Anda di halaman 1dari 19

Hasil Ringkasan Materi

Pengertian Epidemiologi

Menurut asal kata dari bahasa Yunani yaitu : Epi = Pada; Demos = Penduduk atau rakyat;
Logos = Ilmu. Jadi, Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi,
dan determinan masalah-masalah kesehatan yang ada pada masyarakat di suatu daerah.

Ruang Lingkup Epidemiologi

1. Epidemiologi Penyakit Menular


2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
3. Epidemiologi Klinik
4. Epidemiologi Kependudukan.
5. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan.
6. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
7. Epidemiologi kesehatan jiwa
8. Epidemiologi Gizi

Menfaat Epidemiologi

1. Mempelajari sejarah penyakit


2. Mendiagnosis masyarakat
3. Melihat risiko yang ada pada
setiap individu
4. Penilaian,evaluasi dan penelitian
5. Melengkapi gambaran klinis
6. Identifikasi sindroma
7. Menentukan penyebab dan
sumber penyakit
8. Mengevaluasi symptoms dan
tanda2
9. Analisa keputusan klinis
Tujuan epidemiologi:
1. Menggambarkan status kesehatan
2. Menentukan sebab masalah kesehatan
3. Menentukan riwayat alamiah penyakit
4. Mengevaluasi suatu tindakan intervensi kesehatan
5. Meramalkan terjadinya masalah kesehatan di populasi
6. Menggambarkan upaya tindakan pencegahan dan
pengobatan yg dilakukan

Macam-macam

Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi yang hanya menggambarkan besarnya masalah kesehatan yg terjadi
di masyarakat. Besarnya masalah kesehatan digambarkan dalam 3 variabel
epidemiologi yaitu orang (person), tempat (place) dan waktu (time).Cara
menggambarkan masalah kesehatan dapat dalam bentuk: narasi, tabel, grafik atau
gambar/peta.
2) Epidemiologi Analitik
Epidemiologi yang selain menggambarkan besarnya masalah kesehatan, juga
mencari faktor yang menyebabkan masalah kesehatan tersebut di masyarakat.
Epidemiologi analitik selain menggambarkan besarnya masalah dengan 3 variabel
epidemiologi juga mencari faktor penyebab masalah kesehatan tsb.Cara mencari
faktor penyebab dengan melakukan penelitian

Peranan Epidemiologi

Pengamatan Epidemiologi (surveilance epidemiologi) adalah pengamatan akan


tanda-tanda munculnya wabah penyakit di masyarakat.
2. Kegiatan surveilance dilakukan dengan pengumpulan data, kemudian mencatat
dan menganalisa akan munculnya kejadian-kejadian penyakit.
3. Penelitian Epidemiologi: bersifat lebih mendalam dan mengadakan analisis serta
kesimpulan.
4. Penelitian bertujuan mencari faktor penyebab penyakit atau membuktikan
hipotesa yang telah dibuat berdasarkan kajian masalah yang telah terjadi.
2.5 PERAN EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN
Dalam bidang kesehatan msyarkat, epidemiologi mempenyai tiga fungsi utama:
1. Menerangkn tentang besarnya masalah dan ganggun kesehatan (termasuk
penyakit) serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu.
2. Menyiapkan data/ informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan,
pelaksanaan rogram, serta evaluasi berbagai kegiatan pelayanan (kesehatan) pada
masyarakat, baik yang bersifat pencegahan dan penanggulangan penyakit maupun
bentuk lainnya serta menentukan skala prioritas terhadap kegiatan tersebut.
3. Mengidentifikasi berbagai factor yang menjadi penyebab masalah atau factor
yang berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.

