Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

ASAS, PRINSIP, DAN TUJUAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN


MENENGAH (UMKM)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4

1. TRI ASTUTI 1611031006


2. SHINTIA WULANDARI 1611031014
3. VALA AYU LEDISA 1611031046

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dengan judul “Asas, Prinsip, Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM)”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
kewirausahaan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
sempurnya makalah ini.

Semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi


para pembaca.

Tim Penyusun,
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
2.1 Asas, Prinsip, dan Tujuan Pemberdayaan UMKM ....................................... 5
2.2 Kriteria-Kriteria UMKM ............................................................................... 6
2.3 Aspek Pendanaan dan Pembiayaan UMKM ................................................. 8
2.3.1 Aspek Pendanaan UMKM ...................................................................... 8
2.3.2 Pembiayaan UMKM ............................................................................... 8
2.4 Aspek Sarana dan Prasarana Serta Informasi UMKM .................................. 9
2.4.1 Sarana dan Prasarana UMKM ................................................................ 9
2.5 Aspek Perizinan UMKM ............................................................................. 10
2.6 Aspek Kesempatan Berusaha UMKM ........................................................ 10
2.7 Aspek Promosi Dagang dan Pemasaran UMKM ........................................ 11
2.8 Aspek Dukungan Kelembagaan UMKM .................................................... 12
2.9 Aspek Pengembangan UMKM .................................................................. 12
2.10 Aspek Pengembangan SDM UMKM ....................................................... 13
2.11 Aspek, Perjanjian, Kemitraan, dan Pola Kemitraan .................................. 14
2.12 Sanksi Administrasi dan Ketentuan Pidana ............................................... 15
2.13 Keterampilan yang Dibutuhkan oleh Seorang Wirausahawan .................. 15
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 17
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya


berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa
UKM hanya menguntungka pihak-pihak tertentu saja.Padahal sebenarnya UKM
sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di
Indonesia.UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih
mengganggur.Selain itu UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah
maupun pendapatan negara Indonesia.

UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di suatu
daerah yang belum diolah secara komersial.UKM dapat membantu mengolah
Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah.Hal ini berkontribusi besar terhadap
pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.

Juga agar kita dapat mengetahui berapa besar keuntungan yang diperoleh apabila
kita membuka sebuah usaha kecil dan menengah, dan kita dapat mengetahui cara
mengelola usaha kecil dan menengah dengan baik, sehingga memperoleh laba
yang cukup besar.untuk membangun sebuah usaha awal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa asas, prinsip, dan tujuan UMKM ?
2. Apa kriteria – kriteria UMKM ?
3. Apa aspek – aspek yang terdapat di UMKM ?
4. Apa keterampilan seorang wirausahawan dan sangsi administrasinya ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui asas, prinsip, dan tujuan UMKM
2. Untuk mengetahui kriteria – kriteria UMKM
3. Untuk mengetahui aspek – aspek yang terdapat di UMKM
4. Untuk mengetahui keterampilan dan sangsi administrasinya
5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asas, Prinsip, dan Tujuan Pemberdayaan UMKM

Asas-asas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

1. Asas kekeluargaan, yaitu asas yang melandasi upaya pemberdayaan UMKM


sebagai bagian dari perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, keseimbangan,
kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional untuk kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia.
2. Asas demokrasi, yaitu pemberdayaan UMKM diselenggarakan sebagai
kesatuan dari pembangunan perekonomian nasional untuk mewujudkan
kemakmuran rakyat.
3. Asas kebersamaan, yaitu asas yang mendorong peran seluruh UMKM dan
dunia usaha secara bersama-sama dalam kegiatannya untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
4. Asas efisiensi berkeadilan, yaitu asas yang mendasari pelaksanaan
pemberdayaan UMKM dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam
usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing.
5. Asas berkelanjutan, yaitu asas yang secara terencana mengupayakan
berjalannya proses pembangunan melalui pemberdayaan UMKM yang
dilakukan secara berkesinambungan sehingga terbentuk perekonomian yang
tangguh dan mandiri.
6. Asas berwawasan lingkungan, yaitu asas pemberdayaan UMKM yang
dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan
pemeliharaan lingkungan hidup.
7. Asas kemandirian, yaitu asas pemberdayaan UMKM yang dilakukan dengan
tetap menjaga dan mengedepankan potensi, kemampuan, dan kemandirian
UMKM.
6

8. Asas keseimbangan kemajuan, adalah asas pemberdayaan UMKM yang


berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan
ekonomi nasional.
9. Asas kesatuan ekonomi nasional, adalah asas pemberdayaan UMKM yang
merupakan bagian dari pembangunan kesatuan ekonomi nasional.

Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM

Berdasarkan Bab II, Pasal 4 dan Pasal 5 UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM,
prinsip dan tujuan pemberdayaan UMKM sebagai berikut:

1. Prinsip pemberdayaan UMKM


a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMKM untuk
berkarya dengan prakarsa sendiri
b. Mewujudkan kebijakan public yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan
c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan beorientasi pasar sesuai
dengan kompetensi UMKM.
d. Peningkatan daya saing UMKM; dan
e. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara
terpadu
2. Tujuan pemberdayaan UMKM
a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang,
dan berkeadilan;
b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha
yang tangguh dan mandiri; dan
c. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan
lapangan kerja, pemerataan pendapat, pertumbuhan ekonomi, dan
pengentasan rakyat dan kemiskinan.

2.2 Kriteria-Kriteria UMKM

Berdasarkan Pasal 6 beserta penjelasannya, pada UU No.20 Tahun 2008 tentang


UMKM, kriteria UMKM, antara lain:

1. Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut:


7

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000 tidak termasuk


tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000
2. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000 sampai dengan paling
banyak tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000 sampai dengan
paling banyak Rp2.500.000.000
3. Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000 sampai dengan paling
banyak Rp10.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha;atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000 sampai
dengan paling banyak Rp50.000.000.000
Yang dimaksud dengan “kekayaan bersih” adalah hasil pengurangan total nilai
kekayaan usaha (asset) dengan total nilai kewajiban, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha. Yang dimaksud dengan “hasil penjualan tahunan” adalah
hasil penjualan bersih (netto) yang berasal dari penjualan barang dan atau jasa
usahanya dalam satu tahun buku.

Penumbuhan Iklim Usaha

Penumbuhan iklim usaha dituangkan dalam Pasal 7 UU No.20 Tahun 2008


tentang UMKM. Lebih lanjut berisi:

1. Pemerintah dan pemerintah daerah yang berperan melakukan penumbuhan


iklim usaha. Pemerintah dan pemerintah daerah menumbuhkan iklim usaha
dengan menetapkan peraturan perundang-undanganj dan kebijakan yang
meliputi aspek:
a. Pendanaan
b. Sarana dan prasarana
c. Informasi usaha
d. Kemitraan
e. Perizinan usaha
8

f. Kesempatan berusaha
g. Promosi dagang;dan
h. Dukungan kelembagaan
2. Dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif membantu
menumbuhkan iklim usaha sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1), UU
No.20 Tahun 2008 tentang UMKM.

2.3 Aspek Pendanaan dan Pembiayaan UMKM

2.3.1 Aspek Pendanaan UMKM

Berdasarkan Pasal 8 UU No.20 tentang UMKM, aspek pendanaan usaha


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a ditujukan untuk:

1. Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi UMKM untuk dapat


mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan bukan bank;
2. Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya, sehingga
dapat diakses oleh UMKM;
3. Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat,
murah, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;dan
4. Membantu para pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan
pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang disediakan oleh perbankan
dan lembaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan system
konvensional maupun system syariah dengan jaminan yang disediakan yang
disediakan oleh pemerintah.

2.3.2 Pembiayaan UMKM

Sebagaimana Pasal 21 UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM, aspek pembiayaan


UMKM

1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan pembiayaan bagi Usaha


mikro dan kecil
9

2. Badan Usaha Milik Negara dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan


bagian laba tahunan yang dialokasikan kepada Usaha mikro dan kecil dalam
bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya.
3. Usaha besar nasional dan asing dapat menyediakan pembiayaan yang
dialokasikan kepada usaha mikro dan kecil dalam bentuk pemberian pinjaman,
penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya
4. Pemerintah, pemerintah daerah, dan dunia usaha dapat memberikan hibah,
mengusahakan bantuan luar negeri, dan mengusahakan sumber pembiayaan
lain yang sah serta tidak mengikat untuk usaha mikro dan kecil
5. Pemerintah dan pemerintah daerah dapat memberikan insentif dalam bentuk
kemudahan persyaratan perizinan, keringanan tarif sarana dan prasarana, dan
bentuk insentif lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan kepada dunia usaha yang menyediakan pembiayaan bagi usaha
mikro dan kecil

