Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN INTEGRAL TAK TENTU

Tugas Matematika Ekonomi II

Dibuat oleh:
1. Ade Ajeng Pangestu (161010550557)
2. Maria Ulva (161010551177)
3.Shely Mundianingsih Iskandar (161010550544)
4. Umi Nikmatul Khasanah (161010550549)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya kencana No.1 Pamulang – Tangerang Banten
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Penerapan
Integral Tak Tentu “ dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dengan materi yang rinci dengan harapan dapat menambah
dan memperluas wawasan mahasiswa/i untuk mengetahui pentingnya pengambilan
keputusan dalam manajemen. Alur pemaparannya dibuat sedemikian rupa dengan bahasa
yang sederhana agar para pembaca lebih mudah untuk memahaminya.
Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar dalam membuat
makalah selanjutnya penulis lebih teliti lagi.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada dosen selaku pengampu mata
kuliah Matematika Ekonomi II dan rekan-rekan yang turut berpartisipasi dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tangerang, 22 Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii


BAB I PEDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 2

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................ 2

1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2

1.4 Manfaat ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3

2.1 Pengertian Integral Tak Tentu ............................................................................. 3

2.2 Penerapan Integral Tak Tentu Dalam Ekonomi ................................................... 3

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 10

3.2 Saran .................................................................................................................... 10


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hal yang menarik perhatian adalah bahwasanya ada banyak masalah
ekonomi yang ternyata di dalam penyelesaiannya tersebut menggunakan cara-
cara kalkulus. Tetapi dari pernyataan tersebut, masih ada suatu kejanggalan
pada masyarakat, yang menjadi pertanyaan mereka adalah apakah benar bahwa
kalkulus tersebut dapat diterapkan dalam bidang ekonomi? Oleh karena itu,
saya bermaksud memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat pada
umumnya dan mahasiswa pada khususnya agar mereka setidaknya dapat
menambah wawasannya tentang kalkulus yang diterapkan
dalambidangekonomi.
Banyak diantara materi kalkulus yang diterapkan dalam bidang ekonomi,
diantaranya fungsi transenden yang terdiri dari fungsi logaritma dan fungsi
eksponen, limit, diferensial fungsi sederhana, diferensial fungsi majemuk, dan
integral. Namun, diantara banyaknya materi kalkulus yang dipergunakan
dalam menyelesaikan masalah ekonomi tersebut, yang akan saya ambil sebagai
materi makalah saya adalah mengenai integral, khususnya integral tak tentu.
INTEGRAL TAK TENTU
Mengintegralkan suatu fungsi turunan f(x) berarti adalah mencari
integral atau turunan antinya, yaitu F(x). Bentuk umum integral dari f(x)
adalah:
∫ f(x) dx = F(x) + k
Dimana k adalah sembarang konstanta yang nilainya tidak tertentu.
Dalam rumusan diatas, tanda ∫ adalah tanda integral; f(x) dx adalah diferensial
dari F(x); f(x) adalah integral partikular; k adalah konstanta pengintegralan;
dan F(x) + k merupakan fungsi asli atau fungsi asal. Proses pengintegralan
disebut juga integrasi.

Dalam diferensial kita menemukan bahwa jika misalnya suatu fungsi asal
dilambangkan dengan F(x) dan fungsi turunan dilambangkan dengan f(x),
maka:
Untuk fungsi asal : F(x) = x2 + 5
Fungsi turunannya : f(x) = d F(x) = 2x
dx
Jika prosesnya dibalik, yakni fungsi turunan f(x) diintegralkan, maka:

1
∫ f(x) dx = F(x) + k = x2 + k
karena derivatif dari setiap konstanta adalah nol, maka dalam mengintegralkan
setiap fungsi turuna konstanta k tetap dalam bentuk k. artinya nilai konstanta
tersebut tidak dengan sendirinya bisa diisi dengan bilangan tertentu (misalnya
5, dalam contoh tadi), kecuali jika didalam soal memang sudan ditentukan nilai
konstantanya. Karena ketidaktentuan nilai konstanta itulah maka bentuk
integral yang merupakan kebaliokan dari diferensial dinamakan integral tak
tentu.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana perhitungan integral tak tentu?
2. Apa saja kaidah - kaidah integral tak tentu?
3. Bagaimana penerapan integral tak tentu dalam ekonomi ?
1.3 Tujuan Permasalahan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara perhitungan integral tak tentu
2. Untuk mengetahui kaidah – kaidah integral tak tentu
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan integral tak tentu dalam ekonomi
yang terdapat beberapa macam
1.4 Manfaat makalah ini, yaitu:
1. Untuk Dapat mengenal dan mempelajari perumusan yanga ada pada
penerapan integral tak tentu atau suatu bentuk operasi pengintegralan suatu
fungsi yang menghasilkan suatu fungsi baru.
2. Dapat lebih signifikan dalam mengenal fungsi ini karena belum memiliki
nilai pasti (berupa variabel),atau batas atas dan batas bawah sehingga cara
pengintegralan yang menghasilkan fungsi taktentu ini disebut integral tak
tentu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. INTEGRAL TAK TENTU


Mengintegralkan suatu fungsi turunan f(x) berarti adalah mencari integral atau
turunan antinya, yaitu F(x).Dinamakan integral tak tentu karena ada
ketidaktentuan pada nilai konstantanya.
Bentuk umum :

∫ f(x) dx = F(x) + c
∫ un. du = , n ≠ -1

Dimana : c adalah sembarang konstanta yang nilainya tak tentu.


Contoh :
∫ f(x) dx = F(x) + c
∫ f(x) dx = F(x) + c
∫ 12x3 + 9x2 – 2x + 2 dx =
= 3x4 + 3x3 – x2 + 2x + c
Bila c = 4, maka F(x) = 3x4 + 3x3 – x2 + 2x + 4

2.3 PENERAPAN INTEGRAL TAK TENTU DALAM EKONOMI


Dalam bab ini kita akan membahas mengenai penerapan kalkulus
integral dalam bidang ekonomi dan bisnis, terutama untuk menentukan atau
mencari kembali fungsi total apabila fungsi marginalnya telah diketahui.
Fungsi total ini dapat berupa: fungsi biaya total, fungsi penerimaan total,
fungsi produksi total, fungsi utilitas total, fungsi konsumsi dan tabungan,
fungsi investasi, dan lain sebagainya. Semua fungsi ini dapat diperoleh
dengan menggunakan konsep integral tak tentu (infinite integral).
Selain itu, kalkulus integral dapat diterapkan lagi pada bidang
ekonomi lainnya yakni untuk menentukan besarnya surplus/kelebihan
konsumen (consumer’s surplus) atau surplus/ kelebihan
produsen(producer’s surplus). Hal ini terutama apabila fungsi permintaan

3
atau fungsi penawarannya berbentuk nonlinier (misalnya parabola atau
hiperbola). Untuk menentukan besarnya kelebihan konsumen atau kelebihan
produsen ini, kita harus menggunakan konsep integral yang lain yaitu integral
tertentu (finite integral).

Macam-macam penerapan integral tak tentu dalam ekonomi :


A. Fungsi Biaya Total
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa fungsi biaya
marginal (MC) adalah derivatif pertama dari fungsi biaya total (TC). Oleh
karena itu, untuk memperoleh fungsi biaya total TC = f(Q), kita harus
mengintegralkan fungsi biaya marginalnya. Dengan kata lain, fungsi biaya
total (TC) adalah antiderivatifatau integral dari fungsi biaya marginal. Jadi,
jika MC = f(Q), maka fungsi biaya total adalah:

TC = ∫ f ‘ (Q) dQ = ∫ MCdQ = F (Q) + K

Atau biaya total (TC) adalah integral biaya marginal (MC):

