Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

JAKARTA-BANDUNG
15-18 Januari 2018

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana


Terapan Teknik Radiologi

Disusun oleh :
MUHAMMAD ILHAM SANTOSO
NIM. P1337430214018

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK RADIOLOGI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) yang dilaksanakan di Jakarta dan Bandung pada 15-18
Januari 2018 dengan baik dan sesuai dengan rencana.
Laporan ini ditujukan sebagai pertanggungjawaban atas perjalanan KKL
yang telah penulis laksanakan. Dalam laporan ini penulis mencoba untuk
menguraikan mengenai profil perusahaan yang dikunjungi selama masa KKL dan
memaparkan kegiatan yang dilaksanakan disana. Pelaksanaan dan penyusunan
laporan ini tidak terlepas dari perhatian serta bantuan dari beberapa pihak. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Rini Indrati, S.Si, M.Kes, Ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan

Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang.

2. Ibu Siti Masrochah, S.Si, M.Kes, Ketua Program Studi Sarjana Terapan

Teknik Radiologi Poltekkes Kemenkes Semarang.

3. Bapak Gatot Murti Wibowo ,S.Pd, M.Sc selaku dosen yang membimbing
dan menemani selama perjalan
4. Serta bapak Warmin dan kru dari biro yang telah menemani dan membantu
dalam perjalanan serta dalam kegiatan
Penulis sadar bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karenanya, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun yang dapat membuat laporan ini
menjadi lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat baik kepada
penulis sendiri dan kepada para pembaca secara umumnya.