KONSEP PENYEBAB PENYAKIT

Sebuah peristiwa, kondisi, karakteristik/kombinasi dari faktor-faktor penyebab yang memegang

peranan penting dalam timbulnya penyakit. Teori Penyebab Penyakit :

1. Teori Contagion

2. Teori Hippocrates

3. 3.Teori Humoral

4. 4.Teori Miasma

5. 5.Teori Jasad Renik

6. Teori Ekologi Lingkungan

Konsep Dasar Timbulnya Penyakit

1. Segitiga Epidemiologi (EpidemiologicTriangle)

2. Roda (Wheel)
3. Jaring-jaring sebab akibat (The Web of causation)
Agent

Suatu substansi atau elemen makhluk hidup/bukan makhluk hidup yang kehadirannya
/ketidakhadirannya dapat menimbulkan /mempengaruhi perjalanan suatu penyakit

Host

Semua faktor yang ada pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan
penyakit

Environment

Agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
organisme

KETERPAPARAN DAN KERENTANAN

Sehat

Keadaan kesempurnaan fisik, mental, dankehidupan sosial dan bukan berarti hanya bebas dari

penyakit atau kelainan/cacat(WHO).

 Sakit

Suatu penyimpangan dari status penampilan yang optimal. Peralihan Sehat Sakit. Proses,

diawali dengan keadaan keterpaparan dan penjamu harus dalam keadaan kerentanan tertentu

dapat memproses penyakit

 Keterpaparan

Suatu keadaan dimana host berada pada pengaruh atau berinteraksi dengan unsur penyebab

primer maupun sekunder atau dengan unsur lingkungan yang dapatmendorong proses terjadinya

penyakit.

 Kerentanan

Suatu keadaan dimana host mempunyai kondisi yang mudah dipengaruhi atauberinteraksi

dengan unsur penyebab sehingg memungkinkan timbulnya penyakit.


Riwayat Alamiah Penyakit

Riwayat alamiah penyakit adalah proses terjadinya panyakit dari mulai masuknya
bibit penyakita sampai pada event terjadinya sakit.

Riwayat alamiah suatu penyakit dapat digolongkan dalam 5 tahap :


a. Pre Patogenesis
Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi
interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar
tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum
ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat
dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.
b. Tahap inkubasi (sudah masuk Patogenesis)
Pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala
penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang
berbeda. Kolera 1-2 hari, yang bersifat menahun misalnya kanker paru, AIDS dll.
c. Tahap penyakit dini
Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit. pada tahap ini
penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas
sehari-hari. Bila penyakit segera diobati mungkin bisa sembuh tetapi jika tidak bisa
bertambah parah. Hal ini terganting daya tahan tubuh manusia itu sendiri, seperti
memperbaiki pola makan, istirahat dan perawatan yang baik di rumah (self care).

d. Tahap penyakit lanjut


Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati atau pengobatan yang
tidak teratur atau tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada
penyakit sejak dini, maka penyakit masuk pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak
berdaya dan tak sanggup lagi melakukan aktifitas. Tahap ini penjamu memerlukan
perawatan dan pengobatan yang intensif.
e. Tahap penyakit akhir
Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan :
1. Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi seperti
keadaan sebelumnya atau bebas dari penyakit)
2. Sembuh tapi cacat , penyakit penjamu berakhir atau bebas dari penyakit, tapi
kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial)
dan sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh penjamu.
3. Karier , pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti karena gejala penyakit
tak tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit yang
pada suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kambuh
kembali. Keadaan ini tak hanya membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat
berbahaya terhadap orang lain atau masyarakat, karena dapat menjadi sumber
penularan penyakit (human reservoir).
4. Kronis , pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala
penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan.
Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam keadaan sakit.
5. Meninggal , Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati
lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu meninggal dunia.
Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan.
2.8 UPAYA PENCEGAHAN DAN UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan penyakit,


