Pengelolaan Sampah Organik Dan Anorganik Dengan Pirolisis: Firda Lutfiatul Fitria Nrp. 3314.201010
Pengelolaan Sampah Organik Dan Anorganik Dengan Pirolisis: Firda Lutfiatul Fitria Nrp. 3314.201010
DENGAN PIROLISIS
FIRDA LUTFIATUL FITRIA NRP. 3314.201010
Program magister
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2015
1.2 Pirolisis
Pirolisis merupakan proses degradasi termal dari padatan yang dapat mengkonversi
thermokimia sehingga padatan tersebut menjadi gas (permanent gasses), cairan (pyrolitic
liquid) dan padatan (char) dalam kondisi tidak adanya oksigen.
Proses rekasi pirolisis dapat ditunjukkan pada reaksi berikut:
CxHyOz + Q → Char + Liquid + Gas + H2O
Keterangan: Q = pemanasan yang dibutuhkan dalam reaktor pirolisis
Pirolisis dapat disimpulkan mempunyai pengaruh yang kompleks yaitu dengan waktu
resistensi yang lama, pemanasan yang tinggi dalam reaktor akan mengakibatkan evaporasi
atau penguapan air, biomassa akan membentuk molekul yang lebih kecil, pembentukan
arang, dan menghasilkan gas yang banyak. Waktu resistensi yang lama dapat lebih mudah
kapasitas perawatan pada reaktor (Chen, et al., 2014).
Faktor-faktor atau kondisi yang
mempengaruhi proses pirolisis adalah :
1. Waktu
Waktu berpengaruh pada produk yang akan dihasilkan karena, semakin ama waktu proses
pirolisis berlangsung. produk yang dihasilkannya (residu padat, tar, dan gas) makin naik.
Kenaikan itu sampai dengan waktu tak hingga (t) yaitu waktu yang diperlukan sampai hasil
padatan residu, tar, dan gas mencapai konstan. Nilai t dihitung sejak proses isotermal
berlangsung. Tetapi jika melebihi waktu optimal maka karbon akan teroksidasi oleh oksigen
(terbakar), menjadi karbondioksida dan abu. Untuk itu pada proses pirolisis penentuan waktu
optimal sangatlah penting.
2. Temperatur
Temperatur sangat mempengaruhi produk yang dihasilkan karena sesuai dengan persamaan
Arhenius, temperatur makin tinggi nilai konstanta dekomposisi termal makin besar akibatnya
laju pirolisis bertambah dan konversi naik. Berdasarkan teorema Arrhenius hubungan
konstanta persamaan reaksi dengan suhu absolute, adalah
k = k0. e-(E/RT) (3)
dengan,
k = Konstanta kecepatan reaksi dekomposisi termal
ko = Faktor tumbukan (faktor frekuensi)
E = Energi aktivasi (kal/gr.mol)
T = Suhu absolute (0K)
R = Tetapan gas (1,987 kal/gr.mol 0K)
3. Ukuran Partikel
Ukuran partikel berpengaruh terhadap hasil,semakin besar ukuran partikel. Luas permukaan
per satuan berat semakin kecil,sehingga proses akan menjadi lambat. Maka dari itu biasanya
sampah yang akan diproses harus melalui tahap pencacahan.
4. Berat Partikel
Berat partikel mempengaruhi pirolisis karena semakin banyak bahan yang
dimasukkan,menyebabkan hasil bahan bakar cair(tar) dan arang meningkat.
b. Fluidized-bed reactor
Reaktor yang fluidized-bed terdiri dari suatu campuran fluid-solid. Tipe ini biasanya
yang memberikan tekanan fluida dengan kandungan unsur solid particulate. Reaktor
Fluidized-bed banyak digunakan untuk pyrolysis cepat proses yang terjadi yaitu pemindahan
kalor cepat, reaksi pyrolysis yang baik dan area permukaan luas untuk kontak denagn cairan
dan padatan volume per unit.
c. Rotary Kiln
Tipe pirolisis ini merupakan proses dimana biomassa dengan reactor yang berputar pada plate
yang dipanaskan. Rotary Kiln tidak memerrlukan medium gas sehingga prosesnya yang
digunakan sedikit.
Gambar. Skema pirolisis tipe fluidized bed reactor (Mohan, et al., 2006)
Penelitian pirolisis sampah padat yaitu pirolisis lambat pada suhu 550oC dan rata-rata
pemanasan 4oC/ menit dan pirolisis cepat dengan temperatur 450oC, 480oC, 510oC dan 550oC
dengan berbeda input rata-rata 12 atau 24 g material/menit. Produk pirolisis ini diamati
komposisi dan distribusi produk yang berkualitas. Proses pirolisis lambat yang diperoleh
adalah air dan minyak yang memisah secara spontanitas. Pada semua kondisi proses pirolisis
lambat menghasilkan minyak yang berwarna coklat yang mengandung
poly(ethylenecopropylene). Analisis komposisi produk minyak pada proses pirolisis lambat
dan pirolisis cepat menggunakan Gas chromatography/mass spectrometry (GC/MS)
menunjukkan komposisi hidrokarbon alfalitik yang terbesar. Produk minyak pirolisis
memiliki nilai kalori yang tinggi antara 35 and 44 MJ/kg. Kondisi optimal untuk
menghasilkan minyak, kandungan bahan bakar dan wax adalah pada proses pirolisis cepat
dengan temperature 510oC dengan rata-rata input 24 g material/menit. Produk gas pirolisis
cepat memiliki komponen utama hidrokarbon dan memiliki rata-rata lower heating value
(LHV) antara 20 MJ/Nm3. Pada analisis Inductively Coupled Plasmaatomic Emission
Spectrometry (ICPAES) tidak ditemukannya logam berat pada produk minyak (cair). Tabel
hasil data produksi minyak, padatan, dan gas dapat dilihat pada tabel berikut (Velghe et al.,
2011).
Sampah kertas merupakan salah satu sampah yang pengolahannya secara pirolisis.
Penelitian pirolisis dilakukan tanpa nitrogen dengan pemanasan rata-rata 5 K min −1. Produk
pirolisis dihasilkan akan diambil dan dianalisis dengan gas chromatography dan elemental
analyzer. Produk pirolis yang dihasilkan yaitu non hidrokarbon (H2, CO, CO2, dan H2O) dan
hidrokarbon (C1–3, C4, C5, C6, 1-ring, C10–12, levoglucosan, C13–15, dan C16–18). Gas sintetik CO,
CO2, H2O, HCs mengandung nilai kalori tinggi yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
yang dapat dipasarkan untuk mendukung pentingnya sumber daur ulang untuk sampah kertas
atau koran (Wu et al., 2003).
Sampah furnitur dapat digunakan kembali sebagai energi yang diperbarui kembali
atau sebagai produk bahan bakar. Pirolisis cepat merupakan proses termo kemikal yang dapat
mengkonversi sampah kayu menjadi minyak (bio oil). Penelitian ini mengamati variasi
kondisi reaksi pirolisis antara lain temperature, ukuran partikel dan flow rate dari fluidizing
medium. Hasil data menunjukkan pirolisis optimal memproduksi minyak pada temperatur
450oC. ukuran partikel yang besar atau kecil tidak mempengaruhi produksi minyak.
Peningkatkan Flow rate yang tinggi menunjukkan produksi minyak yang lebih efektif . (Heo
et al., 2010).
Penelitian tentang plasma pirolisis sampah organik menghasilkan dua produk yaitu
gas yang mempunyai nilai kalori antara 4–9 MJ/Nm3 dan karbon. Hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa plasma pyrolisis termal dapat digunakan sebagai pengolahan sampah
untuk dijadikan energi dan rekoveri material. Plasma pyrolisis termal memiliki keuntungan
antara lain efisien dalam transport pemanasan energi fisikal atau kemikal, proses yang efektif,
produksi plasma pyrolisis dapat berkelanjutan menghasilkan energi atau recycle materi, tidak
ada menghasilkan polusi yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan ramah lingkungan
(Huang and Tang, 2007).
Pirolisis sampah ban bekas dengan membandingkan tipe reaktor fixed bed dan moving
bed reactor. Temperatur yang digunakan yaitu 600 °C. Penelitian ini menunjukkan proses
fixed bed lebih lama dari pada moving bed reactor. Produk moving bed reactor terjadi dengan
pemanasan yang lebih cepat dan panjangnya waktu resisten pada gas. Produk pirolisis
samapah ban bekas antara lain dalam bentuk padatan (arang), cair yang komposisinya adalah
kompleks hidrokarbon dan gas yang komposisinya hidrokarbon, karbon dioksida, karbon
monoksida, sulfida hidrogen, dan hydrogen (Aylo´n et al., 2008).
Gambar. Konversi Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak (Cair) (Harshal dan
Shailendra, 2013)
Produksi hydrogen dan nilai karbon nanotube yang tinggi/ high-value carbon
nanotubes (CNTs) bersal dari samapah plastik menggunakan teknologi pirolisis sistem 2
tahap reaksi dengan katalis Ni−Mn−Al. sampah plastik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah minyak bekas dari motor, polyethylene (HDPE) dan polyethylene (HDPE) yang
memiliki kandungan polyvinyl chloride (PVC) Hasil menunjukkan bahwa hidrogen dapat
diproduksi dari yang proses pirolisis tetapi juga karbon nanotubes dibentuk karena adanya
katalisator. Kandungan 3 wt.% polyvinyl klorid di (PVC) dalam Sampah plastik HDPE
(HDPE/PVC) menunjukkan mengganggu aktivitas katalisator dan mengurangi kwantitas
(jumlah) dan kemurnian CNTs. Pada sampah 94.4 mmol H2 g−1 pirolisis HDPE dengan
adanya katalisator dan uap air pada temperature 800 °C (Wu et al., 2014).
Pirolisis sampah padat yaitu 5 macam dari bahan kayu, 6 macam plastic, material lain,
dan 2 RDF diamati pada temperature antara 30 °C- 1000 °C dan ukuran partikel 150 dan 250
lm. Degradasi termal untuk memperoleh bakar dimodelkan menjadi 4 reaksi parallel yaitu
devolatilisasi of cellulose, hemicellulose, lignin and plastik. Peningkatan aktivitas energi
dikalkulasi pada sampah plastik. Lignin merupakan kontribusi paling rendah.
Tabel. Data Parameter Pirolisis
Daftar Pustaka