F(Q) = ∫ f(Q) dQ

TC = ∫ MC dQ
Dimana nilai konstanta K merupakan biaya tetap atau biaya overhead mula-
mula. Nilai konstanta K ini dapat ditentukan bila kita menetapkan nilai Q
adalah 0.
Setelah fungsi biaya total diperoleh, tentunya dengan mudah dapat
diperoleh fungsi biaya rata-ratanya. Rumus fungsi biaya rata-rata adalah fungsi
biaya total dibagi dengan jumlah barang/jasa yang diasilkan (Q).Jadi,
Dan biaya rata – rata (AC) :
AC = TC / Q
Contoh 1:
Jika diketahui fungsi biaya marginal dari suatu produk adalah,MC = f(Q) = 500
+ 4Q. Tentukanlah fungsi biaya total (TC) dan fungsi biaya rata-rata (AC) jika
biaya tetap diketahui Rp 3.000,00.
Penyelesaian:
Integral fungsi biaya marginal (MC), sehingga diperoleh:
TC = ∫ 𝑀𝐶 𝑑𝑄 = ∫( 500 + 4𝑄)𝑑𝑄
= 500Q + 2Q2+ K
= 500Q + 2Q2+ 3000
Contoh 2 :
Diketahui suatu perusahaan fungsi biaya marginalnya MC = 12Q-9Q2, maka
carilah fungsi biaya total dan biaya rata-rata dimana c ( konstanta ) sebesar 4 ?

4
Penyelesaian :
TC = ∫ MC dQ
= ∫ 12Q – 9Q2dQ
= 6Q2 – 3Q3 + c
Jika c = 4
TC = 6Q2 – 3Q3 + 4
AC = TC / Q
= 6Q – 3Q2 + 4/Q
Analisa : Dari perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa fungsi biaya total
adalah TC = 6Q2 – 3Q3 + 4 dan fungsi biya rata-rata adalah AC = TC / Q = 6Q
– 3Q2 + 4/Q.
B. Fungsi Penerimaan Total
Serupa dengan fungsi biaya total, jika fungsi penerimaan marginal
(MR) adalah derivatif pertama dari fungsi penerimaan total (TR) maka fungsi
penerimaan total dapat diperoleh dengan mengintegralkan fungsi penerimaan
marginal. Jadi:
TR = ∫ 𝑀𝑅 𝑑𝑄 = 𝐹 (𝑄) + 𝐾
atau
F(Q) = ∫ f(Q) dQ
TR = ∫ MR dQ
Dimana konstanta K harus bernilai 0. Hal ini dikarenakan bahwa dalam
teori ekonomi nilai penerimaan total (TR) adalah 0 bilamana belum ada produk
yang terjual. Dengan kata lain, TR = 0 jika Q = 0. Jadi, nilai konstanta K dalam
fungsi penerimaan total selalu bernilai 0, sehingga fungsi penerimaan total
yang lengkap tidak mengandung konstanta K.
Selanjutnya, fungsi penerimaan rata – rata (AR) dapat dihitung dengan
membagikan fungsi penerimaan total dengan jumlah barang / jasa yang terjual
(Q). Jadi,
𝑇𝑅 𝑓 (𝑄)
AR = =
𝑄 𝑄
Contoh 1 :
Jika suatu fungsi penerimaan marginal dari sebuah perusahaan adalah
MR = f(Q) = 5 – 3Q. Tentukanlah fungsi penerimaan total (TR) dan fungsi
penerimaan rata – rata (AR)?
Penyelesaian :

5
Integralkan fungsi penerimaan marginal (MR), maka kita peroleh,

TR = ∫ 𝑀𝑅 𝑑𝑄 = ∫ (5 – 3Q) dQ
3
= 5Q - 𝑄2 + K
2

Perhatikan bahwa penerimaan total, TR = 0, bila tidak ada produk yang terjual,
sehingga konstanta K harus menjadi 0. Jadi, fungsi penerimaan total yang
sesungguhnya adalah,
3
TR = 5Q - 𝑄2
2

Selanjutnya, fungsi penerimaan rata – rata adalah,


3
𝑇𝑅 5Q − 𝑄2 3
2
AR = = = 5 -2 𝑄
𝑄 𝑄

Contoh 2 :
Diketahui MR suatu perusahaan adalah 15Q2 + 10Q – 5. Tentukan penerimaan
totalnya (TR), serta fungsi penerimaan rata – ratanya (AR) , jika c = 0 ?
Penyelesaian :
TR = ∫ MR dQ
= ∫ 15Q2 + 10Q – 5 dQ
= 5Q3 + 5Q2 – 5Q + c
jika c = 0
jadi diperoleh TR = 5Q3 + 5Q2 – 5Q
Untuk mencari AR maka,
𝑇𝑅
AR =
𝑄

5𝑄3 + 5𝑄2 – 5Q
=
𝑄

= 5𝑄2 + 5𝑄 – 5
Jadi fungsi penerimaan total (TR) = 5Q3 + 5Q2 – 5Q

Dan fungsi penerimaan rata – rata (AR) = 5𝑄 2 + 5𝑄 – 5


C. Fungsi Produksi Total

6
Jika fungsi produksi marginal MP = f(X) diketahui, maka fungsi produksi
total TP dapat diperoleh dengan jalan mengintegralkan fungsi produksi
marginal, yaitu:

TP =∫ 𝑀𝑃 = 𝑓 ′ (𝑋)𝑑𝑋 = 𝐹 (𝑋) + 𝐾

Dalam fungsi produksi total konstanta K = 0, karena tidak akan ada


output / produk yang dihasilkan apabila tidak ada input ( faktor produksi) yang
digunakan.
Untuk mencari produk rata - ratanya (AP) yaitu dengan,
𝑇𝑃
AP = 𝑋

Contoh 1 :
Carilah fungsi produksi total dan produk rata – rata nya dari suatu perusahaan,
jika diketahui fungsi produksi marginal MP = ( 9 + 16X – 3X2 ) !
Penyelesaian :

TP =∫ 𝑀𝑃 𝑑𝑋 = ∫( 9 + 16X –3𝑋 2 )dX

= 9X + 8𝑋 2 –𝑋 3 +K
Jika K = 0, maka fungsi produksi total yang sesungguhnya adalah

TP= 9X + 8𝑋 2 –𝑋 3
Sedangkan untuk produk rata – ratanya (AP) adalah
𝑇𝑃
AP = 𝑋

9𝑋 + 8𝑋 2 – 𝑋 3
= 𝑋

= 9 + 8X –𝑋 2

Jadi fungsi produksi total (TP) = 9X + 8𝑋 2 –𝑋 3

Dan fungsi produk rata – rata nya (AP) = 9 + 8X –𝑋 2


D. Fungsi Konsumsi Dan Tabungan
Dalam teori ekonomi konsumsi C dan tabungan S adalah fungsi dari
pendapatan Y, atau dapat dinyatakan C = f(Y) dan S = f(Y). Kecenderungan
konsumsi marginal (MPC) adalah derivatif pertama terhadap Y dari fungsi
konsumsi, sedangkan kecenderungan menabung marginal (MPS) adalah
derivatif pertama terhadap Y dari fungsi tabungan. Jika kecenderungan
konsumsi marginal (MPC) dan kecenderungan menabung marginal (MPS) telah

7
diketahui, maka fungsi konsumsi dan fungsi tabungan dapat diperoleh dengan
cara mengintegralkan baik MPC maupun MPS. Untuk fungsi konsumsi adalah

C = ∫ 𝑀𝑃𝐶 𝑑𝑌 = 𝐹 (𝑌) + 𝐾

Dimana konstanta K adalah konsumsi minimum jika pendapatan = 0.


Sedangkan fungsi tabungan adalah.

S = ∫ 𝑀𝑃𝑆 𝑑𝑌 = 𝐹 (𝑌) + 𝐾
Dengan konstanta K adalah tabungan negatif (dissaving) jika pendapatan = 0,
sehingga nilai K ini adalah negatif.
Contoh :
Jika kecenderungan konsumsi marginal 0,8 dan konsumsi minimum Rp. 15
milyar pada saat pendapatan adalah 0, carilah fungsi konsumsinya?
Penyelesaian :

C = ∫ 𝑀𝑃𝐶 𝑑𝑌

= ∫ 0,8 𝑑𝑌 = 0,8 𝑌 + 𝐾
Jika Y = 0, maka C = K = 15, sehingga fungsi konsumsi yang sebenarnya adalah,
C = 0,8 Y + 15.
E. Investasi DanPembentukan Modal
Proses penambahan terhadap persediaan modal yang ada disebut sebagai
pembentukan modal. Jika proses ini dipandang berkesinambungan sepanjang
waktu, maka persediaan modal dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi dari waktu
K (t), dan tingkat pembentukan modal (rate of capital formation) sekarang dapat
𝑑𝐾
dinyatakan dengan 𝑑𝑡 = 𝐾 ′ (𝑡). Tingkat pembentukan modal pada waktu t sama
dengan tingkat aliran investasi neto (rate of net invesment flow) pada waktu t,
dan dinyatakan dengan I (t), atau
𝑑𝐾
= 𝐼 (𝑡)
𝑑𝑡
Dengan demikian, untuk mendapatkan fungsi persediaan modal K adalah
integral terhadap waktu t dari investasi neto I, yaitu:

K(t) =∫ 𝐼(𝑡)𝑑𝑡 = 𝑘 = 𝐾(𝑡) + 𝐾0

Dimana k = modal saham awal K.


Untuk mendapatkan fungsi pesediaan modal khusu kita harus menetapkan
terlebih dahulu suatu kondisi awal. Misalnya, jika modal pada waktu t = 0 adalah

8
sejumlah tertentu K (0), maka kondisi ini dapat digunakan untuk menilai
konstanta integrasi k.
Contoh :
Jika arus investasi adalah I(t) = 3t1/2 dan persediaan modal awal pada waktu t =
0 adalah K(0), carilah fungsi modal K?
Penyelesaian:

K(t) = ∫ 𝐼(𝑡)𝑑𝑡 + 𝐾

= ∫ 3t1/2 + 𝐾

= 2t3/2 + K

Jika t = 0, maka K = k, sehingga = K (0) = k dan K = 2t3/2 + K(0)

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penerapan integral tak tentu dalam ekonomi di bagi menjadi beberapa
Macam-macam penerapan seperti : Fungsi Biaya Total, Fungsi Penerimaan
Total, Fungsi Produksi Total, Fungsi Konsumsi Dan Tabungan, serta Investasi
dan pembentukan modal. Dan semua itu dapat di nyatakan penerapan integral
tak tentu karena ada ketidaktentuan pada nilai konstantan.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini, penulis menyarankan kepada pembaca untuk


lebih banyak mencari tahu kegunaan integral dalam kehidupan karena masih
banyak lagi kegunaan integral dalam kehidupan yang tidak hanya yang penulis
jelaskan dalam makalah ini. Dan jika perlu, gunakanlah integral ini untuk
menyelesaikan masalah tertentu dalam kehidupan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Badrudin, R. & Algifari. 2003. Matematika Bisnis. Yogyakarta: BPFEYogyakarta.

Bumolo, Husain dan Mursinto, Djoko. 2005. Matematika untuk Ekonomi dan
Aplikasinya Edisi 7. Malang: Bayumedia Publishing.

Dumairy, 2010. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi, BPFE,


Yogyakarta.

Danang Sunyoto, Matematika Ekonomi, Ardana, Yogyakarta, 2007.

Kalangi, JB. 2005, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Jilid 2. Cetakan kelima.
Jakarta: Salemba Empat.

Silaen, S.. 2011, Matematika untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Mitra
Wacana Media.

Supranto. J, Matematika untuk Bisnis dan Ekonomi, Universitas Indonesia,


Jakarta, 2002.

11

Anda mungkin juga menyukai