Disusun Oleh:
ADI AJENG HADIYANI
13.420.4100.652
2
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Adi Ajeng Hadiyani
13.420.4100.652
Mengetahui,
(Wirawan Widya Mandala, S.T., M.T.) (Aisyah Indah Irmaya, S.T., M.T.)
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan proposal tugas akhir ini
dengan judul “PENENTUAN DELIVERABILITAS SUMUR GAS
BERDASARKAN ANALISA PRESSURE BUILD UP DAN MODIFIED
ISOCHRONAL TEST”
Adapun maksud dan tujuan dari proposal ini untuk memenuhi
persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana di Jurusan Teknik Perminyakan,
Fakultas Teknik, Universitas Poklamasi 45 Yogyakarta.
Pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Bambang Irjanto, MBA selaku Rektor Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta.
2. Syamsul Ma’arif, S.T., M.Eng., selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.
3. Aisyah Indah Irmaya, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Perminyakan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.
4. Wirawan Widya Mandala, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir.
5. Seluruh keluarga yang selama ini telah banyak membantu untuk
menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini, baik dari segi moril, ekonomi
dan motivasi.
6. Rekan-rekan Mahasiswa yang telah banyak memberikan bantuan hingga
terselesaikannya proposal ini khususnya Kelly team.
Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna,
oleh karenanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan.
Penulis
4
I. JUDUL
“PENENTUAN DELIVERABILITAS SUMUR GAS
BERDASARKAN ANALISA PRESSURE BUILD UP DAN
MODIFIED ISOCHRONAL TEST”.
II. PENDAHULUAN
5
mata kuliah wajib di Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta sebagai syarat untuk memperoleh gelar strata-1 (S1).
6
2.4 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan penulisan
Tugas Akhir ini antara lain :
a. Studi Literatur Studi Literatur difokuskan pada pencarian informasi
dari buku-buku atau literatur untuk menunjang pembuatan tugas akhir
ini.
b. Perhitungan dan Analisa Setelah mendapatakan data-data serta materi
yang dapat menunjang dalam penelitian ini, maka selanjutnya
dilakukan perhitungan dan analisa dari data-data tersebut.
2.4.1 Studi Literatur
Studi literatur difokuskan pada berbagai teori tentang uji
deliverabilitas dan uji pressure transient pada sumur gas.
7
3.1.1 Index Produktivitas
Index Produktivitas (PI) merupakan index yang digunakan untuk
menyatakan kemampuan suatu formasi untuk berproduksi pada suatu beda
tekanan tertentu atau merupakan perbandingan antara laju produksi yang
dihasilkan formasi produktif pada drawdown yang merupakan beda tekanan
dasar sumur saat kondisi statis (Ps) dan saat terjadi aliran (Pwf). Secara
matematis dapat dituliskan dalam bentuk persamaan :
q
PI J .......................................................................................(3-1)
Ps Pwf
dimana :
8
IPR menunjukan produktivitas sumur/lapisan produktif. Jika
hubungan tersebut di-plot dalam bentuk grafik, maka kurva yang dihasilkan
disebut sebagai kurva IPR. Kurva IPR merupakan kurva plot antara laju alir
(q) dengan tekanan alir dasar sumur (Pwf). Dari kurva plot ini kita dapat
menentukan PI (Productivity Index).
....................................................................................... (3-2)
........................................................................ (3-3)
Dimana :
Pe = Tekanan formasi pada jarak re dari sumur, psi
Pwf = Tekanan aliran dasar sumur, psi
q = Laju produksi, stb/psi
μo = Viskositas, cp
Bo = Faktor volume formasi (FVF), bbl/stb
k = Permeabilitas efektif minyak, md
h = Ketebalan formasi produktif, ft
re = Jari-jari pengurasan sumur, ft
rw = Jari-jaris sumur, ft
9
Gambar 3.1 Kurva IPR Satu Fasa 5)
Persamaan tersebut mencakup beberapa anggapan diantaranya adalah:
a. Aliran mantap
b. Fluida yang mengalir satu fasa
c. Tidak terjadi reaksi antara batuan dengan fluidannya
d. Fluida bersifat incompressible
e. Viskositas fluida yang mengalir konstan
f. Kondisi aliran Isotermal
g. Formasi homogen dan arah aliran horizontal
Prosedur dalam membuat kurva IPR untuk aliran satu fasa adalah
sebagai berikut :
1. Siapkan data hasil uji tekanan dan produksi yaitu ; tekanan reservoir (Ps),
tekanan alir dasar sumur (Pwf), dan laju produksi (q).
