Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH LATIHAN NAFAS DALAM TERHADAP KEMAMPUAN

RETRAKSI DADA PADA PASIEN PENYAKIT ASMA DI RUMAH SAKIT


PARU JEMBER

Oleh:
Riska Yuni Wulandari1), Luh Titi Handayani2), M. Shodikin3)
1) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember
2,3) Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember

Email: riskayuni8695@gmail.com

Jl. Karimata 49 Jember Telp : (0331) 332240 Fax : (0331) 337957

ABSTRAK
Latihan pernafasan adalah latihan pernapasan dengan tehnik bernapas secara
perlahan dan dalam, menggunakan otot diafragma, sehingga memungkinkan
abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh. Latihan nafas
diketahui memiliki pengaruh dengan kemampuan retraksi dada. Penelitian ini
menggunakan desain one group pretest posttest design sesuai tujuan yang hendak
dicapai yaitu ingin mengetahui pengaruh latihan nafas dalam terhadap
kemampuan retraksi dada pada penderita asma. Populasi penelitian ini terdiri dari
55 penderita penyakit asma yang diambil dengan menggunakan teknik quota
sampling. Teknik pengambilan data menggunakan alat ukur Respirometer Tri Ball
(Insentif Spirometer), lembar observasi dan lembar check list. Hasil analisis post
didapatkan bahwa 5 responden (16,6%) normal, sisanya retraksi dada ringan
sebanyak 21 responden (70%), sedangkan 1 respon dengan retraksi sedang
(3,3%), sisanya retraksi dada berat sebanyak 3 responden (3%). Hasil uji wilcoxon
menunjukkan bahwa dari 30 responden diperoleh hasil p value 0,000 < 0,05.
Dengan demikian penelitian ini diterima yang berarti ada Pengaruh Latihan Nafas
dalam Terhadap Kemampuan Retraksi Dada pada pasien Asma di Rumah Sakit
Balung Jember. Rekomendasi bagi penderita asma untuk melakukan latihan nafas
dalam secara teratur guna mencegah terjadinya serangan asma dan rutin menjalani
pemeriksaan guna mendeteksi lebih dini apabila akan terjadi serangan asma
selanjutnya.

Kata kunci : latihan nafas, retraksi dada, asma


Daftar Pustaka : 30 (2008-2017)

1
2

Abstract

Breathing exercises are breathing exercises with slow and deep breathing
techniques, using diaphragm muscles, allowing the abdomen to lift slowly and
full-blown chest. Breathing exercises are known to have an effect with the ability
of chest retraction. This study uses the design of one group pretest posttest design
according to the goal to be achieved is to know the effect of deep breathing
exercises on the ability of chest retraction in asthmatics. The population of this
study consisted of 55 patients with asthma disease taken using quota sampling
technique. The data retrieval technique is using Tri Ball Respirometer (Incentive
Spirometer), observation sheet and check list sheet. The result of post analysis
showed that 5 respondents (16,6%) were normal, the rest of them were 21
respondents (70%), 1 respondent with moderate retraction (3.3%), the rest of the
chest retraction was 3 respondents (3% ). Wilcoxon test results showed that from
30 respondents obtained p value 0.000 <0.05. Thus this research is accepted
which means there is Effect of Breath Exercise in Against Chest Retention Ability
in Asthma patient at Balung Jember Hospital. Recommendations for asthma
sufferers to do regular breathing exercises to prevent the occurrence of asthma
attacks and routine to undergo examination to detect early if there will be further
asthma attacks

