Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangsa Indonesia yang terdiri atas aneka ragam suku bangsa dan kebudayaan itu masih
banyak memperlihatkan banyak unsur persamaan. Keanekaragaman dalam kesamaan itu
seperti juga yang tersirat dalam Bhineka tunggal Ika ,yaitu “berbeda – beda, tetapi satu jua “.
Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak–puncak kebudayaan di daerah–
daerah di seluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa.
Dengan makin cepatnya perubahan kebudayaan, maka makin banyak diperlukan waktu
untuk memahami kebudayaannya sendiri. Hal ini membuat kebudayaan di masa depan tidak
dapat diramalkan secara pasti, sehingga dalam mempelajari kebudayaan baru diperlukan
metode baru untuk mempelajarinya. Dalam hal ini pendidik dan antropologi harus saling
bekerja sama, dimana keduanya sama-sama memiliki peran yang penting dan saling
berhubungan

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang ingin diajukan penulis pada makalah ini yaitu :
a. Apa pengertian antropologi ?
b. Siapa saja yang mengemukakan teori antropologi ?
c. Apa saja jenis- jenis antropologi ?
d. Bagaimana pendekatan antropologi ?
e. Bidang kajian apa saja di antropologi ?
f. Apasaja Konsep-konsep Antropologi ?
g. Bagaimana metode antropologi ?
h. Apa Hubungan antara manusia dan kebudayaan ditinjau dari antropologi ?
i. Bagaimana manfaat mempelajari antropologi ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu :
a. Untuk mengenal Pengertian Antropologi.
b. Untuk mengetahui siapa yang mengemukakan teori antropologi.
c. Untuk mengetahui jenis-jenis antropologi.
d. Untuk mengetahui pendekatan dalam antropologi.
e. Untuk mengetahui bidang kajian yang ada di antropologi.
f. Untuk mengetahui Konsep-konsep antropologi.
g. Untuk mengetahui metode antropologi.
h. Untuk mengetahui hubungan antara manusia dan kebudayaan yang ditinjau dari antropologi
i. Mengetahui manfaat mempelajari ilmu antropologi.

1.4 Manfaat
Hasil penulisan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan manfaat praktif,
sebagai berikut :
a. Menjadi bahan tambahan untuk perkuliahan mahasiswa dan dosen pengajar
b. Sebagai literatur materi khusus antropologi sosial
c. Bermanfaat bagi pembaca dan memberi pengetahuan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antropologi

Antropologi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang membahas mengenai budaya
masyarakat suatu etnis. Antropologi muncul karena adanya ketertarikan dari orang Eropa yang
melihat budaya, ciri-ciri fisik dan adat istiadat yang berbeda.

Kata antropologi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu “anthropos” yang berarti manusia
dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah, antropologi dapat didefinisikan sebagai suatu
keilmuan yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik, serta kebudayaannya.

Obyek dari antropologi adalah manusia, kebudayaan serta perilakunya. Obyek antropologi
dengan kata lain menyangkut semua manusia dimanapun dan kapanpun. Tujuan dari antropologi
adalah untuk membangun masyarakat dengan mempelajari perilaku, bagaimana manusia dapat
bermasyarakat dalam suku bangsa dan budaya manusia. Antropologi memadukan secara
integratif tujuan biologi dan sosio-budaya dalam kehidupan.

2.2 Teori Antropologi

Antropologi semakin berkembang karena adanya teori-teori yang bermunculan dan


berkembang. Teori antropologi tersebut adalah sebagai berikut:

Teori Evolusionisme Deterministik dapat dikatakan sebagai teori tertua di deretan teori
antropologi. Teori ini dikembangkan oleh Lewis Henry Morgan dan Edward Burnet Tylor. Teori
ini muncul dari anggapan adanya hukum universal yang mengendalikan perkembangan semua
kebudayaan manusia. Berdasarkan teori ini setiap kebudayaan mengalami fase-fase atau evolusi.

Lewis Henry Morgan (1818-1881) menggambarkan proses evolusi masyarakat dan


kebudayaan dengan delapan tahap evolusi universal yang dituangkan dalam karyanya dengan
judul Ancient Society. Delapan tingkat evolusi tersebut adalah zaman liar, zaman liar madya,
zaman liar muda, zaman barbar tua, zaman barbar madya, zaman barbar muda, zaman peradaban
purba dan zaman peradaban masa kini.

3
2.3 Jenis – jenis Antropologi

Antropologi dibagi menjadi beberapa cabang secara khusus yaitu antropologi fisik dan
antropologi budaya. Cabang antropologi tersebut masih dibagi lagi menjadi sub bidang, seperti
dibawah ini:

1. Antropologi Fisik

Menurut Haviland, antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis.


Antropologi fisik membahas manusia berdasarkan evolusinya serta menyelidiki manusia dari
variasi biologis dalam berbagai jenis (spesies). Analisis antropologi fisik diperoleh dari fosil-
fosil dan pengamatan pada primata-primata yang pernah hidup.

Para ahli antropologi fisik berusaha mencari tahu nenek moyang manusia untuk mengetahui
kapan, bagaimana, dan mengapa manusia menjadi mahluk seperti sekarang ini. Antropologi fisik
dibagi menjadi sub bagian :

 Paleontologi

Paleontologi berasal kata dari bahasa Yunani yaitu paleon, ontos dan logos. Gabungan kata
ini dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai kehidupan di masa lalu.
Paleontologi merupakan keilmuan mempelajari asal usul serta perkembangan manusia secara
biologis.

 Somatologi

Somatologi adalah salah satu sub bagian antropologi fisik yang mempelajari jenis ras
manusia dengan didasarkan pada ciri-ciri fisik. Ciri fisik manusia baik fenotip dan genotip
dipelajari dalam somatologi. Somatologi juga mempelajari sejarah terjadinya aneka warna
manusia yang dipandang dari ciri-ciri tubuh.

4
2. Antropologi Budaya

Burke menjelaskan bahwa antropologi budaya berfokus pada kebudayaan manusia atau cara
hidup manusia dalam masyarakat. Antropologi budaya merupakan studi mengenai praktek-
praktek sosial, bentuk ekspresif dan penggunaan bahasa. Antropologi budaya memiliki tiga sub
bidang yang berdekatan, yaitu :

 Prehistori merupakan salah satu sub bidang antropologi budaya mempelajari sejarah
perkembangan, penyebaran dan terjadinya aneka kebudayaan manusia sebelum mengenal
tulisan.
 Etnolinguistik membahas mengenai sejarah asal, perkembangan dan penyebaran aneka
bahasa yang diucapkan manusia.
 Etnologi merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan
masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di dunia. Etnologi dibagi lagi
menjadi dua kajian yaitu antropologi diakronik dan antropologi sinkronik. Antropologi
diakronik meneliti seperangkat pola budaya suku bangsa yang telah menyebar di dunia.
Antropologi sinkronik mempelajari tingkah laku sosial dalam suatu lembaga seperti
keluarga, kultur kebudayaan, sistem kekerabatan, tata hukum dan organisasi politik.

3. Antropologi Psikologi

Antropologi psikologi merupakan bidang yang mengkaji tentang hubungan antara individu
dengan nilai kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada. Ruang lingkup antropologi psikologi
sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan untuk masalah yang muncul dalam interaksi
antara nilai, pemikiran dan kebiasaan sosial. Fokus kajian antropologi psikologi adalah
kedekatan individu dalam masyarakat yang dihubungkan dengan psikologi.

4. Antropologi Spesialisasi

Antropologi spesialisasi dibagi menjadi banyak keilmuan, antara lain:

a. Antropologi kesehatan merupakan keilmuan yang membahas pengaruh unsur-unsur


budaya terhadap penghayatan masyarakat mengenai penyakit dan kesehatan.

5
b. Antropologi ekonomi adalah bidang kajian antropologi yang mempelajari gejala ekonomi
dalam kehidupan masyarakat dengan melihat gaya hidup manusia dan sistem pencarian
makanan secara subtantif.
c. Antropologi perkotaan menggunakan pendekatan antropologi untuk membahas masalah
perkotaan. Masalah perkotaan muncul dan berkembang menjadi ciri dari hakekat kota itu
sendiri.
d. Antropologi kependudukan mempelajari cara mengatasi masalah-masalah kependudukan.
Beberapa kendala yang menghambat kelancaran program kependudukan antara lain, latar
belakang dan kondisi sosial budaya masyarakat.
e. Antropologi pendidikan bermanfaat untuk mengasah kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik, dalam menganalisa, mensintesa, dan mengevaluasi topik-topik di sekitar
antropologi.
f. Antropologi hukum berkaitan dengan suatu norma sosial adalah hukum. Jika terjadi
pelanggaran atau tindakan yang bertentangan dengan norma sosial maka pelanggar akan
diberikan sanksi.
g. Antropologi sosial, salah satu studi ilmu antropologi yang mempelajari kebudayaan
masyarakat dalam suatu etnis. Ilmu ini mempelajari manusia dari sisi keragaman fisik
seperti perilaku, tradisi, serta nilai – nilai budaya yang berbeda. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa antropologi sosial mempelajari tentang apa saja yang terjadi dalam
kehidupan manusia.
h. Antropologi forensik merupakan antropologi terapan yang menggabungkan ilmu
antropologi fisik atau yang biasa disebut biologi, dengan ilmu Osteologi dan Ondotologi.
Kedua ilmu tersebut mempelajari tentang kondisi tulang dan gigi. Kemudian, antropologi
forensik berkaitan dengan pengguaan osteologi dan odontologi dalam identifikasi mayat.
i. Antropologi pembangunan adalah bagian dari kebudayaan. Pembangunan sendiri
menandai eksistensi dari beberapa tindakan manusia. Sedangkan kebudayaan adalah
sebuah pedoman untuk manusia bertindak. Dengan demikian, berdasarkan prespektif
antropologi, pembangunan dinilai memiliki tujuan untuk membangun masyarakat serta
peradaban manusia
j. Antropologi terapan merupakan tempat keterampilan, pengetahuan dan sudut pandang
ilmu antropologi. Antropologi Terapan digunakan untuk mencari solusi dari masalah-

6
masalah praktis kemanusiaan serta menfasilitasi pembangunan manusia. Antropologi
Terapan berkaitan dengan masalah nyata dan berbagai kebutuhan kelompok sosial di
masa kini seperti masalah pengangguran konflik kelompok etnis, bencana alam,
kemiskinan struktural, ethnic cleancing dan sebagaimnya. Antropologi terapan diketahui,
dipelajari dan diaplikasikan dengan menyesuaikan situasi kajian.

2.4 Pendekatan Antropologi

Antropologi perlu memperoleh banyak informasi dari berbagai pendekatan baik secara umum
maupun khusus. Pendekatan-pendekatan ini berfungsi untuk mengetahui peristiwa yang dialami
manusia dan mengkaji suatu hal dengan lebih intensif. Pendekatan antropologi bukan hanya
digunakan dalam penelitian sosial namun juga dapat digunakan dalam memberi kesimpulan
umum.

