Anda di halaman 1dari 9

TUGAS I

DATABASE – 2D

D4 LOGISTIK BISNIS

POLITEKNIK POS INDONESIA

2017

Kelompok IV:

1. Indira Fajar N.S (6164210)


2. Lalitya Gupita N.H (6164102)
3. Novrianus Yuventus Suri (6164109)
4. Shalsa Yunita Putri (6164113)
5. Windy Pratiwi (6164116)
MODUL
SISTEM BASIS DATA

1. Komponen Sistem Basis Data


1.1 Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat Keras yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem basis data
adalah:
 Komputer (satu untuk sistem yang stand-alone atau lebih dari satu
untuk sistem jaringan).
 Memori sekunder yang on-line (Harddisk).
 Memori sekunder yang off-line (Tape atau Removable Disk) untuk
keperluan backup data.
 Media/perangkt komunikasi (untuk sistem jaringan).

1.2 Sistem Operasi (Operting System)


Sistem operasi merupakan program yang mengaktifkan/memfungsikan
sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya (resource) dalam
komputer dan melakukan operasi-operasi dasar dalam komputer (operasi I/O,
pengelolaan file dan lain-lain). Sejumlah sistem operasi yang banyak
diguanakan seperti: MS-DOS, MS-Windows 3.1, MS-Windows 95 (untuk
komputer stand-alone atau untuk komputer client dalam sistem jaringan)
atau Novel-Netware, MS-Windows NT, Unix dan Sun-solaris (untuk komputer
server dalam sistem jaringan). Program pengelola basis data hanya dapat
aktif dalam (running) jika Sistem Operasi yang dikehendakinya (sesuai) telah
aktif.

1.3 Basis Data (Database)


Sebuah sistem basis data dapat memiliki beberapa basis data. Setiap basis
data dapat berisi/memiliki sejumlah objek basis data (seperti file/tabel,
indeks dan lain-lain). Disamping berisi/menyimpan data, setiap basis data
juga mengandung/menyimpan definisi struktur (baik untuk basis data
maupun objek-objeknya secara detail).
1.4 Sistem Pengelola Basis Data (Database Management System/DBMS)
Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara
langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang
khusus/spesifik. Perangkat lunak inilah (disebut DBMS) yang akan
menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil
kembali. Ia juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data
secara bersama, pemaksaan keakuratan/konsistensi data, dan sebagainya.
Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti dBase III+, dBase IV, FoxBase,
Rbase, MS-Access dan Borland-Pradox (untuk kelas sederhana) atau Borland-
Interbase, MS-SQLServer, CA-Open Ingres, Oracle, Informix dan Sybase (untuk
kelas kompleks/berat).

1.5 Pemakai (User)


Ada beberapa jenis/tipe pemakai terhadap suatu sistem basis data yang
dibedakan berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem:
 Programmer Aplikasi
Pemakai yang berinteraksi dengan basis data melalui data
Manipulation Language (DML), yang disertakan (embedded) dalam
program yang ditulis dalam bahasa pemrograman induk (seperti C,
Pascal, Cobol dan lain-lain).
 User Mahir (Casual User)
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul
program. Mereka menyatakan query (untuk akses data) dengan bahasi
query yang telah disediakan oleh suatu DBMS.
 User Umum (End User Naive User)
Pemakai yang berinterksi dengan sistem basis data melalui
pemanggilan satu program aplikasi permanen (executable program)
yang telah ditulis atau disediakan sebelumnya.
 User Khusus (Specialized User)
Pemakai yang menulis aplikasi basis data non konvensional, tetapi
untuk keperluan-keperluan khusus, seperti untuk aplikasi AI, sistem
pakar, pengolahan citra, dan lain lain, dan bisa saja mengakses basis
data dengan / tanpa DBMS yang bersangkutan.
Untuk sebuah sistem basis data yang stand-alone, maka pada suatu
saat hanya ada satu pemakai yang dapat bekerja. Sedang untuk sistem
basis data dalam jaringan, maka suatu saat ada banyak pemakai yang
dapat berhubungan (menggunakan) basis data yang sama. Pilihan
untuk stand-alone atau jaringan (multyuser) tergantung pada
(ditentukan oleh) kebutuhan pemakai, perangkat keras yang tersedia,
sistem operasi, yang digunakan serta DBMS yang dipilih.
1.6 Aplikasi (perangkat lunak) lain
Aplikasi (perangkat lunak) line ini bersifat opsional. Artinya, ada/tidaknya
tergantung pada kebutuhan kita. DBMS yang kita gunakan lebih berperan
dalam pengorganisasian data dalam basis data, sementara bagi pemakai basis
data (khususnya yang menjadi end-user/ naive-user) dapat dibuatkan /
disediakan program khusus lain untuk melakukan pengisian, pengubahan dan
pengambilan data. Program ini ada yang sudah disediakan bersama dengan
DBMSnya, ada juga yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan aplikasi
lain yang khusus untuk dia (development tools)