Keywords : breathing exercises, chest retraction, asthma


Bibliography : 30 (2008-2017)
3

PENDAHULUAN pada tahun 2014 jumlah penderita


Asma adalah penyakit gangguan bertambah sebanyak 2.363 orang dan
inflamasi kronis saluran pernafasan pada tahun 2015 jumlah anak yang
yang dihubungkan dengan menderita asma terus mengalami
hiperesponsif, keterbatasan aliran peningkatan sebanyak 4.425 orang
udara yang reversible dan gejala dan beberapa penderita asma berada
pernafasan yang meliputi bunyi nafas di Rumah Sakit Balung (Dinas
wheezing, dispnoe, batuk, dada Kesehatan Jember, 2017).
merasa sesak, tachypnoe dan Latihan nafas dalam adalah
tachycardia. Istilah asma berasal dari suatu tindakan untuk melatih organ
kata yunani yang artinya terengah- di dalam tubuh agar mendapatkan
engah dan bearti serangan nafas hasil yang optimal dengan cara
pendek, yang melanjutkan respon mengolah nafas dan fisik secara
abnormal saluran nafas terhadap teratur. Biasanya klien yang
berbagai rangsangan yang menderita asma berkonsentrasi
menyebabkan penyempitan jalan penuh dalam upaya melakukan
nafas yang meluas, yang disebabkan inspirasi terkontrol dalam
oleh bronkospasme, dan hipersekresi pengembangan diafragma. Dalam
mukus yang kental bersifat kambuh, upaya melenturkan, memperkuat otot
berulang dan reversible (Price & pernafasan, meningkatkan sirkulasi
Wilson, 2005). dan mempertahankan asma yang
Penderita asma di Jawa Timur terkontrol atau merileksasikan otot-
pada tahun 2015 berjumlah 113.028 otot pernafasan selain menggunakan
kasus (Kemenkes RI, 2016). Hasil tehnik medikamentosa yaitu dengan
studi pendahuluan yang peneliti merubah pola hidup, karena terlalu
lakukan pada tanggal 8 November sering mengkonsumsi obat-obatan
2017 di Dinas Kesehatan Kabupaten asma dalam jangka panjang dapat
Jember dengan melihat data dari menimbulkan efek samping. Pola
seluruh puskesmas di Jember untuk hidup antara ain dengan Latihan
angka kejadian asma pada tahun nafas dalam (Price& Wilson, 2010).
2013 terdapat total penderita asma Hasil studi pendahuluan pada
sebanyak 2.112 penderita, sedangkan tanggal 1 Februari 2018 di Rumah
4

Sakit Balung diperoleh data Populasi Penelitian


penderita asma yaitu pada bulan Populasi dalam penelitian
Oktober sampai dengan Desember sejumlah 55 penderita penyakit asma
tahun 2017 jumlah pasien asma di Rumah Sakit Paru Jember.
sebanyak laki - laki 30 dan
Sampel Penelitian
perempuan sebanyak 25 (SIMRS
Sampel penelitian ini sejumlah
Rumah Sakit Balung, 2018) serta
30 orang.
wawancara dengan perawat RS
Balung tidak pernah melakukan
Teknik Sampling
aktifitas seperti olahraga ataupun
Teknik sampling yang
hanya sekedar latihan nafas. Hal ini
digunakan dalam penelitian ini
sesuai pernyataan dari salah satu
adalah quota sampling
pasien di Rumah Sakit mengaku
lebih sering mengurangi aktifitas
Pengumpulan Data
dibandingkan melakukan latihan
Pada penelitian ini instrumen
nafas ataupun olahraga setiap hari,
yang digunakan adalah alat ukur
hal ini merupakan hal yang umum
Respirometer Tri Ball (Insentif
untuk penderita dikarenakan
Spirometer), lembar observasi dan
penderita pada umumnya tidak ingin
lembar check list
mengalami serangan asma karena
kecapekan. Analisa Data
1. Analisa Univariate
MATERIAL DAN METODE
Hasil penelitian analisis univariat
Desain Penelitian
merangkum data umum responden
Penelitian ini menggunakan
antara lain umur, pendidikan,
desain penelitian experiment dengan
jenis kelamin dan pekerjaan
rancang bangun one group pretest
2. Analisa Bivariat
posttest design.
Hasil uji wilcoxon diperoleh hasil
p value 0,000 < 0,05dengan
Waktu dan Tempat Penelitian
demikian H1 diterima yang berarti
Penelitian ini dilakukan pada
ada Pengaruh Latihan Nafas
bulan 20 Maret – 21 Mei 2018 di
Rumah Sakit Balung Jember
5

dalam Terhadap Kemampuan Berdasarkan tabel diatas dapat


Retraksi Dada pada pasien Asma diketahui bahwa mayoritas tingkat
pendidikan responden SMA
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak 24 responden (80%)
Hasil penelitian mengenai
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi
pengaruh latihan pernafasan latihan
jenis kelamin pada pasien penyakit
nafas dalam terhadap kemampuan
asma di Rumah Sakit Balung ( n= 30
retraksi dada di Rumah Sakit Balung
responden).
yang dapat diketahui hasilnya dari Jenis Jumlah Persentase
Respirometer Tri Ball dan lembar Kelamin (%)
Laki-laki 12 40
observasi sebelum dan sesudah Perempuan 18 60
Total 30 100
latihan nafas dalam yang telah
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilakukan.
menunjukkan bahwa keseluruhan
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi
jenis kelamin perempuan dengan
Umur pada pasien penyakit asma di
jumlah 18 responden (60%).
Rumah Sakit Balung ( n= 30
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi
responden).
pekerjaan pada pasien asma di
Umur Jumlah Persentase
(Orang) Rumah Sakit Balung ( n= 30
21-30 Tahun 33 21,9%
31-40 Tahun 46 30,5% responden).
41-50 Tahun 54 35,8% Pekerjaan Jumlah Persentase
>50 Tahun 18 11,9% (%)
Total 151 100% Tidak 20 66,7
Berdasarkan tabel diatas dapat bekerja
Buruh 5 16,67
diketahui bahwa sebagian besar usia (petani)
responden 21 – 30 tahun sebanyak 13 PNS 5 16,67
Berdasarkan tabel distribusi
responden (43,3 %).
diatas menunjukkan bahwa pekerjaan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi
responden yang paling banyak
Tingkat Pendidikan pada pasien
merupakan tidak bekerja sebanyak
penyakit asma di Rumah Sakit
20 orang (66,7%).
Balung ( n= 30 responden).
Tabel 5.5 Distribusi Tabel
Tingkat Jumlah Persentase
Pendidikan (%) Frekuensi Kemampuan Retraksi
SD 2 6,7
SMP 4 13,3 Dada (Pretest) pada pasien penyakit
SMA 24 80
Total 30 100 Asma
6

Retraksi Jumlah Presentase (%) Terhadap Kemampuan Retraksi


Normal 0 0
Retraksi Ringan 7 23,3 Dada pada pasien Asma di Rumah
Retraksi Sedang 19 63,3
Retraksi Berat 4 13,3
Sakit Balung Jember.
Total 30 100
Dari tabel diatas kemampuan
PEMBAHASAN
retraksi dada pada penderita asma di
1. Kemampuan Retraksi Dada
Rumah Sakit Balung sebelum
Penderita Penyakit Asma
diberikan latihan nafas dalam
Sebelum Dilakukan Latihan
menunjukkan bahwa 19 orang
Nafas Dalam
memiliki retraksi sedang (63,3%).
Selain disebabkan oleh penyakit
Tabel 5.6 Distribusi Tabel
asma itu sendiri adapun beberapa
Frekuensi Kemampuan Retraksi
faktor yang dapat semakin
Dada (Posttest) pada pasien penyakit
memperberat pengurangan
Asma
kemampuan retraksi dada yaitu
Retraksi Jumlah Presentase (%)
Normal 5 16,6 ialah faktor usia pada penelitian
Retraksi Ringan 21 70
Retraksi Sedang 1 3,3 ini sebagian besar usia responden
Retraksi Berat 3 9,9
21 – 30 tahun sebanyak 13
Total 30 100
responden (43,3 %). Menurut
Dari tabel diatas kem
Tabel 5.7 Distribusi Tabel Uji peneliti semakin bertambahnya
Beda Latihan Nafas terhadap usia seseorang maka fungsi dari
Kemampuan Retraksi Dada pada organ juga akan semakin menurun
pasien penyakit Asma termasuk juga organ sistem

Kemp. Jml Mean


Std.
Min Max pernafasan
Pvalue sehingga akan
Dvtn
Pre 30 58,10 8,592 46% 76% menyebabkan terjadinya
Retraksi 0,000
Post 30 71,60 6,295 60% 84%
gangguan pada proses bernafas
dan meyebabkan kemampuan
Berdasarkan tabel diatas hasil
retraksi dadan berkurang.
pretest dan posttest setelah di uji
Faktor lain yang mempengaruhi
dengan uji wilcoxon menunjukkan
retraksi dada ialah jenis kelamin.
bahwa dari 30 responden diperoleh
Pada penelitian sebagian besar
hasil p value 0,000 < 0,05. Dengan
responden ialah berjenis kelamin
demikian H1 diterima yang berarti
perempuan 18 orang (60%).
ada Pengaruh Latihan Nafas dalam
7

Menurut peneliti kemampuan yang menyatakan bahwa semakin


retraksi dada perempuan lebih lama orang bekerja maka semakin
rendah dari pada laki-laki besar pula resiko terkena penyakit
dikarenakan kapasitas vital paru- akibat kerja. Pada pekerja dengan
paru perempuan jauh lebih kecil lingkungan berdebu, semakin
dari pada laki-laki. Menurut Febri lama orang bekerja maka semakin
(2014) Jenis kelamin mempunyai banyak pula debu yang dapat
kapasitas paru yang berbeda. mengendap di paru karena secara
Volum dan kapasitas paru pada teoritis diketahui bahwa efek
wanita kira-kira 20 % sampai 25% paparan debu tergantung pada
lebih kecil daripada pria. dosis atau konsentrasi, tempat dan
Kapasitas paru pada pria lebih waktu paparan.
besar yaitu 4,6 L dibanding pada 2. Kemampuan Retraksi Dada
wanita yaitu 3,1 L. Penderita Penyakit Asma
Selain itu faktor penyebab lainnya Sebelum Dilakukan Latihan
ialah jenis pekerjaan pada Nafas Dalam
penelitian ini responden ada yang Berdasarkan hasil penelitian
berkerja sebagai buruh tani. yang telah dilakukan pada
Menurut peneliti perkerjaan seluruh sampel penelitian yang
seseorang dapat mempengaruhi berjumlah 30 penderita asma,
kemampuan retraksi dada seperti yang terdapat pada tabel
seseorang dikarenakan orang yang 5.6 dapat diketahui bahwa
berkerja terutama buruh tani akan retraksi dada normal 5 orang
sering terpapar alergen seperti (16,6%), retraksi dada ringan 21
debu dan lain sebagainya orang (70%), retraksi dada
sehingga akan membuat sedang 1 orang (3,3%) dan
terganggunya pernafasan retraksi dada berat 3 orang
seseorang dan tentunya hal (9,9%). Latihan nafas dalam
tersebut dapat mempengaruhi adalah latihan pernapasan
kemampuan retraksi dada. Hal ini dengan tehnik bernapas secara
sesuai dengan teori Kusnoputranto perlahan dan dalam,
(1991 dalam Saptaputra, 2016) menggunakan otot diafragma,
8

sehingga memungkinkan 3. Pengaruh Latihan Pernafasan


abdomen terangkat perlahan dan latihan Nafas Dalam Terhadap
dada mengembang penuh(Defi Kemampuan Retraksi Dada
et al, 2014). Penderita asma Pada Penderita Asma
memiliki pola pernapasan yang Berdasarkan tabel 5.7 diatas
salah dan cenderung dengan uji statisitik wilcoxon
menggunakan pernapasan dada diperoleh hasil yaitu p value
atas dan mengempiskan perut 0,000 < 0,05. Dengan demikian
saat inspirasi (Herman, 2007 H1 diterima yang berarti ada
dalam Walburga, 2014). Deep Pengaruh Latihan Nafas dalam
breathing exercise atau latihan Terhadap Kemampuan Retraksi
nafas dalam dilakukan untuk Dada pada pasien Asma di
menghasilkan tekana lebih Rumah Sakit Balung Jember.
rendah pada intrathorak, Data mengenai hasil observasi
sehingga udara akan mengalir kemampuan retraksi dada
dari tekanan atmosfir yang lebih sebelum dan sesudah dilakukan
tinggi masuk kedalam paru-paru latihan nafas dalam
yang memiliki tekanan yang menunjukkan perbedaan yaitu
rendah sebagai proses sebagian besar responden
pertukaran gas dan ventilasi mengalami retraksi dada ringan.
(Walburga, 2014). Selain itu Hal ini memastikan bahwa ada
inspirasi yang panjang, dalam, Pengaruh Latihan Pernafasan
dan perlahan. Akan Latihan Nafas Dalam Terhadap
menyebabkan peningkatan Kemampuan Retraksi Dada Pada
kemampuan inspirasi maksimal Pasien Asma Di Rumah Sakit
sehingga pada saat inspirasi Balung Jember. Penelitian ini
penderita dipaksa untuk juga di perkuat oleh teori yang
meningkatkan kekuatan otot menyatakan Latihan nafas dalam
inspirasi secara maksimal. Pada adalah salah satu teknik dengan
keadaan tersebut akan tercapai cara melakukan nafas dalam,
volume inspirasi maksimal. lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana
9

