Anda di halaman 1dari 15

GENERALISASI DAN KONSEP SEJARAH

GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PENGANTAR ILMU SEJARAH

Oleh:

1. Dodik Tri Priyatno (170741638556)


2. Haris Tri Lazuardi (170741638513)
3. Ismawati (170741638518)
4. Nilda Oktaviandari (170741638528)
5. Rizqyatul Fitriyah (170741638522)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
September 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah tentang “GENERALISASI DAN KONSEP SEJARAH” ini sesuai
dengan harapan. Ucapkan terimakasih kasih kami sampaikan kepada Bapak Bayu
Kurniawan selaku dosen Pengantar Ilmu Sejarah Universitas Negeri Malang yang
telah membimbing penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.

Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan mengenai Generalisasi dan Konsep Sejarah. Penyusun juga
menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan . Oleh
sebab itu, penyusun mengharapkan saran, kritik dan usulan yang dapat dijadikan
masukan dalam perbaikan makalah di masa yang akan datang. Semoga dengan
adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi semua kalangan
utamanya civitas akademi. Sebagai manusia, kami menyadari betul bahwa makalah
ini jauh dari kata semuprna, maka kami memohon maaf bila ada kekeliruan dan
kesalahan baik dalam penulisan maupun isinya serta tak lupa kami ucapkan
terimakasih.

Malang, September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR ……………………………………………………......... i
DAFTAR ISI ……………………….………………………………………...... ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………... 1


1.1 Latar Belakang ………………………………...…………............... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………............ 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………...…........ 2

BAB II TINJAUAN TEORI …………...……………………………………… 3


2.1 Pengertian Generalisasi………………… ………..……………… 3

BAB III PEMBAHASAN …………………...…………………………….….. 4


3.1 Macam-macam Generalisasi ...…………..………..……….......... 4
3.2 Tujan Generalisasi ……...………………………..…………….... 6

BAB III PENUTUP ……………………………………………………….….. 8


4.1 Kesimpulan ...……………………………………..……….......... 8
4.2 Saran ……………………………………………..…………….... 8

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kesimpulan adalah hal terpenting dalam segala hal terutama dalam
ilmu pengetahuan. Tanpa kesimpulan sebuah hal tidak akan atau mungkin
sulit diketahui makna, intisari, dan gambaran singkatnya. Kesimpulan akan
memudahkan kita untuk memahami suatu hal yang kita pikirkan. Dan
sejarah adalah salah satu ilmu pengetahuan.
Dalam sejarah, kegiatan penyimpulan sering disebut sebagai
generalisasi. Sejarah merupakan rangkaian peristiwa yang relatif panjang.
Di dalam sejarah ada hal-hal yang bersifat umum dan ada yang bersifat
khusus. Dari dua hal tersebut, harus disatukan untuk saling menjelaskan
suatu peristiwa. Dan pada akhirnya peristiwa itu harus disimpulkan untuk
mengetahui maknanya secara ringkas namun mendalam.
Membuat kesimpulan bukanlah suatu hal yang mudah. Terlebih lagi
dalam sejarah. Kita harus mengetahui peristiwa itu secara mendalam
melalui metode-metode tertentu. Hal ini agar dalam kegiatan penyimpulan
atau generalisasi, point-point penting dalam sebuah peristiwa tidak
terlewati, dari alasan diatas dan karena tugas yang di berikan oleh dosen
maka kami akan membahas generalisasi dan konsep sejarah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka didapatkan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Jelaskan macam-macam generalisasi ?
2. Deskripsikan tujuan generalisasi !.

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketetahui tujuan


pembuatan makalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui macam-macam generalisasi
2. Untuk dapat mendeskripsikan tujuan generalisasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertiam Generalisasi

Menurut Kuntowijoyo dalam bukunya yaitu pengantar ilmu sejarah


pada bagian bab 9 paragraf pertama (1995:115) dijelaskan bahwa
Generalisasi (dari bahasa latin generalis, yang berarti “umum”) adalah
pekerjaan penyimulan dari yang khusus kepada yang umum.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
generalisasi adalah perihal membentuk gagasan atau kesimpulan umum dari
suatu hal, kejadian, dan sebagainya yang khusus.(2008: 439).
Menurut James A. Banks (1977) dalam teaching strategies for the
social studies, generalisasi dalam sejarah di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:
High order generalization, and law order generalization. Generalisasi
pertama pemakainya bersifat umum (universal), berkaitan dengan hukum-
hukum atau prinsip-prinsip. Penyimpulan yang ke dua berlaku untuk
kawasan atau kebudayaan di daerah tertentu. Generaliasi ke tiga, yang
paling memungkinkan digunakan dalam sejarah, yakni simpulan yang di
dasarkan pada data dari dua atau lebih tentang sekelompok masyarakat dari
suatu kawasan tertentu yang bersifat lokal (Supardan 2008:351).
Menurut wikipedia bahasa Indonesia generalisasi adalah perihal
membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dan
sebagainya, generalisasi adalah perihal membuat suatu gagasan lebih
sederhana daripada yang sebenarnya (panjang lebar dan sebagainya),
generalisasi adalah perihal membentuk gagasan yang lebih kabur
generalisasi adalah penyamarataan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Macam-macam Generalisasi

Macam-macam generalisasi menurut Kuntowijoyo dalam bukunya yaitu


Pengantar Ilmu Sejarah (1995:118), generalisasi terbagi menjadi sepuluh macam
yaitu:

1. Generalisasi Konseptual
Generalisasi konseptual merupakan generalisasi sebuah konsep
yang merupakan gambaran dari sebuah fakta. Jadi disini sejarah
memberikan konsep yang secara umum dikenal dan di ingat masyarakat
dengan mudah yang di dalamnya merupakan gambaran akan suatu persitiwa
nyata yang pernah terjadi.

2. Generalisasi Personal
Generalisasi Personal merupakan generalisasi yang di dalamnya
merupakan cara berpikir yang menyamakan bagian dengan keseluruhan
atau pars pro toto. Artinya dalam generalisasi ini menonjolkan dari suatu
peristiwa atau kejadian seperti pemimpin, pencetus, atau pencetak suatu
kejadian yang merupakan bagian dari organisasi, peristiwa, kejadian,dan
lainnya. Secara umum orang akan mengenal tokoh atau pemimpin suatu
peristiwa akan identik dengan peristiwa yang terjadi. Misalkan saya jika kita
mengingat akan emansipasi wanita pasti kita akan menyebut R.A Kartini,
ketika kita mendengar peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia maka
juga akan mengingat Soekarno-Hatta, Orde Baru dengan Sorharto, dan
masih banyak yang lainnya.

3. Generalisasi Tematik
Generalisasi tematik merupakan generalisasi yang merupakan
keidentikan antara tema dengan topik yang dibahas, atau kesamaan antara
judul dengan topik yang dibahas, intinya judul merupakan gambaran atau
cerminan dari sebuah topik.
4. Generalisasi Spatial
Generalisasi spatial merupak generalisasi tentang suatu tempat.
Tempat-tempat yang saling berdekatan yang dihubungkan oleh sungai, laut,
dan lembah dapat menjadi suatu geografis tertentu. Misalnya saja Asia
Tenggara maka kita akan mengetahui bahwa diantaranya merupakan
Negara- Negara anggota ASEAN, dan lain-kain

5. Generalisasi Periodik
Generalisasi Periodik merupakan generalisasi mengenai waktu atau
pembabakan waktu (periodesasi) yang didalamnya akan menjelaskan suatu
peristiwa atau gambaran kejadian dimasa itu.

6. Generalisasi sosial
Bila kita melukiskan suatu kelompok sosial dalam pikiran kita sudah
timbul generalisasi. Contohnya pemakaian kata petani. Dalam bahasa
Inggris ada perbedaan antara peasant dengan farmer. Peasant biasa
diterjemahkan dengan petani, sedangkan farmer dapat diterjemahkan
dengan pengusaha-tani. Sedangkan petani di Indonesia pada abad ke-19,
yaitu di dua kerajaan Jawa, Surakarta dan Yogyakarta tidak dapat
dibayangkan tanpa masyarakat bangsawan dan budaya keraton yang
didukungnya. Generalisasi itu kita perlukan asal diikuti dengan spesifikasi.
Sejarah adalah ilmu yang sekaligus melakukan generalisasi dan spesifikasi.
Duharapkan tulisan sejarawan akan berimbang.

7. Generalisasi kausal
Generalisasi tentang sebab musabab kesinambungan, perkembngan,
pengulangan, dan perubahan sejarah. Contohnya pada tingkat imdividual.
Adanya sebab – sebab orang berubah, hal ini tidak lepas dari generalisasi
kausal yaitu keluarga, desa, satuan di atas desa, negara, masyarakat, budaya
dan sejarah. Bila orang memastikan hanya satu saja yang menyebabkan, itu
disebut determinisme. Determinisme bersifat filisofis ada dua, yaitu :
a. Idealisme, yang menggerakkan sejarah ialah ide
b. Materialisme, yang menggerakkan sejarah ialah materi
Namun, yang terlupakan oleh determinisme ialah faktor manusia.
Generalisasi sejarah selalu bersifat aposteriori, yaitu sesudah pengamatan.

