Anda di halaman 1dari 122

BAB I

TALI DAN PEMAKAIANNYA DI KAPAL

Pada zaman kapal layar dahulu, tali temali adalah dasar pengetahuan yang harus diketahui oleh tiap-tiap
anak buah kapal layar karena banyak berhubungan dengan keselamatan kapal dan keselamatan jiwanya
sendiri.

Hal ini disebabkan karena dengan ikatan yang sederhana saja dan cepat para pelaut dapat mengikat
maupun melepaskan suatu ikatan dimana bila pengetahuan ini tidak diketahui akan ada kemacetan
dalam ikatan tali menali sehingga untuk kapal layar dapat terjadi bahaya dalam olah geraknya.

Juga untuk naik turun ke tiang layar diperlukan tangga-tangga dari tali serta untuk mengikat dirinya
sendiri pada tiang layar bilamana sedangbekerja diperlukan pengetahuan tentang tali menali. Lama
kelamaan pengetahuan tali menali berkembang sehingga terjadi tali-tali hiasan maupun simpul-simpul.

Jenis-jenis tali yang terdapat di kapal :


1. Manila
2. Nylon
3. Sisal
4. Coir atau serabut kelapa
5. Hemp atau hennep
6. Jute
7. Flax
8. Cotton
9. Polyester
10. Polypropylene
11. Polythene
12. Terylene

Tali Manila :
Tali manila atau abaca atau musa textilis adalah tali yang terbaik untuk dikapal sehari-hari dalam kapal
dan terbuat dari serat abaca dari tanaman termasuk kelompok pisang dan banyak terdapat di Pilipina.
Sebagai tali ia licin, mengkilap, kuat, lentur, tahan lama dan mudah digunakan selain tahan terhadap air
laut.
Tali manila dapat merenggang lebih kurang 25% dari panjangnya.
Tali manila dengan keliling 6 inci atau diameter 2 inci mempunyai daya tahan 16 ton.
Tali Nylon:
Tali nylon adalah yang terkuat namun juga yang termahal dari tali-tali yang dipergunakan diatas kapal.
Telah terbukti bahwa tali nylon 6,5" sama kekuatannya dengan tali manila 10" dan lebih tahan 15 kali
daripada tali manila dalam keadaan yang sama pemakaiannya. Harganya lebih mahal 5x dari tali manila.
Dapat merenggang 10% dari panjangnya. Nylon termasuk dalam kelompok serat sintetis.
Tali nylon mempunyai sifat licin, enteng dan tahan terhadap gesekan. Juga tahan terhadap air laut
namun tidak tahan terhadap asam-asam kimia semacam acid dan alkali.
Karena licinnya maka bila membuat mata dari tali nylon diperlukan masuk dalam untai-untainya paling
sedikit 4x bahkan lebih baik 6x. Tali nylon banyak dipakai juga sebagai buntut atau ujung tros dari kawat
untuk menyandarkan kapal karena lebih enteng dan tahan terhadap tegangan. Biasanya ujung ini
panjangnya 6 fathom atau 6 x 1,83 meter. Ukuran standar dari tali dalam perdagangan adalah fathom.
Untuk panjang tali di Inggris adalah 120 fathom sedangkan di Amerika mempunyai ukuran panjang 200
fathom. Di negara-negara Eropa maupun Asia dimana berlaku sistem metrik panjang tali dalam
perdagangan adalah 220 meter. Namun harap diingat bahwa 220 meter adalah sama panjang dengan
120 fathon.

Tali Sisal:
Tali sisal atau agave sisalana terbuat dari serat-serat daun Aloe yang termasuk dalam kelompok keluarga
nanas. Banyak terdapat di Jawa dan Afrika Timur.
Termasuk juga tali yang kuat dan kekuatan dari tali sisal yang baik hampir sama kekuatannya dengan tali
manila yang kwalitet sedang. Warnanya putih bersih namun tidak licin.
Bilamana sudah beberapa kali dipakai akan keluar serat-serat serabutnya sehingga mengganggu
bilamana dipegang dengan tangan terbuka.
Bila terkena air lebih menggelembung daripada tali manila. Kekuatan tali sisal yang mempunyai keliling 6
inci adalah antara 9 s/d 13 ton. Bila dapat memilih maka untuk kapal lebih baik mempergunakan tali
manila.

Coir atau tali serabut kelapa:


Terbuat dari serat-serat serabut kelapa dan benangnya diimpor dari India dan Sri Langka.
Serat-serat tersebut sebelumnya direndam dalam air untuk waktu yang lama baru kemudian dibuat
benang oleh penduduk dan benangnya kemudian di ekspor.
Tali serabut kelapa sangat lentur, berwarna merah dan sangat mudah mengapung.
Terutama dipakai sebagai tali gandeng di pelabuhan dan ukurannya bervariasi antara 16 s/d 22 inci
dalam kelilingnya.
Biasanya berputar air atau berputar kabel yaitu tali yang terdiri dari tiga untai tapi tiap-tiap untai terdiri
dari untaian tiga kali. Secara umum beratnya setengah dari tali manila dan kekuatannya hanya seper-
enam dari kekuatan tali manila yang sama ukurannya.
Mempunyai daya lentur antara 60 s/d 100% dari panjangnya.
Juga ada tali serabut kelapa yang terdiri dari tiga untai biasa dan daya lenturnya hanya 45%.
Biarpun tali serabut kelapa mudah mengapung namun harus dijaga jangan sampai terlalu banyak
meresap air karena dapat tenggelam karenanya. Terutama di perairan yang berkarang hal ini harus
diperhatikan. Tali ini akan mudah menjadi busuk kalau disimpan dalam keadaan basah.
Tali hemp:
Hemp yang bernama latin Cannabia Satira berasal dari New Zealand dan St Helena. Karena dari daerah-
daerah ini kwalitasnya kurang baik dipakai untuk inti atau jiwa dari kawat-kawat baja.
Namun hemp yang berasal dari Italia berkualitas baik dan karenanya dipakai untuk tali-tali.
Termasuk tali yang kuat dan kekuatannya melebihi tali manila yang terbaik sebanyak 20% (1 1/5 kali).
Tidak menggelembung bilamana basah tetapi karena mahal maka pemakaiannya di kapal telah
dilampaui oleh tali manila.
Dipakai untuk tali yang melalui blok-blok karena lemasnya.

