Anda di halaman 1dari 10

Timothy Vincent R

15.D2.0001
Keterangan Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3
1.Latar Belakang Suatu pekerjaan proyek Di Indonesia Perkembangan
konstruksi tentunya ingin penyelenggaraan konstruksi industrialisasi yang sedang
diselesaikan dengan merupakan salah satu dilakukan khususnya
tepat waktu, namun pekerjaan yang berisiko peralihan pertanian ke
terkadang aktivitas menimbulkan bahaya, dan industri mengakibatkan
pekerjaan suatu proyek yang sering timbul adalah meningkatnya
dapat terganggu dengan dalam hal Keselamatan pembangunan infrastruktur
berbagai hal, sehingga dan Kesehatan Kerja seperti pengembangan
mengalami ketelambatan (K3). Masalah utama yang daya dukung jalan, industri
waktu penyelesaian. terkait dengan K3 adalah konstruksi perkantoran,
Salah satu penyebab ketidak kepatuhan pekerja pemukiman, pergudangan
terganggunya atau terhadap penerapan K3. serta konstruksi pabrik.
terhentinya pekerjaan Keselamatan kerja Pembangunan infrasruktur
proyek adalah kecelakaan merupakan masalah yang khususnya bangunan
yang mungkin terjadi pada paling banyak menyita perusahaan pada
suatu proyek konstruksi. perhatian berbagai hakekatnya merupakan
Untuk itu, system organisasi karena unsur penting dalam usaha
manajemen K3 mencakup beberapa hal pengembangan
(Keselamatan dan yaitu segiperikemanusiaan, pembangunan nasional.
Kesehatan Kerja)diwajibkan ekonomi, aspek hukum Perusahaan kontraktor
untuk diterapkan pada serta pertanggung berupaya menyelesaikan
saat pelaksanaan pekerjaan jawaban organisasi kontrak kerja sesuai bestek
konstruksi karena ini juga tersebut. Dalam (gambar dan perhitungan
merupakan bagian dari pembangunan proyek rencana bangunan) selalu
perencanaan dan konstruksi gedung pada melibatkan banyak pekerja
pengendalian proyek.Tujuan umumnya merupakan bangunan. Pekerja
dan sasaran manajemen kegiatan yang banyak bangunan yang sedang
risiko K3 (Keselamatan mengandung unsur melakukan kegiatan
dan Kesehatan Kerja) bahaya(Anizar,2009).Situasi pembangunan tidak terlepas
adalah terciptanya sistem dalam lokasi proyek dari rintangan (resiko)
K3 (Keselamatan dan mencerminkan karakter kecelakaan kerja (Angkat,
Kesehatan Kerja) di tempat yang keras dan S. 2008)
kerja yang melibatkan kegiatannya terlihat sangat Industri jasa konstruksi
segala pihak sehingga kompleks dan sulit merupakan salah satu
dapat mencegah dan dilaksanakan sehingga sektor industri yang memiliki
mengurangi kecelakaan dibutuhkan stamina prima resiko kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja dari pekerja yang yang cukup tinggi. Sebagian
dan terciptanya tempat kerja melaksanakannya, namun besar dari kasus-kasus
yang aman, efisien, dan tidak dapat dipungkiri kecelakaan kerja terjadi
produktif. Pembangunan bahwa pekerjaan pada kelompok usia
Ruko merupakan bangunan konstruksi merupakan produktif. Kematian
tinggi yang sangat berisiko penyumbang angka merupakan akibat dari
dalam hal kecelakaan kecelakaan yang cukup kecelakaan kerja yang tidak
kerja. Penggunaan tinggi. Banyaknya kasus dapat diukur nilainya secara
teknologi kecelakaan kerja serta ekonomis. Kecelakaan kerja
tinggi dan metode penyakit akibat kerja yang mengakibatkan cacat
pelaksanaan yang tidak sangat merugikan banyak seumur hidup, di samping
akurat serta kurang teliti pihak terutama pekerja itu berdampak pada kerugian
dapat mengaki-batkan sendiri(Sekretariat Negara non-materil, juga
kecelakaan kerja.Untuk itu RI, 2000).Kecelakaan menimbulkan kerugian
diperlukan penanganan kerja sering terjadi materil yang sangat besar,
terhadap risiko K3 akibat kurang dipenuhinya bahkan lebih besar bila
(Keselamatan dan persyaratan dalam dibandingkan dengan biaya
Kesehatan Kerja) pelaksanaan keselamatan yang dikeluarkan oleh
dan kesehatan kerja. penderita penyakit-penyakit
Pemerintah sebagai serius seperti penyakit
penyelenggara negara jantung dan kanker (Angkat,
mempunyai kewajiban S. 2008) Masalah
untuk memberikan Kesehatan dan
perlindungan kepada Keselamatan Kerja (K3)
tenaga kerja, Hal berdampak ekonomis yang
ini direalisasikan cukup signifikan, setiap
pemerintah dengan kecelakaan kerja dapat
dikeluarkannya peraturan- menimbulkan berbagai
peraturan seperti dalam macam kerugian, disamping
undang-undang dapat mengakibatkan
keselamatan kerja korban jiwa, terdapat juga
(Ervianto, 2005). biaya-biaya lainnya berupa
biaya pengobatan,
kompensasi yang harus
diberikan kepada pekerja,
premi asuransi dan
perbaikan fasilitas kerja.
Terdapat biaya-biaya tidak
langsung yang merupakan
akibat dari suatu
kecelakaan kerja yaitu
mencakup kerugian waktu
kerja (pemberhentian
sementara), terganggunya
kelancaran pekerjaan,
pengaruh psikologis yang
negatif pada pekerja,
memburuknya reputasi
perusahaan, denda dari
pemerintah, serta
kemungkinan berkurangnya
kesempatan usaha
(kehilangan pelanggan
pengguna jasa). Hal ini
menunjukkan bahwa
keselamatan dan kesehatan
kerja sangatlah penting
untuk diterapkan dalam
setiap aktivitas konstruksi.
2.Masalah Ruang lingkup masalah Berdasarkan wawancara Penerapan keselamatan
didalam suatu proyek langsung pada tanggal 13 dan kesehatan kerja (K3)
adalah begitu luas dan April 2014 kepada dalam pekerjaan beton,
kompleks sehingga dalam Project Manajer danAdmin pemasangan rangka baja
penulisan masalah yang HSE proyek konstruksi dan bata pada proyek New
diteliti adalah K3 Sahid Jogja Life Style City SFB oleh PT. Dwi Tunggal
(Keselamatan dan terdapat beberapa kejadian Surya Jaya di Kawasan
Kesehatan Kerja) dan Risiko kecelakaan kerja Industri JABABEKA III
yang diidentifikasi adalah diantaranya(1) kaki pekerja Cikarang Bekasi belum
risiko K3 (Keselamatan dan yang tertusuk besi cor mencapai 100%. Oleh
Kesehatan Kerja) pada dikarenakan tidak memakai karena itu penyedia jasa
pekerjaan di tempat tinggi sepatu, (2) pekerja yang konstruksi dan tenaga kerja
pada proyek tertimpa material bangunan belum sepenuhnya
pembangunan Ruko Orlens gedung, (3) pengoperasian menerapkan Keselamatan
Fashion di depanManado alat kerja yang tidak dan Kesehatan Kerja (K3).
Town Square. sesuai prosedur.Terjadinya
kasus kecelakaan
dikarenakan rendahnya
kepatuhan pekerja
terhadap aturan yang
diterapkan olehperusahaan.
Berdasarkan pengamatan
sampai tanggal 2 November
2014 proyek konstruksi
Sahid Jogja Life Style City
telah rampung kurang lebih
60% dari target bulan Juli
2015 yang sudah harus
memasuki pekerjaan
struktur. Saat ini bangunan
sudah mulai terlihat
seperti konsep awal yang
diinginkan, dari 4 konsep
bangunan Sahid Jogja
Life Style City yang akan
dibangun 3 diantaranya
sudah mulai terlihat yaitu
mall,hotel dan J Walk.
Berdasarkan uraian diatas,
peneliti ingin mengetahui
sejauh mana penerapan
K3 dalam proyek
konstruksi Sahid Jogja
Life Style City di
Kelurahan Catur Tunggal,
Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman.
