Anda di halaman 1dari 10

Kalium Klorida

Elektrolit dalam tubuh adalah substansi yang membawa muatan positif (kation)
atau muatan negatif (anion). Fungsi dari kation adalah mentransmisi impuls saraf ke
otot dan kontraksi dari otot-otot rangka dan polos. Kation dari elektrolit paling banyak
terdapat dalam sel (kalium, magnesium, dan sebagian kalsium), dalam cairan
ekstraselular (CES) yang terdapat pembuluh darah dan ruang antar jaringan (natrium
dan sebagian kalsium), dan dalam saluran gastrointestinal. Dimana anion akan
berdampingan dengan kation.
Kadar normal dalam plasma atau serum untuk kalium adalah 3,5 -5,3 mEq/L.
Keadaan dimana kadar kalium serum kurang dari 3,5mEq/L disebut hipokalemia, dan
kadar kalium serum lebih besar dari 3,5 mEq/L disebut hiperkalemia. Terlalu sedikit
kalium (dibawah 2,5 mEq) atau terlalu banyak kalium (hiperkalemia) diatas 7,0 mEq/L
dapat menimbulkan henti jantung. Masukkan kalium yang dianjurkan adalah dianjurkan
adalah 40-60 mEq/L setiap hari didapatkan dari makanan seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran, atau dalam bentuk suplemen kalium.
Larutan Kalium klorida (KCl) pekat dan kalium kuat lainnya. Tindakan
pencegahan harus diterapkan dalam konsentrasi kalium klorida yaitu :
a. 10% (1 gram kalium dalam 10 ml)
b. 15% (1,5 gram kalium dalam 10 ml)
c. 20% (1 gram kalium dalam 5 ml) dalam ampul dan vial.
Area perawatan yang menggunakan kalium klorida adalah Unit perawatan
intensif, unit perawatan ketergantungan yang tinggi, unit perawatan jantung, lainnya,
area khusus perawatan kritis khusus seperti unit ginjal, jantung, neonatal, unit
perawatan intensif dan beberapa kecelakaan dan keadaan darurat.
Fungsi kalium penting dalam transmisi dan konduksi impuls-impuls saraf dan
untuk kontraksi otot rangka, otot jantung, otot polos. Kalium juga diperlukan untuk kerja
enzim dalam mengubah karbohidrat menjadi energi (glikolisis) dan asam amino menjadi
protein. Kalium meningkatkan penyimpanan glikogen (energi) dalam sel-sel hati. Kalium
juga mengatur osmolalitas (konsentrasi solut) dari cairan selular.
Monografi Kalium Klorida
Nama dagang : injeksi kalium klorida terkonsentrat, kalium klorida pekat steril.
Golongan obat : elektrolit (suplemen kalium)
Kekuatan sediaan : ampul mengandung 0,75g/10 ml (10 mmol/10 ml), 1g/4ml (13,4
mmol/4 ml), 1g/10ml (13,4 mmol/10ml), 1,5 g/10 ml (20 mmol/10 ml), 2 g/10 ml (26,8
mmol/10 ml).

Kekuatan kantung infus kalium premix antara 10-40


mmol dalam 500-1000 ml dalam cairan yang sesuai.

Isotonis kantung infus KCL premix termasuk :


a. 10 mmol KCL dalam 100 ml NaCL 0,26%
b. 30 mmol KCL dalam 500 ml NaCL 0,53%
c. 40 mmol KCL dalam 1 L NaCL 0,584%

Dosis yang menyebabkan kematian 25 mEq.


