Anda di halaman 1dari 16

BAB I

ARUS LISTRIK SEARAH/ LISTRIK DINAMIS/DC

A. PENGERTIAN ARUS LISTRIK


 Ilmu yang mempelajari tentang listrik dapat dibagi dua yaitu listrik dinamis dan listrik statis
 Listrik dinamis yaitu ilmu yang mempelajari tentang muatan-muatan listrik yang bergerak
atau yang menyebabkan adanya arus listrik
 Listrik statis yaitu ilmu yang mempelajari tentang muatan-muatan listrik yang diam
 Arus listrik merupakan Gerakan muatan-muatan listrik dalam suatu rangkaian listrik yang
disebabkan oleh perbedaan potensial listrik
 Elektron bergerak dari kutub negatif ke kutub positip baterai, sedangkan muatan positif
bergerak sebaliknya
 Arah gerakan muatan positif inilah yang disebut sebagai arus listrik konvensional
 Besarnya kuat arus listrik I merupakan laju perubahan muatan listrik Q persatuan waktu t

Q
I
t
 Jika arus mengalir pada suatu penghantar yang luasnya A maka besarnya rapat arus
dinyatakan :
I
J
A

 Arus listrik dapat mengalir bila :


1. Ada penghantar seperti kawat atau kabel
2. Ada beda tegangan antara dua titik yaitu mengalir dari potensial tinggi ( kutub + )ke
potensial rendah ( kutub - )
3. Rangkaiannya tertutup
4. Ada sumber tegangan seperti baterai , accumulator, generator DC dll
 Jika dalam penghantar mengalir sejumlah n electron maka banyaknya muatan yang
mengalir adalah:
Q = ne
n = banyaknya electron
e = muatan electron = 1,6 x 10-19 C

B. ALAT UKUR LISTRIK


1. Amperemeter
 Untuk mengukur besarnya arus listrik digunakan alat amperemeter
 Cara penggunaanya , amperemeter dipasang secara seri pada rangkaian

A
R

I E

+ -
 Pada amperemeter terdapat skala ukur dan batas ukur
5 Skala ukur ( skala mak = 10 )
4 7

0 10
0 100 mA
Batas ukur ( batas ukur mak = 100 mA
• •

 Cara membaca hasil pengukuran

angka. yang.ditujnuk. jarum.


X0 = xbatasukurmaksimum
skala..maksimum

7
 Hasil pada gambar diatas = x100mA  70mA
10
2. Voltmeter
 Untuk mengukur besarnyanya tegangan listrik digunakan alat voltmeter
 Cara penggunaanya voltmeter dipasang secara parallel pada rangkaian

 Seperti pada amperemeter Pada Voltmeter juga terdapat skala ukur dan batas ukur

5 Skala ukur ( skala mak = 10 )

4 7

0 10
0 12 V
Batas ukur ( batas ukur mak = 12 V
• •

 Cara membaca hasil pengukuran voltmeter

angka. yang.ditujnuk. jarum.


X0 = xbatasukurmaksimum
skala..maksimum

7
 Hasil pada gambar diatas = x12  8,4V
10
3. Ohmmeter
 Untuk mengukur hambatan listrik digunakan alat ohmmeter
 Cara penggunaannya ohmmeter dipasang secara seri dengan alat ukur
C. HUKUM OHM DAN HAMBATAN LISTRIK
1. Hambatan listrik ( R )
 Berdasarkan houm Ohm hambatan penghantarmerupakan hasil bagi antara tegangan
atau beda potensial antara ujung-ujung penghantar dengan kuat arus yang mengalir
pada penghantar tersebut
( R = V/I ) dengan V = beda potensial/tegangan ( V ) , I = kuat arus ( A )
 Satuan hambatan adalah ohm ( Ω )
 Hambatan pada kawat penghantar besarnya :
1. Sebanding dengan hambat jenis kawat ( ρ )
2. Sebanding dengan panjang kawat ( l )
3. Berbanding terbalik dengan luas penampang kawat ( A )
l
ρ A

l
R= 
A
Dengan :
ρ = hambat jenis kawat (Ω.m )
L = panjang kawat ( m )
A = luas penampang kawat ( m2 )
R = hambatan kawat (Ω )
 Hambatan kawat penghantar juga dipengaruhi oleh suhu semakin tinggi suhu kawat
penghantar semakin besar hambatannya.
Rt = Ro ( 1 + αΔT )
Rt = hambatan penghantar pada suhu t (Ω )
Ro= hambatan penghantar mula-mula sebelum kenaikan suhu (Ω )
Α α= koefisien suhu hambat jenis ( /o C
ΔT = perubahan suhu ( T1 – T0 ) ( oC )
 Untuk mengukur hambatan listrik digunakan alat Ohmmeter yaitu dengan cara alat
dipasang secara parallel seperti mengukur tegangan
 Ada dua cara untuk mengukur hambatan yaitu cara langsung dan cara tidak langsung
 Cara langsung yaitu mengukur hambatan dengan menggunakan alat ukur ohmmeter
 Cara tidak langsung yaitu dengan mengukur kuat arus yang mengalir dan juga
mengukur tegangan pada ujung-ujung kumparan . hasil bagi antara tegangan yang
terukur dengan kuat arusnya merupakan hambatan dari rangkaian tersebut

2. Hokum Ohm
 Pada hambatan listrik yang tetap besarnya tegangan listrik ( V ) berbanding lurus
dengan kuat arus listrik ( I ) dan dinyatakan dengan pers :

V
R .....atau.....V  I .R
I
Dengan : V = tegangan listrik ( V )
I = kuat arus ( A )
R = hambatan listrik ( Ω )

D. SUSUNAN SERI DAN PARALEL KOMPONEN LSTRIK


1. Rangkaian seri
 Pada rangkaian seri maka :
a. Hambatan total rangkaian sama dengan jumlah dari seluruh hambatan
Rt = R 1 + R 2 + R 3
b. Besarnya arus listrik yang mengalir pad tiap-tiap hambatan sama
I1 = I2 = I3
c. Tegangan total = jumlah tengan pada ujung-ujung hambatan
Vt = V1 + V+ V3

2. Rangkaian parallel

Pada rangkaian parallel maka :


a. Hambatan total didapat dari persamaan

1 1 1 1 1
    .... .
Rt R1 R2 R3 Rn

b. Besarnya tegangan pada ujung-ujung hambatan sama


Vt = V1 = V= V3

c. Besarnya arus total

It = I1 + I2 + I3

3. Rangkaian seri-paralel
 Meruapakan gabungan antara rangkaian seri dan paralel
4. Rangkaian jembatan Wheatstone
 Merupakan rangkaian hambatan yang tidak bias diselesaikan secara seri atau parallel
secara langsung
R1 R2

R5
R4 R3

 Prinsip jembatan wheatstone yaitu jika nilai dari hasil kali R1 x R3 = R2 x R4 maka
hambatan R5 tidak dilalui arus dan R5 dianggap tidak ada sehingga rangkainya menjadi

R1 R2

R4 R3

 Dari dari rangkaian diatas maka bias diselesaikan secara seri dan parallel

 Jika R1 x R3 tidak sama dengan R2 x R4 rangkaiannya diselesaikan dengan cara sbb:

Rb R2
Ra

Rc R3

R1.R4
 Ra 
R1  R4  R5

R1.R5
Rb 
R1  R4  R5

R4 .R5
Rc 
R1  R4  R5

 Setelah Ra , Rb dan Rc ketemu maka rangkaiannya menjadi seperti gmbr 2 dan besarnya
R total dapat dicari dengan seri parallel.
E. DESAIN AMPEREMETER DAN VOLTMETER
1) Galvanometer
 Merupakan alat untuk mengetahui adanya kuat arus ( mengukur kuat arus )
 Merupakan komponen utama dari amperemeter dan voltmeter
U S

 Jika ada arus yang masuk maka kumparan akan berputar dan memutar jarum sampai
sekala penuh
2) Amperemeter
 Amperemeter disusun atas sebuah galvanometer dan satu atau dua hambatan yang
disebut dengan hambatan Shunt ( Rsh )

IG RG
G
Ish
Rsh
I

Amperemeter

 I = IG + Ish atau kuat arus skala penuh pada amperemeter sama dengan n kali kuat arus
I
skala penuh pada galvanometer (I = n IG ) atau n =
IG

 Karena rangkaiannya parallel maka tegangan pada amperemeter sama dengan pada
ujung-ujung hambatan dalam galvanometer dan hambatan shunt
V = VG = Vsh sehingga :
V
IG =
RG
V V V ( RG  Rsh )
I=  
Rt RG .Rsh RG .Rsh
RG  Rsh
V
IG RG Rsh
 
I V ( RG  Rsh ) RG  Rsh
RG .Rsh
V
IG RG Rsh 1 Rsh
  ........... 
nI G V ( RG  Rsh ) RG  Rsh n RG  Rsh
RG .Rsh
n.Rsh = RG + Rsh …….Rsh ( n – 1 ) = RG

RG
Rsh =
( n  1)
 Keterangan :
I = kuat arus skala penuh amperemeter
IG = kuat arus skala penuh galvanometer
n = perbandingan kuat arus skala penuh amperemeter dengan kuat arus skala penuh
galvanometer
RG = hambatan dalam galvanometer
Rsh = hambatan Shunt
3) Voltmeter
 Voltmeter disusun atas sebuah galvanometer dan satu atau dua hambatan Shunt ( Rsh )
yang disusun secara seri

Rsh RG
G

Voltmeter

 V = VG + Vsh atau Tegangan skala penuh pada Voltmeter sama dengan n kali Tegangan
V
skala penuh pada galvanometer (V = n VG ) atau n =
VG
 Karena rangkaiannya seri maka kuat arus pada Volmeter sama dengan pada hambatan
dalam galvanometer dan hambatan shunt
I = IG = Ish sehingga :
VG = I.RG
V =VG + Vsh = I.Rt = I.(RG + Rsh )

VG I .RG RG
 
V I .( RG  Rsh ) RG  Rsh
VG RG 1 RG
 ......... 
nVG RG  Rsh n RG  Rsh
n.RG = RG + Rsh …….RG ( n – 1 ) = Rsh

Rsh = RG ( n – 1 )
 Keterangan :
V = tegangan skala penuh Voltmeter
VG = tegangan skala penuh galvanometer
n = perbandingan tegangan skala penuh Voltmeter dengan tegangan skala penuh
galvanometer
RG = hambatan dalam galvanometer
Rsh = hambatan Shunt

F. HUKUM KIRCHHOFF
1) Hukum 1 Kirchoff
 Pada rangkaian listrik yang bercabang jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik
cabang sama dengan jumjlah kuat arus yang keluar dari titik cabang tersebut.

I1 I2

I masuk   I keluar
I3 I4

I1 + I3 = I2 + I4

 Untuk rangkaian yang tidak bercabang maka kuat arus pada setiap titik adalah sama
2) Hukum 2 Kirchoff
 Berbunyi “ Jumlah aljabar perubahan tegangan yang mengelilingi suatu rangkaian
tertutup ( Loop ) sama dengan nol
 Rangkaian 1 Loop

+ -
R1 ε1 R2

R4 R3

Ε2

V  0 atau

   I .R  0
 Dari gambar diatas maka persamaannya adalah :

ε1 + I R2 + I R3 – ε2 + IR4 + IR1 = 0

 Rangkaian 2 Loop

R1 I1 I2 R2

I3

ε1 I II ε2

R5

R3 R4

 I3 = I1 + I2
 Loop 1

-ε1 + I1 R1 + I3 R5 + I1 R3 = 0

 Loop 2

-ε2 + I2 R2 + I3 R5 + I2 R4 = 0

 Besarnya I1 , I2 , dan I3 dapat dicari dari perhitungan persamaan –persamaan diatas

G. GAYA GERAK LISTRIK DAN TEGANGAN JEPIT


 Gaya Gerak Listrik ( GGL ) merupakan sumber energy atau sumber listrik yang dapat
memindahkan muatan positip atau terjadinya kuat arus listrik.
 Yang termasuk GGL antara lain baterai, aki dll
 Setiap sumber listrik mempunyai hambatan dalam ( r )
R

r ε
• •
A B

 Beda tegangan antara titik A dan B ( VAB ) ketika rangkaiannya terbuka nilainya sama
dengan tegangan sumber (ε )
 Ketika rangkaiannya tertutup maka ada arus yang mengalir pada rangkaian dan nilai VAB
tidak sama dengan tegangan sumber (ε ) dan disebut dengan tegangan jepit
 Tegangan jepait dinyatakan :

VAB = I.R ( ujung-ujung R )


VAB = ε – I.r ( ujung-ujung ε )
Dari kedua persamaan diatas maka :

I.R = ε – I.r atau I =
Rr

VAB = I.R = R
Rr
 
VAB = 
Rr r
1
R R
Keterangan :
VAB = tegangan jepai antara titik A dan B ( V )
ε = gaya gerak listrik (V )
R = hambatan luar ( Ω )
r = hambatan dalam (Ω )
I = kuat arus yang mengalir ( A )

H. ENERGI DAN DAYA LISTRIK


 Energy listrik merupakan energy yang dihasilkan oleh aliran muatan listrik pada
rangkaian tertutup dan dinyatakan :
W = Q.V karena Q = I.t maka
W = V.I.t atau karena V = I.R maka
W = I.R.I.t = I2 R.t atau
W = P.t karena V.I = P
 Hubungan antara energy listrik dan kalor
W=Q
P.t = m.c.ΔT
V.i.t = m.c.ΔT
 Efisiensi atau daya guna perubahan energy kalor menjadi energy listrik
W
 x100%
Q

 Daya Listrik ( P ) = besarnya energy listrik yang digunakan tiap satuan waktu

W V2
P=  V .I  I 2 R 
t R
 Dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada lampu tertulis 25 W, 220 V artinya daya
listrik yang digunakan lampu 25 W jika dipasang pada tegangan 220 V
 Jika lampu dipasang pada sumber tegangan yang lebih kecil dari lampu maka daya yang
digunakan lampu juga lebih kecil dan dinyatakan :

2
V 
P2   2  xP1
 V1 
Keterangan ;
P1 = daya spesifikasi lampu /alat ( tertulis pada lampu ) ( watt )
V1 = tegangan spesifikasi lampu /alat ( tertulis pada lampu ) ( V )
P2 = daya yang digunakan lampu / alat ( watt )
V2 = tegangan kerja /sumber yang digunakan ( V )

 Intensitas sebuah lampu sebanding dengan daya yang digunakan lampu ( P2 ) semakin
besar daya yang digunakan semakin besar intensitasnya ( I = P/A )
 Harga energy listrik biasanya dinyatakan dalam harga satu kwh dan dinyatakan :
W = P.t denganb P = jumlah daya yang digunakan , t = lama waktu yang digunakan
dalam jam
 Harga yang harus dibayar = W x harga 1 kwh
 Hambatan pada elemen listrik misalnya pada lampu tertulis 60 w, 220 v dapat
dinyatakan dengan :
V2
R
P
 Jadi penulisan 60 W, 220 V didasarkan pada hambatan kumparan yang ada pada lampu
 Jika sebuah elemen listrik dihubungkan dengan sumber tegangan yang sfesifikasi
tegangannya berbeda maka agar daya yang dipakai lampu tetap,harus dipasang dengan
hambatan secara seri pada keadaan ini maka :
Kuat arus yang melalui lampu = kuat arus yang melalui rangkaian

i RL R
V

P
I L2 
RL
V V
I 
Rt RL  R
P V

R RL  R

I. PENERAPAN LISTRIK DC DAN AC


A. KUAT ARUS / TEGANGAN DC ( Direct Current ) atau arus searah
 Kuat arus atau tegangan listrik dc merupakan kuat arus.tegangan listrik yang memiliki
besar dan arah tetap
 Kuat arus /tegangan DC dihaasilkan oleh sumber tegangan tetap seperti : elemen basah
( Accumulator atau aki ), elemen kering ( baterai ) dan dynamo DC
 Untuk mengetahui besarnya arus DC pada rangkaian maka digunalan amperemeter
dengan kutub positip rangkaian dihubungkan dengan kutub positip amperemeter dan
kutub negetip dihubungkan dengan kutub negatip
 Penggunaan arus/tegangan DC pada elemen listrik maka kutub positip elemen listrik
harus dihubungkan kutub positip sumber arus/tegangan, begitu juga kutub negatipnya

B. KUAT ARUS / TEGANGAN AC ( ALTERNATING CURRENT ) atau arus bolak-balik


 Kuat arus atau tegangan listrik AC merupakan kuat arus.tegangan listrik yang memiliki
besar dan arah tidak tetapatau bolak-balik
 Kuat arus /tegangan AC dihaasilkan oleh sumber tegangan yang beubah-ubah seperti :
dynamo AC atau Generator , PLN
 Untuk mengetahui besarnya arus AC pada rangkaian maka digunalan amperemeter AC
atau Osiloskop
 Untuk membedakan tegangan DC dan AC bias dilihat pada osiloskop:
 Untuk tegangan DC kurva terbentuk diatas atau dibawah garis mendatar
 Untuk tegangan AC kurva yang terbentuk sebagian diatas dan sebagaian di
bawah ( memotong sumbu X
 Kekurangan dan kelebihan tengan DC dan AC
 Tegangan DC kelebihannya : dapat di bawa kemana-mana
 Kekurangannya : tidak bisa dinaikan atau diturunkan tegangannya
 Tegangan AC kelebihannya : dapat dinaikan atau diturunkan tegangannya
 Kekurangannya : tidak bisa dibawa kemana-mana
 Untuk mengamankan peralatan listrik dari arus yang besar dan hubung singkat
digunakan saklar pemutus daya dan sekring
 Saklar pemutus daya dipasang bersama kWh meter
 Saklar pemutus daya memiliki spesifikasi arus 2A, 4A, 6A dan 10A
 Saklar p akan emutus daya dengan spesifikasi 2A artinya membatasi pemakaian daya
sebesar 2x220 = 440 W jadi total daya peralatan listrik dirumah tidak boleh lebih 440 W
jika lebih maka saklar secara otomatis memutus
 Selain pemutus daya untuk keamanan peralatan listrik atau rumah maka dipasang
sekring
 Spesifikasi sekring dipasaran adalah tertentu : 3A, 5A, 13A, 15A, 30A dan seterusnya
 Spesifikasi sekring 3A artinya kawat yang ada didalam sekring hanya mapu dilewati
maksimum 3A jika lebih maka kawat akan lebur yang berarti arus akan terputus
 Contoh ketel listrik dengan spesifikasi 440 W, 220V manakah sekring yang boleh
digunakan? 1A, 2A, 3A
Jwb : P = 440 W dan V = 220 V maka arus yang mengalir I = P/V = 440/220 = 2A juadi
sekring yang aman digunakan adalah 3A
 Peralatan listrik dirumak seperti lampu biasanya dipasang secara parallel sehingga jika
ada satu yang rusak yang lain masih bisa menyala.

J. SOAL-SOAL BAB VII


Comprehension Exercise & Evaluation

I. Give a cross mark on A, B, C, D or E for the correct answer!

1. Which of the following that its charge carriers is not free electrons?
A. a solenoid
B. electrolyte solution
C. steel wire
D. a carbon resistor
E. copper cable
2. Electric charges which flowing through a certain conductor 10  is Q = 8t – 2t2, then the
potential difference between the ends of conductor at the moment of 1 second is …
A. 4 V
B. 6
C. 10 V
D. 40 V
E. 60 V
3. A conductor is passed by the electric current of 1 A in one minute, then the electric charges
which flowing are …
A. 20 C
B. 30 C
C. 60 C
D. 80 C
E. 120 C
4. A lamp is passed by the electric current of 0.8 A, if the electron charge -1.6 x 10-19 C, then
the sum of electrons flowing in 1 hour is …
A. 1.8 x 1022
B. 1.2 x 1019
C. 2.0 x 1019
D. 5.0 x 1018
E. 7.2 x 1018
5. In the Bohr atomic model, electron of hydrogen atom moves in circular orbit with the radius
0.53 A at speed of 2.2 x 106 m/s. The value of current in that orbit if e = -1.6 x 10-19 C and the
electron mass me = 9.1 x 10-31 kg is …
A. 1.06 pA
B. 1.06 nA
C. 1.06 A
D. 1.06 mA
E. 1.06 A
6. The resistance of a conductor is not depending on …
A. conductor length
B. conductor section area
C. the kinds of conductor
D. temperature of conductor
E. conductor density

7. The relation between electric current (I) and voltage (V) at the ends of resistor is shown in
the figure below. The value of resistance of the resistor is …

A. 0.5 
B. 5.0 
C. 24 
D. 288 
E. 500 
8. A conductor wire with l length and diameter of D has resistance R. If its diameter is changed
into D/4, but its volume is constant, then its resistance become …
A. 4 R
B. 16 R
C. 64 R
D. 128 R
E. 256 R
9. An electric heater gives power 500 W if given a potential difference of 100 volt at
temperature of 800oC. If the temperature of the heater wire is kept at 200oC, then the
power given by the wire becomes … ( = 4 x 10-4/oC)
A. 1.2 kW
B. 1.0 kW
C. 0.8 kW
D. 0.6 kW
E. 0.4 kW
10. A coil of wire has diameter 4 cm and consists of 100 coils. Its section area is 3.14 mm 2 and
the resistivity 2 x 10-6 m, then the resistance of the wire is …
A. 2 
B. 8 
C. 10 
D. 12 
E. 16 
11. Four resistors each of R1 = 3 , R2 = 6 , R3 = R4 = 12  are connected by parallel, the value
of substitute resistance is …
A. 33 
33
B. 
4
3
C. 
2
2
D. 
3
4
E. 
33
12. Look at the following circuit!

If R = 2 , then RAB = …

3
A. 
2
2
B. 
3
C. 4 
D. 6 
E. 12 
13. Four resistors is connected as in the figure.

If the electric current passing through the resistor 300  is 1 A, then the electric current
passing through the resistor 200  is …
A. 2 A
B. 3 A
C. 4 A
D. 5 A
E. 6 A
1
14. If the resistors in problem number 12 are connected with emf 6 volt, r = , then the
3
current in the circuit is …
A. 9 A
B. 6 A
C. 5 A
D. 3 A
E. 0.5 A

15.

The electric current flowing through the resistor 3  is …


A. 1.15 A
B. 0.96 A
C. 0.75 A
D. 0.65 A
E. 0.50 A

16.

Based on the figure, then VAB = …


A. -2.25 V
B. 3.3 V
C. 4.25 V
D. 8.25 V
E. 22.5 V

17.

If 1 = 6 V, 2 = 9 V, r1 = 1 and r2 = 1.5  then I = …


A. 1 A
B. 2 A
C. 3 A
D. 4 A
E. 5 A
18. An ammeter with internal resistance 1  has the maximum measuring limit 10 A. If we want
to upgrade the maximum measuring limit to 50 A, then the instrument must be given is …
A. parallel resistor 0.25 
B. parallel resistor 0.20 
C. series resistor 4 
D. series resistor 5 
E. series resistor 6 
19. A galvanometer has resistance 50  and the maximum deflection if passed by current 0.01
A. So that it can be used to measure voltage up to 100 volt, then must be set …
A. series resistor 9950 
B. series resistor 5000 
C. branched resistor 9950 
D. branched resistor 5000 
E. series resistor 2500 and branched resistor 2500 

20.

The substitute resistance between A and B along with the substitute resistance between C
and D are …
4
A.  and 2 
3
3
B.  and 2 
4
4
C. 2  and 
3

5
D. 2  and 
3
E. 3  and 6 

21. A lamp 30 V, 90 W is set on the voltage of 120 volt with constant power, then the lamp must
connected in series with the resistor of …
A. 10 
B. 20 
C. 30 
D. 40 
E. 50 

22.

Electric power in the external resistance R for the circuit above will be maximum if …
A. R = 0
B. r = 1/4 r
C. R = 1/2 r
D. R = r
E. R = 3/2 r
23. An electromotor is used to lift 4 kg load vertically (g = 9.8 m/s2). If the electromotor is set in
the voltage of 20 volt and flows 3.92 A current in 2 seconds, it can lift the load 2 m high,
then the electromotor efficiency is …
A. 40 %
B. 50 %
C. 60 %
D. 70 %
E. 80 %
24. The AC voltage value that can be measured by voltmeter is the value of …
A. maximum
B. sine
C. effective
D. power
E. minimum
25. To prevent the fire because of korsleting, then the home electric installation is equipped
with …
A. kWh meter
B. cable
C. stop contact
D. fuse
E. phase cable
II. Answer the following questions correctly!

1. Look at the following circuit!

Calculate the resistance between point A and B!

2. Determine the electric current that passing through the lamp (L) in the following circuit!

3. Two electric heaters with specifications of 250 V, 1000 W are connected in series to the
power supply of 250 volt, 50 Hz. Calculate the total power used!

4. A string of wire has resistance of 4  at temperature 0oC and 6.7  at 100oC. Calculate :
a. the coefficient of resistivity temperature
b. resistance of the wire at temperature 87oC

5. How many lamps with specifications of 240 V, 175 W can flame normally in an electric
circuit which has fuse with specification of 5 A, if :
a. the lamps are connected in series
1. the lamps are connected in par

Anda mungkin juga menyukai