3.Landasan Teori dari Istilah “risiko” (risk) memiliki K3 atau Kesehatan dan K3 atau Kesehatan dan
Jurnal banyak definisi. Tetapi Keselamatan Kerja adalah Keselamatan Kerja adalah
pengertian secara ilmiah suatu sistem program yang suatu sistem program yang
sampai saat ini ini masih dibuat bagi pekerja maupun dibuat bagi pekerja maupun
tetap beragam. Menurut pengusaha sebagai upaya pengusaha sebagai upaya
kamus bahasa Indonesia pencegahan (preventif) pencegahan (preventif)
versi online dalam buku timbulnya kecelakaan kerja timbulnya kecelakaan kerja
Manajemen Risiko Bisnis dan penyakit akibat dan penyakit akibat
(Tony Pramana, 2011), hubungan kerja dalam hubungan kerja dalam
risiko adalah “akibat yang lingkungan kerja dengan lingkungan kerja dengan
kurang menyenangkan cara mengenali hal-hal yang cara mengenali hal-hal yang
(merugikan,membahayakan) berpotensi menimbulkan berpotensi menimbulkan
dari suatu perbuat atau kecelakaan kerja dan kecelakaan kerja dan
tindakan”. Dengan kala lain, penyakit akibat hubungan penyakit akibat hubungan
risiko merupakan kerja, dan tindakan kerja, dan tindakan
kemungkinan situasi atau antisipatif bila terjadi hal antisipatif bila terjadi hal
keadaan yang dapat demikian.Tujuan dari demikian.Tujuan dari
mengancam pencapaian dibuatnya sistem ini adalah dibuatnya sistem ini adalah
tujuan serta sasaran untuk mengurangi biaya untuk mengurangi biaya
sebuah organisasi atau perusahaan apabila timbul perusahaan apabila timbul
individu.(Pramana, 2011) kecelakaan kerja dan kecelakaan kerja dan
Secara ilmiah risiko penyakit akibat hubungan penyakit akibat hubungan
didefinisikan sebagai kerja.Namun patut kerja.Namun patut
kombinasi fungsi dari disayangkan tidak semua disayangkan tidak semua
frekuensi kejadian, perusahaan memahami arti perusahaan memahami arti
probabilitas dan pentingnya K3 dan pentingnya K3 dan
konsekuensi dari bahaya bagaimana bagaiman
risiko yang terjadi. mengimplementasikannya mengimplementasikannya
dalam lingkungan dalam lingkungan
perusahaan.Dalam tulisan perusahaan.Dalam tulisan
sederhana ini penulis sederhana ini penulis
mencoba mengambarkan mencoba mengambarkan
arti pentingnya K3 dan arti pentingnya K3 dan
akibat hukum apabila tidak akibat hukum apabila tidak
dilaksanakan. K3 Adalah dilaksanakan. K3 Adalah hal
hal yang sangat penting yang sangat penting bagi
bagi setiap orang yang setiap orang yang bekerja
bekerja dalam lingkungan dalam lingkungan
perusahaan, terlebih yang perusahaan, terlebih yang
bergerak di bidang produksi bergerak di bidang produksi
khususnya, dapat khususnya, dapat
pentingnya memahami arti pentingnya memahami arti
kesehatan dan keselamatan kesehatan dan keselamatan
kerja dalam bekerja kerja dalam bekerja
kesehariannya untuk kesehariannya untuk
kepentingannya sendiri atau kepentingannya sendiri atau
memang diminta untuk memang diminta untuk
menjaga hal-hal tersebut menjaga hal-hal tersebut
untuk meningkatkan kinerja untuk meningkatkan kinerja
dan mencegah potensi dan mencegah potensi
kerugian bagi perusahaan. kerugian bagi perusahaan.
Namun yang menjadi Namun yang menjadi
pertanyaan adalah pertanyaan adalah
seberapa penting seberapa penting
perusahaan berkewajiban perusahaan berkewajiban
menjalankan prinsip K3 di menjalankan prinsip K3 di
lingkungan perusahaannya. lingkungan perusahaannya.