Semarang, 25 Januari 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah suatu bentuk kegiatan yang
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk terjun langsung
dalam sebuah industri dan dunia kerja yang mungkin tidak ditemukan
dikampus, sekaligus sebagai proses pembelajaran mahasiswa yang sedang
membangun dan mengetahui keberhasilan dan permasalahan yang di hadapi.
Kegiatan kuliah kerja lapangan di Jurusan Teknik Radiodiagnosik dan
Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang ini merupakan kegiatan rutin yang
dilaksanakan pada setiap tingkat akhir baik Diploma III maupun Diploma IV.
Kagiatan kuliah kerja lapangan ini merupakan salah satu syarat untuk lulus
program S1 Teknik Radiologi di Jurusan Teknik Radiodiagnosik dan
Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang. Dalam kegiatan kuliah kerja
lapangan ini, mahasiswa dituntut untuk melihat, memahami, mempelajari serta
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan dalam dunia
kerja.
Untuk menghasilkan tenaga kerja yang profesional, perlu penanganan,
pembinaan, dan pengelolaan yang menyeluruh, terarah, dan terpadu serta
upaya untuk melibatkan mahasiswa sebagai pelaku utama dalam kegiatan
proses kegiatan belajar mengajar. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
dengan memberikan pengalaman belajar lapangan serta mandiri dalam
menerapkan hasil proses belajar mengajar kepada mahasiswa dalam bentuk
nyata.
GE Healthcare adalah perusahaan divisi milik General Electric (GE) yang
berkantor pusat di Little Chalfont, Buckinghamshire, Britania Raya. GE
Healthcare menyediakan teknologi kesehatan dan jasa pelayanan kesehatan.
Perusahaan ini menyediakan teknologi gambar dan informasi medis, diagnosa,
sistem monitoring pasien, obat-obatan, dan teknologi biofarmasi. GE
Healthcare adalah bisnis GE pertama yang berkantor pusat di luar Amerika
Serikat. Awalnya bernama GE Medical Systems, tahun 2004, persis sebelum
akuisisi perusahaan Inggris Amersham plc, perusahaan ini berganti nama
menjadi GE Healthcare.
Kegiatan kuliah kerja lapangan bagi mahasiswa DIV Teknik Radiologi ini
dilaksanakan dengan kunjungan ke GE Training Center yang dirasakan sebagai
pengalaman belajar yang baru yang tidak di peroleh di dalam kampus, maupun
dirumah sakit selama praktikum. sehingga selesainya KKL mahasiswa akan
memiliki wawasan guna bekal hidup dan bersosialisasi di tengah masyarakat
pada saat melaksanakan pengabdian kepada bangsa dan negara di kemudian
hari.
Oleh karena itu, sehubungan dengan upaya memberikan pengalaman belajar
lapangan serta mandiri dalam menerapkan hasil belajar mengajar kepada
mahasiswa dalam bentuk nyata, dilakukan Kuliah Kerja Lapangan. Kuliah
Kerja Lapangan yang bertempat di GE Training Center Jakarta pada 16 Januari
2018 bertujuan agar mahasiswa dapat memiliki kesempatan belajar di luar
lingkungan kampus sehingga ilmu yang didapat lebih luas dengan suasana
menyenangkan.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut tujuan penulisan ini antara lain:
1. Untuk menambah pengetahuan tentang pemeriksaan MSCT Coronary
Angiogram.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang pemeriksaan Magnetic Resonance
Cholangiopancreatography (MRCP) dan Magnetic Resonance
Spectroscopy (MRS).
3. Untuk menambah pengetahuan mengenai dasar - dasar dari MRI maupun
CT-Scan serta pesawatnya.
4. Untuk menambah pengetahuan tentang Workstation CT Scan dan MRI.
5. Untuk mengevaluasi dan menilai tingkat ketercapaian mahasiswa dalam
partisipasi kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di GE Healthcare
Jakarta Selatan.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Persiapan
Pada senin, 15 januari 2018, mahasiswa yang akan mengikuti kkl
berkumpul di kampus JTRR semarang pada pukul 13.00 dan dilakukan acara
pelepasan oleh ketua jurusan. Kemudian mahasiswa melakukan perjalanan ke
jakarta dengan bis.
B. Kunjungan ke GE
Pada selasa, 16 Januari 2016, kami sudah berada di Jakarta yang bertempat
di asrama haji sebagai tempat transit. Kemudian kami melanjutkan perjalanan
menuju GE Health Care yang bertempat di Jakarta Selatan.
General Electric atau yang lebih dikenal dengan GE, adalah perusahaan
raksasa multinasional Amerika Serikat yang berkantor pusat di Fairfield,
Connecticut, Amerika Serikat. Perusahaan ini adalah hasil jerih payah dari
penggabungan dua perusahaan pendahulunya yaitu Edison General Electric
(perusahaan yang dimiliki oleh Thomas Alva Edison) dan Thomson-Houston
Electric Company (perusahaan yang dimiliki oleh Charles Coffin). Pada tahun
1986, GE adalah salah satu perusahaan yang termasuk dalah list perusahaan
didalam Dow Jones Industrial Leverage yang hingga sekarang menjadi satu-
satunya perusahaan yang masih masuk di list tersebut setelah 116 tahun berdiri.
Sekarang, GE adalah perusahaan raksasa yang membawahi 4 sektor sebagai
lahan bisnisnya, yaitu; GE Capital (sarana investasi), GE Energy (sumber daya
energi), GE Technology infrastructure (teknologi transportasi dan kesehatan),
dan GE Home & Business Solutions (penelitian dan sofware). GE adalah
perusahaan ketiga terbesar di dunia yang dinyatakan forbes pada tahun 2000.
1. Gambaran pelaksanaan kegiatan :
a. Mahasiswa berkumpul di GE Health care pada pukul 07.30 WIB
b. Mahasiswa diarahkan menuju ke ruangan Workshop, Workshop
dimulai pada pukul 08.00
c. Mahasiswa mendengarkan penjelasan materi dari Narasumber
pertama yaitu ibu Rositi Mengenai CT-SCAN Cardiac.
d. Mahasiswa mendengarkan penjelasan materi dari Narasumber ke dua
yakni ibu Enike dengan materi Magnetic Resonance Imaging MRCP
dan Spektroskopi.
e. Mahasiswa melakukan kegiatan Tanya jawab dengan narasumber.
f. Mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok besar.
g. Mahasiswa melakukan Rolling Class perkelompok.
h. Mahasiswa melakukan Pre test.
Pukul 06.30 kami sudah sampai di tempat tujuan, kami melakukan
persyaratan yang harus dilakukan agar dapat masuk ke gedung, yaitu
meninggalkan identitas dan kami mendapatkan kartu yang dapat digunakan
sebagai akses untuk masuk kedalam gedung. Pada pukul 08.00 tepat acara
dimulai.
2. agenda kegiatan kuliah kerja lapangan yang dilaksanakan pada Selasa, 16
Januari 208 di GE Healtcare Jakarta Selatan sebagai berikut:

Waktu Kegiatan Keterangan


08.00 – 08.15 Sambutan GEHC Akira Sawahata (Country Manager GEHC
Indonesia)
08.15 – 08.30 Sambutan Rini Indrati (Ketua Jurusan Teknik
Poltekkes Radiodiagnosik dan Radioterapi Poltekkes
08.30 – 10.00 CTA PPT & QA Rositi Baskoro
10.00 – 10.30 Coffee Break
10.30 – 12.00 MR PPT & QA Eunike Fajarani / Jessica (Chin Yin)
12.00 – 13.30 Ishoma Pembagian grup (A,B,C,D)
Kelas
Waktu Kadiri Andalas (MR) Celebes (Diskusi Borneo
(Workstation) Clinical Image) (MR & CT)
13.30 – 14.00 Grup A Grup B Grup C Grup D
14.00 – 14.30 Grup B Grup A Grup D Grup C
14.30 – 15.00 Grup C Grup D Grup A Grup B
15.00 – 15.30 Grup D Grup C Grup B Grup A
15.30 – 16.00 Coffe Break & Ishoma
16.00 – 17.00 Tes & Penutupan

C. Kunjungan Wisata di Bandung


Setelah kegiatan dari GE Health Care selesai, yaitu pukul 15.00 kami
langsung melanjutkan perjalanan menuju Bandung dan kami tiba di bandung
pada pukul 22.00.
Pada Rabu, 17 Januari 2018, kami melakukan kunjungan wisata, yang
pertama adalah ke Grafika Cikole Bandung untuk melakukan Outbond Fun
Game. Grafika Cikole Bandung merupakan sebuah tempat wisata outbond
yang berlokasi di alamat : Jl. Tangkuban Perahu Km. 8, Cikole, Lembang, Jawa
Barat. Dengan ciri khas arena outbond yang dikelilingi oleh phon-pohon pinus
yang tinggi. Permainan yang kami mainkan adalah permainan yang
membutuhkan kosentrasi tinggi, jika terjadi kesalahan ,aka siap siap
mendapatkan hukuman.
Kunjungan yang kedua yaitu ke Fram House Susu Lembang Bandung yang
tidak terlalu jauh dari grafika Cikole. Disana kami menikmati pemandangan
serta suasana yng unik. Farmhouse Lembang dibuka pada akhir tahun 2015
lalu, dengan konsep wisata farmhouse bernuansa Eropa. Perpaduan antara
konsep suasana pedesaan, pertanian, peternakan dan aglikultur abad
pertengahan. Sebuah konsep wisata yang sangat unik.
Kunjungan yang ketiga yaitu ke Trans Studio Bandung. Trans Studio
Bandung adalah kawasan wisata terpadu di Bandung, Indonesia, tepatnya di
area Bandung Supermal. Trans Studio Bandung merupakan kawasan hiburan
terluas dan terlengkap di Bandung, Wahana yang terdapat menawarkan
petualangan dan sensasi baru yang menantang.
Setelah puas bermain di Trans Studio Bandung, kami melanjutkan
perjalanan ke kunjungan keempat yaitu ke Cibaduyut. Cibaduyut merupakan
lokasi di Bandung yang cukup terkenal. Lokasi yang dekat dengan Terminal
Leuwi Panjang ini tertandai dengan patung sepatu yang ada di ujung jalannya.
Patung itu tidak dibuat sembarangan, Cibaduyut Bandung merupakan pusat
penjualan sepatu dan jaket kulit dengan harga terjangkau namun
berkualitas. Dari Cibaduyut kami melanjutkan perjalanan ke pusat oleh oleh
bandung dan kemudian dilanjutkan perjalan pulang ke semarang. Kami tiba di
semarang pada Kamis, 18 Januari 2018.
BAB III
TOPIK DAN MATERI

A. Coronary Computed Tomography Angiography (CCTA)


Adalah prosedur untuk mengetahui penyumbatan/ hambatan pada
arteri jantung, biasanya untuk mendiagnosa penyakit arteri koroner. Pasien
diinjeksi intravena (IV) dengan cairan/pewarna yodium dan jantungnya
discan menggunakan CT scan berkecepatan tinggi, minimal CT scan 64
slice untuk melihat arteri jantung yang relatif kecil dan bergerak cepat dalam
resolusi tinggi dan 3D. Angiogram CT scan jantung kadangkala digunakan
bersamaan dengan stress test, dimana Angiogram CT scan jantung lebih ke
melihat keberadaan plak dan/atau timbunan kalsium, sedangkan stress test
lebih kepada mengukur kemampuan jantung. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa CTA lebih unggul daripada Nilai Kalsium Arteri Koroner (Coronary
Artery Calcium Score - CACS) pada major adverse cardiac events (MACE).
Cara ini belum digunakan secara rutin. Mungkin berguna untuk
mendiagnosa kecurigaan penyakit jantung koroner, untuk pemantauan
operasi bypass, untuk mengevaluasi penyakit jantung valvular dan untuk
mengevaluasi masa jantung. Belum pasti apakah cara ini akan
menggantikan pengunaan kateter yang invasif. Sekarang ini, tampaknya
kegunaan utama cara ini adalah menolak adanya penyakit arteri jantung,
daripada mengiyakan. Karena tes ini sangat sensitif (lebih dari 90 persen),
jadi hasil negatif umumnya meniadakan adanya penyakit arteri koroner. Tes
ini tidak begitu spesifik, bagaimanapun hasil positip kurang merangkum dan
perlu dikonfirmasikan dengan tes lanjutan angiografi yang invasif.
Hasil perkiraan positip tes ini 82% dan perkiraan negatif 93%.
Berarti dari 100 pasien yang diperkirakan memiliki penyakit arteri koroner,
18 orang sebenarnya tak memilikinya, dan untuk setiap 100 pasien dengan
hasil negatif, kenyataannya 7 pasien memilikinya. Sebagai tambahan
kemampuan mendiagnosanya, tes ini memberikan informasi prognosa yang
penting. Beratnya penyempitan dan kelanjutan dari penyakit arteri koroner
adalah indikator-indikator prognosis yang penting. Bagaimanapun, satu dari
keunikan tes ini adalah kenyataan bahwa dinding pembuluh darah dapat
dilihat secara visual, tanpa prosedur invasif. Jadi, teknik ini dapat
mengidentifikasi karakteristik dari penyakit arteri koroner yang
diasosiasikan dengan berkembangnya sindroma koroner akut.

B. Magnetic Resonance Cholangiopancreatography


Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP)
merupakan alternatif teknik pemeriksaan sistem billiaris untuk
mengevaluasi sistem pancreatobilliary dan menampakkan gambaran
ampulla, duktus billiaris, duktus hepatikus, dan duktus central intrahepatik
tanpa menggunakan media kontras (Owen, 2011; Griffin, 2012). Pada studi
yang dilakukan Pressacco, pemeriksaan MRCP memiliki sensitivitas 96%,
spesifitas 86% dan akurasi 90% dalam menentukan obstruksi pada duktus
billiaris, sedangkan dalam mendeteksi choledocholithiasis, pemeriksaan
MRCP memiliki sensitivitas 86%, spesifitas 90% dan akurasi 89%
(Pressacco, 2013). Secara umum pemeriksaan MRCP dilakukan tanpa
menggunakan media kontras, namun ketika terjadi saling menutupi
(overlapping) antara sistem gastrointestinal dengan sistem
pancreatobilliary, akan menghasilkan gambaran seperti pseudostricture
(Sulaiman, 2007). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sebagai
alternatif digunakan media kontras per oral dengan tujuan untuk
mempersingkat waktu relaksasi T2. Waktu relaksasi T2 yang singkat dapat
mengurangi intensitas sinyal T2 cairan yang berada di dalam sistem
gastrointestinal untuk menekan atau menghilangkan gambaran sistem
gastrointestinal, sehingga gambaran sistem pancreatobilliary akan tampak
lebih jelas dan tidak tertutup oleh lambung, duodenum, usus maupun organ
yang lain (Riordan, 2004; Ghanaati; 2011).
Pasien berpuasa selama 4 jam sebelum penelitian untuk mengurangi
sekresi cairan di dalam perut dan duodenum, mengurangi peristaltik usus
dan meningkatkan distensi kandung empedu. Pemeriksaan MRCP tidak
secara rutin menggunakan anti-peristaltik. Beberapa menggunakan agen
kontras oral negatif (misalnya oksida besi atau jus blueberry) untuk
mengurangi intensitas sinyal cairan yang tumpang tindih di dalam perut dan
duodenum, meskipun ini bukan bagian dari protokol rutin kami.
Pada dasarnya MRCP adalah pencitraan kandung empedu dan
ductus biliaris baik intra maupun ektra hepatis serta ductus pancreaticus.
Teknik yang digunakan yaitu teknik heavy T2W (TR 4000, TE 801) untuk
mendapatkan gambar traktus biliaris tanpa memasukkan cairan kontras.
Pada teknik ini cairan akan tampak lebih putih karena cairan menghasilkan
sinyal yang lebih tinggi dibandingkan jaringan lunak sekitar yang tampak
lebih gelap karena sinyal yang dihasilkan lebih rendah. Untuk
memperlihatkan organ-organ di abdomen atas juga dibuat sequence yang
lain yaitu Axial T1W, Axial T1 fat sat, Axial T2 fat sat, Coronal T2 fat sat
Triphase 3D , Axial T1 fat sat dan Coronal T1 fat sat post kontras.