2. Abstraksi Data
Salah satu tujuan dari DBMS adalah untuk menyediakan fasilitas/ antar muka
(intevace) dalam melihat/ menikmati data (yang lebih ramah/ user oriented)
kepada mepakai/ user. Untuk itu, sistem tersebut akan menyembunyikan detail
tentang bagaimana data disimpan dan dipelihara. Karena itu, seringkali data yang
terlihat oleh pemakai sebelumnya beberapa dengan yang tersimpan secara fisik.
Abstraksi data merupakan tingkatan/ level dalam bagaimana melihat data dalam
sebuah sistem basis data.
Ada 3 level abstraksi data:
1. Level fisik (physical level)
Merupakan level terendah dalam abstraksi data, yang
menunjukan bagaimana sesungguhnya suata data disimpan. Pada
level ini, pemakai melihat data sebagai gabungan dari struktur dan
datanya sendiri. Pemakai juga berkompeten dalam mengetahui
bagaimana representasi fisik dari penyimpanan/ pengorganisasian
data. Pada level ini kita berurusan dengan data sebagai teks, sebagai
angka atau bahkan melihatnya sebagai bitdata.
2. Level lojik/ konseptual (conseptual level)
Merupakan level berikutnya dalam abstraksi data yang
menggambarkan data apa yng sebenarnya (secara fungsional)
disimpan dalam basis data dan hubungannya dengan data yang lain.
Pemakai pada level ini yang misalnya, mengetahui bahwa data
pegawai disimpan/ direpresentasikan dalam beberapa file/ tabel,
seperti file pribadi, file pendidikan, file pekerjaan, file keluarga dan
sebagainya.
3. Level penampakan (view level)
Merupakan level tertinggi dari abstraksi data yang hanya
menunjukan sebagian dari basis data. Banyak user dalam sistem basis
data tidak akan terlibat (concern) dengan semua data / informasi yang
ada disimpan. Pada Iuser I umunya hanya membutuhkan sebagian
data/ informasi dalam basis data yang kemunculannya dimata
pemakai diatur oleh aplikasi end-user aplikasi ini juga yang
mengkonversi data asli / fisik menjadi data bermakna / lojik pada
pemakai misalnya, data hari yang disimpan dalam bentuk kode (1
untuk senin, 2 untuk selasa dan seterusnya) yang kemudian
ditampilkan bukan dalam bentuk kodenya (1,2,3 dan seterusnya) tapi
sudah dalam bentuk harinya (senin, selasa, rabu dan seterusnya). Data
yang ‘dinikmati’ pemakai juga bahkan sama sekali berbeda dengan
representasi fisiknya, misalnya untuk data yang dapat divisualkan
sebagai gambar, data yang dapat diperdengarkan sebagai suara, dan
sebagainya. Data yang diperlihatkan juga bisa saja tidak berasal dari
hanya sebuah tabel tapi mewakili relasi antar tabel, tapi bagi pemakai
yang menggunakannya terasa sebagai satu kesatuan data yang
kompak.
3. Bahasa Basis Data

DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam disk. Cara
berinteraksi/ berkomunikasi antara pemakai dengan basis data tersebut diatur dalam
suatu bahasa khusus yang ditetapkan oleh perusahaan pembuat DBMS. Bahasa itu
dapat kita sebut sebagai bahasa basis data yang terdiri atas sejumlah perintah
(statement) yang diinformasikan dan dapat diberikan user dan dikenali/ diproses
oleh DBMS untuk melakukan suatu aksi/ pekerjaan tertentu. Contoh-contoh bahasa
basis data adalah SQL, dBase, QULL dan sebagainya.