PH : 4-8

Administrasi :- injeksi IM : tidak direkomendasikan


-Injeksi subkutan : tidak direkomendasikan
-Injeksi IV : kontraindikasi (harus dilarutkan jika akan diberikan)
-Infus IV : ampul harus dilarutkan dengan larutan yang kompatibel melalui
IV.Pencampuran harus berhati-hati dan harus dilakukan pengenceran
terlebih dahulu.
-Pada pasien yang memiliki serum dibawah 2,5 mmol/L maka kecepatan
infus tidak boleh melebihi 10 mmol/jam.
-Pada pasien hipokalemia berat kecepatan infus tidak boleh melebihi 20
mmol/jam.
-Untuk bayi dan anak-anak : melalui vena perifer dan vena sentral
konsentrasi yang digunakan 60 mmol/L.
Stabilitas : Larutan premix KCL : stabil 24 jam dalam cairan infus
yang kompatibel.
Kompatibilitas : - Cairan kompatibel : glukosa 5%,glukosa 10%,larutan glukosa dan
natrium klorida,Ringer,NaCL 0,45%,NaCL 0,9%.
-Obat yang kompatibel : aminophiline, amiodarone, kalsium glukonat,
cefepime, ceftazidine, kloramfenikol, klindamisin, ciprofloksasin.
-Inkompatibilitas : Cairan inkompatibel : mannitol
-Obat inkompatibel : amoksilin, amfoterisin B,
azitromisin, benzilpenisilin, klorpromazine.
Hipokalemia
Hipokalemia merupakan kejadian yang sering dijumpai. Penyebab hipokalemia
dapat dibagi sebagai berikut (Unit Pendidikan Kedokteran- Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan.
1) Asupan Kalium Kurang
Asupan kalium normal berkisar antara 40-120 mEq per hari. Hipokalemia akibat
asupan kalium kurang biasanya disertai oleh masalah lain misalnya pada pemberian
diuretik atau pemberian diet rendah kalori pada program menurunkan berat badan.
2) Pengeluaran Kalium Berlebihan
Pengeluaran kalium berlebihan terjadi melalui saluran cerna, ginjal atau keringat.
Pada saluran cerna bawah (diare, pemakaian pencahar), kalium keluar bersama
bikarbonat (asidosis metabolik). Pengeluaran kalium yang berlebihan melalui ginjal
dapat terjadi pada pemakaian diuretik. Pengeluaran kalium berlebihan melalui keringat
dapat terjadi bila dilakukan latihan berat pada lingkungan yang panas sehingga
produksi keringat mencapai 10 L.
3) Kalium Masuk ke Dalam Sel
Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian
insulin, peningkatan aktivitas beta-adrenergik, paralisis periodic hipokalemik,
hipotermia. Defisit ion kalium tergantung pada lamanya kontak dengan penyebab dan
konsentrasi ion kalium serum.
Tanda-tanda dan gejala yang terjadi pada hipokalemia yaitu keletihan,
kelemahan otot, kram kaki, otot lembek atau kendur, mual, muntah, ileus, parestesia,
peningkatan efek digitalis, penurunan konsentrasi urin.
Setiap sel-sel mengalami kerusakkan karena trauma, cedera, pembedahan, atau
syok, kalium akan keluar dari sel ke dalam cairan intravaskular dan diekskresikan oleh
ginjal. Dengan hilangnya kalium dari sel, kalium akan pindah dari plasma ke dalam sel
untuk memulihkan keseimbangan kalium selular. Jika ginjal tidak bekerja atau terserang
penyakit kalium akan menumpuk di dalam cairan intravaskulardan terjadi hiperkalemia.
Jika kadar kalium serum diantara 3,0-3,5 mEq/L, 100-200 mEq/L kalium klorida (KCL)
diperlukan untuk meningkatkan kadar kalium serum sebanyak 1 mEq ( 3,0-4,0 mEq/L).
Namun, kalium klorida tidak dapat dengan cepat memperbaiki kekurangan kalium yang
berat.
Kalium dapat diberikan secara oral atau intravena dan digabung dengan suatu
anion seperti klorida atau bikarbonat. Kalium oral dapat diberikan dalam bentuk cair,
bubuk, atau tablet. Kalium dapat mengiritasi lambung dan usus halus sehingga harus
diberikan dengan sedikitnya setengah gelas cairan (sari buahbuahan atau air) dan akan
lebih baik dengan segelas air.
Kalium intravena harus diencerkan dalam cairan karena tidak dapat diberikan
sebagai obat IV yang disuntikkan atau berupa bolus IV.
Tabel 1. Sediaan Farmasi Larutan Kalium Klorida
Preparat Obat
Cairan oral Kalium kloria 10% = 20 mEq/15 ml, 20% =
40 mEq/ 15 ml. Kay Ciel (kalium klorida),
Kaochlor 10% (kalium klorida), Kaon-Cl
20% (kalium klorida), Potassium Triplex
(kalium asetat, bikarbonat sitrat) jarang
dipakai.
Tablet/Kapsul oral Kalium klorida (tablet entericcoated), Kaon
CL ( kalium klorida), Slow K (kalium klorida
8 mEq), Klyte- CL (tablet effervescent),
kdur, microtab.
Kalium intravena Kalium klorida dalam cairan jernih dalam
vial multidosis / ampul (2 mEq/L).