memperlambat kemajuan penyakit, dan melindungi tubuh dari berlanjutnya pengaruh
yang lebih membahayakan.Dalam kesehatan masyarakat ada 5 tingkat pencegahan
penyakit menurut Leavell and Clark. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa
sebelum sakit dan point 3,4,5 dilakukan pada masa sakit.
1. Peningkatan kesehatan (health promotion)
• Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)
• Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.
• Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan menengah ke
atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.
• Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
• Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.
• Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu
• Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit.
• Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung.
• Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja.
• Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan
racun maupun alergi.
• Pengendalian sumber-sumber pencemaran.
3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat
• Mencari kasus sedini mungkin.
• Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya
pemeriksaan darah, rontgent paru.
• Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
menular untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan
pengobatan.
• Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
• Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.
4. Pembatasan kecacatan (dissability limitation)
• Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi
komplikasi.
• Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
• Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan
dan perawatan yang lebih intensif.
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
• Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat.
• Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan
dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
• Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang
telah cacat mampu mempertahankan diri.
• Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang
setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

Sumber Data

Berbagai jenis data dapat diperoleh dari berbagai sumber.


1. Sumber data dari populasi

Sumber data populasi yang cukup lengkap yaitu data sensus penduduk, baik yang bersifat nasional
maupun lokal

Catatan peristiwa vital (vital records)

Sistem pencatatan peristiwa vital meliputi:

a. Akta kelahiran
Sertifikat kematian Pelaporan dan pencatatan penyakit Survei kesehatan

Karena perlunya mendapatkan data yang akurat, diperlukan desain dan metode
pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara atau sumber pengumpulan
data, seperti :

1. Menurut cara pengumpulannya :

a. Langsung : dengan wawancara person dengan person, pengumpulan

data berhadapan langsung dengan sumber informasi.

b. Tidak langsung : melalui telfon atau surat, jadi melalui media atau

alat/cara tertentu untuk mencapai responden.

Menurut sumber pengumpulannya :

a. Data primer : Data yang dikumpulkan langsung oleh pihak yang memerlukannya dari
tangan pertama (responden) atau subjek penelitian. Seperti hasil wawancara,
pengisian kuesioner (angket), observasi dan lain-lain.
Data sekunder: Data diperoleh dari pihak yang sudah mengumpulkan data itu sebelumnya dimana
pembaca data tinggal langsung membaca atau memperolehnya secara tertulis dari pengumpul data
pertama.

Kemungkinan kesulitan dalam menghadapi data dapat berupa :

a. Tidak tersedianya atau kesulitan memperoleh data yang diinginkan

b. Ketidak-lengkapan data. Antara data yang sudah tersedia dengan informasi yang
dibutuhkan sangat sering terjadi kesennjangan. Karena itu mungkin diperlukan usaha
tambahan untuk menjajaki berbagai sumber data atau bahkan terkadang
mengharuskan pengumpulan data sendiri.
c. Ketidakserasian data yang diperoleh dari berbagai sumber. Bahkan mungkin saja
terjadi semacam kontroversi mengenai suatu data yang diperoleh dari berbagai
sumber.

d. Kemungkinan bias/kesalahan. Diperlukan teknik pengambilan dan proses


pengambilan yang tepat untuk menghindari kemungkinan kesalahan, baik karena
keasalahan sumber atau pengambilannya.

e. Pola penyakit yang memungkinkan sulitnya mendapatkan kasus, karena banyaknya


kasus yang sebenarnya tersembunyi. Yang tampak hanya sebagian saja, yang
sebenarnya lebih banyak yang tersembunyi. Keadaan ini biasa disebut sebagai
fenomena gunung es (iceberg phenomen).

SEP SEBAB AKIBAT


Konsep penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai
sebab akibat kesuatu proses kejadian penyakit yakni proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan
berbagai sifatnya (biologis, Fisiologis, Psikologis, Sosiologis dan antropologis) dengan penyebab
(agent) serta dengan lingkungan (Enviroment). (Nu

penyakit dapat di bagi dalam dua bagian utama yakni :

1. Penyebab kausal primer, dan

2. Penyebab kausal sekunder.

Penyebab kausal primer

Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal Terjadinya penyakit, dengan ketentuan bahwa walaupun
unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya, Pada penyakit tertentu, unsur ini
dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur penyebab kausal ini dapat dibagi dalam 5 kelompok
yaitu :

1. Unsur penyebab biologis yakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk hidup termasuk
kelompok mikro organisme seperti Virus, bakteri, protozoa, jamur, kelompok cacing, dan insekta.
Unsur penyebab ini pada umumnya di jumpai pada penyakit infeksi menular

2. Unsur penyebab nutrisi yakni semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat nutrisi dan dapat
menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun kelebihan zat nutrisi tertentu seperti
protein, lemak, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.

