Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunanan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia


seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan
sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang
dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk
menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat (intact survival). Upaya
kesehatan yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai lima tahun
pertama kehidupnnya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal
baik fisik, mental, emosional maupun social serta memiliki intelegensi majemuk
sesuai dengan potensi genetiknya (Kemkes RI, 2013).
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada
masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Kualitas anak masa
kini merupakan penentu kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang
(Kemkes RI,2016).
Oleh karena itu, masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat
peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat
diulang lagi, maka masa balita disebut “masa keemasan” (golden period), “jendela
kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” ( critical period).
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 persen dari
seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh
kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi
yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang
berkualitas termasuk deteksi dan intervensi penyimpangan tumbuh kembang. Selain
hal – hal tersebut, berbagai factor lingkungan dapat mengganggu tumbuh kembang
anak juga perlu dieliminasi.
Indikator pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi, balita dan apras meliputi
deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, deteksi dini penyimpangan perkembangan
dan deteksi dini penyimpangan mental emosional. Adapun deteksi dini penyimpangan

1
pertumbuhan meliputi pemerikasan BB, TB, dan LKA. Deteksi dini penyimpangan
perkembangan menggunakan instrument Kuesioner Pra-Skinning Perkembangan
(KPSP), test daya lihat dan test daya dengar. Sedangkan deteksi dini penyimpangan
mental emosional meliputi Kuesionner Masalah Mental emosional (KMME), Check
list for Autism in Toddlers (CHAT) dan gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) dan Denver Developmental Scrining test (DDST).
Berdasarkan latar belakang di atas maka disusunlah makalah ini dengan judul
“Indikator Pemantauan Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Usia Pra
sekolah”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang di atas, maka penulis membuat rumusan masalah penelitian
sebagai berikut: “Apa yang menjadi konsep dasar, indikator pemantauan tumbuh
tembang serta deteksi dini tumbuh kembang anak dari mulai Neonatus, bayi, balita
sampai anak usia pra sekolah”.

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan
2. Menjelaskan teori perkembangan
3. Menjelaskan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan
4. Menjelaskan tahapan pertumbuhan dan perkembangan
5. Mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi perumbuhan dan
perkembangan
6. Menjelaskan deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan
7. Menjelaskan jenis deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan
8. Menjelaskan kegiatan dan jenis skrinning
9. Menjelaskan deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
10. Menjelaskan deteksi dini penyimpangan perkembangan
11. Menjelaskan deteksi masalah mental emosional, autis dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
12. Menentukan intervensi dan rujukan dini penyimpangan pertumbuhan
perkembangan anak.

Anda mungkin juga menyukai