2.4 Aspek Sarana dan Prasarana Serta Informasi UMKM

2.4.1 Sarana dan Prasarana UMKM

Sesuai Pasal 9, aspek sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) huruf b ditujukan untuk:

a. Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan


mengembangkan pertumbuhan usaha mikro dan kecil
b. Memberikan keringanan tariff prasarana tertentu bagi usaha mikro dan
kecil
Dalam penjelasan pasal demi pasal UU No.20 tersebut, Pasal 9, huruf b yang
dimaksud dengan “memberikan keringanan tariff prasarana tertentu” adalah
pembedaan perlakukan tariff berdasarkan ketetapan pemerintah dan pemerintah
daerah, baik yang secara langsung maupun tidak langsung dengan memberikan
keringanan.
10

2.5 Aspek Perizinan UMKM

Berdasarkan Pasal 12 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, aspek perizinan


berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf e ditujukan untuk:

a. Menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan usaha dengan sistem pelayanan
terpadu satu pintu.
b. Membebaskan biaya perizinan bagi usaha mikro dan memberikan keringanan
biaya perizinan bagi usaha kecil.

Berdasarkan Pasal 12, huruf a:

Yang dimaksud dengan “menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan” adalah
memberikan kemudahan persyaratan dan tata cara perizinan serta informasi yang
seluas – luasnya.

Yang dimaksud dengan “sistem pelayanan terpadu satu pintu” adalah proses
pengelolaan perizinan usaha yang dimulai dari tahap permohonan sampai dengan
tahap terbitnya dokumen.

2.6 Aspek Kesempatan Berusaha UMKM

Berdasarkan Pasal 13 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, aspek kesempatan


berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf ditujukan untuk:

a. Menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di pasar,


ruang pertokoan, lokasi sentra produksi, lokasi pertanian rakyat, lokasi
pertambangan rakyat, lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima, serta lokasi
lainnya;
b. Menetapkan alokasi waktu berusaha untuk usaha mikro dan kecil di sub-sektor
perdagangan ritel;
c. Mencadangkan bidang dan jenis usaha yang memiliki kekhususan proses,
bersifat padat karya, serta mempunyai warisan budaya yang bersifat khusus dan
turun – menurun;
11

d. Menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk UMKM serta bidang usaha
yang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja sama dengan
UMKM;
e. Melindungi usaha tertentu yang strategis untuk UMKM;
f. Mengutamkan penggunaan produk yang dihasilkan oleh usaha mikro dan kecil
melalui pengadaan secara langsung;
g. Memprioritaskan pengadaan barang atau jasa dan pemborongan kerja
pemerintah dan pemerintah daerah;
h. Memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan.

2.7 Aspek Promosi Dagang dan Pemasaran UMKM

Promosi Dagang UMKM

Berdasarkan Pasal 14 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, aspek promosi


dagang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf g ditujukan untuk:

a. Meningkatkan promosi produk UMKM di dalam dan di luar negeri;


b. Memperluas sumber pendanaan untuk promosi produk UMKM di dalam dan di
luar negeri;
c. Memberikan insentif dan tata cara pemberian insentif untuk UMKM yang
mampu menyediakan pendanaan secara mandiri dalam kegiatan promosi
produk di dalam dan di luar negeri;
d. Memfasilitasi pemilik hak atas kekayaan intelektual atas produk dan desain
UMKM dalam kegiatan usaha dalam negeri dan ekspor.

Pengembangan Bidang Pemasaran UMKM

Berdasarkan Pasal 18 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, pengembangan


dalam bidang pemasaran, sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) huruf b
dilakukan dengan cara:

a. Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran;


b. Menyebarluaskan informasi pasar;
c. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran;
12

d. Menyediakan sarana pemasaran yang meliputi penyelenggaraan uji coba pasar,


lembaga pemasaran, penyediaan rumah dagang, dan promosi Usaha Mikro dan
Kecil;
e. Memberikan dukungan promosi produk, jaringan pemasaran, dan distribusi;
f. Menyediakan tenaga konsultan profesional dalam bidang pemasaran.

2.8 Aspek Dukungan Kelembagaan UMKM

Berdasarkan Pasal 15 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, aspek dukungan


kelembagaan UMKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf g
ditujukan untuk;

Inkubator Bisnis

Menurut Pasal 15 inkubator adalah lembaga yang menyediakan layanan


penumbuhan wirausaha baru dan perkuatan akses sumber daya kemajuan usaha
kepada UMKM sebagai mitra usahanya.

Lembaga Layanan Pengembangan Usaha

Business development services- providers adalah lembaga yang memberikan jasa


konsultasi dan pendampingan untuk mengembangkan UMKM.

Konsultan Keuangan Mitra Bank

Adalah konsultan pada lembaga pengembangan usaha yang tugasnya melakukan


konsultasi dan pendampingan kepada UMKM agar mampu mengakses kredit
perbankan dan/atau pembiayaan dari lembaga keuangan selain bank.

2.9 Aspek Pengembangan UMKM

Berdasarkan Pasal 16 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, yang berperan


sebagai pengembang UMKM adalah :

1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagai pihak yang memfasilitasi usaha


dalam bidang:
a. Produksi dan pengolahan
b. Pemasaran
13

c. Sumber daya manusia


d. Desain dan teknologi
2. Dunia usaha dan masyarakatv berperan serta secara aktif melakukan
pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Berdasarkan Pasal 17 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, pengembangan


dalam bidang produksi dan pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat 1 huruf a dilakukan dengan cara:

a. Meningkatkan teknik produksi dan pengolahan serta kemampuan manajemen


bagi UMKM
b. Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi dan
pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kemasan bagi produk UMKM
c. Mendorong penerapan standardisasi dalam proses produksi dan pengolahan
d. Meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan bagi usaha
menengah.

Pada Pasal 16, Huruf c: dimaksudkan agar terdapat konsistensi dalam menjaga
kualitas produk. Pada pasal 16, Huruf d: “kemampuan rancang bangun” adalah
kemampuan untuk mendesain suatu kegiatan usaha. Sedangkan, “kemampuan
perekayasaan” (engineering) adalah kemampuan untuk mengubah suatu proses,
atau cara pembuatan suatu produk dan/atau jasa.

2.10 Aspek Pengembangan SDM UMKM

Pasal 19 UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM, pengembangan dalam bidang


sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat 1 huruf c
dilakukan dengan cara:

a. Memasyarakatkan dan memberdayakan kewirausahaan


b. Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial
c. Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk
melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi, dan kreativitas bisnis,
dan penciptaan wirausaha baru.
14

2.11 Aspek, Perjanjian, Kemitraan, dan Pola Kemitraan

Perjanjian UMKM

Berdasarkan Pasal 34 UU No.20 Tahun 2008 Tentang UMKM, dalam perjanjian


kemitraan diatur:

(1) Perjanjian kemitraan dituangkan dalam perjanjian tertulis yang sekurang-


kurangnya mengatur kegiatan usaha, hak, dan kewajiban masing-masing
pihak, bentuk pengembangan jangka waktu, dan penyelesaian perselisihan.
(2) Perjanjian kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaporkan kepada
pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Perjanjian kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak boleh
bertentangan dengan prinsip dasar kemandirian Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah serta tidak menciptakan ketergantungan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah terhadap Usaha Besar.

Tujuan dan Pengaturan Kemitraan UMKM

Berdasarkan Pasal 26 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, kemitraan diatur:

(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat memfasilitasi


kegiatan kemitraan, yang saling membutuhkan, memercayai, memperkuat, dan
menguntungkan.
(2) Kemitraan antar-Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Kemitraan antara
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan Usaha Besar mencakup proses
alih keterampilan di bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan,
sumber daya manusia, dan teknologi.
(3) Menteri dan Menteri Teknis mengatur pemberian insentif kepada Usaha Besar
yang melakukan kemnitraan dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
melalui inovasi dan pengembangan produk berorientasi ekspor, penyerapan
tenaga kerja, penggunaan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan, serta
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

Pola Kemitraan UMKM


15

Berdasarkan pasal 26 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, kemitraan


dilakukan dengan pola:

a. Inti-plasma
b. Subkontrak
c. Waralaba
d. Perdagangan umum
e. Distribusi dan keagenan
f. Bentuk-bentuk kemitraan lain, seperti bagi hasil, kerjasama operasional, usaha
patungan (joint venture), dan penyumberluaran (outsourching).