Tanda-tanda dan gejala hipokalemia adalah mual dan muntah, aritmia, perut
kembung dan otot yang kendur. Obat-obat tertentu menambah kehilangan kalium
seperti diuretik yang membuang kalium yaitu hidroklorotiazid (Hydrodiuril), furosemid
(Lasix), asam etakrinat (Edecrin), dan preparat kortison. Pasien yang menerima obat-
obatan tersebut harus menambah masukan kalium dengan makanan yang kaya akan
kalium atau suplemen kalium.

Interaksi Obat Lain Dengan Kalium Klorida


Tabel 4. Interaksi Obat Lain Dengan Kalium Klorida

Nama Obat Efek


ACE Inhibitor garam kalium meningkatkan efek
hiperkalemi dari ACE inhibitor.
Angiotensin II Reseptor Bloker garam kalium meningkatkan efek
hiperkalemi dari Angiotensin II
Reseptor Bloker.
Antikolinergik dapat meningkatkan efek ulserogenik
dari kalium klorida.
Eplerenone dapat meningkatkan efek dari garam
kalium.
Diuretik hemat kalium dapat meningkatkan efek hiperkalemia
dari diuretik hemat kalium.

Penggunaan Kalium
1. terapi harus dilengkapi dengan konsumsi makanan dari makanan kaya kalium
2. individu pada diet natrium terbatas sudah dianjurkan untuk menerima suplementasi
kalium
3. individu rawan mual, muntah, diare, bulimia, atau diuretik / pencahar
penyalahgunaan sudah dianjurkan untuk menerima suplemen kalium.
4. untuk mengisi kalium, mengelola dosis moderat dari kalium atas beberapa hari
sampai minggu
5. untuk lebih akurat penilaian total kalium tubuh, harus diukur ekskresi kalium 24 jam
dalam pasien berisiko tinggi
6. meningkatkan kepatuhan pasien dengan mengembangkan rejimen dosis yang aman
7. meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan dosis rejimen seperti formulasi
mikroenkapsulasi, yang menurunkan pencernaan yang merugikan efek tidak
diinginkan
8. dosis kalium pada umumnya untuk pencegahan hypokalemia adalah 20 meq / hari
dan biasa pengobatan dosis adalah 40 sampai rp100 meq per hari.

Penyimpanan, Pelabelan , Peresepan, Pencampuran, dan Pemberian Kalium


Klorida

Pada tahun 2007, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan “ Patient


Safety Solution” dimana mengidentifikasikan kalium klorida pekat (KCL) sebagai high
risk medication. Di Amerika Serikat, selama 2 tahun pelaporan buruk pada penggunaan
kalium, 10 kematian dilaporkan kepada Joint Commision yang merupakan sebuah
organisasi internasional terkemuka yang memberikan akreditasi rumah sakit
internasional dan di Kanada, antara 1993-1996, 23 kejadian yang dilaporkan.
Sementara semua obat yang berpotensi berbahaya, elektrolit konsentrat sehingga tidak
mungkin untuk membalikkan efek dari kesalahan pada penggunaan KCL. Singkatnya,
kalium pekat mematikan bila tidak dipersiapkan dan diberikan sesuai aturan. WHO/Joint
Commission merekomendasikan agar organisasi kesehatan memiliki sistem dan proses
untuk praktek aman penggunaan kalium klorida dan larutan elektrolit pekat lainnya.

rekomendasi:

a. Sangat penting bahwa ketersediaan, akses / penyimpanan, resep, pemesanan,


penyiapan, distribusi, pelabelan, verifikasi, administrasi dan pengawasan terhadap
agen tersebut dipandu sedemikian rupa sehingga potensi untuk kesalahan
diminimalkan atau dihilangkan.

b. Pendekatan untuk masalah ini harus multidisiplin dan melibatkan tenaga medis,
keperawatan, keselamatan pasien dan perwakilan farmasi.
Definisi Kalium pekat
Joint Commission International (JCI) mendefinisikan kalium klorida pekat dengan
konsentrasi lebih besar dari atau sama dengan 2 mmol/mL (JCI, 2012). Australian
Commission for Safety & Quality in Healthcare berfokus pada pemindahan ampul
kalium klorida dalam penyimpanan, dan pentingnya pengenceran sebelum digunakan
daripada mendefinisikan konsentrasi secara spesifik. Bahaya yang terkait dengan
kalium dapat memiliki konsekuensi sama walaupun dalam konsentrasi rendah ,
personalia di rumah sakit mungkin memiliki definisi beragam apa yang dianggap
terkonsentrasi. Sehingga hal tersebut menjadi hal penting bahwa setiap rumah sakit
mengembangkan definisi yang disepakati sendiri " individu terkonsentrasi" yang
menjadi dasar kebijakan local.
Penyimpanan Kalium Intravena
Pemindahan larutan elektrolit pekat, khususnya kalium klorida, dari unit
perawatan pasien memiliki dampak positif ditandai pada pengurangan kematian dan
mencegah terjadinya cedera yang terkait dengan agents tersebut.
a. Idealnya, pemindahan kalium pekat dari daerah perawatan pasien sesuai tujuan.
b. Larutan infus kalium siap-campuran (prefilled bags) harus digunakan bila
dimungkinkan.
c. Ready – mixed potassium infussion bags harus dipisahkan dari cairan IV lainnya
dalam area penyimpanan.
d. Minimal, kalium pekat harus dipisahkan dari obat lain misalnya, dalam lemari
terpisah/aman atau terkendali di lemari obat. Rumah sakit mungkin dapat
mempertimbangkan pengobatan produk kalium pekat sebagai obat yang dikontrol
dalam bentuk pencatatan. Hal tersebut baik dilakukan di dalam apotek dan di daerah
perawatan pasien.
e. Kalium pekat harus disimpan dan disiapkan di daerah klinis, risiko menggunakan
produk ini harus dikelola dengan menerapkan beberapa tindakan pencegahan
termasuk:
1. Menyesuaikan dengan stok baku kalium pekat dengan kemiripan pada
pelabelan dan kemasan.
2. Memisahkan penyimpanan kalium pekat dari obat-obatan lain.
3. Membatasi akses kalium pekat hanya pada staff berkualitas.
4. Membatasi jumlah kalium pekat yang disimpan di area klinis.
Masalah Peresepan Kalium
Kalium oral dapat diresepkan bersama dengan IV kalium ( Mount et Al,2012).
1. Kalium intravena harus ditentukan kekuatan yang memungkinkan tersedia siap
dicampur dalam larutan infus kalium (prefilled bags) untuk penggunaan yang
dimungkinkan.
2. Departemen farmasi harus memberikan resep dengan daftar yang tersedia dalam
kantung infus kalium yang siap dicampur.
3. Selalu mempersiapkan spesifitas (penentuan konsentrasi) kalium (Fosfat atau
klorida) yang akan digunakan.
Menentukan kelarutan cairan dan volume

1. Volume akhir harus selalu ditentukan.


2. Terapi awal penggantian kalium tidak harus melibatkan infus glukosa, karena glukosa
mungkin menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam konsentrasi plasma kalium
3. Konsentrasi maksimum normal kalium untuk pemberian perifer adalah 40 mmol/L.
Namun, rasa sakit atau flebitis mungkin terjadi selama pemberian IV larutan yang
mengandung 30 mmol.
4. Tentukan laju administrasi. Laju administrasi : pedoman praktek saat ini, didukung
oleh IMSN menyarankan resep yang memiliki laju maksimum 10 mmol kalium klorida
/ jam untuk daerah bangsal umum.
5. Administrasi lebih cepat hanya dianjurkan dan monitoring jantung yang
memungkinkan. Dalam situasi ini, IMSN merekomendasikan laju maksimum 20 mmol
kalium/jam. Setiap rumah sakit harus memiliki standar yang disepakati sebagai
maksimum administrasi.
Administrasi Kalium klorida
Praktek pemberian obat yang aman : Infus kalium cepat dapat berakibat toksik
bagi hati dan fatal. Jika kalium pekat harus ditambahkan ke kantung infus harus diambil
dan dipastikan dapat dicampur. Pencampuran yang tidak sempurna dapat
menyebabkan lapisan kalium terkonsentrasi pada dasar kantung infus dan administrasi
tidak tepat pada bolus berakibat toksisitas. Untuk menghindari risiko ini, setelah
penghitungan jumlah kalium pekat dengan benar telah ditambahkan, campurkan secara
menyeluruh dengan menekan dan membalik kantung infus
setidaknya 10 kali.
1. Infus Kalium harus selalu dikelola dengan menggunakan pompa infuse terkontrol. ini
harus diperhitungkan ketika membawa pasien di daerah klinis.
2.Pertimbangan untuk menggunakan label peringatan berisiko tinggi pada larutan
kalium intravena sebelum pemberian.
3.Tingkat administrasi : pedoman praktek saat ini, didukung oleh IMSN tersebut,
menyarankan resep dengan laju maksimum pemberian 0.2 mmol/kg /jam. (tidak
melebihi 10 mmol/jam) kalium klorida untuk daerah bangsal umum. Tingkatan
administrasi lebih cepat hanya dianjurkan bila central line dan monitoring jantung
yang memungkinkan. Dalam situasi ini, IMSN merekomendasikan laju maksimum
adalah 20 mmol kalium/jam.
4.Konsentrasi maksimum kalium normal untuk pemberian perifer adalah 40mmol/L.
Namun, rasa sakit atau flebitis mungkin terjadi selama pemberian larutan IV yang
mengandung 30 mmol atau lebih banyak kalium /L.
5.Pengukuran berulang konsentrasi plasma kalium diperlukan untuk menentukan
apakah infus lebih lanjut diperlukan, dan untuk menghindari perkembangan
hiperkalemia.
DAFTAR PUSTAKA
1. AHFS Drug Information. Potassium chloride (updated June 2013). Accessed online
via subscription www.medicinescomplete.com 3 Jul 2013.
2. The Australian Council for Safety & Quality. Medication Alert 1: Intravenous
potassium can be fatal if given inappropriately . 2003 . Available from
www.safetyandquality.gov.au
3. Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. Gangguan Keseimbangan Air- Elektrolit dan
Asam-Basa. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
4. Cohn JN, Kowey PR, Whelton PK, Prisant M. 2000. New guidelines for potassium
replacement in clinical practice. a contemporary review by the national council on
potassium in clinical practice. Arch Intern Med.

Anda mungkin juga menyukai