Peserta:
1. dr. Bernard AS Dakhi, Sp.PD, FINASIM
2. dr. Yustitia, MARS
3. dr. Richard, Sp.B
4. dr. Benry P Simbolon, Sp.A
5. dr. Damson, Sp.PD
6. dr. Khairiyah, Sp.PD
7. dr. Taureni, Sp.PK
8. dr. Tiara, Sp.THT
9. dr. Ellizabeth
10. dr. Yessi Octavianti
11. dr. Marisi
12. dr. Syam Hakim
13. dr. Alice
14. dr. Lasmaria
15. dr. Ikhlaq Muluk
16. dr. Hardiyanto
17. dr. Hermina
18. drg. Anne
dr. Bernard AS Dakhi, Sp.PD, FINASIM : sudah di fixkan setiap Jum’at minggu terakhir jam 13:00
WIB, 3 minggu sebelumnya sudah di beritakan lewat WA, dan undangan di sebar 2 minggu
sebelumnya, satu hari sebelum dan hari H diingatkan lagi lewat WA
Page 1 of 5
3. Dr. Marisi
Dari dulu di semua RS juga sulit mengumpulkan dr.Spesialis, baiknya yang jadi tranding
topik saja dr.Spesialis yang diundang, pertemuan yang sifatnya sosialisasi, frekuensinya
dilakukan dua bulan sekali. Saya mengusulkan dibuat situasi santai ,biar lebih cair
suasananya
Dulu ruang komdik diadakan untuk sebagai ruang komunikasi agar sering ada komuniasi
terhadap dr.spesialis dan saling akrab.
Mengumpulkan dr.Spesialis untuk hadir semua saya rasa sulit, Saya hanya punya waktu
hari Selasa, untuk mencocokan ini lebih baik setiap dokter di tanyakan.
di RS lain pertemuan 1 kali sekali saja susah, setuju dengan dr. Marisi
Ini yang saya jaga, jangan sampai ada kasus dulu baru kita lakukan pertemuan, kesannya
kurang pas. Jika menunggu ada pertemuan setelah ada permasalahan medis antar TS,
kita siap tidak dengan itu?
dr. Richard, Sp.B : Yang penting dari Komdik sudah ada kepastian dari kalender, harus dipahami
sulitnya mengumpulkan dr.spesialis, jangan di harapkan 100% , menjadi sebuah tantangan bagi
Komdik untuk menghadirkan banyak. Untuk menghindari masalah sering muncul, pertemuan
boleh dilakukan satu kali per bulan, tapi ada daya tarik untuk datang untuk melawan macet,
pikiran banyak, contohnya topic yg paling menarik saatini adalah membahas tentang BPJS,
anggota Komdik pasti banyak datang Ada yang menghitung hasil rapat, yang datang siapa ,
makanan yang sedang trend, exp : ada es cream durian, ada persentasi kurang lebih 15 menit
kasus ( time table )
dr.Richard, Sp.B : ingin menyamakan persepsi, tadi mengangkat masalah kapan dan bagaimana
rapat diadakan, untuk dapat mengharapkan dokter spesialis hadir semua adalah imposible.
Sebaiknya masalah fasilitas dan sekretariat diorganisir oleh staff, bukan dokter, yang khusus
mengurusi Komdik, bukan yang lain-lain, karena management sendiri membawahi Komdik dan
direktur jg butuh keputusan bersama anggota komdik¸baiknya di fasilitasi.
dr.Marisi : Mau tak mau pertemuan Komdik harus menarik, sudah menjadi karakter orang
Indonesia.
Page 2 of 5
7. dr.Benry P Simbolon, Sp.A
Buat event yang tidak terlalu sering, jika ada permasalahan atau insidensial saja yang
penting 3 kali per bulan, yang penting topik yang di bahas.disuport management, kalau
tidak ada outcome lebih baik tidak usah dilakukan pertemuan.
9. dr. Yustitia
Untuk suport terhadap Komdik akan kita dukung.
Rencana kerja dan anggaran tahun 2016 akan di siapkan ruangan khusus Komite
Medik berikut fasilitas sofa, televisi, kulkas, dll. Tarif umum dokter spesialis akan naik.
Untuk formulir RS Citama persetujuan dan penolakan tindakan medis akan di ubah,
berpedoman pada formulir persetujuan dan penolakan tindakan medis yang ada di
RSCM atas rekomendasi dr. Bernard, Sp.PD
Catatan terintegrasi, catatan dokter dan perawat di bagi 1 lembar.