Tali jute:
Nama latin corchorus dan berasal dari India dan dipakai untuk bahan pembuat karung goni dan juga
sebagai inti dari kawat-kawat baja.
Untuk kawat-kawat baja lebih banyak dipakai hemp karena lebih kuat dari jute.

Flax:
Dipakai untuk benang-benang layar dan terpal. Juga dipakai untuk benang-benang jahit karena tahan
gesekan. Nama latin linum usitatissum.

Tali cotton :
Bahan dari tali cotton atau gossypium atau kapas sering dipakai untuk tali bendera maupun untuk
pegangan tali tangga di gangway-gangway kapal.

Tali polyester, polyproylene, polythene :


Tali-tali ini terbuat dari serat buatan. Untuk polythene dan polypropylene mempunyai keuntungan
bahwa dapat mengambang di air. Ke tiga-tiganya tidak sekuat tali nylon.
Untuk tali polythene kekuatannya sebagai tali adalah antara tali manila dan nylon. Karena mempunyai
daya serap yang kecil maka mudah mengambang.
Sebagai tali sintetis adalah yang paling tepat sebagai pengganti tali serabut kelapa. Titik cair adalah 135°
Celsius dan tali itu akan mengkerut pada suhu yang lebih rengah.
Pada suhu 60° C akan berkerut sebesar 4% dan pada suhu 100° C akan berkerut sebesar 14%.
Tidak terganggu bilamana terkena bahan kimia industri dan bakteri dan tahan terhadap cahaya matahari
dan gesekan-gesekan.
Lebih kuat 7 X daripada tali serat sabut kelapa.
Sebuah tali polythene dengan keliling 6 inci dan berat 262,50 kg per satu coil atau gulungan tali dari 220
meter mempunyai kekuatan daya putus sebesar 20 ton.

Tali Terylene:
Tali terylene seperti tali nylon sering dipakai sebagai ujung-ujung dari kawat-kawat gandengan di kapal.
Juga seperti nylon dan tali-tali sintetis lainnya tahan gesekan. Bila sebelah luar dari tali sintetis luka
terkena gesekan maka serat-serat sintetis akan mengumpul sehingga mencegah melepasnya dari
benang-benang dan serat-serat yang sebelah dalam dari tali itu.
Hal ini berarti bahwa sebelah dalam dari tali sintetis tidak akan berkurang kekuatannya.
Selain itu gesekan-gesekan antara benang-benang, serat dan untai- untai dari tali-tali sintetis tidak
seperti pada tali-tali yang terbuat dari serat-serat alam. Juga tali sintetis tidak mudah terbakar. Karena
titik-titik cairnya rendah maka ujung-ujung dari tali-tali serat buatan dapat disatukan dengan
membakarnya sehingga untuk tali-tali kecil serat sintetis agar tidak terlepas ujung-ujungnya cukup
dibakar dengan api saja dan tidak perlu diikat seperti tali-tali serat alam.
Terylene tidak tahan terhadap asam alkali yang kuat. Tali-tali dari serat buatan bilamana terkena air
kekuatannya tidak berubah namun untuk tali-tali yang terbuat dari serat alam akan berkurang
kekuatannya. Umpama untuk tali manila akan berkurang kekuatannya menjadi 90% dan tali hemp 80%
dari kekuatannya mula-mula.
BAB II
PEMBUATAN TALI

Tali terbuat dari serat-serat tumbuhan-tumbuhan yang panjangnya


antara 60 s/d 150 cm dan langkah-langkah pertama untuk membuatnya
adalah untuk menyisir dan membersihkan serat-serat menjadi serat-
serat halus yang sama panjang dan merupakan kumpulan-kumpulan
pita-pita halus atau tirai.

Tirai-tirai ini kemudian dipintal menjadi satu menjadi benang dan kekuatan putarnya yang membuat
serat-serat ini berkumpul menjadi satu atau karena adanya kekuatan maka ada tahanan antara serat-
serat itu.

Kemudian benang-benang dipintal menjadi satu untuk menjadi sebuah untai. Banyaknya benang untuk
membuat satu untai tergantung dari besarnya tali yang akan dibuat.

Putaran pembuatan untai-untai berlawanan dengan putaran pemintalan pembuat benang-benang. Jadi
bila benang dipintal ke kiri maka untai dipintal kekanan. Tiga atau ampat untai bilamana dipintal menjadi
satu akan menjadi tali dan sesuai dengan arah pintalannya menjadi tali yang berjalan ke arah kiri atau ke
arah kanan.

Arah pemintalan dari tali juga berlawanan dengan arah pemintalan dari untai-untai. Karena kekuatan-
kekuatan yang saling berlawanan dalam pembuatan tali maka akan terjadi hambatan atau gesekan-
gesekan yang menyebabkan serat-serat, benang-benang dan untai-untai berkumpul menjadi satu
didalam tali.

Makin banyak kekuatan pintalan terhadap untai-untai maka makin pendek panjang dari talinya. Makin
lemah pintalan untai-untai maka makin panjang talinya. Dan putaran sedang akan membuat tali
panjangnya menjadi sedang, jadi antara putaran kuat dan putaran lemah panjangnya. Sehingga tali
dikatakan dibuat dengan pintalan pendek atau kuat, pintalan panjang atau lemah dan pintalan sedang.
Jadi pembuatan tali secara ber-urut adalah:
a) Bahan dasar serat dibuat menjadi benang-benang.
b) Benang-benang dipintal menjadi untai-untai.
c) Untai-untai kemudian dipintal menjadi tali.

Sedang jenis pintalan sendiri dibagi dalam beberapa jenis yaitu :

1) Pintalan kuat atau pendek (firm, short lay)


Jenis pintalan ini dinamakan demikian karena kekuatan pintalannya melebihi normal dengan tujuan
untuk menambah kemampuan tali mempertahankan bentuknya meskipun mendapat tegangan dan juga
untuk tahan terhadap air.
Kekenyalan bertambah namun kelenturan dan kekuatan untuk putus berkurang.

