Anda di halaman 1dari 11

EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. CHINTYA KALE
2. MARIA KRISTIN FEBRIANA DADA KALUMBANG
3. NELSIN SETE
4. PHILIPUS MANGNGI ULY
5. ROSWITA BENGANG

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Sainoni merupakan sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Bikomi
Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sainoni berasal dari
kata saisono yang artinya bersal dari jawa. Nama ini diambil karena nenek moyang
masyarakat desa sainoni berasal dari pulau Jawa.

Tabel 1. Batas Wilayah Desa Sainoni

Batas Desa Kecamatan


Sebelah Utara Desa Banain A Kecamatan Bikomi Utara
Sebelah Selatan Desa Haumeni Kecamatan Bikomi Utara
Sebelah Timur Desa Faennake Kecamatan Bikomi Utara
Sebelah Barat Desa Tes Kecamatan Bikomi Utara
Sumber: Data Olahan Profil Desa Sainoni Tahun 2017
Desa Sainoni memiliki luas 8,2 km2. Sebagaimana daerah Timor bagian barat lainnya,
Desa sainoni merupakan suatu daerah dimana musim kemarau dan musim hujan beredar
secara tajam. Penduduk yang mendiami wilayah Desa sainoni Kecamatan Bikomi utara tahun
2017 berjumlah 1.186 jiwa. Laki- laki 583 jiwa dan perempuan 603 jiwa. Dengan Kepala
Keluarga (KK) sebanyak 176.

Dalam tata kehidupan Indonesia modern hubungan keseimbangan antara manusia


dengan wujud tertinggi harus diwujudkan dalam kehidupan praktis melalui suatu kesadaran
akan keyakinan baru yang emansipatif dan penghayatan keimanan yang mendalam.
Keyakinan iman kepercayaan tersebut dapat menjadi basis kekuatan moral dan spiritual bagi
masyarakat dan bahkan bagi kelompok etnik tradisional lainnya untuk senantiasa menjunjung
tata nilai budaya dan kearifan-kearifan budaya lokal dan tradisional.

Wujud tertinggi yang dimaksud adalah Uis Neno-Uis naijan. Uis neno berasal dari kata
Uis atau usi yang berarti Raja, Tuan, yang mempunyai dan neno artinya hari, langit, yang
tertinggi. Sedangkan kata Naijan artinya Bumi atau tanah tempat berpijak. Uis Neno-Uis
Naijan adalah bahasa simbol dimana wujud tertinggi dilukiskan seperti langit yang berada
diketinggian dan sulit dijangkau. Namun,selalu ada dan dekat dengan manusia seperti bumi
yang begitu luas dan menjadi tempat berpijak manusia. DIA adalah Tuhan yang menciptakan
dan menguasai langit dan bumi.

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Desa Sainoni menyebut tuhan dengan nama
uis neno dan uis naijan. Kendati demikian, tidak berarti mereka menyembah 2 (dua) Tuhan.
Uis Neno dan Uis Naijan merujuk pada satu figur yang sama dan satu yang menjadi penguasa
langit dan bumi serta segala isinya. Mereka menganut paham monoteis yakni percaya kepada
satu Tuhan selaku kuasa prima yang senantisa membuahkan rahmat berlimpah bagi manusia.

Sehubungan dengan itu ada 4 sifat ilahi yang dikenakan kepada Uis Neno-Uis Naijan
yaitu:

1. Amoet ma Apakaet. Artinya Uis Neno-Uis Naijan adalah Pencipta,Pemelihara


dan Penguasa alam semesta. DIA adalah Penyebab Segala Sesuatu, Penguasa
Langit Dan Bumi. Segala makluk harus tunduk kepada-Nya.
2. Apinat ma Aklahat. Apinat berarti yang menyala atau bersinar,sedangkan aklahat
berarti yang membara dan menghanguskan. Uis Neno-Uis Naijan diibaratkan
seperti matahari yang menyala dan membara. Kekuatan panas dan cahaya
matahari yang dasyat tidak dapat ditandingi oleh kekuatan panas atau cahaya
manapun.Uis Neno-Uis Naijan adalah matahari dan cahaya sejati.
3. Alikin ma Apean. Artinya Uis Neno-Uis Naijan adalah Pembuka jalan dan
pengatur kehidupan manusia dimuka bumi ini. DIA-Lah yngs pertama memulai
segala sesuatu dan segala makhluk tergantung kepadanya. DIA juga yang
mengatur seluruh perjalanan hidup manusia.DIA adalah Alfa dan Omega. Awal
dan akhir dari segala yang ada.
4. Afinit ma Amnanut. Artinya Uis Neno-Uis Naijan yang melebihi segala sesuatu
dan yang tertinggi. Tidak ada makhluk lain yang melebihinya oleh karenanya,
semua makhluk hidup patut menyembahnya.

Dengan merujuk pada sifat Ilahi Uis Neno-Uis Naijan maka masyarakat Desa Sainoni
menganut sistem kepercayaan kepada Tuhan sumber segala sesuatu yang memberikan
kehidupan kepada manusia. Dengan demikian iman kristianilah yang dianut oleh wilayah
kerajaan tersebut.

Jenis bahan makan yang terdapat di desa Sainoni seperti jagung, kacang tanah, ubi
kayu, ubi jalar, padi ladang, kacang turis, mentimun, kacang turis. Jenis buah-buahan yang
dibudidayakan seperti jeruk, alpukat, mangga, pepaya, belimbing, pisang, semangka, jeruk
nipis, nagka, sirsak. Frekuensi makan masyarakat desa Sainoni lebih cenderung makan tiga
kali dalam sehari. Makanan pokok yang sering dinkonsumsi oleh masyarakata Sainoni adalah
Jagung ketemak (pen pasu), jagung bose (mak liot). Adapun makanan khas seperti darah
hewan seperti ayam, babi, sapi (na’a). biasanya dijadikan makanan. Cara pembuatannya yang
di lakukan oleh masyarakat Sainoni adalah dengan di darah di campur dengan daging yang
diiris kecil-kecil setelah itu dimasak. Cara masaknya pun unik, apabila acara potong ayam
dilakukan dikebun atau di kuburan maka cara masaknya adalah dengan membakar batu dan
batu yang telah panas dimasukkan kedalam na’a yang sebelumnya telah disimpan di kubi.
Na’a kemudian dicampur hingga matang dan jadilah makanan yang disebut leko. Makanan
lainnya juga adalah pucuk daun asam yang dimasak bersamaan dengan beberapa jenis sayur
seperti kangkung. Ada juga yang menjadikan pucuk daun asam sebagai campuran sambal.
BAB II
PEMBAHASAN

Desa Sainoni Kecamatan Bikomi Utara Kabupaten TTU memiliki musim hujan di
mulai sekitar bulan November, Desember dan meningkat volumenya pada bulan Januari dan
Februari,dan kembali mulai rintik-rintik pada bulan Maret dan April. Sesudah itu akan terjadi
guntur pada bulan Mei dan dan Juni sebagai tanda hujan berhenti hingga bulan Oktober dan
November. Sepanjang musim kemarau, sungai-sungai yang besar akan kering atau debit air
menurun drastis.

Topografi Desa Sainoni berada di Kecamatan Bikomi Utara dengan ketinggian ± 850
meter di atas permukaan laut. Kondisi alam yang terdiri dari lembah dan perbukitan dengan
curah hujan rata-rata pertahun antara 4 s/d 5 bulan hujan (7-8 bulan kering). Suhu harian rata-
rata 250c s/d 300c.