2. Hitung indeks produktivitas (PI) dengan persamaan 3-1
3. Pilih tekanan alir dasar sumur (Pwf) anggapan
4. Hitung laju aliran (qo) pada tiap harga Pwf tersebut dengan menggunakan
persamaan 3.3.
5. plot qo terhadap Pwf yang diperoleh dari langkah 3 dan 4 pada kertas
grafik kartesian, dengan qo sebagai sumbu datar dan Pwf sebagai sumbu
tegak. Hasil plot ini akan membentuk garis yang linier.
10
3.1.2.2 Kurva IPR Dua Fasa
Jarang fluida berada dalam kondisi satu fasa, selanjutnya untuk
membuat kurva IPR dimana fluida yang mengalir dua fasa, Vogel
mengembangkan persamaan hasil regresi yang sederhana dan mudah
pemakaiannya, yaitu :
2
Qo Pwf Pwf
1 0.2 0.8 Ps ..........................................................(3-4)
Qmax Ps
Dimana :
11
Prosedur pembuatan kurva IPR untuk aliran dua fasa dari Vogel
adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan data-data penunjang meliputi ; tekanan reservoir/tekanan
statis (Ps), tekanan alir dasar sumur (Pwf), laju produksi minyak (qo).
2. Menghitung harga (Pwf/Ps).
3. Mensubtitusikan harga (Pwf/Ps) dari langkah 1 dan harga laju produksi
(qo) ke dalam persamaan 3-4, dan menghitung harga laju produksi
maksimum (qo max).
4. Untuk membentuk kurva IPR, gunakan beberapa nilai anggapan Pwf dan
menghitung harga qo dari persamaan 3-4.
5. Memplot qo terhadap Pwf pada kertas grafik linier. Kurva yang diperoleh
adalah kurva kinerja aliran fluida dari formasi ke lubang sumur. Bentuk
kurva tersebut akan melengkung.
[ ( ) ( ) ] ...............................(3-5)
12
Dimana :
- An (n = 0, 1 dan 2) adalah konstanta persamaan, yang harganya berbeda
untuk water cut yang berbeda.
- An = Co + C1 (watercut) + C2 (watercut)2
- Cn (n = 0, 1, dan 2) untuk masing-masing harga An ditunjukkan dalam
tabel dibawah ini.
13
......................................................(3-6)
....................................................................................(3-7)
Dimana :
P1 dan P2 tergantung dari harga water cut, dan dari analisa regresi diperoleh
hubungan sebagai berikut :
( ) ..................................................................... (3-10)
14
7. Membuat tabulasi harga-harga qw, qo, qt, untuk berbagai harga Pwf pada
Pa aktual.
8. Membuat grafik hubungan antara Pwf terhadap qt, dimana Pwf mewakili
sumbu y dan qt mewakili sumbu x.
15
3.2.1 Prinsip Super Posisi
Teori yang mendasari secara matematis menyatakan bahwa
penjumlahan dari solusi-solusi individu suatu persamaan differential linier
berorde dua adalah juga merupakan solusi dari persamaan tersebut. Misalkan
suatu kasus dimana sebuah sumur berproduksi dengan seri laju produksi tetap
untuk setiap selang waktu seperti diperlihatkan pada Gambar 3.5.
Untuk menentukan tekanan lubang sumur (Pwf) pada tn sewaktu laju
saat itu qn, dapat dipakai prinsip superposisi dengan metode sebagai berikut :
q1 dianggap berproduksi selama tn
q2 dianggap berproduksi selama tn – t1
q3 dianggap berproduksi selama tn – t2
... ..... - .....
qn dianggap berproduksi selama tn – tn-1
16
Gambar 3.6 Laju Alir Ideal dan Sejarah Produksi untuk PBU Test13)
qB
1688 ct rw
2
Pi Pws 70.6 2 s
kh k t p t
ln
70.6
0 q B ln 1688 ct rw 2 2s .............(3-11)
kh k .t
qB t p t
Pws Pi 70.6 ln ................................................(3-12)
kh t
Atau :
qB t p t
Pws Pi 162.6 log .............................................(3-13)
kh t
Dimana :
17
k = Permeabilitas, mD
h = Tebal Lapisan Produktif, ft
t p t
= Horner Time, Hours
t
Contoh yang ideal dari pengujian ini dapat dilihat dari Gambar 3.7 di
bawah ini. Jelas bahwa permeabilitas (k), dapat ditentukan dari slope “m”,
sedangkan apabila garis ini diekstrapolasikan ke harga “Horner Time” sama
dengan satu (equivalent dengan penutupan yang tidak terhingga lamanya),
maka tekanan pada saat ini teoritis sama dengan tekanan awal reservoir
tersebut.
