Anda di halaman 1dari 12

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

Tujuan pekerjaan drainase permukaan jalan raya adalah :


a. Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan.
b. Mengalirkan air permukaan yang terhambat oleh adanya jalan raya ke alur-alur
alam, sungai atau badan air lainnya.
c. Mengalirkan air irigasi atau air buangan melintasi jalan raya, sehingga fungsinya
tidak terganggu.
Genangan di atas permukaan jalan mengganggu kelancaran transportasi. Bila tinggi
genangan mencapai knalpot mobil atau motor, bisa menyebabkan kendaraan mogok,
yang berarti si pengendara atau pengguna jalan dirugikan dan terganggu
kepentingannya. Genangan mengurangi kekuatan jalan, sehingga mudah rusak pada
beban kendaraan yang berat. Apabila tidak segera ditangani, kerusakan akan semakin
parah.
Suatu contoh: Timbunan badan jalan yang memotong kontur menghambat aliran
permukaan alami. Air yang tertahan membentuk genangan yang kedalaman dan
luasnya tergantung pada tinggi hujan, luas daerah pematusan dan tinggi timbunan
jalan. Genangan yang terjadi dapat menimbulkan masalah sanitasi lingkungan di
daerah permukiman atau kerusakan tanaman di lahan pertanian yang berada di sekitar
jalan tersebut. Lihat gambar berikut :

TATA LETAK DRAINASE


Pada drainase permukaan, saluran ditempatkan di kiri dan kanan jalan, disebut saluran
samping (side ditch). Permukaan jalan dibuat miring ke arah saluran agar air limpasan
hujan di permukaan jalan cepat mengalir ke saluran samping. Kemiringan jalan
tergantung pada material lapisan perkerasan jalan. Makin kasar permukaannya,
kemiringan dibuat lebih besar untuk mendapatkan kecepatan alir di atas permukaan
lebih cepat.
genangan

A
jalan

jalan
genangan

timbunan
A
B
Gambar. 1 Genangan yang ditimbulkan timbunan jalan

Gambar 1 adalah contoh kasus di mana jalan raya di atas timbunan dapat
menghambat aliran permukaan menuju tempat rendah, yang mengakibatkan
timbulnya genangan. Apabila genangan terjadi di lahan pertanian tentu akan
merugikan.
Contoh lain, suatu jalan raya yang memotong saluran irigasi atau saluran
drainase. Pengaliran air irigasi atau air buangan tidak boleh terganggu oleh adanya
jalan raya. Agar dapat tetap berfungsi dengan baik, perlu diupayakan air dapat
melintas jalan raya.
Berbeda dengan sistem drainase tercampur pada saluran drainase perkotaan yang
pada musim kemarau tidak dibiarkan dan sesekali perlu digontor untuk pemeliharaan
saluran, maka saluran drainase jalan, makin kering makin baik atau dengan kata lain
air perlu dibuang secepatnya.

Tabel Kemiringan Melintang Jalan

No Jenis lapisan perkerasan jalan Kemiringan melintang, i (%)


1 Aspal, beton 2% - 3%
2 Japat 4% - 6%
3 Kerikil 3% - 6%
4 Tanah 4% - 6%

Pada jalan yang mendatar, air dapat langsung menuju saluran, sedang pada jalan
yang kemiringan vertikalnya besar (menanjak atau menurun) arah aliran menyerong
menuju saluran. Agar air cepat mencapai saluran, maka digunakan harga
maksimum dari Tabel diatas.

Bahu Perkerasan Bahu jalan saluran


saluran
jalan jalan
nn

(i+2) % i% i% (i+2) %
Gambar. 2 Penampang melintang jalan dengan saluran samping

Pada jalan satu jalur yang menyusuri bukit dan jalan di tikungan, kemiringan
melintang dapat dibuat satu arah. Saluran samping yang berada di sisi yang lebih
tinggi dihubungkan dengan saluran di sisi lain dengan gorong-gorong. Lihat Gambar
berikut. Bila daerah pematusan lahan atau bukit cukup luas, maka limpasan hujannya
perlu dibuatkan saluran drainase tersendiri

0.5 – 2 %

gorong-gorong
Bak
penampung
Gambar. 2 Penampang melintang jalan dengan saluran samping

Pada jalan di perkotaan, saluran tepi jalan umumnya menjadi satu dengan
saluran drainase di tempat tersebut. Di luar kota seringkali tidak dibuat saluran tepi
secara khusus, namun dibuang langsung ke lahan di tepi jalan, atau dibuang ke saluran
pembuang irigasi yang ada.Bila jalan raya sejajar dengan sungai, limpasan hujan
dapat langsung dibuang ke sungai tersebut.