3. unsur penyebab kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk senyawaan kimia yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini pada umumnya berasal dari luar
tubuh termasuk berbagai jenis zat, racun, obat-obatan keras, berbagai senyawaan kimia ini dapat
berbentuk padat, cair, uap, maupun gas. Ada pula senyawaan kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari
dalam) yang dapat menimbulkan penyakit tertentu seperti ureum, kolesterol, dan lain-lain

4. unsur penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit melalui proses fisika
umpamanya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan (rudapaksa), radiasi dan lain-lain. Proses
kejadian penyakit dalam hal ini terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan
gangguan kesehatan.
5. Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang pertaliandengan kejadian penyakit gangguan jiwa
serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab ini belum jelas proses dan mekanisme kejadian
dalam timbulnya penyakit, bahkansekelompok ahli lebih menitik beratkan kejadian penyakit pada
unsur penyebab genetika. Dalam hal ini kita harus berhati-0hati terhadap faktor kehidupan sosial yang
bersifat non kausal serta lebih menampakkan diri dalam hubungannya dengan proses kejadian
penyakit maupun gangguan kejiawaan.

Penyebab non kausal (sekunder)

Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/penambah dalam proses kejadian penyakit dan ikut
dalam hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan demikian, maka dalam setiap analis
penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat terjadinya penyakit, kita tidak hanya berpusat pada
penyebab kausal primer semata, tetapi harus memperhatikan semua unsur lain di luar unsur
penyebab kausal primer. Hal ini didasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya kejadian setiap
penyakit sangat di pengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut
dalam proses sebab akibat. Sebagai contoh pada penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis, kecelakaan
lalu lintas, dan lain sebagainya. Kejadiannya tidak di batasi hanya pada penyebab kausal saja, tetapi
harus di analisis dalam bentuk suatu rantai sebab akibat di mana peranan unsur penyebab sekunder
sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal primer untuk dapat secara bersama-sama
menimbulkan penyakit. (Nur nasry noor,2000.Dasar epidemiologi,Rineka cipta,Jakarta. Hal.25-27)

1. Proporsi :

Digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasinya. Apabila menggunakan
angka dasar (konstanta) adalah 100, maka disebut persentase.

Ciri proporsi :

a. Tidak mempunyai satuan (dimensi), karena satuan dari pembilang dan penyebutnya
sama, sehingga saling meniadakan.

b. Nilainya antara 0 dan 1

2. Rate :

a. Adalah perbandingan antara jumlah kejadian terhadap jumlah penduduk yang


mempunyai risiko terhadap kejadian tersebut yang menyangkut interval waktu tertentu.
Rate untuk menyatakan dinamika atau kecepatan kejadian dalam suatu populasi
masyarakat tertentu. Rate merupakan konsep yang lebih kompleks dibandingkan dengan
dua bentuk pecahan yang terdahulu.
b. Rate yang sesunguhnya merupakan kemampuan berubah suatu kuantitas bila terjadi
perubahan pada kuantitas lain.

c. Kuantitas lain yang digunakan sebagai patokan ini biasanya adalah kuantitas waktu.

d. Bentuk ukuran ini sering dicampuradukkan penggunaannya dengan proporsi.

e. Contoh: Kecepatan mobil pada satu saat tertentu bentuknya adalah suatu rate.

f. kecepatan sebuah mobil yang sedang berjalan dapat berubah setiap saat, maka yang
diukur adalah kecepatan rata-rata dari mobil tersebut.

g. kecepatan (speed) diukur dengan membagi jarak tempuh mobil tersebut dengan waktu
yang digunakan untuk mencapainya.

h. Misalnya: Jakarta-Bogor yang jaraknya 60 Km ditempuh dalam waktu 1 jam.

i. Maka kecepatan mobilnya = 60 Km per jam.