menghembuskan nafas secara yang sama hasilnya akan lebih baik


perlahan, dengan melibatkan dan lebih konsisten.
gerakan sadar abdomen bagian
bawah/daerah perut. Teknik SIMPULAN DAN SARAN
relaksasi napas dalam berfokus A. Simpulan
pada peregangan bagian perut Berdasarkan hasil penelitan yang
ketika menghirup napas, pasien telah dilakukan dapat ditarik
diharuskan untuk memfokuskan kesimpulan sebagai berikut:
kembali perhatian pada 1. Kemampuan retraksi dada
pernapasan. Pada fase ini daerah sebelum dilakukan latihan
dada dan perut dalam keadaan nafas dalam pada penderita
rileks, membuat efek yang asma di Rumah Sakit Balung
menenangkan pada seluruh didapatkan hasil retraksi dada
tubuh (National Safety council, ringan 7 orang (23,3%),
2012 dalam Wulandari et al, retraksi dada sedang 19 orang
2015). (63,3%), dan retraksi dada
berat 4 orang (13,3%) dan
Keterbatasan Penelitian tidak ada yang responden yang
Alat ukur yang digunakan pada memiliki retraksi dada nomal.
penelitian ini adalah Respirometer 2. Kemampuan retraksi dada
Tri Ball (Insentif Spirometer). Uji setelah dilakukan latihan nafas
reliabilitas alat ukur pada penelitian dalam pada penderita asma di
ini seharusnya melakukan uji Rumah Sakit Balung
kalibrasi pada Respirometer Tri Ball didapatkan hasil retraksi dada
(Insentif Spirometer) tetapi tidak normal 5 orang (16,6%),
dilakukan. Jika uji kalibrasi retraksi dada ringan 21 orang
dilakukan maka pengukuran dan (70%), retraksi dada sedang 1
pengamatan dengan Respirometer orang (3,3%) dan retraksi dada
Tri Ball (Insentif Spirometer) berat 3 orang (9,9%).
meskipun telah mengukur atau 3. Ada pengaruh latihan
mengamati berkali-kali dalam waktu pernafasan latihan nafas dalam
yang berbeda menggunakan alat terhadap kemampuan rertraksi
10

dada pada penderita asma di salah satu pilihan terapi non


Rumah Sakit Balung. farmakologis untuk dapat
mengembalikan retraksi dada
B. Saran normal pada penderita asma.
Hasil penelitian yang telah 4. Bagi peneliti selanjutnya
dilakukan, disarankan kepada : Bagi peneliti selanjutnya
1. Bagi Penderita Asma disarankan untuk menambah
Diharapkan penderita asma sampel penelitian, menambah
dapat lebih menjaga frekuensi latihan nafas dalam
kesehatannya lebih baik lagi dan melihat pengaruh jangka
yaitu mulai dari gaya hidupnya panjang latihan nafas dalam
seperti perilaku olahraga,
perilaku merokok, pola makan DAFTAR PUSTAKA
serta stress yang dirasakannya
Defi et al. 2014. Efektivitas Latihan
serta menghindari faktor Incentive Spirometry Dengan
Latihan Pernapasan Diafragma
alergen seperti debu yang
Terhadap Fungsi Paru,
dimana itu semua yang Kapasitas Fungsional, Dan
Kualitas Hidup Penderita Asma
menyebkan terjadinya asma.
Bronkial Alergi. Jurnal Mkb,
2. Bagi Petugas Kesehatan Volume 46 No. 1, Maret 2014.
Departemen Ilmu Kedokteran
Diharapkan hasil dari
Fisik Dan Rehabilitasi Fakultas
penelitian ini dapat Kedokteran Universitas
Padjadjaran Rumah Sakit Dr.
memberikan sumbangan
Hasan Sadikin Bandung.
informasi yang berarti bagi
Febri, Raveri Nugraha. 2014. Tingkat
petugas kesehatan mengenai
Kapasitas Vital Paru Mahasiswa
latihan nafas dalam mulai dari Yang Mengikuti Ekstrakulikuler
Olahraga Di Smp Negeri 1
pengertian, manfaat, serta
Prambanan Tahun Ajaran
SOP latihan nafas dalam. 2012/2013. Skripsi: Universitas
Negeri Yogyakarta
3. Bagi Institusi
Diharapkan pihak rumah sakit Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia No
dapat mengambil sisi positif
1023/Menkes/SK/XI/2014
dari penelitian ini yaitu latihan tentang Pedoman Pengendalian
Penyakit Asma. (2014). Jakarta
nafas dalam dapat dijadikan
11

Price, S & Wilson, L. 2010.


Patofisiologi: Konsep Klinis
ProsesProses Penyakit. Edisi 6.
Jakarta: EGC

Price, S.A& Wilson, L.M.G. (2005).


Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Edisi 5
Volume 2. Jakarta: EGC

Saptaputra et al. 2016. Hubungan


Masa Kerja, Penggunaan
Masker, Dan Kebiasaan
Merokok Dengan Kapasitas
Vital Paru (Kvp) Pada Polisi
Lalu Lintas Di Kota Kendari.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Halu Oleo.

Walburga. Vincentia. 2014.


Pengaruh Deep Breathing
Exercise Terhadap Nilai Arus
Puncak Ekspirasi Pada
Penderita Asma Bronkhial.
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Surakarta

Wulandari et al. 2015. Perbedaan


Efektifitas Posisi Semi Fowler
Dan Latihan Deep Breathing
Terhadap Penurunan Sesak
Napas Pasien Asma Di Rsud
Tugurejo Semarang. Stikes
Telogorejo Semarang.

Anda mungkin juga menyukai