Sesaat sumur ditutup akan berlaku hubungan :
qB 1688 ct rw 2
wf i 70.6 ln 2s
kh k .t p
qB 1688 ct rw
2
18
1688 ct rw 2
= i m log 0.869s ................................(3-15)
k .t p
Pada saat waktu penutupan = t , berlaku hubungan :
ws i m log t p t / t ......................................................(3-16)
Gambar 3.7 Sejarah Laju Alir untuk Ideal Pressure Buildup Test13)
19
μ = Viskositas Fluida, cp
ct = Kompressibilitas Total Batuan, 1/Psia
rw = Jari-jari Sumur, ft
dimana :
PI = Productivity Index, (Bbl/D)/Psia
q = Laju Alir, Bbl/D
P* = Tekanan Statik Fluida, Psia
Pwf = Tekanan Alir Fluida, Psia
∆Ps = Kehilangan Tekanan akibat adanya Skin, Psia
20
P Pwf Ps
FE x100% .........................................................(3-21)
P Pwf
Dimana :
FE = Flow Efficiency
P* = Tekanan Statik Fluida, Psia
Pwf = Tekanan Alir Dasar Sumur, Psia
∆Ps = Kehilangan Tekanan akibat adanya Skin, Psia
Sedangkan untuk mengetahui besarnya radius of investigation (ri) dapat
ditentukan menggunakan Persamaan :
kt
ri 0.03 , ft ............................................................................(3-22)
ct
Dimana :
ri = Radius Investigation, ft
k = Permeabilitas, mD
t = Waktu Produksi, jam
Φ = Porositas, fraksi
μ = Viskositas Fluida, cp
ct = Kompresibilitas Batuan, 1/Psia
Untuk reservoir yang bersifat infinite acting, tekanan rata-rata
reservoir ini adalah P* = Pi = Pave.
21
Gambar 3.8 Grafik Pressure Buld Up untuk Reservoir Ideal13)
2. Wellbore Storage
Efek dari wellbore storage akan mendominasi data awal dari suatu
pengujian sumur, dimana lama pengaruh wellbore storage sangat tergantung
kepada ukuran maupun konfigurasi lubang bornya. Rangkaian pengerjaan
analisa pressure build up dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Terlebih dahulu buat plot log ∆P = (Pws - Pwf) vs log ∆t.
2. Wellbore storage effect terlihat dengan adanya unit slope yang
dibentuk oleh data awal.
Dari unit slope tersebut dapat diperkirakan wellbore storage
coefficient (Cs) di dalam satuan.
qBt
Cs ...................................................................................(3-23)
24
dimana :
Cs = Constanta Wellbore Storage, Bbl/D
q = Laju alir, STB/Day
B = Faktor folume formasi, RB/STB
∆t = Waktu, Jam
∆P = Tekanan, Psia
22
3. Dari titik data yang mulai meninggalkan unit slope kemudian diukur 1
atau 1.5 log cycle. Data yang terletak diluar jarak tersebut adalah yang
bebas dari pengaruh well bore storage.
4. Membuat Horner plot, (t + ∆t)/∆t vs Pws. Horner straight line dibentuk
dari titik-titik data yang bebas dari wellbore storage diatas. Kemudian
berdasarkan garis lurus yang terbentuk tersebut dianalisa harga-harganya
seperti k, P*, s, dan FE.
23
Bentuk kurva yang dihasilkan oleh bagian ini merupakan garis
melengkung pada kertas semilog, dimana mencerminkan penyimpangan garis
lurus akibat adanya kerusakan formasi disekitar lubang sumur atau adanya
pengaruh wellbore storage.
Bagian akhir dari suatu kurva setara tekanan adalah bagian waktu
lanjut (late times) yang ditunjukkan dengan berlangsungnya garis lurus
semilog mencapai batas akhir sumur yang diuji dan adanya penyimpangan
kurva garis lurus. Hal ini disebabkan karena respon tekanan sudah
dipengaruhi oleh kondisi batas reservoir dari sumur yang diuji atau pengaruh
sumur-sumur produksi maupun injeksi yang berada disekitar sumur yang
diuji.
24
respon tekanan yang terjadi akan memberikan gambaran adanya kelainan,
faktor-faktor tersebut antara lain adalah : pengaruh wellbore storage,
redistribusi fasa dalam lubang bor maupun heterogenitas reservoir.
25
Dengan diketahuinya wellbore storage yang terlihat dengan adanya
unit slope tersebut dapat diperkirakan wellbore storage coefficient (cs) dalam
satuan bbl/psi.
q B t
cs ...............................................................................(3-24)
24 P
dimana :
C. Heterogenitas Reservoir
Salah satu sifat heterogenitas reservoir yang mempengaruhi bentuk
kurva ulah tekanan untuk uji sumur adalah ketidakseragaman permeabilitas.
Pengecilan permeabilitas dapat disebabkan oleh penyumbatan dari scale atau
kotoran, maupun hydrasi clay dan swelling, sedangkan pembesaran
permeabilitas dapat dikarenakan oleh adanya stimulation pada sumur seperti
pengasaman ataupun hydraulic fracturing.
26
3.2.4 Analisa Pressure Build Up
Untuk menganalisa data hasil pengujian yang didasarkan pada teori
Pressure Build Up yang dikemukakan oleh Horner, digunakan asumsi -
asumsi sebagai berikut :
1. Sumur berproduksi pada laju aliran tetap dari pusat reservoir tak
terbatas dengan tekanan yang tetap pada batas luar reservoir.
2. Aliran fluida hanya satu fasa.
3. Kompressibilitas batuan dan viskositas fluida konstan pada interval
tekanan dan temperatur yang bervariasi.
4. Sumur ditutup pada muka batupasir dan tidak terjadi aliran flow after
flow kedalam lubang sumur.
5. Formasi mempunyai permeabilitas homogen dalam arah aliran.
27
- Porositas
- Kompressibilitas Batuan
- Jari–jari Sumur
- Faktor Volume Formasi
- Viskositas fluida
- Ketebalan Lapisan Produktif
2. Hitung berapa lama sumur telah diproduksikan dengan rumus :
Np, kumulatif produksi
tp
qo, produksi rata - rata terakhir sebelum test
3. Buat tabel data uji tekanan dasar sumur (Pws), waktu penutupan (dt), ((tp
+ dt)/ dt), dan Pws – Pwf, dimana Pwf adalah tekanan dasar sumur pada
waktu t = 0.
4. Plot antara ΔP = (Pws – Pwf) vs log t pada kertas log-log. Garis lurus
dengan kemiringan 45˚ (slope = 1) pada data awal menunjukkan adanya
pengaruh wellbore storage. Dari garis ini, tentukan titik awal
penyimpangan dan ukur 1 – 1,5 cycle dari titik tersebut untuk
menentukan awal dari tekanan yang tidak terpengaruh oleh wellbore
storage.
5. Pengaruh wellbore storage terlihat dengan adanya unit slope yang
dibentuk oleh data awal. Dari unit slope tersebut dapat diperkirakan
wellbore storage coefficient (cs) dalam satuan Bbl/Psia.
q B t
cs
24 P
6. Buatlah Horner plot antara log ((tp + dt)/ dt) vs Pws. Tarik garis lurus
dimulai dari data yang tidak dipengaruhi oleh wellbore storage. Tentukan
sudut kemiringan (m) dicari dengan membaca harga kenaikan tekanan
(ΔP) untuk setiap satu log cycle. P* diperoleh dengan
mengekstrapolasikan garis lurus tersebut hingga mencapai harga waktu
penutupan (dt) tak terhingga atau harga ((tp + dt)/ dt) = 1.
7. Hitung harga permeabilitas (k) dengan Persamaan :
28
162,6 q o Bo
ko
mh
8. Baca Pws pada dt = 1 jam.
9. Hitung harga faktor skin dengan persamaan :
P1jam Pwf k
S 1,151 log
2
3, 23
m ct rw
10. Hitung ri (radius of investigation) dengan persamaan :
1
kt
2
ri
948 c t
11. Hitung Flow Efficiency (FE) dengan persamaan :
( P * PWF ) Pskin
FE
( p * PWF )
12. Hitung Productivity Index (PI) dengan Persamaan :
qo
PI
P * Pwf
Keterangan :
FE < 1 menunjukkan permeabilitas formasi disekitar lubang sumur
mengecil akibat adanya kerusakan.
FE > 1 menunjukkan permeabilitas formasi disekitar lubang sumur
telah diperbaiki dan harganya lebih besar dari harga semula..
29
tidak dapat memberikan harga yang tepat dan juga metoda analisa Horner
tidak bisa memberikan hasil yang akurat apabila digunakan untuk
menganalisa reservoir yang begitu kompleks. Pada metoda analisa Horner,
penentuan akhir dari efek wellbore storage ditandai dengan perubahan deviasi
(pembelokan) pada kurva tekanan atau yang biasa disebut dengan unit slope,
kemudian unit slope ini ditambahkan dengan satu setengah cycle.
Umumnya plot kurva pressure derivative terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama merupakan plot antara beda tekanan penutupan (Pws) dengan
tekanan aliran dasar sumur (Pwf) yang dinyatakan sebagai ΔP terhadap waktu
penutupan (Δt) pada kertas grafik log-log, plot kurva pertama ini berfungsi
untuk mengetahui flat curve, disamping mengetahui berakhirnya wellbore
storage. Bagian kedua merupakan plot antara slope (m) terhadap waktu
penutupan (Δt) juga pada kertas grafik log-log.
Untuk kurva ke dua secara praktis derivative dari perubahan tekanan
berdasarkan fungsi superposisi waktu. Dari persamaan PBU, dapat
dinyatakan :
P f (ln H ) .................................................................................(3-25)
Keterangan :
P = Tekanan pada saat sumur ditutup
f ln H = Anti ln Horner Time
Jika Pws dinyatakan sebagai :
q B
Pws Pi 70.6 ln( H ) ............................................................(3-26)
kh
Dimana :
Pws = Tekanan Sumur pada Waktu Penutupan, Psia
Pi = Tekanan Initial, Psia
q = Laju Alir Fluida, Bbl/D
μ = Viskositas Fluida, cp
B = Faktor Volume Formasi, RB/STB
k = Permeabilitas, mD
30
h = Tebal Lapisan Produktif, ft
t p t
= Horner Time, Hours
t
Persamaan diatas identik dengan persamaan garis lurus :
y a mx ......................................................................................(3-27)
Perolehan slope dari kurva kedua ini berdasarkan cara statistik least
square, yang merupakan garis minimum jumlah pangkat dua penyimpangan,
dengan syarat : untuk meminimalisir fungsi, turunan pertamanya haruslah
nol, ini menghendaki turunan pertama terhadap a (Pi) sama dengan nol dan
turunan pertama pertama terhadap slope (a) juga sama dengan nol. Slope
suatu garis berdasarkan superposisi titik sebelumnya dinyatakan :
n (ln H i Pi ) ( Pi ) (ln H i )
m ............................................(3-28)
( ln H i ) 2 n (ln H i ) 2
Keterangan :
Pi : tekanan penutupan dari data ke i, psi.
t t p
Hi : waktu horner untuk data ke i.
t
m : slope kurva
a : tekanan initial, psi
n : jumlah data
31
dipermukaan. Penyajian dengan cara ini hanya efektif untuk digunakan untuk
sumur yang dangkal, sedangkan sumur gas yang dalam dengan ukuran tubing
yang kecil akan memberikan hasil yang akurat. Pembukaan sumur yang
relatif lama akan menyebabkan pemborosan gas secara sia-sia, selain dapat
menimbulkan kerusakan pada formasi serta dapat menimbulkan bahaya lain
yang tidak dinginkan.
Berdasarkan alasan diatas, maka mulai dikembangkan metoda uji
deliverability yang lebih modern dengan menggunakan laju aliran yang sesuai
dan dapat dikontrol, diantaranya yakni Back Pressure, Isochronal dan
Modified Isochronal. Uji deliverability adalah kemampuan suatu uji sumur
yang umum digunakan untuk mengetahui kemampuan dari suatu reservoir
untuk mengalirkan gas dalam media berpori. Kondisi ini dinyatakan dalam
hubungan antara laju produksi gas dengan tekanan reservoir, sebagai akibat
berlangsungnya proses “depletion” dari suatu reservoir gas diperlukan dalam
perencanaan pengembangan lapangan. Hubungan ini (deliverability) bersifat
relatif konstan selama masa produksi dari sumur. Uji ini terdiri dari tiga atau
lebih aliran dengan laju alir, tekanan dan data lain yang dicatat sebagai fungsi
dari waktu. Indikator produktivitas yang diperoleh dari uji ini adalah Absolute
Open Flow Potential (AOFP), yang didefinisikan sebagai kemampuan suatu
sumur gas untuk memproduksi gas kepermukaan dengan laju alir maksimum
dengan tekanan alir dasar sumur (sandface) sebesar tekanan atmosphere (±
14,7 psia). Pada masa awal dari tes penentuan dari deliverability ini sudah
dikenal persamaan empiris yang selaras dengan hasil pengamatan. Persamaan
ini menyatakan hubungan antara qsc terhadap ΔP2 pada kondisi aliran yang
stabil (ERCB, 1979b)8). Kondisi ini dinyatakan dalam hubungan antara laju
alir gas dengan tekanan pada persamaan berikut ini :
qsc = C (Pr2 – Pwf2) n ............................................................... (3-29)
dimana :
qsc = Laju produksi pada keadaan standar
Pr = tekanan reservoir rata-rata pada sumur ditutup
Pwf = tekanan alir dasar sumur
32
C = konstanta, tergantung pada satuan dari qsc dan p
n = harga konstanta berkisar antara 0.5 – 1.0
Harga n ini mencerminkan derajat pengaruh faktor inersia turbulensi
atas aliran. Harga n diperoleh dari sudut kemiringan grafik dengan sumbu
tegak (ΔP2). Untuk aliran yang laminer akan memberikan harga n sama
dengan 1, dan bila faktor inersia- turbulensi berperan dalam aliran maka n < 1
(dibatasi sampai harga paling kecil sama dengan 0,5). Pembuatan grafik
dengan sistem koordinat log-log berdasarkan Persamaan (3-30) akan
menghasilkan hubungan yang linier.
log qsc = log C + n log P2……..………………………..………... (3-31)
p2= (PR2 - Pwf2) ………...……………………………………...... (3-32)
Contoh grafis tersebut dapat dilihat pada Gambar ( 2.24). Harga C dapat
dilihat/dicari yaitu berdasarkan titik perpotongan grafik dan satuannya dapat
dinyatakan dalam :
q sc setabil kh MM SCF / hari
(C)
P r
2
Pwf2 n
=
r
1422 T g z g ln e 0.75 s
=
psia
2 n
rw
Harga C ini tergantung dari sifat fisik batuan dan fluida yaitu, k dan .
Permeabilitas adalah saturasi liquid di dalam reservoir, sebagai penurunan
tekanan dari depletion. Gas yang tertinggal akan mengembang untuk menjaga
Sg konstan. Kecuali condensat retrograt atau hadirnya water influx. Untuk
gas kering, perubahan k terhadap waktu tidak terlalu berpengaruh. Jika berada
pada permeabilitas tinggi maka harga C juga akan tinggi begitu juga
sebaliknya, tergantung dari klasifikasi permeabilitasnya. Harga dan z
tergantung dari perubahan harga tekanan reservoir. Satuan ukuran lainnya
digunakan dalam analisa “deliverabilitas” adalah “Absolut Open Flow
Potensial” (AOFP).
33
Gambar 3.11 Grafik Deliverabilitas5)
34
aliran mencapai stabil, sebelum diganti dengan laju produksi lainnya. Setiap
perubahan laju produksi tidak didahului dengan penutupan sumur.
Gambar skematis dari proses “Back Pressure Test” diperlihatkan
pada Gambar 2.25. Analisa deliverability didasarkan pada kondisi aliran yang
stabil. Untuk keperluan ini diambil tekanan alir di dasar sumur, Pwf pada akhir
dari periode suatu laju produksi.
35
2
C re
2
C re
t s 948 1000 ………………………………… (3-35)
k k PR
Dimana :
1
C
PR
= viscositas pada P R
36
sumur sampai tekanan mencapai stabil, PR. pada gambar 3.13 ditunjukkan
beberapa hal penting yang berkaitan dengan urutan uji isochronal, yaitu :
1. Waktu alir, kecuali pengaliran yang terakhir, berlangsung dalam
selang waktu yang sama.
2. Perode penutupan berlangsung sampai P = PR, bukannya selang
waktu yang sama panjang.
3. Pada periode pengaliran terakhir, sumur dialirkan sampai mencapai
keadaan stabil, tetapi hal ini tidak mutlak.
37
mencapai stabil. Selain dari pada itu selang waktu penutupan dan pembukaan
sumur dibuat sama besar.
38
3.4 Metode Analisa Uji Deliverability
Analisa data hasil uji deliverability gas digunakan untuk menentukan
indikator produktivitas sumur gas, yaitu Absolute Open Flow Potential
(AOFP). Untuk keperluan tersebut, ada tiga metode analisa yang digunakan,
yaitu:
1. Metode Rawlins-Schellhardt (Konvensional),
2. Metode Jones-Blount-Glaze, dan
3. Metode Laminer-Inertia Turbulence-Pseudo Pressure atau LIT (ψ).
keterangan :
ΔP2 = Pendekatan tekanan kuadrat, psia
log p R p wf
2 2
n1 log q sc log C …………………………(3-37)
Harga eksponen n pada Persamaan 2-120 adalah n 1 slope , atau:
logq sc2 logq sc1
n
log p R pwf
2 2
logp
2 R
2
pwf
2
1
………………………(3-38)
39
Harga koefisien kinerja C dapat ditentukan dari persamaan berikut :
q sc
C ………………………………………… (3-39)
p R
2
pwf
2 n
Dimana :
qsc = Laju alir gas, Mscf/d
C = Koefisien performance yang menggambarkan posisi kurva
deliverability yang stabil, Mscfd/psia2.
n = Bilangan eksponen, merupakan inverse slope dari garis kurva
deliverability yang stabil dan mencerminkan derajat pengaruh
faktor inersia-turbulensi terhadap aliran, umumnya berharga antara
0.5 - 1
Sedangkan besarnya harga AOFP adalah sama dengan harga q sc pada harga
p R p wf
2 2
ln s (3-40)
kh rw h2 rw re
40
Keterangan:
pr = Tekanan rata-rata reservoir, psia.
pwf = Tekanan alir dasar sumur, psia.
T = Temperatur dasar sumur, 0R.
μ = Viskositas gas, cp.
p R pwf
2 2
Δ p2
a b q sc …………………………………(3-41)
q sc q sc
dengan koefisien aliran laminar a adalah :
1422 μ g z T 0.472 re
a ln s …………………………………(3-42)
kh rw
karena 1 re amat kecil, maka dapat diabaikan, dan koefisisen aliran turbulen
b:
3.161 x 10 12 β z Tγ g
b ………………………………………(3-43)
h 2 rw
41
Harga b akan berubah setiap waktu ketika adanya perubahan pola
aliran ke dalam lubang sumur. Efek dari perubahan ini dalam tahapan
komplesi sumur dapat dievaluasi dengan membandingkan kedua harga b:
q sc
a a 2 4b p R pwf
2 2
0.5
………………………… (3-44)
2b
Slope = b
𝑝
𝑞
Intercept = a
0
0 q
Sedangkan besarnya harga AOFP adalah sama dengan qsc pada harga
Pwf sebesar 0 psi.
AOF
a a 2 4b p R 2 0.5
2b .......................................................(3-45)
42
Metode Analisis Jones-Blount-Glaze dapat diterapkan untuk real gas,
tetapi pada metode ini dibutuhkan dua data atau lebih uji aliran yang stabil,
karena untuk mendapatkan harga stabil dari koefisien laminar a diperlukan
sekurang-kurangnya dua uji aliran yang stabil.
Δ p p R pwf a1 q sc b1 q sc
2
………………………………(3-46)
2. Pendekatan Tekanan Kuadrat (p2)
Δ p p R pwf a2 q sc b2 q sc
2 2 2
………………………… (3-47)
3. Pendekatan Pseudo-Pressure ψ
Δψ ψ R ψ wf a3 q sc b3 q sc ………………………………(3-48)
2
Bagian pertama ruas kanan (a.qsc) dari Persamaan 3-46, 3-47, dan 3-
48 menunjukkan hubungan penurunan tekanan dalam bentuk tekanan,
tekanan kuadrat, atau pseudo-pressure yang disebabkan oleh pengaruh aliran
laminar dan kondisi lubang sumur. Sedangkan bagian keduanya (b.qsc2)
merupakan hubungan penurunan tekanan yang disebabkan oleh aliran
inertial-turbulence.
Karena analisa pseudo-pressure dianggap lebih teliti dan dapat
digunakan pada semua kisaran tekanan reservoir, bila dibandingkan dengan
analisa pendekatan tekanan (p) atau analisa pendekatan tekanan kuadrat (p2),
43
maka pendekatan LIT menggunakan pseudo-pressure dan untuk selanjutnya
disebut sebagai pendekatan LIT ψ .
Dari Persamaan 3-47, plot antara Δψ b q sc
2
vs qsc pada kertas grafik
log-log akan memberikan garis lurus. Kurva ini merupakan garis
deliverability yang stabil, dimana harga a3 dan b3 dapat dicari dari persamaan
berikut ini:
sc sc sc
a3
N q q q
2
sc sc sc
N Δψ q Δψ q
sc sc
b3 ………………………………(3-50)
N q q q
2
sc sc sc
q
a3 a3 4b3
2
0.5
……………………………………(3-51)
2b3
Sedangkan besarnya AOFP sama dengan qsc pada harga ψ sebesar 0 psi.
Metode Analisis LIT analisa dianggap lebih teliti karena
menggunakan pseudo-pressure dan dapat digunakan pada semua kisaran
tekanan reservoir, bila dibandingkan dengan analisa pendekatan tekanan (p)
atau analisa pendekatan tekanan kuadrat (p2). Metode ini dapat digunakan
pada kondisi real gas dan hanya membutuhkan satu data uji aliran stabil.
44
V. RENCANA KEGIATAN
Berikut rencana kegiatan yang diusulkan selama tugas akhir ini
selama satu bulan adalah sebagai berikut:
Minggu
III
Jenis Kegiatan I II IV
Orientasi Perusahaan
Tinjauan Lapangan
Pengambilan Data
Analisis Data
Studi Pustaka
Penulisan Laporan
45
VI. RENCANA DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Batasan Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
1.3.2 Tujuan
1.4 Metodologi Penenelitian
1.4.1 Studi Literatur
1.4.2 Pengambilan Data
1.4.3 Perhitungan dan Analisa
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN
2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
2.2 Visi dan Misi Perusahaaan
2.3 Struktur Organisasi
2.4 Keselamatan Kerja
2.5 Lokasi Perusahaan
2.6 Jam Kerja Perusahaan
2.7 Prospek Perusahaan
BAB III. DASAR TEORI
3.1 Karakteristik Reservoir
3.1.1 Sifat Fisik Batuan Reservoir
3.1.1.1 Porositas
3.1.1.2 Permeabilitas
46
3.1.1.3 Saturasi
3.1.1.4 Tekanan Kapiler
3.1.1.5 Wettabilitas
3.1.1.6 Kompresibilitas
3.1.2 Sifat Fisik Fluida Reservoir Sifat Fisik gas
3.1.3 Sifat Fisik MinyakSifat Fisik Air Formasi
3.2 Kondisi Reservoir
3.2.1 Tekanan Reservoir
3.2.2 Temperature Reservoir
3.3 Gas Alam
3.3.1 Jenis Sumur Gas Alam
3.4 Aliran Gas Dalam Reservoir
3.5 Aliran Gas Dalam Pipa
3.6 Produktivitas Formasi
3.6.1 Productivity Index
3.6.2 Inflow Performance Relationship
3.6.3 Skin Factor
3.6.4 Flow Efficiency
3.7 Pressure Build Up (PBU)
3.7.1 Prinsip Superposisi
3.7.2 Teori Pressure Build Up
3.7.3 Karakteristik Kurva Pressure Build Up test
3.7.4 Faktor yang Mempengaruhi Bentuk Kurva Tekanan
3.7.5 Analisa Pressure Build Up
3.7.5.1 Metode Horner
3.7.5.2 Pressure Derivative
3.8 Gas Deliverability
3.8.1 Uji Back pressure Test
3.8.2 Isochronal test
3.8.3 Modified Isochronal Test
3.9 Analisa Uji Deliverability
47
3.9.1 Metode Konvensional (Rawlins-Schellhardt)
3.9.2 Metode Analisis LIT
BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL ANALISA
4.1 Data Sumur
4.2 Bagan Alir
4.3 Penentuan Deliverabilitas Sumur “X” Lapangan “Y”
4.3.1 Analisa PBU
4.3.2 Analisa MIT
4.3.2.1 Penentuan AOF Dengan Metode Analisa
Konvensional
4.3.2.2 Penentuan AOF Dengan Metode Analisa LIT
4.3.3 Pembuatan Kurva IPR Deliverabilitas Menggunakan
Metode Analisa Konvensional dan LIT
4.3.4 Perbandingan Hasil Analisa Deliverabilitas Dengan
Metode Konvensional dan Metode LIT
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
48