Selain itu, atau sebagai alternatif dari pemformatan MIP, thick


collimation slab dapat diperoleh di bidang coronal. Ini melibatkan
rangkaian fat saturated HASTE dimana single slab ketebalan 4 cm
diperoleh dalam menahan nafas 1-2 detik. Hal ini berguna dalam
menggambarkan seluruh pancreatico-biliary tree dan tidak diperlukan
pengolahan pasca processing.
Untuk mengevaluasi dinding saluran, dan patologi parenkim fokal,
3D fat suppressed T1 GRE sebelum dan sesudah pemberian kontras
intravena juga dapat dilakukan.
C. Magnetic Resonance Spectroscopy
MR spektroskopi mengukur metabolit dalam otak. Inti atom yang
paling umum digunakan adalah 1H (proton), 2Na (natrium), 31
P (fosfor).
Spektroskopi proton lebih mudah dilakukan dan memberikan sinyal-to-
noise yang jauh lebih tinggi daripada natrium atau fosfor. Proton MRS dapat
dilakukan dalam waktu 10-15 menit dan dapat ditambahkan ke protokol
pencitraan MR konvensional. Hal ini dapat digunakan untuk memantau
secara serentak perubahan biokimia pada tumor, stroke, epilepsi, gangguan
metabolik, infeksi, dan penyakit neurodegeneratif. Spektrum MR tidak
diberi label dengan diagnosa. Hal itu membutuhkan interpretasi dan harus
selalu berkorelasi dengan citra MR sebelum menentukan diagnosis akhir.
D. Prinsip-Prinsip Fisik Dasar
Frekuensi resonansi nukleus berada di ujung bawah spektrum
elektromagnetik antara radio dan radar. Frekuensi resonansi proton berkisar
sekitar 10 MHz pada 0,3 T sampai sekitar 300 MHz pada magnet 7 T.
Keuntungan dari kekuatan medan yang lebih tinggi adalah sinyal-to-noise
yang lebih tinggi dan pemisahan puncak metabolit yang lebih baik. Dalam
spektrum proton 1,5 T, metabolitnya tersebar di antara 63.000.000 dan
64.000.000 Hertz. Alih-alih menggunakan jumlah besar ini, beberapa orang
yang sangat cerdas memutuskan untuk menunjukkan frekuensi resonan
dalam parts per million (ppm), dan memposisikan NAA pada 2,0 ppm dan
membiarkan metabolit lainnya masuk ke posisi yang tepat pada garis
spektral. Kemudian, untuk alasan yang tidak diketahui, membalikkan skala
ppm sehingga terbaca dari kanan ke kiri.
Untuk pencitraan MR, total sinyal dari semua proton di setiap voxel
digunakan untuk membuat gambar. Jika semua sinyal digunakan untuk
MRS, puncak lemak dan air akan sangat besar dan penskalaan akan
membuat puncak metabolit lainnya tidak terlihat. Karena kita tidak tertarik
dengan lemak dan air, lemak dan airnya dihilangkan. Lemak dihindari
dengan menempatkan voxel untuk MRS di dalam otak, jauh dari lemak di
sumsum tulang dan kulit kepala. Penekanan air dilakukan dengan teknik
CHESS (Chemical Shift Selective) atau teknik IR ( Inversion Recovery).
Teknik penekanan ini digunakan dengan akuisisi urutan pulsa STEAM atau
PRESS. Transformasi Fourier kemudian diterapkan pada data untuk
memisahkan sinyal ke frekuensi individu. Proton dalam molekul yang
berbeda beresonansi pada frekuensi yang sedikit berbeda karena awan
elektron lokal mempengaruhi medan magnet yang dialami oleh proton.
Urutan pulsa STEAM (Stimulated Echo Acquisition Mode)
menggunakan pulsa 90 refocusing pulse untuk mengumpulkan sinyal
seperti gradient echo. STEAM dapat mencapai time echo yang lebih singkat
namun dengan mengorbankan signal-to-noise. PRESS (Point Resolved
Spectroscopy) memancarkan kembali putaran dengan pulsa 180o RF seperti
spin echo. CSI (Chemical Shift Imaging) mengacu pada multi-voxel MRS.
SI (Spectroscopic Imaging) menampilkan data sebagai gambar dengan
intensitas sinyal yang mewakili konsentrasi metabolit tertentu.
Seperti pada pencitraan MR, time echo mempengaruhi informasi
yang diperoleh dengan MRS. Dengan TE singkat 30 msec, metabolit dengan
waktu relaksasi T2 pendek dan panjang diamati. Dengan TE panjang 270
msec, hanya metabolit dengan T2 panjang yang terlihat, menghasilkan
spektrum terutama NAA, creatine, dan choline. Satu TE lain yang
bermanfaat adalah 144 msec karena membalikkan laktat pada 1,3 ppm.
Sebagai aturan umum, voxel tunggal, teknik TE pendek digunakan
untuk membuat diagnosis awal, karena signal-to-noise tinggi dan semua
metabolit diwakili. Multi-voxel, teknik-teknik TE yang lama digunakan
untuk mengkarakterisasi berbagai daerah massa lebih lanjut dan untuk
menilai parenkim otak di sekitar atau berdekatan dengan massa.
Metabolisme otak yang umum terlihat pada spektrum MR tercantum di
sebelah kanan. Setiap metabolit muncul pada ppm tertentu, dan masing-
masing merefleksikan proses seluler dan biokimia tertentu. NAA adalah
penanda neuron dan menurun dengan penyakit apa pun yang secara negatif
mempengaruhi integritas neuron. Creatine menunjukkan penyimpanan
energi. Kolin adalah ukuran peningkatan perputaran seluler dan meningkat
pada proses tumor dan inflamasi. Metabolisme MR yang dapat diamati
memberikan informasi yang kuat, namun sayangnya, banyak metabolit
penting tidak terwakili dalam spektrum MR otak. DNA, RNA, kebanyakan
protein, enzim, dan fosfolipid hilang. Beberapa neurotransmitter, seperti
asetilkolin, dopamin, dan serotonin, tidak ada. Konsentrasi mereka terlalu
rendah, atau molekulnya tidak terlihat oleh MRS.
Spektrum MR normal yang diperoleh dari materi abu-abu dan materi putih
ditunjukkan di sebelah kanan. Metabolit yang dominan, yang ditampilkan
dari kanan ke kiri, adalah NAA, creatine, choline, dan myo-inositol.
Perbedaan utama antara dua spektrum adalah materi abu-abu memiliki lebih
banyak creatine. Sudut Hunter adalah garis yang terbentuk oleh metabolit
pada spektrum materi putih. Cara umum untuk menganalisis spektrum klinis
adalah dengan melihat rasio metabolit, yaitu NAA / Cr, NAA / Cho, dan
Cho / Cr. Nilai normal dan abnormal ditunjukkan pada tabel.

