Oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah tentang “GENERALISASI DAN KONSEP SEJARAH” ini sesuai
dengan harapan. Ucapkan terimakasih kasih kami sampaikan kepada Bapak Bayu
Kurniawan selaku dosen Pengantar Ilmu Sejarah Universitas Negeri Malang yang
telah membimbing penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR ……………………………………………………......... i
DAFTAR ISI ……………………….………………………………………...... ii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
1. Generalisasi Konseptual
Generalisasi konseptual merupakan generalisasi sebuah konsep
yang merupakan gambaran dari sebuah fakta. Jadi disini sejarah
memberikan konsep yang secara umum dikenal dan di ingat masyarakat
dengan mudah yang di dalamnya merupakan gambaran akan suatu persitiwa
nyata yang pernah terjadi.
2. Generalisasi Personal
Generalisasi Personal merupakan generalisasi yang di dalamnya
merupakan cara berpikir yang menyamakan bagian dengan keseluruhan
atau pars pro toto. Artinya dalam generalisasi ini menonjolkan dari suatu
peristiwa atau kejadian seperti pemimpin, pencetus, atau pencetak suatu
kejadian yang merupakan bagian dari organisasi, peristiwa, kejadian,dan
lainnya. Secara umum orang akan mengenal tokoh atau pemimpin suatu
peristiwa akan identik dengan peristiwa yang terjadi. Misalkan saya jika kita
mengingat akan emansipasi wanita pasti kita akan menyebut R.A Kartini,
ketika kita mendengar peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia maka
juga akan mengingat Soekarno-Hatta, Orde Baru dengan Sorharto, dan
masih banyak yang lainnya.
3. Generalisasi Tematik
Generalisasi tematik merupakan generalisasi yang merupakan
keidentikan antara tema dengan topik yang dibahas, atau kesamaan antara
judul dengan topik yang dibahas, intinya judul merupakan gambaran atau
cerminan dari sebuah topik.
4. Generalisasi Spatial
Generalisasi spatial merupak generalisasi tentang suatu tempat.
Tempat-tempat yang saling berdekatan yang dihubungkan oleh sungai, laut,
dan lembah dapat menjadi suatu geografis tertentu. Misalnya saja Asia
Tenggara maka kita akan mengetahui bahwa diantaranya merupakan
Negara- Negara anggota ASEAN, dan lain-kain
5. Generalisasi Periodik
Generalisasi Periodik merupakan generalisasi mengenai waktu atau
pembabakan waktu (periodesasi) yang didalamnya akan menjelaskan suatu
peristiwa atau gambaran kejadian dimasa itu.
6. Generalisasi sosial
Bila kita melukiskan suatu kelompok sosial dalam pikiran kita sudah
timbul generalisasi. Contohnya pemakaian kata petani. Dalam bahasa
Inggris ada perbedaan antara peasant dengan farmer. Peasant biasa
diterjemahkan dengan petani, sedangkan farmer dapat diterjemahkan
dengan pengusaha-tani. Sedangkan petani di Indonesia pada abad ke-19,
yaitu di dua kerajaan Jawa, Surakarta dan Yogyakarta tidak dapat
dibayangkan tanpa masyarakat bangsawan dan budaya keraton yang
didukungnya. Generalisasi itu kita perlukan asal diikuti dengan spesifikasi.
Sejarah adalah ilmu yang sekaligus melakukan generalisasi dan spesifikasi.
Duharapkan tulisan sejarawan akan berimbang.
7. Generalisasi kausal
Generalisasi tentang sebab musabab kesinambungan, perkembngan,
pengulangan, dan perubahan sejarah. Contohnya pada tingkat imdividual.
Adanya sebab – sebab orang berubah, hal ini tidak lepas dari generalisasi
kausal yaitu keluarga, desa, satuan di atas desa, negara, masyarakat, budaya
dan sejarah. Bila orang memastikan hanya satu saja yang menyebabkan, itu
disebut determinisme. Determinisme bersifat filisofis ada dua, yaitu :
a. Idealisme, yang menggerakkan sejarah ialah ide
b. Materialisme, yang menggerakkan sejarah ialah materi
Namun, yang terlupakan oleh determinisme ialah faktor manusia.
Generalisasi sejarah selalu bersifat aposteriori, yaitu sesudah pengamatan.
8. Generalisasi kultural
Merupakan kesimpulan umum yang dihasilkan berdasarkan kultural
masyarakat. Para pelaku sejarah sendiri kadang-kadang melakukan
generalisasi kultural. Kita juga dapat melakukan penelitian sejarah berdasar
atas generalisasi kultural “daerah hukum adat” yang dibuat oleh Van
Vollenhoven dan Ter Haar.
9. Generalisasi sistematik
Adanya kesimpulan umum mengenai suatu sistem dalam sejarah.
Contohnya dalam sejarah ekonomi, hubungan antara Afrika, Amerika, dan
Eropa sebelum Perang Saudara dapat digambarkan sebagai sebuah system.
Afrika mengirim tenaga (budak) ke Amerika, Amerika mengirim bahan
mentah (kapas) ke Eropa dan Eropa (Inggris) mengirim barang jadi (tekstil)
ke Afrika.
10. Generalisasi structural
Kesimpulan umum yang dihasilkan berdasarkan pembelajaran atau
penelitian terhadap susunan atau struktur dari makhluk hidup maupun benda
mati. Misalnya, generalisasi struktural tentang orang Indonesia yang dibuat
oleh orang asing. Prediksi-prediksi atau dugaan yang muncul di dalam
masyarakat disebabkan oleh structure of events, susunan peristiwa, sudah
diketahui. Contohnya banyak orang bisa menduga apa yang akan
dikerjakan Amerika di Irak dan di Haiti pada 1994.
3.2 Tujuan Generalisasi
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
1. Menurut Kuntowijoyo dalam bukunya yaitu Pengantar Ilmu Sejarah
(1995:118), generalisasi terbagi menjadi sepuluh macam yaitu: generalisasi
konseptual, generalisasi personal, generalisasi tematik, generalisasi spatial,
generalisasi periodik, generalisasi sosial, generalisasi kausal, generalisasi
kultural, generalisasi sistematik, dan generalisasi struktural
4.2 Saran
Hamid, Rahman ABD dan Madjid Shaleh Muhammad, Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Ombak, 2011