Patut diketahui pula bahwa Patut diketahui pula bahwa
ide tentang K3 sudah ada ide tentang K3 sudah ada
sejak 20 (dua puluh) tahun sejak 20 (dua puluh) tahun
lalu, namun sampai kini lalu, namun sampai kini
masih ada pekerja dan masih ada pekerja dan
perusahaan yang belum perusahaan yang belum
memahami korelasi K3 memahami korelasi K3
dengan peningkatan kinerja dengan peningkatan kinerja
perusahaan, bahkan tidak perusahaan, bahkan tidak
mengetahui aturannya mengetahui aturannya
tersebut. Sehingga tersebut. Sehingga
seringkali mereka melihat seringkali mereka melihat
peralatan K3 adalah peralatan K3 adalah
sesuatu yang mahal dan sesuatu yang mahal dan
seakan-akan mengganggu seakan-akan mengganggu
proses berkerjanya seorang proses berkerjanya seorang
pekerja. Untuk menjawab pekerja. Untuk menjawab itu
itu kita harus memahami kita harus memahami
filosofi pengaturan K3 yang filosofi pengaturan K3 yang
telah ditetapkan pemerintah telah ditetapkan pemerintah
dalam undang-undang. dalam undang-undang.

4.Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan Jenis penelitian ini Metodologi peneltian yang
dengan mengadakan adalah penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian
observasi langsung kualitatif yaitu suatu ini adalah metodologi
kelokasi proyek konstruksi, penelitian untuk deskriptif dengan analisis
yaitu proyek pembangunan memberikan gambaran kuantitatif.) Penyelidikan
Ruko Orlens Fashion atau penilaian terhadap deskriptif tertuju pada
Manado. Pengambilan data suatu kondisi dan pemecahan masalah yang
dilakukan dengan proses penyelenggaraan suatu ada pada masa sekarang.
wawancara pada pihak program di masa Selanjutnya Surakhmad
kontraktor,dan pengisian sekarang, kemudian (1980: 145)mengungkapkan
kuesioner Identifikasi hasilnya digunakan untuk bahwa dengan analisa
Kecelakaan Kerja dan menyusun perencanaan kuantitatif akan diperoleh
Faktor Penyebab perbaikan program gambaran sistematik
Kecelakaan Kerja pada tersebut. Penelitian ini mengenai isi suatu
Proyek Kontstruksi. Data- dilaksanakan diProyek dokumen.Dokumen tersebut
data yang diperlukan dalam Konstruksi Sahid Jogja diteliti isinya, kemudian
penelitian ini berupa data Lifestyle Citydi Kelurahan diklarifikasi menurut kriteria
tenaga kerja, RAB, Catur Tunggal, Kecamatan atau pola tertentu dan
network plannin, jadwal Depok, Kabupaten Sleman. dianalisa atau dinilai.
pelaksanaan pekerjaan, Penelitian dilaksanakan Biasanya penyelidikan
dan gambar proyek. Teknik pada bulan November serupa ini menitik beratkan
pengumpulan data dalam 2014. Subyek dalam pengumpulan data yang
penelitian ini adalah penelitian ini terdiri dari 7 dikuantifikasi, misalnya
kuesioner yang berupa orang responden yang dengan menghitung
sejumlah pernyataan yg akan diteliti,yaitu 1 HSE frekuensi, perbandingan
harus ditanggapi oleh Coordinator, 2 Chief atau intensitas atau faktor
pekerja sebagai responden. Safety,1 operator crane, tertentu yang terdapat
dan 3 pekerja. dalam dokumen.
Berdasarkan pengertian dan
tujuan penelitian yang akan
dicapai tentang(K3) maka
penggunaan metode
penelitian deskriptif dengan
analisa kuantitatif sangat
tepat
5.Pembahasan Berdasarkan analisa Kebijakan yang dituangkan Dari hasil penelitian tentang
lapangan dan studi dalam Standar Operasional penerapan Keselamatan
literatur,diperoleh alternatif Prosedur (SOP) yang dan Kesehatan Kerja (K3)
pengen-dalian risiko yang diantaranya adalah pada pekerjaan baja
dapat dilakukan pada pencegahan bahaya (81,48%), beton (78,81%)
risiko terjatuhnya pekerja, sebagai langkah awal dan bata (74,43%) dari
pengendalian risikonya proses keselamatan dan ketiga penerapan
adalah inspeksi K3 harian kesehatan kerja di proyek Keselamatan dan
untuk pemakaian APD konstruksi Sahid Jogja Kesehatan Kerja (K3)
(Alat Pelindung Diri) Lifestyle City. Sosialisasi diperoleh rata- rata
lengkap, memperketat (K3) sebagai langkah persentase sebesar
pengawasan manajemen awal proses (K3)di proyek 78,24 %. Menurut Peraturan
terhadap pekerja yang konstruksi Sahid Jogja Pemerintah Menteri Tenaga
tidak memakai alat Lifestyle City. Untuk Kerja (Permennaker) Nomor
pelindung diri, menyedia- mendukung terlaksana PER.05/MEN/1996 tingkat
kan dan melengkapi program keselamatan dan pencapain penerapan
rambu–rambu keselamatan kesehatan kerja (K3) Keselamatan dan
di proyek konstruksi jika pihakkontraktor juga Kesehatan Kerja dengan
tidak ada atau tidak mempunyai standarisasi persentase 60-80 %
lengkap. tersendiri tentang diberikan sertifikat dan
ketersediaan alat pelindung bendera perak, sehingga
diri di proyek Sahid Jogja penerapan Keselamatan
Lifestyle City. Standar dan Kesehatan Kerja pada
Prosedur Operasional pekerjaan baja, beton dan
(SPO) merupakan suatu bata pada PT.Dwi Tunggal
gambaran terstruktur dan Surya Jaya masuk dalam
tertulis tentang langkah- kategori “menerima bendera
langkah yang telah perak”.
disepakati bersama oleh
seluruh institusi pelaksana
tentang siapa yang
melakukan apa, saat
kapan, di mana dan
bagaimana pelaksanaannya
6.Penutup (Kesimpulan dan Pihak 1.Penerapan proses Dalam penangan masalah
Saran) perusahaan/Kontraktor pencegahan bahaya di (K3) penyedia konstruksi
Sudah seharusnya proyek konstruksi Sahid perlu untuk memastikan
menerapkan manajemen Jogja Lifestyle City bahwa K3 diterapkan di
risiko K3 (Kesehatan dan sudah sesuai dengan semua bidang pekerjaan
keselamatan kerja) Standar Prosedur dan para pekerja juga
dengan sebaik–baiknya Operasional kontraktor. melaksanakan K3, agar
untuk mengurangi 2.Program sosialisasi K3 mereka terhidar dari
kecelakaan kerja di proyek konstruksi kecelakaankerja.Pemerintah
yang terjadi di proyek Sahid Jogja Lifestyle City perlu untuk segera
sudah cukup baik dan memperbaharui Peraturan
sesuai dengan Standar Menteri Tenaga Kerja dan
Prosedur Operasional Transmigrasi No.
kontraktor. Per/01/Men/1980 tentang
3.Ketersediaan Alat Keselamatan dan
Pelindung Diri (APD) di Kesehatan Kerja khusus
proyek konstruksi Sahid sektor konstruksi
Jogja Lifestyle City dikarenakan peraturan
belum cukup dan sudah tersebut belum diperbaharui
sesuai dengan Standar selama lebih dari 20 tahun
Prosedur Operasional sehingga ada beberapa
kontraktor. pasal yang harus
4.Pemakaian APDdi proyek disesuaikan lagi dengan
konstruksi Sahid Jogja keadaan zaman. Seperti
Lifestyle City belum baik, pada pasal 18 tentang
tetapi sudah sesuai ketentuan hukum, pada
dengan Standar Prosedur pasal tersebut diterangkan
Operasional kontraktor. bahwa pelanggaran
Saran bagi Kontraktor perlu terhadap K3 dikenakan
melakukan perencanaan sangsi pidana selama-
ketersediaan APD yang lamanya 3 bulan atau
lebih baik. denda sebesar seratus ribu
rupiah.

Anda mungkin juga menyukai