 Pendekatan holistic memandang kebudayaan secara utuh atau holistik. Kebudayaan di


pandang sebagai suatu yang holistik, setiap unsur di dalamnya dapat dipahami dalam
keadaan terpisah. Para ahli antropologi mengumpulkan semua aspek (sejarah, ekonomi,
geografi, teknologi serta bahasa) untuk medapatkan generalisasi mengenai suatu kebudayaan
yang kompleks.
 Pendekatan komparatif menjadi sebuah pendekatan yang unik dalam antropologi.
Pendekatan ini digunakan untuk memahami kebudayaan masyarakat yang belum mengenal
baca-tulis (pra-aksara). Para ahli antropologi yakin bahwa setiap teori harus diuji pada
sebanyak mungkin populasi di kebudayaan sebelum dapat diverifikasi. Ahli antropologi
merasa lebih mudah untuk mempelajari kebudayaan dari masyarakat kecil yang relatif sama
atau homogen dari pada masyarakat-masyarakat modern yang lebih kompleks.
 Pendekatan historic berfokus pada asal-usul unsur kebudayaan. Awalnya para ahli
antropologi tertarik pada asal unsur kebudayaan kemudian tertarik mengenai unsur
kebudayaan yang khusus dan unik.

7
2.5 Kajian Antropologi

Menurut Stanley Wahburn, bidang kajian antropologi antara lain:

a. Antropologi ragawi mempelajari mengenai evolusi manusia dan hubungannya dengan


hewan lain dan secara khusus bagaimana hubungan manusia dengan primata. Antropologi
Ragawi pada hakikatnya lebih mendekati biologi dibandingkan dengan ilmu sosial. Para
ahli antropologi budaya mengantungkan informasi dari ahli antropologi ragawi mengenai
unsur-unsur biologis yang khusus pada manusia. Unsur biologis tersebut memiliki fungsi
yang esensial dalam pembentukan kebudayaan manusia.
b. Antropologi sosial budaya mempelajari kebudayaan secara keseluruhan termasuk
akulturasi, perubahan budaya dan difusi kebudayaan. Konsep kunci dalam antropologi
sosial adalah struktur sosial dan bukan kebudayaan. Antropologi budaya berfokus pada
pencarian sejarah dari unsur-unsur kebudayaan, sedangkan antropologi sosial berfokus
pada pencarian hukum dan generalisasi lembaga-lembaga sosial.
c. Antropologi Etnografi, Etnologi dan Linguistik. Etnografi mendeskripsikan dengan
lengkap mengenai kebudayaan-kebudayaan yang masih ada saat ini. Etnologi
membandingkan dan menjelaskan kesamaan serta perbedaan antar sistem kebudayaan.
Linguistik berfokus dalam mendeskripsikan dan menganalisis bahasa-bahasa yang
dipergunakan di berbagai kebudayaan.
d. Antropologi prahistori berusaha merekonstruksi sejarah masyarakat dengan cara
menggali artefak dan unsur kebudayaan lain yang dimilikinya

2.6 Konsep Antropologi

 Kebudayaan merupakan konsep yang paling esensial dari antropologi. Kebudayaan menurut
Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan serta hasil karya milik
manusia yang digunakan dalan kehidupan masyarakat, dimana hal tersebut dijadikan
miliknya melalui belajar. Menurut Parsudi Suparlan, kebudayaan merupakan keseluruhan
pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial berisi model-model pengetahuan
yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan
yang dihadapi, serta untuk mendorong dan menciptakan tindakan yang diperlukan.

8
Kebudayaan memiliki karakteristik tertentu, yaitu kebudayaan manusia sangat beragam,
kebudayaan didapat dan diteruskan secara pembelajaran dan tidak tergantung dari transmisi
biologis, kebudayaan bersifat dinamis, nilai dalam kebudayaan bersifat relatif, kebudayaan
adalah milik bersama dan kebudayaan adalah suatu integrasi.

Terdapat tiga wujud dari kebudayaan, menurut Koentjaraningrat yaitu:

1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia atau disebut juga sistem budaya. Sistem
budaya memiliki wujud yang abstrak.
2. Kompleks aktivitas atau tindakan atau disebut juga sebagai sistem sosial. Wujud
kebudayaan ini lebih konkrit dari sistem budaya. Sistem sosial masyarakat dapat diamati.
3. Hasil karya atau benda yang disebut juga kebudayaan fisik. Ini merupakan perwujudan
paling konkrit dari kebudayaan.

Unsur kebudayaan merupakan satuan terkecil dari suatu kebudayaan. Kebudayaan mungkin
berasal dari gabungan unsur-unsur dari masyarakat lain atau dapat juga unsur yang ditemukan
oleh masyarakat yang bersangkutan tersebut.

Para ahli mengemukakan bahwa ada tujuh unsur dari kebudayaan, antara lain:

1 Unsur Religi
2 .Sistem Kemasyarakatan
3 Sistem Bahasa
4 Sistem Pengetahuan
5 Sistem Peralatan
6 Sistem mata pencaharian hidup
7 Seni

Unsur-unsur yang saling terkait dan memiliki fungsi disebut sebagai kompleks kebudayaan.
Salah satu contoh kompleks kebudayaan masyarakat adalah sistem perkawinan.

9
Suatu wilayah geografis dimana penduduk didalamnya saling berbagai unsur dan kompleks
kebudayaan tertentu disebut sebagai daerah kebudayaan atau culture area. Proses tersebarnya
unsur kebudayaan dari suatu daerah ke daerah lain atau kebudayaan lain disebut sebagai difusi
kebudayaan.

 Enkulturasi merupakan proses individu belajar memiliki peran dalam kebudayaan


masyarakatnya sendiri. Individu mempelajari dan menyesuaikan pemikiran dan sikapnya
sesuai dengan sistem adat, norma serta berbagai peraturan yang terdapat dalam
kebudayaannya. Enkulturasi dapat berlangsung sejak individu masih kecil seperti mulai dari
lingkungan keluarga ke lingkungan masyarakat.
 Akulturasi adalah proses pertukaran unsur kebudayaan, dimana dua kebudayaan yang
berbeda terus menerus berinteraksi dalam jangka waktu yang panjang. Akulturasi juga
didefinisikan sebagai perpaduan budaya yang menghasilkan suatu budaya baru tanpa
menghilangkan unsur asli budaya terkait. Ada dua syarat proses akulturasi yaitu affinity atau
penerimaan budaya dan homogenity atau kesamaan corak budaya yang membuat nilai baru
diterima.
 Etnosentrisme merupakan sikap dari suatu kelompok masyarakat yang cenderung
menggangap budayanya sendiri lebih unggul dibandingkan kebudayaan lainnya.
Etnosentrisme dapat disertai dengan sikap memandang rendah masyarakat atau kebudayaan
lain.
 Tradisi, Setiap masyarakat pasti memiliki sejumlah kepercayaan ataupun tingkah laku yang
menjadi bagian dari kebudayaan yang bersangkutan. Kepercayaan dan tingkah laku telah ada
dalam jangka waktu yang sangat lama. Bagian dari kebudayaan yang terdiri dari perilaku
dan kepercayaan ini disebut sebagai tradisi.
 Ras dan Etnik sebenarnya merupakan dua konsep yang berbeda. Ras digunakan untuk
sekelompok manusia yang memiliki kesamaan tertentu terutama dalam unsur biologis.
Kelompok ras merupakan sebuah populasi dengan kesamaan unsur fisik yang khas yang
dipengaruhi faktor generit. Etnik merupakan kumpulan manusia yang merasa sebagai satu
kelompok karena adanya kesamaan nilai-nilai sosial yang dianut bersama, kesamaan
identitas, kesamaan pola perilaku dan unsur budaya lain yang berbeda dari kelompok lain.

10
 Relativitas Budaya digunakan untuk menyebutkan suatu kondisi dimana tingkah laku
dikatakan normal dalam suatu budaya namun dipandang abnormal dalam budaya lainnya.
Hal ini terjadi disebabkan setiap budaya memiliki ciri unik yang tidak muncul pada
kebudayaan lain.

2.7 Metode Antropologi

Antropologi menggunakan beberapa metode tertentu dalam melakukan penelitian. Metode


tersebut digunakan untuk mengembangkan konsep aturan, teori dan generalisasi namun hanya
beberapa yang memiliki konsep dan aturan yang baku sedangkan yang lain masih bersifat tradisi.
Metode-metode tersebut dapat digunakan bersama atau salah satu metode dapat juga lebih
dominan dari metode lain. Berikut ini merupakan metode dalam antropologi:

1. Kelangkaan metode yang baku, antropologi dapat digolongkan sebagai keilmuan yang masih
baru sehingga belum mengembangkan metode penelitian yang sistematis dan jelas. Hal ini
dapat dilihat dari tulisan etnografis masa lalu yang menunjukkan sedikitnya perhatian pada
metode penelitian.
2. Observasi Partisipan, observasi merupakan salah satu metode penelitian dengan melakukan
pengamatan terhadap obyek yang diteliti. Observasi partisipan dapat digunakan oleh ahli
antropologi dengan cara hidup bersama dalam suatu kebudayaan yang tengah diteliti. Ahli
antropologi bukan hanya berinteraksi dengan orang didalam budaya tersebut namun juga
mempelajari bahasa dan aktif dalam kegiatan masyarakat tersebut.
3. Indepth Interview, wawancara merupakan salah satu metode penelitian yang sering
digunakan dalam penelitian ilmu sosial. Indepth interview biasanya dikombinasi dengan
observasi untuk mendapatkan hasil secara lengkap. Wawancara dapat dilakukan dengan non
sistematik dan informal. Ahli antropologi biasanya memilih narasumber yang telah dikenal
dan mempercayainya atau memilih narasumber yang dipandang bisa memberi informasi
secara rinci dan akurat mengenai berbagai aspek budaya yang sedang diteliti.
4. Memperkecil Kesalahan, seringkali dalam suatu penelitian, peneliti akan menemukan
perbedaan informasi yang didapatkan. Informasi yang diberikan dari subyek yang berbeda
dapat bertentangan sehingga perlu dilakukan upaya untuk memperkecil kesalahan tersebut.

11
Mengulang observasi atau wawancara dan melakukan cross-check dengan informan lain
akan sangat berguna dalam memperkecil kesalahan.
5. Kecenderungan Menggunakan Metode Tradisional, peneliti antropologi jarang
menggunakan kuisioner atau angket tertulis. Hal ini dilakukan untuk menjembatani subyek
yang sebagian buta aksara. Peneliti antropologi cenderung menggunakan metode antropologi
tradisional meski saat ini mereka banyak mempelajari kelompok masyarakat modern.

2.8 Hubungan Manusia dan Kebudayaan Ditinjau dari Antropologi

Manusia memiliki akal budi yang menjadi kelebihannya. Akal merupakan kemampuan
manusia untuk berpikir dan budi menjadi panduan akal dan perasaan manusia yang bisa
membantunya dalam membedakan baik dan buruk. Melalui akal budi tersebut manusia dapat
menciptakan, mengkreasikan, memperlakukan, memperbaharui, mengembangkan serta
meningkatkan sesuatu.

Ditinjau dari antropologi, manusia memiliki kaitan yang sangat erat dengan kebudayaan.
Manusia melalui akal budi yang dimilikinya dapat membuat kebudayaan, dan hampir setiap
tingkah lakunya adalah kebudayaan. Manusia memiliki empat kedudukan terhadap kebudayaan
yaitu penganut kebudayaan, manipulator kebudayaan, pembawa kebudayaan dan pencipta
kebudayaan.

Kebudayaan juga dapat mempengaruhi kepribadian manusia. Kita bisa perhatikan orang
dengan kebudayaan berbeda-beda dapat memiliki kepribadian yang berbeda. Hubungan antara
kebudayaan dengan kepribadian dijelaskan dalam beberapa teori, yaitu:

 Teori Empirisme atau Environmentalisme, teori ini dikemukakan oleh John Locke. Teori
Emprisme dikenal juga sebagai Teori Tabula Rasa yang juga disebut beraliran optimisme
atau positivisme. Teori ini menjelaskan bahwa pembentukan kepribadian manusia lebih
banyak ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan.
 Teori Nativisme atau Naturalisme, teori ini dikemukakan oleh Arthur Schopenhaur. Teori
nativisme disebut aliran negativisme atau pesimisme. Teori ini menjelaskan bahwa manusia
sejak lahir telah memiliki kemampuan asli atau bakat yang bersifat naturalisme dan

12
berkembang dengan sewajarnya. Teori ini percaya kepribadian manusia banyak ditentukan
oleh berbagai faktor yang dibawa sejak lahir.
 Teori Konvergensi, teori konvergensi dikemukakan oleh Wilhelm Stern. Teori ini
memadukan faktor bawaan sejak lahir dan faktor lingkungan yang berpengaruh pada
perkembangan kepribadian manusia.

Ruth Bennedict menjelaskan mengenai patern of culture dimana kebudayaan akan


menghasilkan kepribadian unik bagi orang didalamnya. Setiap kebudayaan memiliki beragam
tipa temperamen yang ditentukan faktor keturunan dan biologis, namun ada batas jumlah
temperamen yang akan berkembang dalam budaya tersebut dimana temperamen tersebut hanya
yang cocok dengan konfigurasi dominan.

2.9 Manfaat Mempelajari Antropologi

Keilmuan antropologi sangat bermanfaat untuk dipelajari baik bagi kebudayaan, individu
maupun untuk mengembangkan keilmuan itu sendiri. Manfaat mempelajari antropologi, antara
lain:

1. Mengetahui pola perilaku masyarakat yang dapat digunakan untuk mengembangkan


kebudayaan
2. Menjelaskan peran manusia dalam suatu masyarakat sehingga sesuai dengan harapan
masyarakat terhadap dirinya
3. Meningkatkan toleransi karena adanya karakteristik yang berbeda dari tiap budaya.
4. Memperluas pengetahuan mengenai karakteristik suku bangsa yang berbeda
5. Mengidentifikasi berbagai jenis permasalahan dalam masyarakat sehingga tercipta solusi
untuk menyelesaikannya.

Itulah informasi mengenai antropologi secara umum. Keilmuan antropologi melihat manusia
dengan mempertimbangkan kebudayaan dimana dia tumbuh dan berkembang. Antropologi tidak
bisa dipisahkan dari keilmuan psikologi. Kedua bidang ilmu ini sama-sama mempelajari
mengenai suatu hal yaitu manusia

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata antropologi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu “anthropos” yang berarti
manusia dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah, antropologi dapat didefinisikan
sebagai suatu keilmuan yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik, serta
kebudayaannya.

Obyek dari antropologi adalah manusia, kebudayaan serta perilakunya. Obyek antropologi
dengan kata lain menyangkut semua manusia dimanapun dan kapanpun. Tujuan dari
antropologi adalah untuk membangun masyarakat dengan mempelajari perilaku, bagaimana
manusia dapat bermasyarakat dalam suku bangsa dan budaya manusia.

Lewis Henry Morgan (1818-1881) menggambarkan proses evolusi masyarakat dan


kebudayaan dengan delapan tahap evolusi universal yang dituangkan dalam karyanya dengan
judul Ancient Society.

3.2 Saran

Bagi saya dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk Memahami, memecahkan dan
menelaah secara kritis dan rasional tentang berbagai fenomena sosial budaya yang terjadi di
Indonesia. Saya selaku pembuat makalah meminta maaf apabila ada kesalahan penulisan pada
penulisan makalah antropologi kritik dan saran anda sangat bermanfaat bagi saya.

14
DAFTAR PUSTAKA
https://dosenpsikologi.com/antropologi

15

Anda mungkin juga menyukai