan pengguna jasa pemborongan.
d. Peralatan dan barang yang akan disediakan oleh penyedia jasa pemborongan.
e. Dokumen usulan biaya.
f. Berita acara klarifikasi, dan negosiasi.
g. Surat keputusan penetapan penyedia jasa pemborongan.

5. SYARAT HUKUM PERJANJIAN


Sebagai dasar hukum dan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan jasa
pemborongan oleh para pihak, maka dokumen kontrak harus disusun berdasarkan prinsip
dan syarat hukum perjanjian/kontrak sebagai berikut :
a. Para pihak dalam perjanjian/kontrak harus jelas yaitu orang atau badan hukum yang
mempunyai kewenangan atau berhak dan mempunyai kemampuan bertindak.
b. Obyek yang diperjanjikan adalah barang/jasa yang nyata dan ada dalam perniagaan.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 5


c. Perjanjian/kontrak dibuat secara syah dan mengikat bagi para pihak yang
menandatanganinya.
d. Kedudukan para pihak dalam hubungan kontrak serta dalam hak dan kewajiban
sama (hubungan yang dapat saling menuntut/klaim).
e. Perjanjian/kontrak dibuat tanpa ada paksaan, kekhilafan dan kekeliruan yang
disengaja.
f. Perjanjian/kontrak harus disusun tidak bertentangan dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
g. Dokumen kontrak asli yang ditandatangani oleh para pihak sebanyak 2 (dua)
dokumen; yang masing-masing disimpan oleh pihak pengguna dan pihak penyedia
jasa pemborongan.
h. Dokumen kontrak ditandatangani di atas meterai secukupnya atau di kertas
bermeterai.
i. Para pihak yang memerlukan dokumen kontrak keperluan lain dibuatkan salinannya.

1.6 AMANDEMEN KONTRAK


Amandemen kontrak harus segera dibuat bila terjadi perubahan kontrak. Perubahan
kontrak dapat terjadi apabila:
1. Perubahan pekerjaan yang disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak
dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
2. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan
3. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan
4. Prosedur pembuatan Addendum kontrak dilakukan sebagai berikut:
a. Pengguna jasa segera memberikan perintah tertulis kepada penyedia jasa untuk
melaksanakan perubahan kontrak, atau penyedia jasa mengusulkan perubahan
kontrak.
b. Penyedia jasa harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan dari pengguna
jasa dan mengusulkan perubahan harga (bila ada) selambat-lambatnya dalam waktu
7 (tujuh) hari. Pengguna jasa harus memberikan tanggapan atas usulan perubahan
kontrak dari penyedia jasa selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari.
c. Atas usulan perubahan kontrak dilakukan negosiasi teknis dan harga dan dibuat
berita acara hasil negosiasi.
d. Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat Addendum kontrak.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 6


1.7 SYARAT-SYARAT KONTRAK
Dokumen ini terdiri dari Syarat-syarat Umum Kontrak yang memuat batasan pengertian
istilah yang digunakan, hak, kewajiban, tanggung jawab termasuk tanggung jawab pada
pekerjaan yang disubkontrakkan, sanksi, penyelesaian perselisihan, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan kontrak bagi setiap pihak, dan Syarat-
syarat Khusus Kontrak yang memuat ketentuan-ketentuan yang lebih spesifik sebagaimana
yang dirujuk dalam pasal-pasal Syarat-syarat Umum Kontrak Syarat-syarat Khusus Kontrak
memuat perubahan, penambahan, atau penghapusan ketentuan dalam Syarat-syarat Umum
Kontrak, dan sifatnya lebih mengikat dari pada syarat-syarat umum kontrak. Untuk
pengadaan jasa konstruksi di lingkungan pemerintah yang dilakukan dengan cara pelelangan
nasional (National Competitive Bidding/NCB), syarat-syarat kontrak yang digunakan adalah
syarat-syarat kontrak sesuai Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor
257/KPTS/M/2004 tentang Standar Dan Pedoman Jasa Konstruksi, sedangkan untuk yang
dilakukan dengan cara pelelangan internasional (International Competitive Bidding/ICB)
digunakan Conditions of Contract for Works of Civil Works Engineering Construction dari
FIDIC (Federation Internationale Des Inginieurs-Conseils) yang terdiri dari Part I General
Conditions dan Part II Conditions of Particular Application

1. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK


Pada kontrak-kontrak jasa pemborongan pekerjaan konstruksi, Syarat-Syarat
Umum Kontrak yang berlaku pada kontrak pekerjaan jalan memuat ketentuan-ketentuan
pokok seperti:
a. Definisi
Definisi adalah uraian atau pengertian mengenai istilah yang digunakan dalam
kontrak. Penjelasan, pemberian art dan pemberian tafsiran atas Istilah-istilah tersebut
dimaksudkan agar isi kontrak mudah dipahami oleh para pihak dan pihak lain yang
berkepentingan dengan penafsiran dan pengartian yang sama.
Beberapa definisi yang perlu mendapat perhatian adalah:
1) Pengguna jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/pemimpin
bagian proyek sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggungjawab atas pengadaan
jasa dalam lingkungan kantor/satuan kerja/proyek/bagian proyek tertentu. Nama,
jabatan, dan alamat pengguna jasa tercantum dalam syarat-syarat khusus kontrak.
2) Kepala kantor/satuan kerja adalah pejabat struktural departemen yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan jasa yang dibiayai dana anggaran
rutin APBN.
3) Penyedia jasa adalah badan usaha yang kegiatan usahanya menyediakan layanan
jasa.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 7


4) Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi atau
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga
untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang
kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas kuantitas
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia jasa.
5) Direksi pekerjaan dalah pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak untuk mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan
pekerjaan. Pada umumnya direksi pekerjaan dapat dijabat oleh orang lain yang
ditunjuk oleh pengguna jasa;
6) Direksi teknis adalah tim yang ditunjuk oleh direksi pekerjaan yang bertugas
untuk mengawasi pekerjaan.
7) Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja yang dinyatakan pada Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang dikeluarkan oleh pengguna jasa;
8) Tanggal penyelesaian pekerjaan adalh tanggal penyerahan pertama pekerjaan,
dinyatakan dalam berita acara penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan
oleh pengguna jasa.
9) Kegagalan bangunan adalh keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan
oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan
kerja, dan/atau keselamatan umum.

2. DIREKSI TEKNIS DAN PANITIA PENELITI PELAKSANAAN KONTRAK


Ketentuan ini mengatur mengenai hak pengguna jasa untuk menunjuk direksi
tenis untuk melakukan penawasan pekerjaan mewakili direksi pekerjaan dan membentuk
panitia peneliti pelaksanaan kontrak untuk membantu direksi pekerjaan.

3. PENYERAHAN LAPANGAN
Ketentuan ini mengatur kewajiban pengguna jasa untuk menyerahkan seluruh/sebagian
lapangan pekerjaan kepada penyedia jasa agar memungkinkan penyedia jasa dapat
memulai pelaksanaan pekerajaan.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 8


4. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Ketentuan tentang SPMK ini memuat keharusan pengguna jasa untuk
menerbitkan SPMK setelah dilakukannya penyerahan lapangan serta pencantuman
tanggal paling lambat dimulainya pekerjaan oleh penyedia jasa yang sekaligus sebagai
tanggal awal masa kontrak. Pengguna jsa harus sudah menerbitkan SPMK paling lambat
14 hari setelah penandatangan kontrak.

5. PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK


Ketentuan ini mengatur kewajiban pengguna jasa untuk menyelenggarakan rapat
persiapan pelaksanaan bersama-sama dengan semua yang terkait seperti: penyedia jas,
unsur perencanaan, dan unsur pengawasan yang membahas dan menyepakati hal-hal
yang berkaitan dengan pelaksanaan kontrak seperi: organisasi kerja, tatacara pengaturan
pekerjaan, jadual pelaksanaan, jadual pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan
personil, rencana pemeriksaan lapangan, sosialisasi kepda masyarakat dan pemerintah
daerah, program mutu dan lain sebagainya yang dianggap perlu. Dalam pelaksanaannya,
rapat ini sekaligus membahas dan menyepakati penjabaran lebih lanjut atas isi kontrak
dalam rangka penerapannya dalam pelaksanaan kontrak seperti: pengajuan dan
persetujuan, pembayaran, perhitungan penyesuaian harga, hal-hal yang masih bellum ada
kesepakan, penyerahan pekerjaan selesai, denda, kompensasi, dan penyelesaian
perselisihan.

6. PROGRAM MUTU
Ketentuan ini mengatur mengenai keharusan penyedia jasa untuk menyusun
program mutu yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Program mutu ini
dimaksudkan sebagai acuan semua pihak untuk melaksanakan pengendalian dan
pengawasan mutu pekerjaan.

7. PERKIRAAN ARUS UANG


Ketentuan ini berisi kewajiban penyedia jasa untuk menyerahkan perkiraan arus
uang sesuai dengan program kerja kepada direksi pekerjaan. kertentuan ini dimaksudkan
direksi pekerjaan mendapatkan keyakinan atas keberlangsungan penyediaan pendanaan
oleh penyedia jasa untuk keperluan pembiayaan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

8. PEMERIKSAAN BERSAMA
Ketentuan ini mengatur mengenai pemeriksaan bersama yang dilakukan oleh
direksi teknis, panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan penyedia jasa dengan melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan pada awal pelaksanaan kontrak
untuk setiap rencana mata pembayaran guna menetapkan kuantitas awal.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 9


9. PERUBAHAN KEGIATAN PEKERJAAN
Ketentuan ini mengatur hak pengguna jasa dan penyedia jasa untuk mengadakan
kesepakatan untiuk melakukan perubahan kontrak apabila terjadi perbedaan yang
signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi
yang ditetapkan dalam kontrak.

10. PEMBAYARAN UNTUK PERUBAHAN


Ketentuan ini mengatur mengenai cara mengusulkan, menilai dan menetapkan
perubahan harga sebagai akibat adanya perubahan pekerjaan yang disepakati.

11. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA


Ketentuan ini mengatur mengenai persyaratan dan cara melakukan perubahan
harga satuan akibat perubahan kuantitas awal.

12. AMANDEMEN KONTRAK


Ketentuan ini mengatur mengenai persyaratan dan prosedur perubahan kontrak
yang dapat dilakukan oleh para pihak. Amandemen kontrak harus diterbitkan apabila
terjadi perubahan kontrak yang meliputi perubahan-perubahan: lingkup pekerjaan, jadual
pelaksanaan, harga kontrak. Amandemen dibuat apabila disetujui oleh para pihak. Dalam
kontrak ICB amandemen ini dikenal sebagai adendum kontrak.

13. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK


Ketentuan ini mengatur mengenai hak yang dimiliki dan kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh masing-masing pengguna jasa dan penyedia jasa dalam pelaksanaan
kontrak.
a. Hak dan kewajiban pengguna jasa
1) Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa.
2) Meminta laporan periodik pelaksanaan pekerjaan.
3) Melakukan perubahan kontrak.
4) Menangguhkan pembayaran.
5) Mengenakan denda keterlambatan.
6) Membayar uang muka, hasil pekerjaan, dan uang retensi.
7) Menyerahkan seluruh/sebagian lapangan pekerjaan.
8) Memberikan isntruksi sesuai jadual.
9) Membayar ganti rugi, melindungi dan membela penyedia jasa terhadap tuntutan
hukum, tuntutan lainnya dan tanggungan yang timbul karena kesalahan,
kecerobohan dan pelanggaran kontrak yang dilakukan pengguna jasa.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 10


b. Hak dan kewajiban penyedia jasa
1) Menerima pembayaran uang muka, hasil pekerjaan dan uang retensi.
2) Menerima pembayaran ganti rugi/kommpensasi (bila ada).
3) Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadual pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
4) Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada pengguna jasa.
5) Memberikan peringatan dini dan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan pengguna jasa.
6) Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadual penyerahan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam kontrak.
7) Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di
dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi perusakan dan
pengaruh/gangguan kepada masyarakat maupun miliknya, sebagai akibat polusi,
kebisingan dan kerusakan lain yang disebabkan kegiatan penyedia jasa.

14. LAPORAN HASIL PEKERJAAN


Ketentuan ini mengatur tentang keharusan penyedia jasa membuat laporan
pelaksanaan pekerjaan yang wajib disampaikan kepada direksi teknis.

15. JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Ketentuan ini mengatur mengenai jadual waktu pelaksanaan seperti: pengertian
waktu pelaksanaa kontrak, mulai berlakunya kontrak, mulai pelaksanaan pekerjaan,
pekerjaan dinyatakan selesai, dan penyerahan hasil pekerjaan.

16. WAKIL PENYEDIA JASA


Ketentuan ini mengatur mengenai kewajiban penyedia jasa untuk menunjuk
personil sebagi wakilnya yang bertanggung jawab dan mempunyai wewenang penuh atas
pelaksanaan pekerjaan termadsuk persyaratannya.

17. PENGAWASAN
Ketentuan ini mengatur mengenai hak pengguna jasa melakukan pengawasan atas
pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia jasa dengan menunjuk pihak yang mewakilinya.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 11


18. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Ketentuan ini mengatur mengenai penyelesaian perselisihan atau sengketa antara
para pihak dalam kontrak yakni: cara penyelesaian perselisihan dan pihak yang
menanggung biaya penyelesaian perselisihan.
Penyelesaian perselisihan dapat melalui:
a. Di luar pengadilan, yaitu dengan cara musyawarah, mediasi, konsiliasi atau arbitrase
di Indonesia atau
b. Pengadilan.

19. GAMBAR PELAKSANAAN


Ketentuan ini mengatur mengenai kewajiban penyedia jasa untuk emnyerahkan
gambar pelaksanaan (as-built drawing) kepada direksi pekerjaan yang meliputi: waktu
penyampaian, dan sanksi atas keterlambatan atau kegagalan penyampaian.

1.8 SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK


Syarat-syarat khusus kontark adalah ketentuan-ketentuan yang merupakan perubahan,
penambahan dan/atau penjelasan dari ketentuan-ketentuan yang ada pada syarat-syarat
umum kontrak, sehingga apabila terjadi antara syarat-syarat umum kontrak dengan syarat-
syarat khusus kontrak, maka yang berlaku adalah syarat-syarat khusus kontrak. Walaupun
secara umum syarat-syarat khusus kontrak dapat berisi semua kebutuhan perubahan,
penjelasan, dan atau penambahan, namun secara khusus meliputi:
1. Definisi.
2. Jaminan.
3. Asuransi.
4. Keselamatan Kerja.
5. Pembayaran.
6. Jadual Pelaksanaan.
7. Penggunaan Penyedia Jasa Usaha Kecil Termasuk Koperasi Kecil.
8. Penyelesaian Perselisihan.
9. Penyesuaian Harga.
10. Denda Ganti Rugi.
11. Gambar Pelaksanaan.
12. Kegagalan Bangunan.
13. Kompensasi.
14. Pedoman Pengoperasian Dan Pemeliharaan.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 12


1.9 SPESIFIKASI TEKNIS
1. PENGERTIAN
Spesifikasi adalah suatu uraian atau ketentuan-ketentuan yang disusun secara
lengkap dan jelas mengenai suatu barang, metode atau hasil akhir pekerjaan yang dapat
dibeli, dibangun atau dikembangkan oleh pihak lain sedemikian sehingga dapat
memenuhi keinginan semua pihak yang terkait. Spesifikasi adalah suatu tatanan teknik
yang dapat membantu semua pihak yang terkait dengan proyek untuk sependapat dalam
pemahaman sesuatu hal teknis tertentu yang terjadi dalam suatu pekerjaan. Dengan
demikian Spesifikasi diharapkan dapat :
a. Mengurangi beda pendapat atau pertentangan yang tidak perlu.
b. Mendorong efisiensi penyelenggaraan proyek, tertib proyek dan kerjasama dalam
penyelenggaraan proyek dan Mengurangi kerancuan teknis pelaksanaan pekerjaan.
Spesifikasi, yang semula merupakan bagian dari Dokumen Proyek, setelah kontrak
ditandatangani oleh penyedia jasa dan pengguna jasa, menjadi bagian dari Dokumen
Kontrak. Sebagai bagian dari Dokumen Kontrak, untuk menghindari terjadinya
kesalahpahaman tentang lembar-lembar spesifikasi yang telah menjadi acuan untuk
pelaksanaan di lapangan, baik penyedia jasa (kontraktor) maupun pengguna jasa
(pemilik proyek) perlu memberikan paraf pada setiap halaman spesifikasi.

2. POSISI SPESIFIKASI DALAM DOKUMEN LELANG


Dokumen Proyek adalah dokumen yang berisi pengaturan atau prosedur dan
ketentuan administratif maupun teknis untuk penyelenggaraan suatu proyek fisik, yang
pelaksanaannya akan diserahkan oleh pemilik proyek (pengguna jasa konstruksi) kepada
pihak lain (penyedia jasa konstruksi) melalui proses pengadaan. Jika proses pengadaan
yang dipilih adalah pelelangan, biasanya Dokumen Proyek itu disebut Dokumen Lelang,
dibedakan atas Dokumen Lelang LCB (Local Competitive Bidding) dan Dokumen lelang
ICB (International Competitive Biding) Dokumen Lelang LCB terdiri atas dokumen-
dokumen sebagai berikut :
a. Pengumuman / Undangan Lelang.
b. Instruksi Umum kepada Peserta Lelang.
c. Instruksi Khusus kepada Peserta Lelang.
d. Syarat-syarat Umum Kontrak.
e. Syarat-syarat Khusus Kontrak.
f. Daftar Kuantitas dan Harga.
g. Spesifikasi.
h. Gambar-gambar.
i. Bentuk-bentuk Jaminan Penawaran / Pelaksanaan / Uang Muka.
j. Adendum (jika ada).

DOKUMEN KONTRAK Halaman 13


1.10 TAHAP PRA KONTRAK
1. PEMILIK PROYEK
a. Diwakili oleh Pinpro/Pinbagpro dan Panitia Pengadaan
b. Pinpro/Pinbagpro membentuk Panitia Pengadaan yang ditugasi untuk
menyelenggarakan proses pengadaan dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku, menyangkut pada 2 aspek yaitu aspek
administratif dan aspek teknis.
c. Aspek teknis yang harus dipedomani oleh Panitia Pengadaan di dalam
menyelenggarakan proses pengadaan adalah Spesifikasi yang telah ditentukan oleh
Pemilik Proyek, jadi Panitia Pengadaan tidak perlu membuat ketentuan-ketentuan
teknik lagi.

2. KONTRAKTOR
a. Kontraktor perlu mempelajari secara cermat isi Spesifikasi sebagai bahan
pertimbangan dalam menyiapkan penawaran dalam keikutsertaannya dalam proses
pengadaan.
b. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya persepsi yang salah terhadap isi
Spesifikasi, kontraktor perlu memanfaatkan tahap aanwijzing dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Spesifikasi, agar didalam menyiapkan
penawaran dapat diperoleh besarnya penawaran yang realistis, masih memberikan
harapan keuntungan yang wajar apabila proyek dilaksanakan dengan prinsip tepat
mutu, tepat waktu dan tepat biaya.

3. KONSULTAN
a. Spesifikasi standar yang telah ada biasanya disebut Spesifikasi Umum. Pada tahap
pra kontrak konsultan perlu melakukan review terhadap Spesifikasi Umum
disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan, berkaitan dengan aspek
penyempurnaan perencanaan teknis yang berakibat terhadap kemungkinan
penambahan atau pengurangan item pekerjaan.
b. Review tersebut di atas bisa berakibat perlu adanya tambahan item pekerjaan
maupun pengurangan item pekerjaan.
c. Jika di dalam Spesifikasi Umum belum terdapat item pekerjaan sebagaimana
dihasilkan oleh review dimaksud, maka konsultan tidak perlu mengubah Spesifikasi
Umum yang ada akan tetapi harus menyiapkan Spesifikasi Khusus sebagai tambahan
terhadap Spesifikasi Umum.
d. Spesifikasi Umum dan Spesifiksi Khusus tersebut kemudian disebut sebagai
Spesifikasi.
e. Membantu Panitia Pengadaan dalam menjelaskan isi Spesifikasi selama proses.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 14


1.11 TAHAP PELAKSANAAN KONTRAK
1. PEMILIK PROYEK
a. Tanggung jawab teknis penyelenggaraan proyek agar sesuai dengan Spesifikasi ada
pada Pinpro/Pinbagpro yang diperankan sebagai Wakil Pemilik Proyek.
b. Spesifikasi (Multi Step and Method Specification) dijadikan acuan oleh Wakil
Pemilik Proyek untuk mengendalikan pelaksanaan proyek agar sesuai dengan
Spesifikasi yang mengatur ketentuan tentang semua langkah, material yang harus
digunakan dan metode kerja, serta hasil kerja yang diharapkan.

2. KONTRAKTOR
a. Spesifikasi (Multi Step and Method Specification) harus dijadikan acuan oleh
kontraktor dalam melaksanakan proyek, agar di dalam melaksanakan seluruh pay
item pekerjaan kontraktor dapat mengikuti ketentuan tentang semua langkah,
material yang harus digunakan dan metode kerja, serta hasil kerja yang diharapkan.
b. Jika kontraktor melaksanakan item pekerjaan yang menyimpang dari ketentuan yang
telah diatur di dalam spesifikasi, maka kontraktor harus siap menerima kemungkinan
hasil pekerjaannya ditolak oleh PemilikProyek.

3. KONSULTAN
a. Spesifikasi Multi Step and Method Specification) harus dijadikan acuan oleh
konsultan untuk melakukan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan seluruh item
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor, mencakup :
1) Pengawasan mutu hasil pekerjaan.
2) Pengendalian kuantitas pekerjaan
3) Pengawaan metode pelaksanaan konstruksi.
b. Pengawasan dengan berbekal Spesifikasi tersebut dilakukan oleh konsultan di dalam
menjalankan fungsinya sebagai Engineer's Representative.

1.12 GAMBAR-GAMBAR KERJA


Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus disusun secara terinci, lengkap dan
jelas, dan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan harus jelas. Gambar
tidak mengarah lepada merek/produk tertentu kecuali untuk suku cadang/componen produk
tertentu serta tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri dan
semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional.
1. GAMBAR RENCANA (DESIGN DRAWING)
Gambar rencana merupakan gambar yang disediakan pengguna jasa dan termuat
dalam dokumen pelelangan. Gambar ini disiapkan oleh perencana teknis yang
bertanggung jawab atas hasil perencanaannya dan akan digunakan sebagai acuan dalam

DOKUMEN KONTRAK Halaman 15


menyiapkan penawaran oleh peserta lelang dan akan digunakan sebagai acuan
pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor.

2. GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)


Gambar kerja dibuat oleh kontraktor berdasarkan gambar rencana dan merupakan
penjabaran dari gambar rencana serta merupakan acuan detil untuk pelaksanaan di
lapangan. Gambar verja harus disetujui oleh dierksi pekerjaan/direksi teknis. Namur
persetujuan direksi pekerjaan/direksi teknis tidak melepaskan tanggung jawab kontraktor
atas kesalahan yang terjadi

4. GAMBAR TERLAKSANA (AS BUILT DRAWING)


Gambar terlaksana merupakan gambar pelaksanaan yang menunjukkan hasil
pelaksanaan atas gambar kerja yang harus disiapkan oleh kontraktor dan wajib
diserahkan lepada pengguna jasa pada serah terima akhir pekerjaan. Keterlambatan atau
kegagalan penyerahan gambar terbangun ini lepada penggune jasa dapat berakibat
ditahannya atau diperhitungkannya pembayaran lepada kontraktor.

DOKUMEN KONTRAK Halaman 16

Anda mungkin juga menyukai