Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktek Lapang Terpadu PSP 2018

LAPORAN TINGKAH LAKU IKAN PADA ALAT PENGOPERASIAN PURSE SINE


DI DESA SIDDO, KECAMATAN SOPPENG RIAJA, KABUPATEN BARRU,
PROVINSI SULAWESI SELATAN

ANDI TENRI FADA M

L231 16 514

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga penyusun dapat diberikan kesempatan dan kemudahan dalam

rangka menyusun laporan praktik lapang “Tingkah Laku Ikan ” yang berlokasi di Desa Siddo,

Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan.

Melalui kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, baik selama praktik lapang maupun dalam penyusunan
laporan. Meskipun penyusun berharap isi dari laporan praktek lapang ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun manusia tak luput dari kesalahan.

Kritik dan saran yang membangun tetap dibutuhkan dari semua pihak . untuk
memperbaiki laporan ini kedepannya agar lebih sempurna dan atas perhatiannya penulis
ucapankan terima kasih yang sebesar-besarnya

Makassar, 25 April 2018

Andi Tenri Fada M


DAFTAR ISI

Nomor Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ I

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................

B. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................

BAB II. METODE PRAKTIK

A. Waktu dan Tempat .........................................................................

B. Alat dan Kegunaan .........................................................................

C. Teknik Pengambilan Data ...............................................................

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi ...............................................................


B. Deskripsi Alat Tangkap ...................................................................
BAB IV. PENUTUP

A. Ringkasan ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL

I
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingkah laku ikan adalah adaptasi tubuh ikan terhadap pengaruh lingkungan

internal dan eksternal. Yang termasuk pengaruh lingkungan eksternal adalah

oksigen, cahaya, salinitas dan faktor lingkungan lainnya. Yang termasuk faktor

internal adalah kematangan gonad, pertumbuhan (Baskoro, 2011).

Ikan sebagaimana jenis hewan lainnya mempunyai kemampuan untuk dapat

melihat pada waktu siang hari yang berkekuatan penerangan beberapa ribu luk

hingga pada keadaan yang hampir gelap sekalipun. Struktur retina maka ikan yang

berisi reseptor dan indera penglihatan sangat bervariasi untuk jenis ikan yang

berbeda (Suryansyah, 2001).

Mempelajari tingkah laku ikan sangat penting terutama bagi penangkapan

dan budidaya. Di bidang budidaya dapat diaplikasikan pada pemberian pakan dan

pemijahan Sedangkan di bidang penangkapan, tingkah laku ikan digunakan untuk

menentukan efektifitas alat tangkap, khususnya alat tangkap purse seine (Fujaya,

2008).

Sejak diperkenalkan pada tahun 1972, purse seine telah menggeser alat

tangkap lain dan menjadi alat tangkap utama dalam menangkap Ikan Cakalang

(Katsuwonus pelamis). Penangkapan ikan mengalami peningkatan yang sangat

drastis dan terus menguras sumberdaya yang ada. Sejak mekanisasi, modernisasi

dan penggunaan inputan dari pabrik yang menggantikan alat dan bahan tradisional,

perikanan purse seine menunjukkan kecenderungan peningkatan penggunaannya

dari tahun-ke tahun (Berkes et al., 2001).

Kegiatan praktik lapang ini dilakukan dengan menggunakan alat tangkap

purse seine atau juga biasa disebut pukat cincin. Nelayan di Desa Siddo Kecamatan

Soppeng Riaja sebagian besar menggunakan alat tangkap purse seine. Proses

pengoperasian alat tangkap purse seine di Desa Siddo ini sama seperti

pengoperasian purse seine di daerah lain dan dari segi konstruksinya juga tidak jauh
berbeda. Kegiatan praktik lapang ini dilakukan agar dapat mengetahui bagaimana

tingkah laku ikan secara langsung dilapangan.

B. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dan kegunaanya adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkah laku ikan pada alat tangkap purse seine

2. Untuk mengetahui komposisi jenis hasi l tangkapan purse seine.

Adapun kegunaan
III. METODE PRAKTIK

A. Waktu dan tempat

Praktik lapang Tingkah Laku Penangkapan Ikan dilaksanakan pada tanggal 20 April

2018 sampai 22 April 2018 di Desa Siddo, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru,

Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Alat dan kegunaan

Alat yang digunakan pada praktek lapang ini yaitu:

1. Mistar ukur untuk mengukur panjang ikan hasil tangkapan.

2. Alat tulis menulis untuk mencatat segala hal yang berhubungan dengan tingkah laku ikan.

3. Papan pengalas sebagai pengalas alat tulis menulis.

4. GPS untuk mengetahui posisi atau titik koordinat fishing ground dimana kapal purse

seine melakukan penangkapan.

5. Kamera untuk mendokumentasikan segala yang berhubungan dengan tingkah laku ikan.

C. Metode praktek

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengambilan data di lapangan secara langsung. Tahap-

tahap pengambilan data yang dilakukan dalam praktek lapang tingkah laku ikan, yaitu:

a. Menyiapkan Alat dan Bahan.

b. Menuju tempat di laksanakannya praktik lapang.

c. Melakukan wawancara terhadap nelayan mengenai komponen dari alat tangkap.

d. Mengamati komposisi hasil tangkapan dan jenis ikan yang tertangkap.

e. Mengambil gambar jenis ikan dan tingkah laku ikan menggunakan kamera.

f. Mencatat hasil yang diperoleh.


2. Wawancara

Wawancara yaitu untuk melengkapi data yang dibutuhkan mahasiswa serta untuk

mengisi kuisioner yang dibagikan sebelum praktek lapang. Praktikan melakukan wawacara

langsung dengan nelayan mengenai tingkah laku ikan pada kapal purse seine

3. Studi Literatur

Studi literatur merupakan cara untuk membandingkan atau melengkapi segala

kekurangan yang ada pada kunjungan praktek lapangan dengan literatur yang digunakan.

Dalam hal ini literatur yang dimaksud berkaitan dengan tingkah laku ikan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi


Barru adalah salah satu kabupaten di Indonesia bagian tengah Provinsi
Sulawesi Selatan Kotamadya Makassar, Barru sendiri terletak sebelah utara Makassar
± 70 KM, sebelah utara Barru berbatasan dengan Kotamadya Pare-Pare, sebelah timur
berbatasan dengan Kab. Soppeng dan Kab. Bone. Barru memiliki desa yang bernama
Desa Siddo. Siddo adalah desa di Kecamatan Soppeng Riaja, Barru, Sulawesi Selatan,
Indonesia. Barru terdiri dari daratan ; sawah, kebun, gunung, hutan, empang, padang
rumput, gunung bebatuan. Lautan ; sebagai tempat pencaharian masyarakat pesisir.

B. Deskripsi Alat Tangkap


Saat ini alat tangkap purse seine telah menjadi salah satu alat tangkap yang
berkembang pada penangkapan ikan pelagis dalam skala besar dan dapat digunakan
pada perairan yang jauh dari garis pantai. Berdasarkan standar klasifikasi alat
penangkap perikanan laut Von Brandt (1968) menyatakan bahwa purse seine atau lebih
dikenal dengan nama pukat cincin termasuk ke dalam klasifikasi surrounding net. Purse
seine merupakan alat tangkap yang lebih efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis
kecil disekitar permukaan air (Silitonga, 2016).
Purse seine atau pukat cincin merupakan salah satu alat tangkap yang banyak
digunakan di dunia. Hal ini dikarenakan dalam satu kali pengangkatan hasil tangkapan
dapat mendapatkan jumlah yang banyak. Di Indonesia, jenis alat tangkap yang memiliki
konstruksi hampir sama antara lain : pukat langgar, pukat senangin, gae dan giob
(Winugroho,2006).
Cara pengoperasian alat tangkap purse seine adalah dengan melingkari dan
menutupi bagian bawah jaring. Setelah jaring dilingkarkan dan tali kolor ditarik, maka
alat ini membentuk kantong besar sehingga ikan-ikan terkurung didalamnya (Ditjen
Perikanan, 1991).
Adapun komponen penunjang pada Alat Tangkap Purse seine (Silitonga dkk, 2016) :
a. Tali Ris Atas
Berdasarkan pengamatan dilapangan diketahui bahwa tali ris atas pada purse seine
yang menjadi sampel memiliki panjang 420 meter dengan diameter 15 mm, arah
pintalan Z (pintalan kiri), dan menggunakan bahan Polyethylene (PE). Untuk
menghubungkan tali ris atas dengan srampatan tidak menggunakan tali tambahan
melainkan langsung dihubungkan dengan tali dari srampatan tersebut.
b. Srampatan (Selvedge)
Srampatan yang digunakan pada purse seine ini memiliki panjang 400 meter dengan
dalam 25 mata, pintalan kiri (Z), ukuran mesh size 40 mm yang terbuat dari bahan PE.
c. Tali Ris Bawah
Tali ris bawah memiliki panjang 425 meter dengan diameter 10 mm, arah pintalan Z,
dan terbuat dari bahan PE.
d. Tali Pemberat (Sinker line)
Tali pemberat yang dijadikan sampel memiliki bentuk dan ukuran yang sama dengan
tali ris bawah dimana panjangnya 425 meter dengan diameter 10 mm, arah pintalan Z,
dan terbuat dari bahan PE.
g. Tali Cincin (Ring line)
Tali cincin pada alat tangkap purse seine ini memiliki panjang 30 cm dengan
diameter 10 mm, arah pintalan Z, dan terbuat dari bahan PE.
h. Tali Kerut (Purse line)
Panjang tali kerut yang digunakan adalah 480 meter, memiliki diameter 47 mm dan
terbuat dari bahan cotton dengan menggunakan pintalan braided (anyaman). Tali kerut
berfungsi untuk mengumpulkan cincin pada saat hauling sehingga bagian bawah jaring
tertutup dan ikan tidak dapat lolos dari bawah. Pengukuran pada komponen tali dari
segi panjang, diameter, jenis bahan dan pintalan yang digunakan dapat dilihat pada
Tabel 3. Tabel 3. Pengukuran jenis tali No Komponen tali Ø (mm) Jenis bahan Panjang
(m) Pintalan 1 Tali ris atas 15 PE 420 Z 2 Tali pelampung 15 PE 420 Z 3 Tali ris bawah
10 PE 425 Z 4 Tali pemberat 10 PE 425 Z 5 Tali cincin 10 PE 0,3 Z 6 Tali kerut 47
cotton 480 –
i. Pelampung (Float)
Pelampung yang digunakan oleh nelayan pada alat tangkap ini terbuat dari bahan
styrofoam dengan panjang 170 mm, diameter rongga 30 mm, diameter luar 120 mm dan
berjumlah 1000 buah pelampung.
j. Pemberat (Sinker)
Pemberat pada alat tangkap purse seine yang menjadi sampel memiliki panjang 55
mm, diameter rongga 12 mm, diameter luar 30 mm dan berjumlah 1500 buah yang
terbuat dari bahan timah hitam/ploombom (Pb).
k. Cincin (Ring)
Cincin yang digunakan pada alat tangkap purse seine yang menjadi sampel terbuat
dari bahan besi putih dengan ukuran diameter rongga 220 mm, diameter luar 260 mm
dengan ketebalan 16 mm, dan berjumlah 105 buah.
C. Teknik Pengoprasian Pada Purse Seine
Pengoperasian alat tangkap purse seine dapat dilakukan pada siang maupun malam
hari, namun biasanya banyak dioperasikan pada malam hari karena ikan relatif tidak
bergerak cepat dan lebih mudah dikumpulkan dengan media lampu (Maulana, 2010 ).
Pengoperasian alat tangkap ini, pada dasarnya terdiri dari 2 tahapan kegiatan yang
meliputi penurunan alat tangkap (shooting) dan pengangkatan alat tangkap (hauling).
1. Penurunan Alat Tangkap (S h o o t i n g )
Menurut Tomasila dan Usemahu (2004), hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pelingkaran purse seine yaitu : Arah pelingkaran alat, kedudukan alat dan gerombolan
ikan terhadap kapal penangkap. Pada waktu pelingkaran alat untuk mengepung
gerombolan ikan perlu diperhatikan faktor-faktor berikut : arah angin, arah arus, arah
gerombolan ikan, dan arah datang sinar matahari.
2. Pengangkatan Alat Tangkap (H a u l i n g )
Kegiatan ini terbagi dalam 2 kegiatan utama, yaitu penarikan tali kolor dan penarikan
isi jaring. Dalam penarikan jaring, hal-hal yang harus diperhatikan yaitu (Tomasila dan
Usemahu (2004) :
a. Setelah tali kerut tertarik semua, maka sedikit demi sedikit bagian-
bagian jaring dinaikkan ke ataskapal yang dimulai dari ujung-ujung sayap.
b. Setelah sebagian jaring dinaikkanke atas kapal, ikan-ikan yangterkurung dapat
langsung diambilatau dinaikkan ke atas kapal dengan menggunakan serok
atautanggok.-
c. Kemudian jaring dapat dinaikkanke atas kapal sambil disusun ditempat yang telah
ditentukanseperti pada waktu mulai operasidengan tujuan agar jaring langsungdapat
langsung dipergunakanuntuk operasi berikutnya.

D. Hubungan Arah Gerombolan Ikan Pada Saat Hauling

1. Grafik Hubungan Antara Mata Angin Dan Waktu Hauling

2. Buat Ilustrasi Arah Gerombolan Ikan Dan Bagaimana Cara Nelayan Melingkari

Gerombolan Ikan

E. Hubungan Antara Besarnya Gerombolan Ikan Dengan Hasil Tangkapan

F. Hubungan Antara Riak Gerombolan Ikan Dan Jenis Ikan


G. Komposisi Jenis Hasil Tangkapan

Kj= ni/n x100% ni=jumlah spesies

n= jumlah total hasil tangkapan

Anda mungkin juga menyukai