2.12 Sanksi Administrasi dan Ketentuan Pidana

Sanksi Administrasi

Berdasarkan Pasal 39, sanksi administrasi diatur:

(1) Usaha Besar yang melanggar ketentuan Pasal 35 ayat 1 dikenakan sanksi
administratif berupa pencabutan izin usaha dan/atau denda paling banyak
Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) oleh instansi yang berwenang.
(2) Usaha Menengah yang melanggar ketentuan Pasal 35 ayat 2 dikenakan sanksi
administratif berupa pencabutan izin usaha dan/atau denda paling banyak
Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah) oleh instansi yang berwenang.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian sanksi administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

2.13 Keterampilan yang Dibutuhkan oleh Seorang Wirausahawan

Menurut Hisric et al. (2005), ada 3 jenis keterampilan yang dibutuhkan oleh
seorang wirausahawan yaitu:

1. Keterampuilan teknis. Keterampilan atau kemampuan minimal yang harus


dimiliki oleh wirausahawan mencakup:
a. Writing
b. Oral communication
16

c. Monitoring environment
d. Technical business management
e. Technology
f. Interpersonal
g. Listening
h. Ability to organize
i. Network building
j. Management style
k. Coaching
l. Being a team player
2. Keterampilan manajemen bisnis. Keterampilan atau kemampuan manajemen
usaha minimal yang harus dimiliki wirausahawan mencakup:
a. Planning and goal setting
b. Decision making
c. Human relations
d. Marketing
e. Finance
f. Accounting
g. Management
h. Control
i. Negotiation
j. Venture launch
k. Managing growth
3. Keterampilan berkewirausahaan secara personal. Kemampuan atau
keterampilan kewirausahaan mencakup:
a. Inner control/diciplined
b. Risk taker
c. Innovative
d. Change oriented
e. Persistent
f. Visionery leader
g. Ability to manage change
17

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

A. Asas, Prinsip, dan Tujuan Pemberdayaan UMKM:


1. Asas-asas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM):
a. Asas kekeluargaan
b. Asas demokrasi
c. Asas kebersamaan
d. Asas efisiensi berkeadilan
e. Asas berkelanjutan
f. Asas berwawasan lingkungan
g. Asas kemandirian
h. Asas keseimbangan kemajuan
i. Asas kesatuan ekonomi nasional
2. Prinsip pemberdayaan UMKM
a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMKM
untuk berkarya dengan prakarsa sendiri
b. Mewujudkan kebijakan public yang transparan, akuntabel, dan
berkeadilan
c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan beorientasi pasar
sesuai dengan kompetensi UMKM.
d. Peningkatan daya saing UMKM; dan
e. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara
terpadu
3. Tujuan pemberdayaan UMKM
a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,
berkembang, dan berkeadilan;
b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi
usaha yang tangguh dan mandiri; dan
18

c. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan


lapangan kerja, pemerataan pendapat, pertumbuhan ekonomi, dan
pengentasan rakyat dan kemiskinan.

B. Kriteria-Kriteria UMKM
1. Kriteria usaha mikro
2. Kriteria usaha kecil
3. Kriteria usaha menengah

C. Aspek – aspek yang terdapat di UMKM


1. Aspek Sarana dan Prasarana Serta Informasi UMKM
2. Aspek Perizinan UMKM
3. Aspek Kesempatan Berusaha UMKM
4. Aspek Promosi Dagang dan Pemasaran UMKM
5. Aspek Dukungan Kelembagaan UMKM
6. Aspek Pengembangan UMKM
7. Aspek Pengembangan SDM UMKM
8. Aspek, Perjanjian, Kemitraan, dan Pola Kemitraan

D. Keterampilan seorang wirausahawan dan sangsi administrasi


1. Sanksi Administrasi dan Ketentuan Pidana
2. Keterampilan yang Dibutuhkan oleh Seorang Wirausahawan
a. Keterampuilan teknis
b. Keterampilan manajemen bisnis
c. Keterampilan
d. berkewirausahaan secara personal
19

DAFTAR PUSTAKA

Saiman, Leonardus . 2015. Kewirausahaan: Teori, Praktik, dan Kasus-Kasus.


Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai