DOSEN PENGAMPU:
UPITA ANGGUNSURI S.H., M.H
OLEH KELOMPOK 5
ANGGOTA:
1. DESELAS TIRAMADHANI (1710112064)
2. ANDIKA WIRAPRATAMA (1710112057)
3. RACHMEDI WIRA SAPUTRA (1710112086)
4. RUZO RAMADHANA (1710112106)
5. SILVIA OCTAVIANI (1710112111)
6. VANIA AMANDA ( )
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
2
DAFTAR ISI
i
BAB I PENDAHULUAN
ii
1.3 Tujuan Penelitian
iii
BAB II
PEMBAHASAN
yang lahir dari undang-undang terbagi lagi menjadi undang-undang saja dan undang-
undang karena perbuatan orang. Perikatan yang timbul karena perbuatan orang terdiri
dari perbuatan yang menurut hukum danperbuatan yang melawan hukum. Perikatan
yang timbul dari perbuatan yang sesuai dengan hukum ada dua yaitu wakil tanpa kuasa
(zaakwaarneming) diatur dalam Pasal 1354 s/d 1358 KUH perdata dan pembayran
tanpa hutang (onverschulddigde betaling) diatur dalam pasal 1359 s/d 1364 KUH
Perdata. Sedangkan perikatan yang timbul dari perbuatan yang tidak sesuai
kematian seseorang yang melahirkan kewajiban kepada ahli warisnya untuk memenuhi
kewajiban pihak yang meninggal (pewaris) kepada para kreditornya, atau keadaan
hukum, seperti yang terjadi dalam hal diputuskannya pernyataan pailit, yang
melahirkan suatu keadaan dimana pihak yang dinyatakan pailit kehilangan hak untuk
1
dipergunakan untuk melunasi seluruh kewajibannya yang telah jatuh waktu dengan
tindakan manusia
oleh hukum :
A. Yang diatur dalam pasal 1354 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang
demikian jika melihat rumusan yag diberikat dalam pasal 1354 KUHPer yang
menyatakan bahwa:
” Jika seseorang dengan sukarela, tidak mendapat perintah untuk itu, mewakili urusan
orang lain, dengan atau tanpa sepengetahuan orang ini, maka Ia secara diam-diam
1
Kartin Muljadi, Perikatan Pada Uumumnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perasda, 2003),
2
Dari rumusan yang diberikan tersebut diatas dapat kita lihat bahwa zaakwaarneming
orang lain.
kepentingannya diurus
diwajibkan untuk menyelesaikan pengurusan yang telah dilakukan, atau hingga orang
B. Pembayaran yang tidak terutang yang diatur dalam pasal 1359 KUHPer.
Rumusan pasal 1359 KUHPer menyatakan bahwa yang dilindungi oleh KUHPer
adalah pembayaran yang tidak diwajibkan, yang semula tidak diketahui bahwa
pembayaran yag dilakukan tersebut adalah memang tidak diwajibkan. Dalam hal pihak
yang melakukan pembayaran sudah sejak awal mengetahui bahwa kewajiban untuk
pembayaran tersebut memang ada, maka pembayaran yang telah dilakukan berlaku sah
3
demi hukum, dan karena tidak dapat dituntut kembali oleh pihak yang melakukan
yang tidak terutang merupakan unsur yang paling menentukan dapat tidaknya
didalamnya, yaitu:
1. perbuatan tersebut haruslah perbuatan yang melanggar hukum. Dalam artian bahwa
tidak hanya melanggar peraturan undang-undang yang ada tetapi juga melanggar
Syarat kesalahan merupakan unsur mutlak berlakunya ketentuan pasal 1365 KUHPer,
dalam hal unsur kesalahan tidak ditemukan, maka berlakulah ketentuan pasal 1366
KUHPer. Contoh: seseorang melempar mangga dengan batu dan kena kaca rumah
orang lain. Baik menurut perasaan kesusilaan maupun kesopanan tindakan orang itu
2
Kartini Muljadi, Ibid.
3
Kartini Muljadi, Ibid.
4
adalah tidak pantas dan oleh karena itu wajib membetulkan kembali atau memberikan
ganti rugi.4
1. Perbuatan yang melanggar hak subyektif orang lain atau bertentangan dengan
2. Menurut Arrest 1919 :bahwa berbuat atau tidak berbuat merupakan suatu
udang.
4
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perikatan yang lahir karena undang-undang itu sendiri. Dalam hal ini termasuk
2. Perikatan yang lahir dari undang –undang yang disertai dengan perbuatan manusia.
Yang mana perbuatn tyersebut ada yang diperbolehkan dan ada yang tidak
6
DAFTAR PUSTAKA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pasal 1365 KUHPer.
Pasal 1359 KUHPer.
Pasal 1233 KUHPer.
Pasal 1354 KUHPer.