Sejauh limpasan hujan tidak merusak lahan (pertanian), atau saluran yang ada
masih mencukupi kapasitasnya, cara ini dapat dipakai. Apabila jalan raya
direncanakan 2 jalur dan cukup lebar, misalnya masing-masing jalur terdiri dari 2
lajur, di tengah-tengahnya dapat dibuat saluran drainase sekaligus untuk
memisahkan jalur kiri dan jalur kanan Saluran ini disebut saluran median (median
ditch). Untuk dapat membuang air dari saluran median, dipilih tempat yang baik
untuk menyalurkan airnya ke sisi jalan melalui gorong-gorong. Pada pertemuan antara
saluran median dan gorong-gorong dibuat lubang kontrol (manhole) untuk pengaturan
muka airnya.

saluran saluran saluran


media
n
0.5 – 2 % 0.5 – 2 %

Gorong-
Gorong-
gorong bak penampung
gorong

Gambar. 3 Penampang melintang jalan dengan median dan gorong-gorong

Pada saat curah hujan tinggi dan air dalam saluran tidak habis meresap di
sepanjang saluran, perlu dibuatkan jalan (saluran bantu) untuk menuju alur alam atau
sungai terdekat. Pada jalan yang berubah dari menurun kemudian menanjak, saluran
bantu dibuat pada tempat perubahan tersebut

Sal. samping
Gorong-gorong
Permukaan jalan

Sal. samping

Ke sungai
Dasar
Saluran

jalan
Gorong- Saluran bantu

Gambar. 4 Pembuangan ke alur sungai

Dalam perencanaan jalan raya yang trasenya sejajar atau mengikuti sungai, atau jalan
raya yang harus melintasi sungai, perlu dipertimbangan keamananan jalan terhadap
perubahan sungai, dan sebaliknya agar keberadaan jalan tidak mengakibatkan
perubahan morfologi sungai yang merugikan. Sungai adalah drainase alam yang
karakteristiknya dipengaruhi oleh kondisi Daerah Pengalirannya (DAS), meliputi
kondisi geologi dan geohidrologi, hidrologi, dan tataguna lahan, yang menghasilkan
aliran dan angkutan sedimen dalam sungai. Aliran dan angkutan sedimen secara
bersama-sama membentuk morfologi sungai dan memberikan karakter suatu sungai.
Sungai aluvial, yaitu sungai yang mengalir di atas endapannya sendiri, merupakan
sungai yang dinamis, yang dapat berubah karakternya akibat perubahan pola aliran
dan angkutan sedimennya. Pola aliran dan angkutan sedimen membentuk penampang
sungai dan alinyemen sungai. Perubahan dapat terjadi secara alami atau akibat
campur tangan manusia. Debit meningkat di musim hujan dan menurun di musim
kemarau adalah akibat rusaknya DAS. Angkutan sedimen bertambah, salah satunya
adalah akibat meningkatnya erosi permukaan akibat pengelolaan DAS yang salah.
Dalam kaitannya dengan masalah drainase, pembuatan jalan disertai
fasilitasnya, yaitu jembatan, mempersempit penampang aliran, sehingga sungai
berupaya mengembalikan luas penampang basahnya dengan cara menggerus dasar
sungai. Hal ini mengancam stabilitas kepala jembatan dan pilar jembatan. Contoh lain
dampat penempatan jembatan di sungai, dapat dilihat dalam lampiran berikut ini
Gambar. 5 Pembuangan ke alur sungai
Gambar. 5 Pembuangan ke alur sungai
Gambar. 6 Pembuangan ke alur sungai
Gambar. 7 Pembuangan ke alur sungai
Gambar. 8 Pembuangan ke alur sungai
Gambar. 9 Pembuangan ke alur sungai

Gambar. 10 Pembuangan ke alur sungai

Anda mungkin juga menyukai