Ciri rate :

a. Mempunyai satuan ukuran, yaitu per satuan waktu.

b. Besarnya tidak terbatas. Secara teoritis nilainya terbentang antara 0 sampai tak terhingga.

3. RATIO

Merupakan perbandingan antara 2 kejadian atau 2 hal antara numerator dan denominator
tidak ada sangkut pautnya. Ratio merupakan pecahan yang pembilangnya bukan merupakan
bagian dari penyebutnya. Ini yang membedakannya dengan proporsi. Ratiomenyatakan
hubungan antara pembilang dan penyebut yang berbeda satu dengan yang lain.

Jenis ratio :

a. Ratio yang mempunyai satuan, misalnya:


1) Jumlah dokter per 100.000 penduduk

2) Jumlah kematian bayi selama setahun per 1.000 kelahiran hidup.

b. Ratio yang tidak mempunyai satuan oleh karena pembilang dan penyebutnya mempunyai
satuan yang sama, misalnya:

1) Ratio antara satu proporsi dengan proporsi lain atau ratio antara
satu rate dengan rateyang lain, contohnya Relative Risk dan Odds Ratio

4. Prevalence

Prevalence adalah proporsi populasi yang sedang menderita sakit pada satu saat tertentu.

Prevalens = jumlah individu yang sedang sakit pada saat tertentu per jumlah individu pada
populasi tersebut pada saat tertentu

Ciri prevalence :

a. Berbentuk proporsi

b. Tidak mempunyai satuan

c. besarnya antara 0 dan 1

Insiden

Ukuran yang lazim untuk mengukur masalah penyakit adalah angka insiden dan pervalen

Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang

ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok msyarakat

Crude Death Rate

Crude Death Rate (CDR) adalah angka kematian kasar atau jumlah seluruh kematian
selama satu tahun dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
CDR = Jumlah semua kematian x K
Jumlah semua penduduk

2. Specific Death Rate

Specifik Death Rate (SDR) adalah jumlah seluruh kematian akibat penyakit tertentu selama
satu tahun dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

SDR = Jumlah kematian akibat penyakit x K

Jumlah semua penduduk

3. Case Fatality Rate

Case Fatality Rate (CFR) adalah persentase angka kematian oleh sebab penyakit tertentu,
untuk menentukan kegawatan/ keganasan penyakit tersebut.

CFR = Jumlah kematian akibat penyakit x 100%

Jumlah kasus penyakit

4. Maternal Mortality Rate

Maternal Mortality Rate (MMR) / Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan jumlah kematian
ibu karena kehamilan atau melahirkan atau nifas (sampai 42 hari post partum) per 100.000
kelahiran hidup.

Maternal Mortality Rate (MMR) = Jumlah kematian ibu x 100%

Jumlah kelahiran hidup

5. Infant Mortality Rate


Infant Mortality Rate (IMR) / Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi
(umur <1tahun) per 1000 kelahiran hidup.

Infant Mortality Rate (IMR) = Jumlah kematian bayi x 100%


Jumlah kelahiran hidup

6. Neonatal Mortality Rate


Neonatal Mortality Rate (NMR) / Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah kematian
bayi sampai umur < 4 minggu atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup

Neonatal Mortality Rate (NMR) = Jumlah kematian neonatus x 100%

Jumlah kelahiran hidup

7. Perinatal Mortality Rate

Perinatal Mortality Rate (PMR) / Angka Kematian Perinatal (AKP) adalah jumlah kematian
janin umur 28 minggu sampai dengan 7 hari seudah lahir per 1000 kelahiran hidup

Perinatal Mortality Rate (PMR) = Jumlah kematian perinatal x 100%


Jumlah kelahiran hidup

Ukuran frekuensi penyakit menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada
kelompok manusia/masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah penyakit menunjukkan
banyaknya kelompok masyarakat yang terserang penyakit. Untuk mengetahui frekuensi masalah
kesehatan yang terjadi pada sekelompok orang/masyarakat dilakukan langkah-langkah :
1) Menemukan masalah kesehatan, melalui cara : penderita yang datang ke puskesmas, laporan
dari masyarakat yang datang ke puskesmas.
2) Research/survei kesehatan. Misal : Survei Kesehatan Rumah Tangga
3) Studi kasus. Misal : kasus penyakit pasca bencana tsunami.

.orang
Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan suatu masalah kesehatan tertentu ternyata
banyak diderita oleh kelompok umur tertentu saja , oleh jenis kelamin tertentu saja atau oleh
suku bangsa tertentu saja.
Dengan diketahui disribusi menurut cirri manusia ini, disatu pihak akan diketahui besarnya
masalah kesehatan yang dihadapi, dan dipihak lain keterangan yang diperoleh akan dapat
dimamfaatkan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang dimaksud.
Dalam epidemiologi, cirri-ciri manusia yang mempengaruhi penyebaran (distribusi masalah
kesehatan dapat dibedakan atas beberapa macam yaitu: menurut umur, jenis kelamin, suku,
agama, pekerjaan, pendidikan dan keadaan social ekonomi.

2.Tempat
Mengenai tempat terjadinya distribusi masalah kesehatan tertentu yang banyak ditemukan
pada suatu daerah tertentu saja, tetapi amat sedikit didaerah lain. Distribusi seperti ini
dikatakan menurut tempat terjadinya penyebaran penyakit tertentu. Dengan membanding
cirri khas dari suatu daerah , akan dapat diketahui penyebab tersebut, yang peranannya
amat besar dalam membantu mencarikan jalan keluar penanggulangan masalah kesehatan
yang dimaksud. Ditinjau dari sudut epidemiologi , distribusi masalah kesehatan menurut
tempat dapat dibedakan : Penyebaran satu wilayah, penyebaran beberapa wilayah,
Penyebaran seluruh Negara, Penyebaran beberapa Negara dan penyebaran banyak
Negara.

3.Waktu.
Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dapat ditemukan peningkatan frekuensinya
pada waktu tertentu , misalnya masalah kesehatan yang banyak ditemukan pada musim –
musim tertentu. Pengetahuan mengenai distribusi masalah kesehatan menurut waktu dapat
dimamfaatkan untuk penanggulangan masalah kesehatan tersebut sebelum tiba waktunya.
Penyebaran menurut waktu dalam epidemiologi dapat dibedakan atas beberapa macam
yakni penyebaran satu saat, penyebaran satu kurun waktu, penyebaran siklis, dan
penyebaran sekular

DISTRIBUSI MENURUT ORANG

1.UMUR
Merupakan variabel yang penting dalam mempelajari suatu distribusi masalah kesehatan
karena:

a. Ada kaitannya dengan daya tahan tubuh.

b. Adakaitannya dengan ancaman terhadap kesehatan.

c. Adakaitannya dengan kebiasaan hidup (perilaku).

Ada beberapa hal tentang umur:

 Umur merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama.

 Penyebaran keadaan umur dalam masyarakat mudah dilihat dengan kurva penduduk atau
piramida penduduk.

 Umur mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risk, serta sifat
resistensi tertentu.

 Umur mempunyai hubungan erat dengan berbagai sifat orang lainnya, dan juga
karakteristik tempat dan waktu.

 Adanya perbedaan yang dimungkinkan pada nilai rate dari prevalensi, insidensi dan
mortalitas/kematian menurut umur.
2.JENIS KELAMIN

Juga mempengaruhi disrtibusi suatu masalah kesehatan, ada masalah kesehatan yang banyak
ditemukan pada wanita saja, dan ada pula masalah kesehatn yang hanya ditemukan pada pria
saja.

 Karakteristik jenis kelamin dan hubungannya dengan sifat keterpaparan dan tingkat
kerentanan memegang peranan tersendiri.

 Rasio jenis kelamin harus selalu diperhitungkan pada peristiwa penyakit tertentu.

 Berbagai penyakit tertentu ternyata sangat erat hubungannya dengan jenis kelamin,
misalnya yang ada kaitannya dengan alat reproduksi.

 Bila dijumpai perbedaan sifat penyakit nenurut jenis kelamin, tidak insidensi maupun
kematiannya, harus dipikirkan apa karena factor genetic ataukah factor kebiasaan hidup saja.

 Harus diperhitungkan pula adanya perbedaan ekspresi penyakit-penyakit oleh perbedaan


jenis kelamin, serta penggunaan fasilitas kesehatan yang mungkin berbeda.

3.KELOMPOK ETNIK

Kelompok etnik meliputi kelompok homogen berdasarkan kebiasaan hidup maupun


homogenitas biologis/genetic. Perbandingan sifat karakteristik meliputi keadaan frekuensi
penyakit/kematian pada etnik tertentu serta pengalaman terhadap penyakit tertentu. Dalam hal ini
pengaruh lingkungan harus diperhatikan dengan saksama.

Kelompok etnik dapat dibagi 2 yaitu:

a. Ras.

b. Suku.

4.AGAMA

Agama yang merupakan karakteristik orang yang mungkin dapat memberikan keterangan
tentang pengalaman dan keadaan penyakit dimasyarakat.

a. Perbedaan makanan yang terlarang

b. Perbedaan kewajiban ritual.

c. Kemungkinan adanya isolasi social untuk agama minoritas yang mempengaruhi penyakit tertentu.

5.PEKERJAAN
Pekerjaan lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan khusus dan derajat
keterpaparan tersebut serta besarnya risk menurut sifat pekerjaan. Juga akan berpengaruh pada
lingkungan kerja dan sifat sosio ekonomi karyawan pada pekerjaan tertentu.

Hubungan antara pekerjaan dengan distribusi masalah kesehatan pada dasarnya yang terjadi
disebabkan oleh tiga hal pokok yaitu:

 Adanya resiko pekerjaan

 Adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan

 Adanya perbedaan status social ekonomi dalam memilih pekerjaan.

6.STATUS PERKAWINAN

a. Dalam hal status perkawinan, peranannya baik terhadap derajat keterpaparan dan besarnya risk,
maupun pada derajat kerentanan.

b. Perbedaan lingkungan hidup dan kebiasaan hidup yang berhubungan dengan status perkawinan.

c. Status fertilitas dan yang berhubungan dengan reproduksi.

Ditinjau dari sudut epidemiologi status perkawinan juga mempengaruhi distribusi masalah
kesehatan. Prilaku antara yang menikah dengan yang tidak menikah ada perbedaan secara umum
dapat dibedakan:

 Terhadap pola penyakit

Pola penyakit yang ditemukan pada mereka yang belum menikah berbeda pada mereka yang
sudah menikah.

 Terhadap resiko terkena penyakit

 Terhadap penatalaksanaan penanggulangan penyakit

7.STATUS SOSIAL EKONOMI

Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan beberapa masalah kesehatan tertentu seperti
misalnya penyakit infeksi dan kelainan gizi, lebih banyak diderita oleh masyarakat dengan status
ekonomi rendah dan sebaliknya beberapa penyakit misalnya penyakit kardiovaskuler lebih banyak
diderita oleh masyarakat dengan status ekonomi tinggi. Ada beberapa hal mengenai status
sosial ekonomi:

 Berbagai variabel sangat erat hubungannya dengan status sosio ekonomi sehingga merupakan
karakteristik.