2) Pintalan lembek atau panjang (soft, long lay)


Jenis pintalan ini membuat kelenturan dan kekuatan untuk menahan putus bertambah namun
kekenyalannya akan berkurang. Lebih banyak menyerap air dan diperlukan untuk tali-tali di pinggir layar.

3) Pintalan standard (standard lay)


Jenis pintalan dimana sesuai pengalaman merupakan pintalan yang terbaik dimana kelenturan,
kekuatan dan kemampuannya adalah yang terbaik untuk pekerjaan sehari-hari.

Jarak diantara tali pada untai yang sama pada satu sisi dinamakan mulut dari tali. Bila mulutnya kecil
tentunya pintalannya lebih kuat.
Juga hal yang sama dapat dilihat pada sudut pintalan. Yang dinamakan sudut pintalan adalah sudut yang
terjadi antara arah untai dan arah tali itu sendiri. Makin besar sudut pintalan maka makin keras
pintalannya. Sudut pintalan merupakan salah satu syarat untuk menentukan bagaimana sebuah tali
harus dibuat. Dalam bahaga Inggris dinamakan angle of lay.

Jenis arah pintalan terbagi dalam:


a) Pintalan ke kanan dan dimaksud bahwa untaian dari tali berputar ke arah kanan bilamana dilihat dari
arah belakang tali ke depan.
Juga dinamakan putaran Z (Z-twist).
b) Pintalan ke kiri dan dimaksud bahwa untaian dari tali berputar ke arah kiri bila dilihat dari arah
belakang tali ke depan jadi berlawanan dengan arah jarum jam.
Juga dinamakan putaran S (S-twist).

Untuk tali berputar ke kanan, para pelaut menamakan tali berputar tambang atau hawser lay.
Namun untuk menghindari salah pengertian lebih baik dinamakan putaran normal atau biasa yang
terdiri dari untai-untai tiga buah yang berputar ke arah kanan. Juga demikian untuk tali yang berputar ke
kiri.
Tali yang terdiri dari untai-untai ampat buah dinamakan pintalan laberang (shroud lay) dimana empat
untainya mengelilingi inti atau jiwa dari tali yang terbuat dari bahan hemp atau serabut kelapa.

Putaran laberang ada yang berputar ke kanan dan ada yang ke kiri.

Ada juga tali yang dinamakan pintalan air atau water-lay. Pintalan ini terdiri dari tiga untaian akan tetapi
tiap-tiap untaian terdiri dari tiga buah tali kecil yang dipintal menjadi satu.

Biasanya berputar ke kiri. Banyak dipakai untuk ujung dari kawat-kawat


gandeng karena daya lenturnya. Arah pintalannya disesuaikan dengan arah
pintalan dari kawat yang biasanya ke arah kanan.
Berat pintalan air kurang dari tali pintalan biasa dan kekuatannya juga
berkurang banyak.
Pintalan yang tidak dapat kusut (unkinkable lay) adalah pintalan untuk tali
sekoci penolong yang diperlukan untuk kapal-kapal yang masih memakai
tali untuk menurunkan atau menaikkan sekoci- sekocinya.
Tali ini adalah pintalan normal dimana benang-benangnya berputar ke arah yang sama dengan
untaiannya sehingga kemungkinan kusut sedikit. Karelia sekoci-sekocinyaJturun dengan blok-blok
sehingga kemungkinan kusut di blok-blok sedikit.

Sudut pintalan:
Sudut pintalan untuk tali-tali ditentukan besarnya untuk menjaga mutunya. Umpama untuk pintalan
tambang tidak kurang dari 37° dan untuk pintalan laberang tidak kurang dari 39°.
Dan untuk pintalan air tidak kurang dari 37° dan sudut pintalan untuk tali-tali kecil yang merupakan
untainya tidak kurang dari 31°.

Kekuatan benang dari tali manila:


Sebelum dibuat tali maka tiap-tiap pintalan benang yang akan dibuat untai harus diuji coba kekuatannya
untuk melihat kekuatan putusnya. Kekuatan putus rata-rata untuk tiap benang harus:
Grade I : "Special" untuk kekuatan rata-rata putus sebesar 250 lbs atau 113,25 kg.
Grade II : "Standard" untuk kekuatan rata-rata putus sebesar 210 lbs atau 95 kg.
Grade III : "Merchant" untuk kekuatan rata-rata putus sebesar 185 lbs atau 83 kg.

Dan kekuatan rata-rata dari benang-benang yang membuat untai dari 24 benang tidak boleh kurang dari
95 kg tiap benang.

Tali-tali biasanya dilenturi minyak untuk menjaga daya tahannya terhadap air. Namun disamping itu
untuk mengurangi gesekan- gesekan didalamnya terutama bilamana terhadap tali terkena beban maka
benang-benang dan untai-untai saling menggosok sesamanya.

Untuk itu maka kepada serat-seratnya dari tali didalam pembuatan diberi minyak untuk melemaskan
dan meminyaki serat-serat.
Dalam bahasa Inggris dinamakan "oilspun" atau dipintal minyak.

Pembahagian mutu dari tali manila:


Pembahagian mutu dari tali manila sesuai dengan British Standard ditetapkan sebagai berikut:
Grade I : "Special" untuk tali sebesar 3" kelilingnya harus mempunyai beban putus sebesar 4,5 ton.
Grade II : "Standard" untuk tali sebesar 3" kelilingnya harus mempunyai beban putus sebesar 4 ton.
Grade III : "Merchant" untuk tali sebesar 3" kelilingnya harus mempunyai beban putus sebesar 3,5 ton.

Dan untuk menandai mutu dari tali manila maka juga sesuai dengan peraturan "British Standard" untuk
tali-tali yang lebih besar dari keliling 2 inci dibuat tanda mutu:
Grade I : masing-masing dari tiga untainya ada benang hitam.
Grade II : di dua untainya ada benang hitam.
Grade III : di satu untainya ada benang hitam.

Peraturan ini hanya untuk tali manila saja sedangkan untuk tali sisal "British Standard" hanya
mempunyai satu penilaian saja yaitu "standard". Untuk itu di satu untainya ditandai dengan benang
merah untuk tali-tali sisal yang lebih besar dari 2 inci kelilingnya.
Tali-tali lain yang ditandai sesuai dengan mutu dari "British Standard" adalah tali hemp dan tali serat
sabut kelapa.
Untuk tali hemp ditandai dengan satu benang merah di tiap-tiap untainya. Untuk tanda di talinya tidak
ada pembatasan besar.
Tali serabut kelapa ditandai dengan satu benang kuning di salah satu untainya dan di supplay dalam
gulungan tali yang 220 meter.

Rumus-rumus kekuatan tali:


Untuk menjamin kekuatan tali dalam pemakaian sehari-hari maka dibuatlah beberapa rumus yang
dibagi dalam beban keamanan atau safe working load dan juga kekuatan putusnya atau breaking load.

Sesuai dengan peraturan sesuai standard Inggris adalah:

Namun rumus yang dipakai oleh "British Admiralty" adalah:


Sedangkan untuk beban putus dipakai rumus:

untuk tali-tali yang putus sebelum mencapai beban ini artinya tidak memenuhi syarat "British Standar"
Beban tali untuk pekerjaan sehari-hari janganlah melampaui 20% dari beban putus untuk menjaga
keamanan.

Kadang-kadang di kapal kami mengetahui berat dari suatu benda yang akan diangkat dan untuk
mengetahui keliling dari tali agar dapat diangkat dengan aman dipakai rumus:

Ukuran aman keliling paling kecil dari tali = V 7 B


B = beban dalam ton

Pengalaman menunjukkan bahwa bilamana ukuran dari tali bertambah, kekuatannya tidak sebanding
lurus dengan penambahan besarnya melainkan akan berkurang.

Kekuatan dari tali-tali, meskipun yang terbaik sekalipun kekuatannya sangat tergantung dari mutu
pembuatan, umurnya, cara menyimpannya dan juga cara menggulungnya dan telah beberapa kali
terkena beban berat.
BAB III
MEMPERGUNAKAN TALI

Pengawetan tali-tali dengan ter :


Untuk mengawetkan tali-tali terhadap cuaca atau yang akan direndam lama kedalam air dilumuri
dengan minyak hitam atau tar.

Tar itu serupa seperti di Indonesia digunakan untuk melumuri kayu-kayu di bangunan rumah atas untuk
menghindari kerusakan oleh rayap-rayap. Untuk tali, minyak yang hampir serupa dinamakan "Archangel
tar" dan dengan memberi ini maka berat tali akan bertambah 5% sedangkan kekuatannya akan
berkurang dari 7 s/d 12,5%.

Namun demikian kekuatan tali di umur akan jauh lebih lama. Untuk pemakaian tali di kapal maka pihak
kapal dapat meminta kepada pabrik pembuatan tali dengan tambahan beaya sedikit agar tali dapat
dibuat kedap air.

Umur dari tali akan diPerpanjang dengan cara "waterproofing" ini dan ini tidak akan mempengaruhi
berat
maupun kekuatan dari tali itu. Tapi biasanya tali yang di-supply telah dilenturi dengan minyak.

Membongkar gulungan tali baru:


Bilamana kami hendak memakai tali baru maka harus dikeluarkan dahulu dari gulungannya atau coilnya.

Dan bilamana tidak diketahui caranya akan sering menyebabkan bahwa tali menjadi kusut,dan untuk tali
tros atau yang besar ukurannya akan memerlukan waktu seharian penuh untuk
melaksanakannya.

Untuk tali yang berputar ke arah kanan kami letakkan gulungan tali ditempat yang
datar dengan arah gulungan berputar ke arah kiri jadi berlawanan dengan putaran
tali kanan. Sesudah itu kami mengambil ujung tali dari sebelah dalam dan
meletakkan di atas dek kapal dengan berputar ke kanan.

Dengan cara ini maka tali tidak menjadi kusut. Untuk tali yang berputar ke kiri kita
melaksanakan sebaliknya.

Namun hal ini hanya berlaku untuk mengeluarkan tali dari gulungan baru.
Semua tali-tali bilamana ditaruh diatas dek harus diletakkan atau diputar sesuai
dengan arah putar untai-untai dari pada tali.

Bilamana untainya berputar ke kiri maka menggulungnya juga harus ke arah kiri
jadi berlawanan dengan arah jarum jam.

Bilamana tidak maka selain susah menggulungnya maka pintalan dari untai-
untai dapat menjadi renggang sehingga dengan demikian akan mengurangi kekuatan dari tali itu sendiri.
Demikian juga bilamana kita meletakkan tali di atas kepala winch harus sesuai dengan putaran winch
sewaktu menghibob.

Menggulung tali adalah pekerjaan yang akan berulang-ulang kali dilakukan di kapal dan dengan ini
dimaksud agar tali maupun kawat baja akan segeredapat dipakai bilamana diperlukan.

Menggulung dengan cara salah juga akan membuat tali itu mudah kusut. Tali yang lebih besar
ukurannya tentunya akan lebih besar pula lubang gulungannya.

Jika tros atau kawat dipersiapkan untuk di aria maka, dipersiapkan agar gulungan tersusun dengan rapi
dan berdekatan tempat di tali, keluar kapal sehingga keluarnya tali dari kapal tidak mengalami
hambatan dan dapat berjalan dengan cepat.

Untuk tali kawat sesuai dengan pintalannya juga digulung kiri atau kanan namun disebabkan oleh
kekakuannya bila hal tersebut susah dilaksanakan maka kita menggulung sesuai angka 8 (delapan).

Cara mengikat tali atau tali kawat di kapal:


Sebuah dadung akan diikat pada bolder atau tunggak penambat kapal di atas geladak kapal maupun
kepada sebuah kaitan tupai-tupai dengan susunan tali atau kawat sesuai angka delapan.

Banyaknya gulungan angka delapan tergantung kepada ke kuatan yang akan


dialami oleh tali atau kawat itu, jadi pada kekuatan tarikan.

Namun biasanya untuk dadung sebanyak empat kali dan untuk kawat enam
kali sudah dianggap cukup untuk kekuatan tarikan.

Untuk gulungan yang terakhir lebih baik dilaksanakan dengan gulungan


terbalik. Pada waktu mengikat ke atas tonggak pengikat terutama untuk kawat baja harus diikat ikatan
delapannya agar tidak mudah lepas.

Untuk kawat baja dipergunakan stopper dari rantai. Dibelit satu kali pada
kawat dan diputar sesuai jalan dari untai kawat. Ada pula yang
menggunakan dua belitan dengan jarak baru rantainya diputar sesuai
dengan arah jalan dari untai-untai kawat.

Cara ini dapat juga dilaksanakan meskipun dalam membukanya bilamana


kawat sudah dibelit pada tonggak pengikat kadang-kadang akan
mendapat kesukaran dalam cara membukanya.
Untuk menstoppor tros atau dadung kami menggunakan tali yang lebih kecil atau pintalan tali. Untuk
menstoppor maka jalan dari tali stoppor jalannya berlawanan dengan jalannya arah dari untai-untai tali
sehingga dengan ini maka stoppor akan lebih keras menggigit.

Orang yang menstoppor demi keamanannya lebih balk berdiri di luar


lengkungan dari kawat. atau tros yang mengarah ke tonggak pengikat. Seperti
pada kawat maka pada tali juga dapat digunakan stopper dengan
menggunakan dua belitan pada tros atau dadung.

Untuk ini maka stoppor dapat mengikuti jalan dari untai-untai dengan tidak mengurangi kuatnya gigitan
stoppor tali pada dadung.

Seperti terlihat pada gambar maka pada (1) dimulai dengan lilitan pertama dan pada (2) adalah lilitan
kedua yang dibuat antara lilitan pertama dengan tali.

Pada (3) dengan melalui bawah tali lalu dikeluarkan lagi, dan ujungnya dipegang
oleh seorang sambil menunggu dadung dipindahkan dari kepala winch dan
dibelitkan ke tonggak pengikat.

Setelah selesai dibelit pada tonggak pengikat baru stoppor dilepas. Tali-tali yang
sedang ukurannya umpama tali bendera atau tali gai-gai diikat pada tupai-tupai
tegak dikapal.

Bilamana talinya pendek dan tidak akan menggantung maka cara mengikat pada tupai-tupai cukup
seperti terlihat pada gambar. Hanya ikatan terakhir pada tupai-tupai harus dibalik agar tidak mudah
terlepas dan setagai kunci pada ikatan angka delapan.

Selain tonggak pengikat maka di kapal juga terdapat sarana-sarana pengikat yang lain seperti contoh
dibawah ini:
Cara mengikat tali pada kapal selain pada tonggak pengikat dan pada tupai-tupai juga dapat
dilaksanakan kepada tanduk pengikat yang dalam bahasa Inggrisnya dinamakan staghorn.

Tanduk pengikat terdapat pada dewi-dewi sekoci pada kapal-kapal dimana tali dari dewi-dewi masih
terbuat dari tali.

Namun sekarang sudah jarang didapat di kapal-kapal besar akan tetapi di kapal-kapal pesiar masih
terdapat.

Contoh pengikatan maupun meng-aria tali sesuai dengan contoh gambar:

Pada tali-tali yang diikat pada tupai-tupai umpama tali bendera atau tali gai-gai yang terlalu panjang
agar tidak terkena air dan supaya rapi kelihatannya harus digulung secara ini:
Bilamana sudah dijahit menjadi s a t u sesuai gambar (l), (2), (3) dan (4) m a b tali
p n g k a l setelah dilepas dari m a t a blok ditarik terus sehingga tali yang baru telah masuk
semva dikedua blok a t a s d a n ba&ah. ?-.= -
Kemudian jahitan penghubung a n t a r a tali lama dan tali baru dilepas untuk kemudian
menseple~ujung dari tali baru itu ke mata dari blok yang mula-mula sehingga menjadi tali
!
pangkal lagi ~~~,~~!+
7 - 7

Membuat Simpai atau Simpulan:


Yang dinamakan sosok atau simpul dalam kepelautan adalah ikatan dari tali, baik
kepada tali itu sendiri atau tali it,u diikatkan pada sesuatu, umpama pada tiang.
Contoh adalah sosok tiang yarig diikat pada tali itu sendiri, sosok kelat yaitu ikatan
dari d u a buah tali yang berlainan dan sosok pangkal yang rllerupakan ikatan dari tali
kepada sebuah tiang.
Bila ujung tali dianyam pada salah s a t u pangkalnya unt,uk membuat suatu mata tali
dinamakan diseples.

&
& Demikian juga bila d u a ujung tali disambung dengan cara menganyam juga dinamakan
diseples.
Tapi bila ujung tali yang berupa untai-untai dimasukkan kedalam celah-celah untai
ali itu sendiri kami namakan simpni atau simpulnn.

---
-
?hj
,
-,?L

& .-
- ....
-'
. -
. -. .- --.;
.-

,. . . -
i
..' .-
a,--'
I

..
.

- - as.:
~
50
Drtlam bahasa Inggris dinamakan knots dan dalam bahasa Belanda alau J e r ~ n a nknopen
atau knoten. Bentuk simpulan yang palingsederhana adalah untukk me~natikanujung tali
Sang dinamakan simpai dasqr atau bahasa Inggrisnya Crown-knot.
-,QE ?*a& P3z -
Si nlpni dasar:
C a m membuatnya pada tali beruntai tiga adalah meletakkan berturut-turut.
l1nl.ni-untainya diatas untai yang berikut. Sesudah ditarik rata-rata ~ n a k adiseples
1)c'rlurut-turut dalam celah untai- untai.
1,ihnt g a ~ n b a r(11, (21, (31, (41 dan (5).
Simpai timbul:
Ujung tali dilepas sampai + 3 lingkaran sehingga untai-untainya prurai. Untai no.1
seperti terlihat pada gambar dimasukkan di p b a untai no.2 dari bawah hingga timbul ke
atas.
Demikian juga untuk untai no.2 dimasukkan di untai no.3 dan untai no.3 dimasukkan
ke goba untai no. 1.
Sesudah itu ketiga ujungnya ditarik sampai rapat dan untai- untainya setelah dijadikan
satu ujungnya diberi simpul balut. Lihat gambar (I), (2), (31, (4) dan (5).

! j )
( li )
Simpai tirnbul ganda:
Cara membubtnya seperti pada simpai timbul namun tiap-tiap ujung untai dimasukkan
lagi didalam goba untai yang berikut dan memasukkannya juga dari bawah.
Bila untai-untai sudah terkunlpul lagi ditengah maka dipintal lagi menjadi tali dan
diberi simpul balut lagi. Lihat gambar (I), (2) dan (3).
Simpai tupai:
C a r a membuatnya adalah membuat simpai timbul dahulu d a n sesudahnya membuat
simpai dasar. Setelahnya m a k a untai-untainya dimasukkan k k e celah-celah bentuk y a n g
terjadi d a n dibuat a g a r bkrgandengan dengan untai-untai y a n g a d a sehingga kelihatan
menjadi dua-dua berpasangan.
Simpai tupai a t a u man-rope knot dipakai sebagai hiasan diujung tangga a t a u tali
pegangan dari dewi-dewi ke sekoci. Lihat gambar (I), (2), (3) d a n (4).

MENSEPLES TALI:
Untuk membuat s a m b u ~ i g a nyang licin d a n kuat pada tali-tali maka pada t4ung tali,
untai-untainyddibuka d a n d i ~ n a s u k k a nkedalam celah untai-untai y a n g a k a n disambung.
C a r a merigayam ini di dunia perkapalan dinamakan menseples. U n t i ~ kmenseples
sebuah tali denli kekuatannya haruslah teliti d a n rapih. Janganlah karena terburu-buru
maka menseplesnya kurang baik sehingga dapat membahayakan jiwa orang.
Cara rilenseples haruslah diket,ahui oleh tiap pelaut yang bekerja di dek karena ini
adalah sebuah pengetahuan d m a r d a n sebetulnya tidak s u k a r hanya perlu latihan dari
sedikit bimbingan.
Alat-alat y a n g dipergunakan untuk menseples tali adalah pasdool d a n sebuah pisau
yang t a j a ~ n .
Bila mengerjakan untuk permulaan maka ujung-ujung d a r i untai lebih baik diberi
simpul balut dahulu. Yang sering dilakukan di kapal adalah membuat m a t a tali a t a u n ~ a t a
tros d a n menyambung t.ali dengan scples pendek.

M e n s e p l e s mata tali:
Sesuai dengan namanya maka dengan menseples ini dimaksudkan membuat mats di
ujung tali a t a u tros untuk mengikatkan kapal atau sekoci. Untuk mengerjakan ini m a k a
untai-untai d a r i tali atail tros dilepas sebanyak tiga a t a u a m p a t putaran d a n perlu
diperhatikan a g a r untai-utainya tidak berubah bentuk d a n jangan sanlpai benang-
benangnya terurai.
Besar dnri n ~ a t atali ditentukan dari bahagian tali y a n g untai- untainya terurni sampai
d e n p n pangknl tali dimana untai-untainya akan diseples. Pada ganlbar untai-untainya
diberi nomor 1,2dan 3; untai yang no.1 terletak sebelah kiri; no.2 ditengah d a n no.3 terletak
disebelah kanannya. Untai yang ditengah (2) harus terletak sedemikian rupa sehingga bila
terlihat dari atas berada tepat ditengah.

Tangan kiri memegang tali dimana pada ujungnya untai-un4ainya berada dan mata
tali yang akan d i b l a t berada di sebelah kiri dari tangan. Tusuklah pasdocl diantara celah
dua untai dipangkal tali. Pasdool harus ditekan kedalam celah tali atau diantara untai
sedemikian rupa sehingga lubgng yang terbuat cukup besar untuk dimasukkan untai-untai
tali itu sendiri.
Tekanlah Jeinpol tangan kiri ke celah untai yang terbuka, tariklah pasdool keluar dan
masukkan untai no.2 didalam lubang yang dibuat. Memasukkan untai no.2 berlawarlan
dengan arah jalan u n t ~ tali
i yang berputar kekanan.
Untai yang no.2 ditarik sehingga pangkal yang terurai terletak xnelekat pada lubang
yang dibuat.
Kemudian untai 110.2 dimasukkan kedalan celah untai yang berikut yang berada pada
sebelah kanan dari untai yang baru masuk lubang.
akan dibuat.
Untai no.1 kita m a s u m a n keseluruhnya a1 cela&
-
Untuk ini maka mata tali pada goba yang sebelah a t a s diputar ke arah badan kita
sedikit. Dengan cara ini maka akan memudahkan pasdool masuk kedalam celah untai yang

sudah dibuat. Gooa tali diputar


terus kearah kita sehingga akan terletak terbalik (6). Masukkan untai no.3 kedalam celah
yang tersisa dan sesudahnya untai no.3 ditarik rapat sehingga goba yang terbentuk oleh
tali seperti gambar (6). Kemudian dari untai-untainya dimasukkan bergantian dalam
celah-celah untai tali itu berlawanan dengan jalannya putaran tali.
Sesudah masuk sebanyak tiga kali maka benang-benangdari ketiga untai itu dikurangi
lag- kedalam celah-celah untai sebanyak d u a kali sehingga secara keseluruhan untai
dimasukkan lima kali.
Gunanya mengurangi benang ialah agar seplesnya kelihatan ramping. Pada akhirnya
maka s i s - s i s a dari untai diikatkan sesamanya agar seples menjadi kuat (7) atau dipotong.
Tetapi memotongnya jangan terlalu pendek. Untuk memperkuat maka potongan-
potongan benang yang terurai sesudah dipotong agar kelihatan rapih pada tros, sisa-sisa
benang ditutupi dengan sebuah simpul balut. Untuk benangnya dipergunakan tali marlin.
Lihat urutan gambar (I), (24 (S), (4), (5), (6), (7), (8)dan (9).

. -, .
, , 1 , ' 1 .

Seples pendek:
Dengan seples pendek dimaksud untuk menseples menjadi satu dua buah tali atau
menyambung dua buah tali dengan menseples.
-KT-- ----------

. ,.*>.-:. 55
.

,F. -
-
---,,

,.,'j.
L*:
, .

<4-.<M2
.
,*-+!?'- .:
- ,
.
f.
.

A -..-
>.y,. .
->.
Untuk melaksanakan ini maka tiap-tiap ujung tali yang a k a n disambung dibuka
untai-untainya sebanyak tiga atau ampat putaran dan dimulai dengan tali yang sebelah
kiri untuk mulai mengawinkan un$i-untai tali kiri dengan untai-untai h i yang kanan.
Yang dimaksud dengan ~nengawinkanadalah tiap-tiap untai dari tali yang sebelah kiri
terjepit oleh dua untai dari tali yang di kanan dan juga begitu sebaliknya. Tali kiri dan
kanan diusahakan rapat dengan memegang untai-untai dari tali kanan dengan tangan kiri.
Dari untai-untai tali kiri yalig menjurus ke kanan kit3 ambil yang d i t e n p h dahulu
untuk diseples ke celah-celah untai tali yang ada di kanan dnn masuknya berlawanan
dengan jalannya pu taran tali.
Kemudian disusul d e n e n dua untai dnri tali ltiri yangdi~n~astikkan
kedalam celah-celah
untai sel~elahkanan.
Pilnnlnnn krticn untni-vtlfai dari tali sl.hclnh kiri sudah niasuk scmun, mnltn posisi
1 ;,Ii f I i 1 ~ : t l ik s c ~ l ~ i 1~d ~ c ~ : ~l < . l ~11
i yilI>g tali y;>~ig
~ n~e~l.iaJi
;t ~ ~ b e l i kiri.
th
Iir~niidian utllni-il~ltniny;l di~nasukknn lngi seperti yang s e ~ n u l nd a n kel\l~~(li:ln
scterusnya. Usahakan agar untuk kekuatan s a ~ ~ ~ b u n g a npnda
n ~ , kiri dnn knnn~rtali
untni-untainya masuk sebanyak a ~ i l p a tknli.
Lihat, ganibar (11, (2), (3), (4) dall (5).

Seples panjang:
Caranya j u e s a m a dc~lgilnnicnynnlb\~ngd u a huah tali dengan menyeplesnya namun
Jarang digunakan karena keku:ltnnnya kurang dan banyak makan dnri panjangnya Lali.
Nanlun k e u n t u n g ~ n n y aadalah bn11wn tc?bnl s2mhungannya tidak ada da11tidak kelihntan.
BAB VIII
..
TERPAL DAN CARA MENJAHITNYA / I ,I I] q

Mncam-macam terpai:
Terpal dibuat dari bahan hemp, flax, cotton atau jute d a n juga campuran dhri
bahan-bahan ini.
Mungkin nama terpal atau canvas b e r m 1 dari kata Latin "Cannabis" yang berarti
hemp karena mula-mula memang terpal dibuat dari bahan hemp.
Canvas atau terpal dibuat tahan ~ i dengan
r dua cara:
1) Benang-benang terpal sebelumnya masing-masing diberi bahan pengawet agar tahan
air sebelumnya ditenun menjadi kain terpal.
2) Bahan kain t e r p ~ l e a n gsudah jadi diberi lilin agar kedap air.

Cara yang pertama yang terbaik karena lebih tahan terhadnp panas dan juga bilamana
terpnt dilipat tidak akan berpengaruh terhadap kadhp airnya.
'Ikrpal sesuai dengan kegunaannya dibagi menjadi 7 kelas:
Kelns no. 0 : adalah terpal yang tcrkuat dan dapat dipakai untuk terpal peranginan ke
palka dan lain-lain keperluan lagi dimana diperlukan terpal yang kuat.
Kelns no. 1 : untuk terpal tenda atarl terpal paika.
Kelns no. 2 : untuk tenda, tutup sekoci, tutup winch.
Kelw no. 3 : untuk tenda, tutup sekoci, tutup winch.
Kelns no. 4 : untuk tenda, tutup lubang angin, tutup tirai dan sebagainya.
Kelrr~no. 5 : terpal lembek, biasanya untuk menambal terpal yang ada dan untuk
keperluan serba guna.
Kelas no. 6 : untuk keperluan sama seperti no. 5.

'I\!rpal diberikan dalam lebar 6 meter. digunakan jarum terpal


atau jr~rumlayar dan bernomor 6 s/d 16.
Jlrrurn 6 s/d 13 adalah jarurn besar yang dipakai untuk menjahit t a l i pada terpal.
5111.11111 14s/d 14 '12 dipnkai untuk menjahit atau nlencmbel terpal. Jarum no. 16 adalah
JRrunr ynn
--
slips k w L d a n dipergunakan untuk menjahit bahan terpal yang tipis.
.:~Wq&&f.
&.:-
.& ., -
- - . -
;--,
&a,*- 61
- .1";
BAB TX
TALI KAWAT BAJA

Pengenalan:
Penyialpanan d a n pemeliharaan tali kawat baja adalah penting untulr di kapal
lebih-lebih h r e n a tali kawat baja dipakai untuk berbagai-bagai keperluan di kapal d a n
boleh dikatakan bahwa kapal sekarang tidak mungkin melaksanakan pekerjaan tanpa
adanya tali kawat baja. 'Pali kawat baja dibuat dalain bernlacam-macam ukuran diameternya
d a n bermacam-macam sifat kelenturanrya a t a u flexibility d a n untuk segala keperluan.
Agar kawat baja tahzn lama maka tali kawat baja dalam pemakaian harus:
a) Sesuai dengan ukuran pemakaian baik itu dipakai untuk kerekan maupun untuk
teromol pemust dimana taii kawat haja akan disusun.
b) Kecepatan dari ta!i kawat baja nlelalui s e s u s t ~ ~ .
C) J e n i s pekerjaan y&ng a k a n dilakukan.

Untuk waktu sekarangboleh dikatakan baIxwa pemaknian tali kawat baja telah melebihi
pemakaian d a r i tali serat. Kelenturan dari tali kawat baja terganl;ung d a r i banyaknya
benang-benang baja yang terdapat dalani sebuah untai tali kawat baja.
Lebih banyak benang-benang baja terdapat dalam s a t u untai maka daya lenturnya
juga a k a n lebih besar.
J u g a kelenturan a k a n b e r t a ~ n b a hbilanlana ditalnbah dengan inti atau hati yang terbuat
d a r i serat buatan a t a u alam.
Hati serat biasilnya diberi n ~ i n y a ksehil-rgga bilamana tali kawat baja mendapat beban
m a k a hati s e r a t a k a n mengeluarkan minynknya i ~ n t u knleliildungi keawetan dari kawat
baja .
Tali kawat baja di kapal-kapal pada u m u l ~ ~ r l yberputar
a ke kanansedangi~ntai-untainya
y a n g terdiri dari enam buah mempunyai benang-benang baja y a n g berputar ke a r a h kiri.
J e n i s tali kawat baja ini dinamakan berputar biasa a t a u ordinary lay. Untuk keperluan
kapal adalah jenis tali kawat baja 6/19 d a n dengdn ini dinlaksud bahwa untainya adalah
6 (enam) sedang tiap- tiap urltai n~empunyaibenang-henang baja sebanyak 19 buah.
Enam buah untai itu mcng~lilingihati yang t.erbuat dari bahan s e r a t alam dari jenis
hemp.
Ada juga tali kawat baja yang dinamakan putaran LANG atau Albert lay. Untuk tali
kawat baja putaran Lang maka untai-untai dan benang-benang didalamnya berputar ke
arah yang sama jadi bila untai berpu ke kanan maka benang-benangnya juga berputar
ke kana] - * ' F F.
*
.. b..: " ,

tali kawat berputar ke kanan (biasa) tali kawat berputar Lang ke kanan

Tidak dipakai di kcpal karena benang-benang baja dan untainya berputar ke satu arah
maka tali kawat baja ini tidak mempunyai momen keseimbangan sehingga aka11 terurai
bilamana tidak ada tahanan pada ujungnya. Putarsn Lang biasanya dipakai untuk tali
kawat baja di lift-lift, untuk trem yang ditarik d e ~ g a ntali kawat baja.
Keuntungan dari putaran i a n g ialah baha tali kawat baja ini tidak kusut dan lrnrena
benang-benang baja berputar ke arah yang sama deengan unfainya maka kehausan karena
pemakaian adalah r ~ t sehingga
a bilamana telah lama dipakai akan merupakan batangan
baja yang mengkijap rata. SebaliXnya pada tali katvat, baja yang berputar biasa karena
putaran benahg baja berlawanan dengan untai-untainya maka bilamana sudah dipakai
lama maka ujung-ujungluarnya menjadi haus lebih dahulu sehinggamenimlulkan duri-duri
tajam.
Dalam ha1 ini maka tali kawat baja ini sudah tidak dapat dipakai lagi. Tall kawat baja
untuk keperluan perkapalan dibagi dalam:
1) Tali kawat baja non-flexible atau tidak lentur yang dipakai untuk keperludn
labrang-labrang dan sebagainya.
2) Tali kawat baja flexible atau lentur yang dipakai untuk keperluan derek-derek,
kawat-kawat gandeng, spring-spring kawat dan lain-lam.

Pada tali kawat baja yang tidak lentur me~npunyaibenang-benang baja yang besar
yang tidak saja mempunyai bidang yang besar, tapi juga agar lapisan sengyang rnelapisnya
dapat setebal mungkin.
- 1 . 7 '
. . .t
Tali kawat baja ditandai dengan dua angka.
Angka yang p e r m n a menunjupan banyaknya untai dan angka yang kedua bnnyaknya
benang baja dalam un tai itu.
Gambar (1) : 6 x 7 : 6 untai yang terdiri dari masing-masing 7 benang bajn.
Gambar (2) : 6 x i 2 (12 fibre) : 6 untai dari masing-masing 12 benang baja dan tiap-tiap
untai mempunyai hati dari serat.
Gambar (3) . 6 x 24 (1519 fibre) : 6 untai dari masing-masing 24 benang bajn 15 diluar, 9
didalam dan masing untai mempunyai hati serat.

Daftar pemakaian tali kawat baja :

konstruksi diu~neter sifat

1) U~rtuklabrang tetap, 6/7 dan non flexible


cerobong, labrang tiang 7/19
2) Untuk kawat muat, kawat 6/12 dan lentur biasa
gandeng, kawat sandar, 6/19 (ordinary flex.)
spring
3) IJctuk kawat muat, extra flexible
gandeng, spril!g
4) Untuk kawat spripg, special extra
h w a t gandeng , flexible

Baja yang dibuat urltuk mem'luat tali kawat baja berbeda-beda bahannya, dari besi
lunak yang dipakai untuk labrang s/d baja keras untuk kswat-kawat yang lentur atau
sangat lentur (special extra flexible).

Pengukuran :
Untuk mengukur k s a r n y a garis tengah dari tali kawat baja atau diamsternya maka
cara mengukurnya adalah sebagai gambar dibawah ini:

cara rnengukur benar cara meng~kursaish


I J n t u k n1engetki-itkapal diperliikan pengetahiian d
nama-nnma bnhagian kapal, b ~ i k
dalarn bahasa I~iggrismaupun Indonesia. Dalam bah Indonesia sanlpai kini masih ada
beberapa bahagian di kapal yang nlasih memakai istilah Inggris.
!I
Dengan diketahuinya nama-nama bahagian k a ~ a lmaka d a p a t dihuat rencana
pengeatan secara bertahap. Untuk itu perlu dibuat bu&ucat dimana akan dicatat tanggal,
b e k r a p a banyak dan bnhagian mana di kapal yang di +t.
Bnhagian-bahagian kapal adalah scbagni berikut:

Anda mungkin juga menyukai