PENDAHULUAN
Menyusui telah menjadi isu kesehatan masyarakat yang utama. Di Indonesia terutama
di kota-kota besar terjadi penurunan pemberian ASI, bukti-bukti penurunan pemberian ASI
di Negara maju telah banyak dikemukakan, antara lain di Amerika Serikat pada permulaan
abad ke-20 sekitar 71% bayi mendapat ASI sampai umur kurang dari 6 bulan, angka ini
menurun menjadi 25% pada ibu-ibu dengan sosio ekonomi sedang dan 5% pada sosio
ekonomi baik.
80%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20% 25.40%
10%
6.10%
0%
Indonesia Jawa Barat Kab.Sumedang
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di
Indonesia saat ini memprihatinkan, persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan
6 bulan hanya 15,3%. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong
peningkatan pemberian ASI masih relative rendah.
Capaian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari angka yang diharapkan yaitu
sebesar 80%. Cakupan ASI Ekslusif di Jawa Barat pada tahun 2013 sebesar 25,4% sedangkan
di Kabupaten Sumedang cakupan ASI ekslusif sebesar 6,1%. Banyak penelitian tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi menyusui di seluruh dunia termasuk di Indonesia dan dilaporkan
kasus gizi buruk pada anak balita dari provinsi di Indonesia sebesar 11,7% dari gizi buruk
terdapat pada bayi umur kurang dari 6 bulan. Prevalensi gizi buruk di kabupaten Sumedang
sebesar 0,60%. Pada tahun 2013 terjadi 4108 kasus kematian bayi dan 3295 kematian
neonatus di Jawa Barat. Penyebab kematian bayi yang diketahui adalah pneumonia (24,5%),
diare (9,5%). Di Kabupaten Sumedang kematian bayi sebesar 9,6%. Penyebabnya karena
diare. Cakupan ASI eksklusif tahun 2013 di wilayah kerja Puskesmas Jatinangor yaitu desa
Mekargalih sebesar 56,25% dan desa Cipacing sebesar 42,50%. Data Balita yang menderita
gizi buruk (BGM) tahun 2012 desa Mekargalih sebanyak 8 orang dan di desa Cipacing
sebanyak 16 orang.
Upaya terobosan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif
antara lain melalui upaya peningkatan pengetahuan petugas tentang manfaat ASI Eksklusif,
penyediaan fasilitas menyusui di tempat kerja, peningkatkan pengetahuan dan keterampilan
ibu, peningkatan dukungan keluarga dan masyarakat serta upaya untuk mengendalikan
pemasaran susu formula. Selain itu di Amerika Serikat banyak program pelatihan untuk ibu
yang bertujuan meningkatkan kesadaran menyusui, meningkatkan durasi menyusui di
kalangan ibu, meningkatkan kepercayaan diri ibu untuk menyusui.
Pentingnya akan kemauan dan kemampuan ibu dalam menyusui didapatkan apabila
ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang menyusui. Pengetahuan dan bimbingan
tersebut biasanya didapatkan melalui penyuluhan dari petugas kesehatan atau bidan praktik
swasta pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan. Namun ada beberapa kondisi dan
situasi yang menyebabkan ibu tidak dapat menyusui dengan benar, termasuk pemberian ASI
ekslusif, sehingga memerlukan dukungan baik dari bidan, keluarga dan lingkungan
masyarakat untuk kesiapan menyusui.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan kader KP-ASI dalam
meningkatkan capaian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten
Sumedang.
B. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Meningkatkan capaian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Jatinangor Desa
Mekargalih dan Desa Cipacing Kabupaten Sumedang
2) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan informasi tentang ASI
b. Meningkatkan keterampilan kader dalam melakukan konseling menyusui
c. Membentuk dan melatih KP-ASI menjadi fasilitator dan motivator
Waktu
No Materi
Teori Praktek Total
A Materi Dasar
1. Konsep dasar ASI Eksklusif 1 - 1
2. Kebijakan dan program pemberian ASI
1 - 1
Eksklusif
Jumlah 2 - 2
B Materi Inti
1. Teknik dan pelaksanaan konseling
1 2 3
menyusui
2. KP-ASI sebagai fasilitator dan motivator
1 2 3
yang baik
Jumlah 2 4 6
C Materi Penunjang
1. Membangun komitmen belajar 2 2
2. Rencana Tindak Lanjut 2 2
Jumlah 4 4
TOTAL 4 8
Keterangan :
1 teori = 45 menit, 1 praktek = 60 menit
Materi Dasar 2 : Kebijakan dan strategi pemerintah dalam pemberian ASI Eksklusif
Waktu : 1 JPL (1 T = 45 menit)
Tujuan Pembelajaran : Setelah pembelajaran selesai, peserta mampu memahami
Umum kebijakan dan strategi pemerintah dalam pemberian ASI Ekslusif
Tujuan Pembelajaran : Setelah pembelajaran selesai, peserta mampu:
Khusus 1. Menyebutkan kebijakan pemberian ASI Ekslusif
2. Menyebutkan strategi pemberian ASI Ekslusif
Pokok Bahasan : 1. Kebijakan pemberian ASI Eksklusif
a. PP RI Nomor 33 tahun 2012
b. Permenkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004
2. Strategi pemberian ASI Eksklusif
a. Program konselor ASI
b. Penyediaan fasilitas laktasi
c. Penegakan peraturan pemasaran susu formula bayi
Metoda : Ceramah dan tanya jawab
Media : Hand out, Slide powerpoint
Alat Bantu : LCD, Laptop, Pointer, mic, speaker, pointer
Referensi : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012
Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Materi Inti 2 : Pembentukan KP-ASI sebagai fasilitator dan motivator yang baik
Waktu : 3 JPL (1 T dan 2 P)
Tujuan Pembelajaran : Setelah pembelajaran selesai, peserta mampu membentuk KP-ASI
Umum dan menjadi fasilitator dan motivator yang baik
Tujuan Pembelajaran : Setelah pembelajaran selesai, peserta mampu:
Khusus 1. Menjelaskan pengertian KP-ASI
2. Membentuk KP-ASI
3. Menjelaskan peran KP-ASI
Pokok Bahasan : 1. Pengertian
a. Pengertian
b. Anggota
c. Tugas
2. Pembentukan KP-ASI
a. Perekrutan
b. Penjelasan tujuan
c. Pelaksanaan kegiatan
d. Komitmen
e. Kepengurusan/struktur organisasi
f. Surat Keputusan
3. Peran KP-ASI
a. Sebagai fasilitator
b. Sebagai motivator
Metoda : Curah pendapat, tanya jawab, diskusi kelompok
Media : Slide powerpoint, Hand out, mic, speaker, pointer
Alat Bantu : LCD, Laptop, Pointer
Referensi : Yosephin, B. 2017. Buku Kelompok Pendukung ASI.
F. JADWAL PELAKSANAAN
Pendidikan dan pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2018 s.d 3 Juni 2018
Waktu Kegiatan
Jumat, 1 Juni 2018 08.00 – 08.30 Registrasi
08.30 – 09.00 Pembukaan dan Pretest
09.00 – 09.45 Materi Dasar 1
09.45 – 10.30 Materi Dasar 2
10.30 – 10.45 Ice breaking dan peregangan
10.45 – 11.30 Materi Inti 1
11.30 – 12.45 Ishoma
12.45 – 14.45 Materi Inti 1 (lanjutan)
14.45 – 15.00 Do’a dan penutupan
Sabtu, 2 Juni 2018 08.00 – 08.30 Registrasi
08.30 – 09.00 Pembukaan
09.00 – 09.45 Materi Inti 2
09.45 – 10.00 Ice breaking dan peregangan
10.00 – 12.00 Materi Inti 2 (lanjutan)
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 14.00 Materi Penunjang 1
14.00 – 14.15 Do’a dan penutupan
Minggu, 3 Juni 2018 08.00 – 08.30 Registrasi
08.30 – 09.00 Pembukaan
09.00 – 10.00 Materi Penunjang 1 (lanjutan)
10.00 – 12.00 Materi Penunjang 2
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 13.30 Hiburan
13.30 – 14.00 Door prize dan Post test
14.00 – 14.15 Do’a dan Penutupan
G. EVALUASI
Evaluasi yang digunakan selama proses pembelajaran terdiri dari evaluasi terhadap:
1. Peserta
2. Pelatih (fasilitator, asisten fasilitator, pembimbing PL)
3. Penyelenggara
Evaluasi yang digunakan selama proses pembelajaran terdiri dari evaluasi terhadap:
EVALUASI NILAI
PELAKSANAAN PELATIAN 1 2 3 4 5
1. Tema Pelatihan
2. Ketepatan Waktu
3. Suasana
4. Kelengkapan Materi
5. Sikap Penyelenggara
6. Alat Bantu
7. Nilai keseluruhan
PEMBICARA
1. Penguasaan Masalah
2. Cara Penyajian
3. Manfaat Materi
4. Interaksi dengan Peserta
5. Penggunaan alat Bantu
6. Ketepatan Waktu
7. Nilai keseluruhan
Komentar:
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
Saran :
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________