Sebuah bahasa basis data biasanya dapat dipilah kedalam 2 bentuk yaitu:

 Data Definition language (DDL) dan


 Data Manipulation language (DML).

3.1 Data Definition Launguage (DDL)

Struktur/ skema basis data yang menggambarkan/ mewakili desain basis data
secara keseluruhan dispesifikasikan dengan bahasa khusus yang disebut Data Definition
Language (DDL). Dengan bahasa inilah kita dapat membuat tabel baru, membuat indeks,
mengubah tabel, menentukan struktur penyimpanan tabel, dan sebagainya. Hasil dari
kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file yang disebut file
khusus yang disebut kamus data (data dictionary)

Kamus data merupakan suatu metada (superdata) yaitu data yang


mendeskripsikan data sesungguhnya. Kamus data ini akan selalu diakses dalam suatu
operasi basis data sebelum suatu file data yang sesungguhnya diakses.

3.2 Data Manipulation Language (DML)

Merupakan bentuk bahasa basis data yang berguna untuk melakukan


manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data. Manipulasi data dapat
berupa:

 Penyisipan/ penambahan data baru ke suatu basis data.


 Penghapusan data dari suatu basis data.
 Pengubahan data disuatu basis data.
Pada level fisik, kita harus mendefinisikan algoritma yang memungkinkan
pengaksesan yang efisien terhadap data. Pada level yang lebih tinggi, yang
dipentingkan bukan hanya efisiensi akses, tetapi efisiensi interaksi manusia
(pemakai) dengan sistem (kemudahan permintaan akses).
Data Manipulation Language (DML) merupakan bahasa yang bertujuan
memudahkan pemakai untuk mengakses data sebagaimana direpresentasikan oleh
model data. Ada 2 jenis DML, yaitu:
1. Prosedural, yang mensyaratkan agar pemakai menentukan, data apa
yang diinginkan serta bagaimana cara mendapatkannya.
2. Nonprosedural, yang membuat pemakai dapat menentukan data apa
yang diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara
mendapatkannya.

5. Kelebihan dan Kelemahan Basis Data

5.1 Kelebihan Basis Data


a. Mengurangi redudansi data
Data yang sama pada aplikasi cukup di simpan satu kali saja
b. Integritas data.
Dimana data tersimpan secara akurat karena tidak adanya redudansi
data.
c. Menghindari inkonsisten data
sebagai akibat tidak adanya data yang redudansi data, sehingga tidak
terjadi inkonsisten data karena data yang di update cukup dilakukan sekali
saja.
d. Penggunaan data bersama
data yang sama dapat di akses atau di manfaatkan oleh beberapa user
pada saat yang bersamaan.
e. Standarisasi data
akibat tidak adanya redudansi, inkonsisten, dan integritas data, maka
akan tercipta adanya standarisasi data.
f. Jaminan keamanan data ( Scurity data)
data yang di tersimpan hanya dapat diakses oleh yang mempunyai
otoritas terhadap data tersebut.

5.2 Kelemahan Basis Data


a. Volume data yang senantiasa bertambah
 Kebutuhan data dalam memori meningkat
 Kecepatan pelacakan data menurun
 Organisasi dan pemutakhiran data lebih rumit
 Keamanan data lebih rawan

b. Duplikasi data

 Pemborosan memori
 Pemutakhiran data lebih rumit
 Keterkaitan antar data tidak jelas

c. Format dan struktur data yang tidak baku

 Integrasi data lebih sulit


 Lebih mengabiskan waktu dan biaya untuk konfersi data
 Data tidak kompatibel
 Pemutakhiran dan validasi lebih rumit
d. Keamanan data yang tak layak
 Resiko kerusakan dan kehilangan data
 Resiko penyadapan, penyalinan dan manipulasi data
 Kemungkinan serangan virus
e. Teknologi manajemen data yang tidak memadai
 Nilai pemanfaatan rendah
 Keamanan data menjadi rawan
 Kinerja sistem informasi menurun

Anda mungkin juga menyukai