 Status sosio ekonomi erat hubungannya dengan pekerjaan/jenis kelamin, pendapatan keluarga,
daerah tempat tinggal, kebiasaan hidup dan sebagainya.

 Status ekonomi berhubungan erat pula dengan factor psikologis dalam masyarakat.
Penyebaran masalah kesehatan yang berbeda ini,pada umum nya :

 Karena terdapatnya perbedaan kemampuan ekonomis dalam mencegah atau mengobati


penyakit.

 Karena adanya perbedaan sikap hidup dan perilaku yang dimiliki.

DISTRIBUSI MENURUT TEMPAT

Penyebaran masalah kesehatan menurut tempat terjadi karena dari keterangan tersebut
amat penting, dari keterangan yang diperoleh akandapat diketahui beberapa hal penting yaitu:

 Jumlah dan jenis masalah kesehatan yang ditemukan disuatu daerah.

 Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan disuatu daerah

 Keterangan tentang factor penyebab timbulnya masalah kesehatan disuatu


daerah.

Keadaan-keadaan khusus yang adakaitannya dengan tempa:

a. Keadaan geografis.

b. Keadaan Penduduk.

c. Keadaan Pelayanan Kesehatan

Penyebaran menurut tempat dapat dibedakan atas 5 yaitu;

 Penyebaran satu wilayah

 Penyebaran beberapa wilayah

 Penyebaran satu Negara

 Penyebaran beberapa Negara

 Penyebaran banyak Negara.

DISTRIBUSI MENURUT WAKTU

Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu ada beberapa hal yang


perlu diperhatikan:
1. Kecepatan perjalanan penyakit Apabila suatu penyakit dalam waktu singkat
menyebar dengan pesat , ini berarti perjalanan penyakit tersebut berlansung dengan
cepat
2. Lama terjangkitnya suatu penyakit
Dapat diketahui yakni dengan memmamfaatkan keterangan tentang waktu terjangkitnya
penyakit dan keterangan tentang lenyapnya penyakit.

Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dipengaruhi oleh beberapa hal:

· Sifat penyakit yang ditemukan


Secara umum penyakit infeksi lebih cepat menyebar dari pada penyakit non infeksi. Sifat
bibit penyakit dapat dibedakan atas patogenesiti, virulensi, antigenisiti dan infektiviti.
· Keadaan tempat terjangkit penyakit, untuk penyakit infeksi hal yang paling penting
adanya vector dan reservoir penyakit.
· Keadaan Penduduk
· Keadaan pelayanan kesehatan yang tersedia.

Pembagian macam penyebaran masalah kesehatan:


· Penyebaran satu saat
Disini penyebaran masalah kesehatan diukur pada satu saat tertentu. Saat yang dimaksud
berbeda-beda dan demikian pula hasil yang diperoleh. Beberapa keadaan khusus pada
penyebaran satu saat adalah:
a. Point source epidemic : suatu keadaan wabah yang ditandaioleh timbul gejala
penyakit cepat, masa inkubasi yang pendek, episode penyakit merupakan peristiwa tunggal,
muncul hanya pada waktu tertentu saja dan biasanyanya keadaan seperti ini ini terjadi pada
peristiwa keracunan makanan.
b. Contagious diseases epidemic: suatu keadaan wabah yang ditandai oleh, timbulnya
penyakit pelan, masa inkubasi panjang, episode penyakit majemuk, waktu munculnya tidak
jelas dan lenyapnya penyakit dalam waktu yang lama, keadaan seperti ini ditemukan pada
wabah penyakit menular.
· Penyebaran satu kurun waktu
· Penyebaran siklis
· Penyebaran secular
Adanya perbedaan yang dimungkinkan pada nilai rate dari prevalensi, insidensi dan
mortalitas/kematian menurut umur.

Anda mungkin juga menyukai