Surat permohonan pasien dr.Hakim simulasi maksimal / Cost ...
Memohon agar dr.Spesialis di poli melengkapi resume rawat jalan
Untuk Resume rawat inap beberapa dr.Spesialis yang tidak lengkap dimohon untuk
berkoordinasi dengan dr.Lasmaria.
Salah satu tujuan pertemuan ini adalah untuk sosialisasi kebijakan baru sekaligus
meminta masukan dari Komite Medik.
Page 3 of 5
Konsul dr.SP An langsung, karena dr.SP.An sudah siap menerima konsul pra tindakan.
Proses kurang lebih satu minggu.
Prosedur yang dilakukan sejak di bangku kuliah konsul untuk toleransi operasi masih ke
dr.Spesialis anak atau dr.Sp.PD, bahkan selama ini dokter operator meminta konsul
untuk menanyakan dosis obat dan cairan.
Selama ini RS lain masih berlaku, jika memang mau keluar dari mainstream harus
personal di jelaskan, sebaiknya management mengambil waktu untuk membicarakan
ini.
Menurut Buku kedokteran perioperatif, konsul pre operatif sudah 25 tahun berlaku .
Tujuan dilakukan konsul pra operasi adalah untuk identifikasi penyakit penyerta, serta
faktor resiko operasi yang sebelumnya kurang lebih terdeteksi.
Prinsip dalam menjawab :
- apa yang memang dimintakan kita menjawab.
- tidak pernah menjawab, yang tidak ditanyakan, bukan menyatakan setuju
atau ada tidaknya konta indikasi
-menyatakan resiko dalam operasi.
Hanya satu dokter yang punya tanggung jawab tinggi DPJP utama .
Jika DPJP Utama ingin melakukan konsul pra operasi, boleh konsul, dan pasien bisa
dirawat bersama jika atas permintaaan DPJP utama
Konsul harus dilakukan di waktu yang tepat, jangan terlambat dan pasien sudah
dalam keadaan memburuk.
Diskusi substansi konsultasi dilakukan oleh dokter konsultan dokter operator
ingin membicarakan tentang DM nya harus ada dokter konsultan di situ.
Ditentukan siapa yang paling atas yang menentukan apa yang harus di lakukan berhak
kita konsul atau tidak.
Page 4 of 5
biaya, karena biaya konsul dan obat perkedatangan kurang lebih Rp. 160.000, - .
Untuk pasien yang baru pertama kali datang diberikan obat simptomatis untuk 3
hari
Konsul berikutnya Lab dan radiologi di hari yang berbeda hasil dijelaskan di
kunjungan berikutnya.
Fisioterapi dilakukan saat konsul selanjutnya
Pasien dengan penyakit kronis diberikan untuk 7 hari, sisanya 23 hari diambil di apotik
yang bekerjasama dengan BPJS
dr. Ellyzabeth : pada pertemuan sebelumnya sudah disepakati batasan konsulen wajib visite dan
alih DPJP adalah kurang lebih 36 jam
17. dr.Hakim
Trending kasus sekarang DBD, diupayakan agar pasien dirawat setelah hari keempay
demam atau Trombosit sudah dibawah 100rb, atau sudah terjadi hemokonsentrasi
dr.Benry Sp.A : Meskipun hari pertama trombosit > 200rb, tapi pasien mengeluh nyeri kepala
yang hebat, pasien harusnya boleh saja dirawat. Jika yakin bisa mengedukasi pasien untuk rawat
jalan, bisa-bisa saja, tapi sangat beresiko. Sayang sekali jika pasien ditunggu sampai hari ke lima,
tiba-taba datang sudah syok. Jika hari ke 3 trombosit sudah turun, agar aman pasien dirawat
saja. Syok sering ditemukan di hari ke empat, meskipun puncaknya biasanya adalah hari ke 5.
18. dr.Yustitia
struktur organisasi komdik sudah direvisi, yang jadi ketua komdik sekarang adalah
dr.Bernard, Sp.PD dan forum sudah setuju. Sekarang dr. Bernard, Sp.PD sudah resmi
menjadi ketua Komdik RS Citama.
19. dr.Elisabeth
Mengetahui,
Ketua Komite Medik RS Citama
Page 5 of 5