8. Generalisasi kultural
Merupakan kesimpulan umum yang dihasilkan berdasarkan kultural
masyarakat. Para pelaku sejarah sendiri kadang-kadang melakukan
generalisasi kultural. Kita juga dapat melakukan penelitian sejarah berdasar
atas generalisasi kultural “daerah hukum adat” yang dibuat oleh Van
Vollenhoven dan Ter Haar.
9. Generalisasi sistematik
Adanya kesimpulan umum mengenai suatu sistem dalam sejarah.
Contohnya dalam sejarah ekonomi, hubungan antara Afrika, Amerika, dan
Eropa sebelum Perang Saudara dapat digambarkan sebagai sebuah system.
Afrika mengirim tenaga (budak) ke Amerika, Amerika mengirim bahan
mentah (kapas) ke Eropa dan Eropa (Inggris) mengirim barang jadi (tekstil)
ke Afrika.
10. Generalisasi structural
Kesimpulan umum yang dihasilkan berdasarkan pembelajaran atau
penelitian terhadap susunan atau struktur dari makhluk hidup maupun benda
mati. Misalnya, generalisasi struktural tentang orang Indonesia yang dibuat
oleh orang asing. Prediksi-prediksi atau dugaan yang muncul di dalam
masyarakat disebabkan oleh structure of events, susunan peristiwa, sudah
diketahui. Contohnya banyak orang bisa menduga apa yang akan
dikerjakan Amerika di Irak dan di Haiti pada 1994.
3.2 Tujuan Generalisasi

Generalisasi berasal dari bahasa latin generalis, yang berarti “umum”


adalah pekerjaan penyimpulan dari yang khusus kepada yang umum.
Generalisasi yang tersedia dapat menjadi dasar penelitian bila sifatnya
sederhana, sudah di buktikan oleh peneliti sebelumnya dan merupakan
accepted history. Generalisasi dapat dipakai sebagai hipotesis despkriptif,
yaitu sebagai dugaan sementara. Generalisasi sejarah yang sebenarnya
adalah hasil penelitian. Generasi atau simpulan (kesimpulan umum )
memang sangat perlu dalam sejarah, sebab sejarah adalah ilmu. Generalisasi
sejarah dapat berarti spesifikasi atau bahkan anti generalisasi bagi ilmu lain.
Generalisasi bertujuan dual hal : (1) saintifikasi, dan (2) simplifikasi
1. Saintifikasi
Generaisasi sejarah sering dipakai untuk mengecek teori yang lebih luas.
Teori ditingkat makro kadang berbeda dengan teori mikro. Misalnya
revolusi Indonesia, revolusi Indonesia bukanlah perjuangan kelas, tetapi
digerakan oleh cita cita nasionaisme. Kesalahan generalisasi juga dibuat
oleh PKI menjelang kudeta 1965. PKI rupanya lebih percaya ideologi
daripada generalisasi sejarah
2. Simplifikasi
Simplifikasi diperlukan supaya sejarawan dapat melakukan analisis.
Demikianlah, madura dapat disederhanakan sebagai daerah ekologi
tegal yang mengalami kelangkaan sumber. Penyederhanaan yang
ditemukan lewat pembaca itu akan menuntun sejarawan dalam mencari
data, melakukan kritik sumber, interprestasi dan penulisan.
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
1. Menurut Kuntowijoyo dalam bukunya yaitu Pengantar Ilmu Sejarah
(1995:118), generalisasi terbagi menjadi sepuluh macam yaitu: generalisasi
konseptual, generalisasi personal, generalisasi tematik, generalisasi spatial,
generalisasi periodik, generalisasi sosial, generalisasi kausal, generalisasi
kultural, generalisasi sistematik, dan generalisasi struktural

2. Tujuan generalisasi terbagi menjadi dua hal yaitu Saintifikasi yang


bertujuan untuk mengecek teori yang lebih luas atas teori yang lebih kecil dan
Simplifikasi

4.2 Saran

Dalam menyusun makalah ini terutama dalam pembahasan, menyadari


bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna kedepannya penulis akan lebih
menguasai materi dan mecari rujukan yang terpercaya dalam menjelaskan makalah-
makalah di atas
DAFTAR PUSTAKA

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta:Tiara wacana, 2013

Hamid, Rahman ABD dan Madjid Shaleh Muhammad, Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Ombak, 2011

_____________, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke empat,


Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2008

Anda mungkin juga menyukai