a. Flora dan Fauna


 Flora
Flora (Dunia Tumbuhan) memang tidak terlepas dari tumbuh-tumbuhan baik tanaman
umur panjang maupun tanaman umur pendek yang berfungsi sebagai kebutuhan-
kebutuhan hayati manusia,untuk mengatasi tuntutan kebutuhan gisi,mutu serta pola
makanan hayati makin tinggi serta ditingkatkan jumlah mutu makanan bagi manusia.
Hutan homogen dan hutan heterogen dengan berbagai jenis tanaman untuk menjawab
segala kebutuhan manusia. Dengan berbagai jenis tanaman umur panjang maupun
umur pendek akan bernilai ekonomis bagi kehidupan masyarakat Desa Sainoni.
Tanaman perkebunan umur panjang yang di budidayakan oleh masyarakat seperti
kelapa, jati, mahoni, kemiri, mangga, nangka, cendana dan nitas. Tanaman umur
pendek terdiri dari: jagung, padi kacang-kacangan, umbi-umbian, dan sayur-sayuran
semua dijadikan sebagai sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok.
 Fauna
Jenis binatang yang dipelihara oleh masyarakat Kerajaan oenun mutis bikomi timor
Desa sainoni berupa ternak besar dan ternak kecil. Ternak besar terdiri dari
sapi,babi,kambing dan kuda.Sedangkan ternak kecil berupa ayam dan bebek.Dan
binatang peliharaan lainnya berupa anjing dan kucing yang dijadikan sebagai sumber
pendapatan masyarakat setempat.
Jenis hewan yang merupakan penopang utama adalah sapi, kerbau, babi, dan kambing
sebagai ternak besar yang hasil pemasarannya sangat menggembirakan masyarakat di
bawah pengawasan pemerintah kecamatan. Sapi yang dipelihara menggunakan sistem
paron. Paronisasi di Desa Sainoni telah berlangsung dalam hitungan puluhan
tahun,sehingga dapat dianggap sebagai suatu sistem yang membudaya.
Harga jual sapi cukup tinggi sehingga dapat mencapai Rp 4.000.000 hingga Rp
6.000.000 sampai per ekor, jika dibandingkan sapi non paron yang harganya Rp
1.500.000 sampai Rp 2.500.000. Kegiatan memelihara dan menjual sapi paron ini
cukup mendongkrak penghasilan masyarakat. Binatang-binatang tersebut dipelihara
dan dikembangkan oleh masyarakat Desa Sainoni untuk kepentingan rumah tangga,
dan juga untuk menyekolahkan anak-anak, selainnya dipakai pula untuk kebutuhan
pribadi.
b. Pertanian
Masyarakat Desa Sainoni memiliki aspek ekonomi kurang lebih 90% untuk kegiatan
ekononi di bidang pertanian. Kegiatan ekonomi pertanian adalah kegiatan masyarakat
dalam memanfaatkan faktor-faktor alam khususnya dalam pertanian. Pada umumnya,
kegiatan ekonomi pertanian di Desa Sainoni dilihat dari lahan keberadaan yang masih
sangat luas. Pola bertani yang diterapakan umumnya masih bersifat ekstensif tradisional
dengan cara tebas bakar hutan.
Sektor ekonomi yang berkembang dan menjadi andalan masyarakat di Desa Sainoni
dalam menopang kehidupan mereka yaitu sektor pertanian tanaman pangan dan
hortikultura, sektor peternakan dan sektor perkebunan. Hasil-hasil pertanian yang dapat di
andalkan antara lain: Jagung, Padi, Ubi Kayu, Ubi Jalar,Kacang Tanah, Kacang Tali, dan
Turis. Sedangkan hasil perkebunan itu meliputi Kemiri, Kapok, Pisang, Sirih, Pinang,
Jeruk, Jambu mente, asam dan Kelapa.

Tabel 2. Luas panen produksi di Desa sainoni Kecamatan Bikomi Utara tahun 2017

Desa Luas Rata-rata Produksi


panen[Ha] produksi[kg] Gabah kering Beras [kg]
Sainoni 595 26,8 1,594,60 1,036,49
595 26,8 1,594,60 1,036,49
Sumber : Desa Sainoni Kecamatan Bikomi Utara dalam angka 2017
Dari Tabel 2 dapat diketahui bawah Desa Sainoni menghasilkan gabah kering
dengan jumlah Produksi 1,594,60. Sedangkan Produksi beras hanya 1,036,49.

Tabel 3. Luas panen rata-rata Produksi jagung di Desa Sainoni Kecamatan Bikomi
Utara menurut tahun 2017

Desa Luas panen [Ha] Rata-rata Produksi Produksi [Ton]


[kw/ha]
Sainoni 10,19 15,00 15,29
Sumber : Desa Sainoni Kecamatan Bikomi Utara 2017

Tabel 4. Luas panen rata-rata Produksi kacang di Desa Sainoni Kecamatan Bikomi
Utara Tahun 2017

Desa Luas Panen [Ha] Rata-rata Produksi Produksi [Ton]


[kw/ha]
Sainoni 65 8,00 52
Sumber : Desa Sainoni Kecamatan Bikomi Utara tahun 2017

Kegiatan pertanian masyarakat sainoni selalu berhubungan dengan tradiasi/ adat


istiadat yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat soinoni yang tidak biasa di langgar.

Kegiatan pertanian yang berhubungan dengan tradisi/ adat istiadat seperti:

a. Pembersihan Lahan (Lolton)


Desa Sainoni terdiri dari tiga suku, yaitu suku korbafo yang berasal dari Rote, suku
abi dan kefi dari jawa. Tradisi adat masih berlaku seperti setiap tahun yaitu Lol Ton
artinya akhir tahun mayarakat akan tidur di tempat yang merupakan kampung lama
penduduk desa sainoni. Mayarakat akan tidur selama dua malam dan tidurnya ditenda.
Tenda – tenda ini dibagi persuku. Pada saat acara adat hanya laki-laki atau lian mone yang
boleh naik keatas gunung batu. Diatas gunung salah satu kepala adat berdoa dan bunuh
hewan babi dan ayam. Bibit yaitu jagung dua puler dan padi satu ikat ini dijadikan
persembahan sebagai bentuk pengeluaran bibit ke kebun. Setelah itu laki-laki atau lian
mone turun dan memberikan hewan kepada anak perempuan lian feto untuk memasak
kemudian makan bersama-sama. Diadakan juga misa di kampung lama untuk untuk
memberkati lahan yang akan digunakan.
b. Panen
Tradisi yang berikutnya adalah Usa, dimana hasil panen tidak boleh dimakan sebelum
membawa persembahan di gereja dan rumah adat. Hasil panen berupa jagung yang masih
muda ini di kumpulkan dan dibawa ke gereja untuk persembahan. Hal ini juga dilakukan
di masing – masing rumah adat.

Pola konsumsi pangan di lihat dari aspek ekologi di desa Sainoni adalah:

1. Jenis bahan pangan


a) Sumber Karbohidrat : Jagung, ubi kayu, ubi jalar, padi ladang,
b) Sumber Protein : Kacang tanah, kacang turis
c) Sumber Vitamin dan Mineral : Jeruk, alpukat, mangga, pepaya, belimbing, pisang,
semangka, jeruk nipis, nangka, sirsak, dan sayuran hijau.
Jenis bahan pangan diatas dapat tumbuh pada daerah yang memiliki kondisi lahan
yang luas dengan pola curah hujan yang teratur (musim hujan) seperti pada desa
Sainoni.
2. Frekuensi Makan
Frekuensi makan masyarakat desa Sainoni lebih cenderung makan tiga kali dalam
sehari.
3. Nama Masakannya/Makanan
Makanan pokok yang sering dinkonsumsi oleh masyarakata Sainoni adalah Jagung
ketemak (pen pasu), jagung bose (mak liot). Adapun makanan khas seperti darah
hewan seperti ayam, babi, sapi (na’a). biasanya dijadikan makanan.
4. Prioritas Konsumsi
Masyarakat desa Sainoni lebih memprioritaskan makanan sumber karbohidrat yaitu
nasi dan jagung. Sumber bahan pangan ini selalu ada karena masyarakat Sainoni
selalu menyimpan hasil panen berupa beras dan jagung di tempat penyimpanan yang
dahulu ada yang disebu Lopo menjadi tempat penyimpanan hasil panen, biasanya
disimpan diatas loteng. Sekarang lebih banyak masyarakat desa menggantung di
dapur.
5. Tata Cara Makan
Dalam upacara adat dan pesta, tamu dan tetua adat makan duluan, terutama kaum
laki-laki. Untuk makan sehari – hari dalam keluarga yang mengambil makanan
terlebih dahulu laki-laki khususnya kepala keluarga.
6. Waktu Makan dan Indikator Pola Konsumsi Pangan Lainnya yang dianggap penting
untuk Wilayah/Etnis tersebut.
Waktu makan pada masyarakat Sainoni terbagi menjadi waktu makan pagi, siang,
malam. Waktu makan pada pagihari masyarakat Sainoni lebih utamakan jagung bunga
atau yang biasa disebut pen boto dengan meminum kopi atau teh, sedangkan siang hari
dengan mengomsumsi nasi atau jagung dan bahan pangan lainnya, dan pada malam
hari masyarakat lebih mengomsumis nasi ditambah bahan makanan lainnya.
Pola komsumsi pangan masyarakat Sainoni selain bergantung pada makanan pokok
yaitu jagung ketemak atau jagung bose, masyarakat juga mengomsumsi bahan pangan
lainnya seperti : kacang-kacangan, sayuran hijau ( mentimun,sayur bayam, kangkung,
sayur putih atau sawi), daging ( ikan, ayam, sapi, kerbau) dan buah-buahan ( jeruk,
mangga, alpukat, pepaya, belimbing, pisang, semangka, jeruk nipis, nangka, sirsak,

Hubungan pola komsumsi dilihat dari aspek ekologi :

Masyarakat Desa Sainoni memiliki lahan yang luas dengan tekstur tanah humus
dengan warna tanah hitam, luas tanah yang tidak ada erosi sebesar 598/m2, curah hujan mulai
sekitar bulan November, Desember dan meningkat volumenya pada bulan Januari dan
Februari,dan kembali mulai rintik-rintik pada bulan Maret dan April. Sesudah itu akan terjadi
guntur pada bulan Mei dan dan Juni sebagai tanda hujan berhenti hingga bulan Oktober dan
November. Sepanjang musim kemarau, sungai-sungai yang besar akan kering atau debit air
menurun drastis.
Kondisi ekologi ini menyebabkan jenis tanaman yang dapat tumbuh yaitu tanaman
hortikultura(sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah) sehingga menyebabkan pola
komsumsi masyarakat Desa Sainoni beragam. Komsumsi pangan sumber protein kurang pada
masyarakat Sainoni terutama protein hewani, hal disebabkan hewanternak yang dipelihara
juga untuk dijual dan untuk mengomsumsi daging masyarakat hanya saat diselenggarakan
pesta adat atau acara adat. Komsumsi vitamin dan mineral masyarakat Sainosi bergantung
pada musim.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Desa Sainoni merupakan sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Bikomi
Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sainoni berasal
dari kata saisono yang artinya bersal dari jawa. Nama ini diambil karena nenek moyang
masyarakat desa sainoni berasal dari pulau Jawa.
Desa Sainoni Kecamatan Bikomi Utara Kabupaten TTU memiliki musim hujan di
mulai sekitar bulan November, Desember dan meningkat volumenya pada bulan Januari
dan Februari,dan kembali mulai rintik-rintik pada bulan Maret dan April
Topografi Desa Sainoni berada di Kecamatan Bikomi Utara dengan ketinggian ± 850
meter di atas permukaan laut. Kondisi alam yang terdiri dari lembah dan perbukitan
dengan curah hujan rata-rata pertahun antara 4 s/d 5 bulan hujan (7-8 bulan kering). Suhu
harian rata-rata 250c s/d 300c. Keadaan ekologi ini menyebabkan jenis tanaman umur
panjang maupun umur pendek akan bernilai ekonomis bagi kehidupan masyarakat Desa
Sainoni. Tanaman perkebunan umur panjang yang di budidayakan oleh masyarakat
seperti kelapa, jati, mahoni, kemiri, mangga, nangka, cendana dan nitas. Tanaman umur
pendek terdiri dari: jagung, padi kacang-kacangan, umbi-umbian, dan sayur-sayuran
semua dijadikan sebagai sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Jenis binatang yang dipelihara oleh masyarakat Kerajaan oenun mutis bikomi timor
Desa sainoni berupa ternak besar dan ternak kecil. Ternak besar terdiri dari
sapi,babi,kambing dan kuda.Sedangkan ternak kecil berupa ayam dan bebek.Dan
binatang peliharaan lainnya berupa anjing dan kucing yang dijadikan sebagai sumber
pendapatan masyarakat setempat.
Jenis hewan yang merupakan penopang utama adalah sapi, kerbau, babi, dan kambing
sebagai ternak besar yang hasil pemasarannya sangat menggembirakan masyarakat di
bawah pengawasan pemerintah kecamatan.
Pola komsumsi pangan masyarakat Sainoni selain bergantung pada makanan pokok
yaitu jagung ketemak atau jagung bose, masyarakat juga mengomsumsi bahan pangan
lainnya seperti : kacang-kacangan, sayuran hijau (mentimun,sayur bayam, kangkung,
sayur putih atau sawi), daging (ikan, ayam, sapi, kerbau) dan buah-buahan (jeruk,
mangga, alpukat, pepaya, belimbing, pisang, semangka, jeruk nipis, nangka, sirsak
Jenis bahan pangan diatas dapat tumbuh pada daerah yang memiliki kondisi lahan
yang luas dengan pola curah hujan yang teratur (musim hujan) seperti pada desa Sainoni.
Frekuensi makan masyarakat desa Sainoni lebih cenderung makan tiga kali dalam sehari.
Makanan pokok yang sering dinkonsumsi oleh masyarakata Sainoni adalah Jagung
ketemak (pen pasu), jagung bose (mak liot). Adapun makanan khas seperti darah hewan
seperti ayam, babi, sapi (na’a). biasanya dijadikan makanan.
Masyarakat desa Sainoni lebih memprioritaskan makanan sumber karbohidrat yaitu
nasi dan jagung. Sumber bahan pangan ini selalu ada karena masyarakat Sainoni selalu
menyimpan hasil panen berupa beras dan jagung di tempat penyimpanan yang dahulu ada
yang disebu Lopo menjadi tempat penyimpanan hasil panen, biasanya disimpan diatas
loteng. Sekarang lebih banyak masyarakat desa menggantung di dapur.
Dalam upacara adat dan pesta, tamu dan tetua adat makan duluan, terutama kaum
laki-laki. Untuk makan sehari – hari dalam keluarga yang mengambil makanan terlebih
dahulu laki-laki khususnya kepala keluarga.
Waktu makan pada masyarakat Sainoni terbagi menjadi waktu makan pagi, siang,
malam. Waktu makan pada pagihari masyarakat Sainoni lebih utamakan jagung bunga
atau yang biasa disebut pen boto dengan meminum kopi atau teh, sedangkan siang hari
dengan mengomsumsi nasi atau jagung dan bahan pangan lainnya, dan pada malam hari
masyarakat lebih mengomsumis nasi ditambah bahan makanan lainnya.
Kondisi ekologi ini menyebabkan jenis tanaman yang dapat tumbuh yaitu tanaman
hortikultura(sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah) sehingga menyebabkan pola
komsumsi masyarakat Desa Sainoni beragam. Komsumsi pangan sumber protein kurang
pada masyarakat Sainoni terutama protein hewani, hal disebabkan hewan ternak yang
dipelihara juga untuk dijual dan untuk mengomsumsi daging masyarakat hanya saat
diselenggarakan pesta adat atau acara adat. Komsumsi vitamin dan mineral masyarakat
Sainosi bergantung pada musim.

3.2. Saran
1. Bagi masyrakat Desa Sainoni agar meningkatkan pola komsumsi sumber protein yang
sangat berperan penting bagi tubuh dalam menghasilkan energi
2. Bagi pemerintah untuk dapat memperhatikan kehidupan masyarakat di desa yang
membutuhkan asupan pangan yang bergizi

Anda mungkin juga menyukai