Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang
peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi di pasar
modal. Dalam artian luas, investasi adalah pengorbanan yang dilakukan pada saat ini dengan
tujuan memperoleh suatu nilai lebih tinggi di masa yang akan datang.

Menurut Jogiyanto (2010:205), Return Saham adalah nilai yang diperoleh sebagai hasil dari
aktivitas investasi. Return yang diharapkan berupa deviden untuk investasi saham dan
pendapatan bunga untuk investasi di surat utang.

Bramantyo (2006:2) menyatakan terdapat 2 (dua) macam analisis untuk menentukan Return
Saham, yaitu informasi fundamental dan informasi teknikal. Informasi fundamental diperoleh
dari intern perusahaan meliputi deviden dan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan,
sedangkan informasi teknikal diperoleh di luar perusahaan seperti ekonomi, politik, dan
finansial. Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang digunakan adalah
informasi keuangan berupa informasi akuntansi yang terangkum dalam laporan keuangan
dan informasi non keuangan berupa informasi non akuntansi yang tidak terangkum dalam
laporan keuangan. Informasi fundamental dan teknikal dapat digunakan sebagai faktor yang
digunakan investor untuk memprediksi Return Saham. Jika prospek perusahaan tersebut
sangat kuat dan baik maka Return Saham perusahaan tersebut diperkirakan dapat meningkat
pula.

Dalam berinvestasi dengan cara mengitung Return Saham saja tidaklah cukup bagi para
investor, karena resiko dari berinvestasi juga perlu dipertimbangkan dan diperhatikan oleh
para investor. Sebab antara resiko dan return merupakan dua hal yang tak bisa dipisahkan.
Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus
ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan.

Saham merupakan salah satu sekuritas yang diperdagangkan di BEI selain obligasi dan
sertifikat. Saham adalah merupakan setoran sejumlah uang dari pemilik sebagai tanda bukti
kepemilikan yang diserahkan pada pihak-pihak yang mengelola setoran modal, dan
mempunyai hak sesuai dengan jenis saham yang dimiliki.

Tujuan utama bagi perusahaan melakukan penjualan saham kepada masyarakat adalah untuk
memperoleh dana dengan relatif lebih murah. Ada beberapa jenis saham yang dapat
dikeluarkan oleh perusahan antara lain: saham biasa dan saham preferen.

Inflasi adalah kenaikan harga secara umum, atau inflasi dapat juga dikatakan sebagai
penurunan daya beli uang. Makin tinggi kenaikan harga makin turun nilai uang. Defenisi di
atas memberikan makna bahwa, kenaikan harga barang tertentu atau kenaikan harga karena
panen yang gagal misalnya, tidak termasuk inflasi. Ukuran inflasi yang paling banyak adalah
digunakan adalah: “Consumer price index” atau “ cost of living index”. Indeks ini berdasarkan
pada harga dari satu paket barang yang dipilih dan mewakili pola pengeluaran konsumen.
Menurut Boediono (1996 : 76), Suku Bunga adalah harga yang harus dibayar apabila terjadi
pertukaran antara satu Rupiah sekarang dan satu Rupiah nanti. Adanya kenaikan Suku Bunga
yang tidak wajar akan menyulitkan dunia usaha untuk membayar beban bunga dan
kewajiban, karena Suku Bunga yang tinggi akan menambah beban bagi perusahaan sehingga
secara langsung akan mengurangi profit perusahaan.

(Weston dan Brigham, 1990:84), menyebutkan bahwa Suku Bunga mempengaruhi laba
perusahaan dalam dua cara : (1) karena bunga merupakan biaya, maka makin tinggi tingkat
Suku Bunga maka makin rendah laba perusahaan apabila hal-hal lain dianggap konstan; dan
(2) Suku Bunga mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi, karena itu mempengaruhi laba
perusahaan.

menurut Tandelilin (2001:213), Suku Bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai
sekarang aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak
akan menarik lagi. Suku Bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang akan
ditanggung oleh perusahaan. Di samping itu, Suku Bunga yang tinggi juga akan menyebabkan
return yang diisyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat.

Nilai Kurs Tukar Rupiah menurut Fabozzi dan Franco (1996:724) nilai kurs adalah: “an
exchange rate is defined as the amount of one currency that can be exchange per unit of
another currency, or the price of one currency in items of another currency”.

Kalau bicara tentang Nilai Tukar Rupiah atas Dolar AS adalah jumlah mata uang Rupiah yang
disepakati sama dengan satu unit mata uang asing yaitu satu Dolar. Sedangkan menurut
Adiningsih (1998:155), Nilai Tukar Rupiah adalah harga Rupiah terhadap mata uang negara
lain. Jadi, Nilai Tukar Rupiah merupakan nilai dari satu mata Rupiah yang ditranslasikan ke
dalam mata uang negara lain.

Kurs inilah sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun
pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut
untuk dilakukanya penelitian dengan judul “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar
Rupiah terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia”.

B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Return Saham yang perlu diketahui
investor.

2. Inflasi merupakan suatu pertanda buruk bagi para investor.

3. Naik turunnya nilai Suku Bunga merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi para investor
untuk melakukan investasi saham.

4. Nilai Tukar Rupiah merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan untuk
menjual atau membeli saham bagi para investor.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti memberikan pembatasan permasalahan agar
dalam penelitian pembahasan dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Pembatasan
masalah pada penelitian ini adalah :

1. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Periode penelitian pada perusahaan manufaktur yang diambil adalah pada tahun periode
2008, 2009 dan 2010.

3. Faktor yang mempengaruhi Return Saham dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor
fundamental dan faktor teknikal. Faktor fundamental adalah faktor mikro ekonomi seperti
halnya Return On Equity, Current Ratio, Price Earning Ratio dan lain sebagainya.
Sedangkan Faktor teknikal merupakan faktor eksternal seperti Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai
Tukar Rupiah dan lain sebagainya. Dalam hal ini penelitian ini penulis lebih memilih faktor
eksternal sebab faktor tersebut lebih berpengaruh signifikan mempengaruhi semua Return
Saham perusahaan dibandingkan faktor fundamental.
Dalam hal ini penulis membatasi faktor tersebut agar lebih fokus dan tidak menyimpang dari
sasaran pokok penelitian. Faktor yang difokuskan adalah Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar
Rupiah yang dapat mempengaruhi Return Saham perusahaan-perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dengan mempertimbangkan pembatasan masalah di atas,


rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2010?

2. Bagaimana Pengaruh Suku Bunga terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2010?

3. Bagaimana Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2010?

4. Bagaimana Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham
secara Simultan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2008-2010?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengaruh Inflasi terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2010.
2. Mengetahui pengaruh nilai Suku Bunga terhadap Return Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2010.

3. Mengetahui pengaruh perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2010.

4. Mengetahui pengaruh secara simultan antara Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah
terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2008-2010.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna sebagai referensi bagi beberapa
pihak,yaitu:
1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah serta memperbanyak pengetahuan wawasan tentang ilmu sehubungan


faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Return Saham di Bursa Efek Indonesia.

b. Memberikan bukti empiris tentang pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Rupiah
Terhadap Return Saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis hal ini dijadikan tempat untuk mempraktekan teori yang telah diperoleh dengan
masalah yang sesunggunya nyata terjadi, serta untuk memenuhi persyaratan akademik dalam
memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta.

b. Sedangkan bagi investor ini merupaken referensi yang bermanfaat dalam menembah
wawasan ataupun masukan dalam hal pembelian ataupun penjualan saham.

Anda mungkin juga menyukai