Spektroskopi multi-voxel paling baik untuk mendeteksi infiltrasi sel


ganas di luar margin pertumbuhan tumor. Khususnya pada kasus glioma
serebral, kadar kolin yang meningkat sering terdeteksi di daerah otak
edematous di luar massa yang meningkatkan. Akhirnya, MRS dapat
mengarahkan ahli bedah ke bagian tumor metabolik yang paling aktif secara
metabolik untuk mendapatkan penilaian yang akurat mengenai keganasan
tersebut.
Meskipun spektroskopi MR tidak terlalu sensitif untuk mendeteksi
penyakit Alzheimer dini, seiring perkembangan penyakit, spektrumnya
menjadi tidak normal. Secara khusus, dengan penyakit lanjut NAA
berkurang dan myo-inositol menjadi meningkat. Karena MRS benar-benar
tidak invasif dan mudah didapat, myo-inositol bisa menjadi penanda penting
untuk menilai terapi baru untuk gangguan yang menghancurkan ini. Myo-
inositol juga meningkat pada sindrom Down, demensia yang terjadi pada
masa kanak-kanak dan secara patogenetik mirip dengan penyakit
Alzheimer. Di sisi lain, myo-inositol tidak meningkat pada demensia
dewasa lainnya, jadi ini adalah penanda yang membantu membedakan
penyakit Alzheimer dari penyebab demensia lainnya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai