Pada zaman kapal layar dahulu, tali temali adalah dasar pengetahuan yang harus diketahui oleh tiap-tiap
anak buah kapal layar karena banyak berhubungan dengan keselamatan kapal dan keselamatan jiwanya
sendiri.
Hal ini disebabkan karena dengan ikatan yang sederhana saja dan cepat para pelaut dapat mengikat
maupun melepaskan suatu ikatan dimana bila pengetahuan ini tidak diketahui akan ada kemacetan
dalam ikatan tali menali sehingga untuk kapal layar dapat terjadi bahaya dalam olah geraknya.
Juga untuk naik turun ke tiang layar diperlukan tangga-tangga dari tali serta untuk mengikat dirinya
sendiri pada tiang layar bilamana sedangbekerja diperlukan pengetahuan tentang tali menali. Lama
kelamaan pengetahuan tali menali berkembang sehingga terjadi tali-tali hiasan maupun simpul-simpul.
Tali Manila :
Tali manila atau abaca atau musa textilis adalah tali yang terbaik untuk dikapal sehari-hari dalam kapal
dan terbuat dari serat abaca dari tanaman termasuk kelompok pisang dan banyak terdapat di Pilipina.
Sebagai tali ia licin, mengkilap, kuat, lentur, tahan lama dan mudah digunakan selain tahan terhadap air
laut.
Tali manila dapat merenggang lebih kurang 25% dari panjangnya.
Tali manila dengan keliling 6 inci atau diameter 2 inci mempunyai daya tahan 16 ton.
Tali Nylon:
Tali nylon adalah yang terkuat namun juga yang termahal dari tali-tali yang dipergunakan diatas kapal.
Telah terbukti bahwa tali nylon 6,5" sama kekuatannya dengan tali manila 10" dan lebih tahan 15 kali
daripada tali manila dalam keadaan yang sama pemakaiannya. Harganya lebih mahal 5x dari tali manila.
Dapat merenggang 10% dari panjangnya. Nylon termasuk dalam kelompok serat sintetis.
Tali nylon mempunyai sifat licin, enteng dan tahan terhadap gesekan. Juga tahan terhadap air laut
namun tidak tahan terhadap asam-asam kimia semacam acid dan alkali.
Karena licinnya maka bila membuat mata dari tali nylon diperlukan masuk dalam untai-untainya paling
sedikit 4x bahkan lebih baik 6x. Tali nylon banyak dipakai juga sebagai buntut atau ujung tros dari kawat
untuk menyandarkan kapal karena lebih enteng dan tahan terhadap tegangan. Biasanya ujung ini
panjangnya 6 fathom atau 6 x 1,83 meter. Ukuran standar dari tali dalam perdagangan adalah fathom.
Untuk panjang tali di Inggris adalah 120 fathom sedangkan di Amerika mempunyai ukuran panjang 200
fathom. Di negara-negara Eropa maupun Asia dimana berlaku sistem metrik panjang tali dalam
perdagangan adalah 220 meter. Namun harap diingat bahwa 220 meter adalah sama panjang dengan
120 fathon.
Tali Sisal:
Tali sisal atau agave sisalana terbuat dari serat-serat daun Aloe yang termasuk dalam kelompok keluarga
nanas. Banyak terdapat di Jawa dan Afrika Timur.
Termasuk juga tali yang kuat dan kekuatan dari tali sisal yang baik hampir sama kekuatannya dengan tali
manila yang kwalitet sedang. Warnanya putih bersih namun tidak licin.
Bilamana sudah beberapa kali dipakai akan keluar serat-serat serabutnya sehingga mengganggu
bilamana dipegang dengan tangan terbuka.
Bila terkena air lebih menggelembung daripada tali manila. Kekuatan tali sisal yang mempunyai keliling 6
inci adalah antara 9 s/d 13 ton. Bila dapat memilih maka untuk kapal lebih baik mempergunakan tali
manila.
Tali jute:
Nama latin corchorus dan berasal dari India dan dipakai untuk bahan pembuat karung goni dan juga
sebagai inti dari kawat-kawat baja.
Untuk kawat-kawat baja lebih banyak dipakai hemp karena lebih kuat dari jute.
Flax:
Dipakai untuk benang-benang layar dan terpal. Juga dipakai untuk benang-benang jahit karena tahan
gesekan. Nama latin linum usitatissum.
Tali cotton :
Bahan dari tali cotton atau gossypium atau kapas sering dipakai untuk tali bendera maupun untuk
pegangan tali tangga di gangway-gangway kapal.
Tali Terylene:
Tali terylene seperti tali nylon sering dipakai sebagai ujung-ujung dari kawat-kawat gandengan di kapal.
Juga seperti nylon dan tali-tali sintetis lainnya tahan gesekan. Bila sebelah luar dari tali sintetis luka
terkena gesekan maka serat-serat sintetis akan mengumpul sehingga mencegah melepasnya dari
benang-benang dan serat-serat yang sebelah dalam dari tali itu.
Hal ini berarti bahwa sebelah dalam dari tali sintetis tidak akan berkurang kekuatannya.
Selain itu gesekan-gesekan antara benang-benang, serat dan untai- untai dari tali-tali sintetis tidak
seperti pada tali-tali yang terbuat dari serat-serat alam. Juga tali sintetis tidak mudah terbakar. Karena
titik-titik cairnya rendah maka ujung-ujung dari tali-tali serat buatan dapat disatukan dengan
membakarnya sehingga untuk tali-tali kecil serat sintetis agar tidak terlepas ujung-ujungnya cukup
dibakar dengan api saja dan tidak perlu diikat seperti tali-tali serat alam.
Terylene tidak tahan terhadap asam alkali yang kuat. Tali-tali dari serat buatan bilamana terkena air
kekuatannya tidak berubah namun untuk tali-tali yang terbuat dari serat alam akan berkurang
kekuatannya. Umpama untuk tali manila akan berkurang kekuatannya menjadi 90% dan tali hemp 80%
dari kekuatannya mula-mula.
BAB II
PEMBUATAN TALI
Tirai-tirai ini kemudian dipintal menjadi satu menjadi benang dan kekuatan putarnya yang membuat
serat-serat ini berkumpul menjadi satu atau karena adanya kekuatan maka ada tahanan antara serat-
serat itu.
Kemudian benang-benang dipintal menjadi satu untuk menjadi sebuah untai. Banyaknya benang untuk
membuat satu untai tergantung dari besarnya tali yang akan dibuat.
Putaran pembuatan untai-untai berlawanan dengan putaran pemintalan pembuat benang-benang. Jadi
bila benang dipintal ke kiri maka untai dipintal kekanan. Tiga atau ampat untai bilamana dipintal menjadi
satu akan menjadi tali dan sesuai dengan arah pintalannya menjadi tali yang berjalan ke arah kiri atau ke
arah kanan.
Arah pemintalan dari tali juga berlawanan dengan arah pemintalan dari untai-untai. Karena kekuatan-
kekuatan yang saling berlawanan dalam pembuatan tali maka akan terjadi hambatan atau gesekan-
gesekan yang menyebabkan serat-serat, benang-benang dan untai-untai berkumpul menjadi satu
didalam tali.
Makin banyak kekuatan pintalan terhadap untai-untai maka makin pendek panjang dari talinya. Makin
lemah pintalan untai-untai maka makin panjang talinya. Dan putaran sedang akan membuat tali
panjangnya menjadi sedang, jadi antara putaran kuat dan putaran lemah panjangnya. Sehingga tali
dikatakan dibuat dengan pintalan pendek atau kuat, pintalan panjang atau lemah dan pintalan sedang.
Jadi pembuatan tali secara ber-urut adalah:
a) Bahan dasar serat dibuat menjadi benang-benang.
b) Benang-benang dipintal menjadi untai-untai.
c) Untai-untai kemudian dipintal menjadi tali.
Jarak diantara tali pada untai yang sama pada satu sisi dinamakan mulut dari tali. Bila mulutnya kecil
tentunya pintalannya lebih kuat.
Juga hal yang sama dapat dilihat pada sudut pintalan. Yang dinamakan sudut pintalan adalah sudut yang
terjadi antara arah untai dan arah tali itu sendiri. Makin besar sudut pintalan maka makin keras
pintalannya. Sudut pintalan merupakan salah satu syarat untuk menentukan bagaimana sebuah tali
harus dibuat. Dalam bahaga Inggris dinamakan angle of lay.
Untuk tali berputar ke kanan, para pelaut menamakan tali berputar tambang atau hawser lay.
Namun untuk menghindari salah pengertian lebih baik dinamakan putaran normal atau biasa yang
terdiri dari untai-untai tiga buah yang berputar ke arah kanan. Juga demikian untuk tali yang berputar ke
kiri.
Tali yang terdiri dari untai-untai ampat buah dinamakan pintalan laberang (shroud lay) dimana empat
untainya mengelilingi inti atau jiwa dari tali yang terbuat dari bahan hemp atau serabut kelapa.
Putaran laberang ada yang berputar ke kanan dan ada yang ke kiri.
Ada juga tali yang dinamakan pintalan air atau water-lay. Pintalan ini terdiri dari tiga untaian akan tetapi
tiap-tiap untaian terdiri dari tiga buah tali kecil yang dipintal menjadi satu.
Sudut pintalan:
Sudut pintalan untuk tali-tali ditentukan besarnya untuk menjaga mutunya. Umpama untuk pintalan
tambang tidak kurang dari 37° dan untuk pintalan laberang tidak kurang dari 39°.
Dan untuk pintalan air tidak kurang dari 37° dan sudut pintalan untuk tali-tali kecil yang merupakan
untainya tidak kurang dari 31°.
Dan kekuatan rata-rata dari benang-benang yang membuat untai dari 24 benang tidak boleh kurang dari
95 kg tiap benang.
Tali-tali biasanya dilenturi minyak untuk menjaga daya tahannya terhadap air. Namun disamping itu
untuk mengurangi gesekan- gesekan didalamnya terutama bilamana terhadap tali terkena beban maka
benang-benang dan untai-untai saling menggosok sesamanya.
Untuk itu maka kepada serat-seratnya dari tali didalam pembuatan diberi minyak untuk melemaskan
dan meminyaki serat-serat.
Dalam bahasa Inggris dinamakan "oilspun" atau dipintal minyak.
Dan untuk menandai mutu dari tali manila maka juga sesuai dengan peraturan "British Standard" untuk
tali-tali yang lebih besar dari keliling 2 inci dibuat tanda mutu:
Grade I : masing-masing dari tiga untainya ada benang hitam.
Grade II : di dua untainya ada benang hitam.
Grade III : di satu untainya ada benang hitam.
Peraturan ini hanya untuk tali manila saja sedangkan untuk tali sisal "British Standard" hanya
mempunyai satu penilaian saja yaitu "standard". Untuk itu di satu untainya ditandai dengan benang
merah untuk tali-tali sisal yang lebih besar dari 2 inci kelilingnya.
Tali-tali lain yang ditandai sesuai dengan mutu dari "British Standard" adalah tali hemp dan tali serat
sabut kelapa.
Untuk tali hemp ditandai dengan satu benang merah di tiap-tiap untainya. Untuk tanda di talinya tidak
ada pembatasan besar.
Tali serabut kelapa ditandai dengan satu benang kuning di salah satu untainya dan di supplay dalam
gulungan tali yang 220 meter.
untuk tali-tali yang putus sebelum mencapai beban ini artinya tidak memenuhi syarat "British Standar"
Beban tali untuk pekerjaan sehari-hari janganlah melampaui 20% dari beban putus untuk menjaga
keamanan.
Kadang-kadang di kapal kami mengetahui berat dari suatu benda yang akan diangkat dan untuk
mengetahui keliling dari tali agar dapat diangkat dengan aman dipakai rumus:
Pengalaman menunjukkan bahwa bilamana ukuran dari tali bertambah, kekuatannya tidak sebanding
lurus dengan penambahan besarnya melainkan akan berkurang.
Kekuatan dari tali-tali, meskipun yang terbaik sekalipun kekuatannya sangat tergantung dari mutu
pembuatan, umurnya, cara menyimpannya dan juga cara menggulungnya dan telah beberapa kali
terkena beban berat.
BAB III
MEMPERGUNAKAN TALI
Tar itu serupa seperti di Indonesia digunakan untuk melumuri kayu-kayu di bangunan rumah atas untuk
menghindari kerusakan oleh rayap-rayap. Untuk tali, minyak yang hampir serupa dinamakan "Archangel
tar" dan dengan memberi ini maka berat tali akan bertambah 5% sedangkan kekuatannya akan
berkurang dari 7 s/d 12,5%.
Namun demikian kekuatan tali di umur akan jauh lebih lama. Untuk pemakaian tali di kapal maka pihak
kapal dapat meminta kepada pabrik pembuatan tali dengan tambahan beaya sedikit agar tali dapat
dibuat kedap air.
Umur dari tali akan diPerpanjang dengan cara "waterproofing" ini dan ini tidak akan mempengaruhi
berat
maupun kekuatan dari tali itu. Tapi biasanya tali yang di-supply telah dilenturi dengan minyak.
Dan bilamana tidak diketahui caranya akan sering menyebabkan bahwa tali menjadi kusut,dan untuk tali
tros atau yang besar ukurannya akan memerlukan waktu seharian penuh untuk
melaksanakannya.
Untuk tali yang berputar ke arah kanan kami letakkan gulungan tali ditempat yang
datar dengan arah gulungan berputar ke arah kiri jadi berlawanan dengan putaran
tali kanan. Sesudah itu kami mengambil ujung tali dari sebelah dalam dan
meletakkan di atas dek kapal dengan berputar ke kanan.
Dengan cara ini maka tali tidak menjadi kusut. Untuk tali yang berputar ke kiri kita
melaksanakan sebaliknya.
Namun hal ini hanya berlaku untuk mengeluarkan tali dari gulungan baru.
Semua tali-tali bilamana ditaruh diatas dek harus diletakkan atau diputar sesuai
dengan arah putar untai-untai dari pada tali.
Bilamana untainya berputar ke kiri maka menggulungnya juga harus ke arah kiri
jadi berlawanan dengan arah jarum jam.
Bilamana tidak maka selain susah menggulungnya maka pintalan dari untai-
untai dapat menjadi renggang sehingga dengan demikian akan mengurangi kekuatan dari tali itu sendiri.
Demikian juga bilamana kita meletakkan tali di atas kepala winch harus sesuai dengan putaran winch
sewaktu menghibob.
Menggulung tali adalah pekerjaan yang akan berulang-ulang kali dilakukan di kapal dan dengan ini
dimaksud agar tali maupun kawat baja akan segeredapat dipakai bilamana diperlukan.
Menggulung dengan cara salah juga akan membuat tali itu mudah kusut. Tali yang lebih besar
ukurannya tentunya akan lebih besar pula lubang gulungannya.
Jika tros atau kawat dipersiapkan untuk di aria maka, dipersiapkan agar gulungan tersusun dengan rapi
dan berdekatan tempat di tali, keluar kapal sehingga keluarnya tali dari kapal tidak mengalami
hambatan dan dapat berjalan dengan cepat.
Untuk tali kawat sesuai dengan pintalannya juga digulung kiri atau kanan namun disebabkan oleh
kekakuannya bila hal tersebut susah dilaksanakan maka kita menggulung sesuai angka 8 (delapan).
Namun biasanya untuk dadung sebanyak empat kali dan untuk kawat enam
kali sudah dianggap cukup untuk kekuatan tarikan.
Untuk kawat baja dipergunakan stopper dari rantai. Dibelit satu kali pada
kawat dan diputar sesuai jalan dari untai kawat. Ada pula yang
menggunakan dua belitan dengan jarak baru rantainya diputar sesuai
dengan arah jalan dari untai-untai kawat.
Untuk ini maka stoppor dapat mengikuti jalan dari untai-untai dengan tidak mengurangi kuatnya gigitan
stoppor tali pada dadung.
Seperti terlihat pada gambar maka pada (1) dimulai dengan lilitan pertama dan pada (2) adalah lilitan
kedua yang dibuat antara lilitan pertama dengan tali.
Pada (3) dengan melalui bawah tali lalu dikeluarkan lagi, dan ujungnya dipegang
oleh seorang sambil menunggu dadung dipindahkan dari kepala winch dan
dibelitkan ke tonggak pengikat.
Setelah selesai dibelit pada tonggak pengikat baru stoppor dilepas. Tali-tali yang
sedang ukurannya umpama tali bendera atau tali gai-gai diikat pada tupai-tupai
tegak dikapal.
Bilamana talinya pendek dan tidak akan menggantung maka cara mengikat pada tupai-tupai cukup
seperti terlihat pada gambar. Hanya ikatan terakhir pada tupai-tupai harus dibalik agar tidak mudah
terlepas dan setagai kunci pada ikatan angka delapan.
Selain tonggak pengikat maka di kapal juga terdapat sarana-sarana pengikat yang lain seperti contoh
dibawah ini:
Cara mengikat tali pada kapal selain pada tonggak pengikat dan pada tupai-tupai juga dapat
dilaksanakan kepada tanduk pengikat yang dalam bahasa Inggrisnya dinamakan staghorn.
Tanduk pengikat terdapat pada dewi-dewi sekoci pada kapal-kapal dimana tali dari dewi-dewi masih
terbuat dari tali.
Namun sekarang sudah jarang didapat di kapal-kapal besar akan tetapi di kapal-kapal pesiar masih
terdapat.
Pada tali-tali yang diikat pada tupai-tupai umpama tali bendera atau tali gai-gai yang terlalu panjang
agar tidak terkena air dan supaya rapi kelihatannya harus digulung secara ini:
Bilamana sudah dijahit menjadi s a t u sesuai gambar (l), (2), (3) dan (4) m a b tali
p n g k a l setelah dilepas dari m a t a blok ditarik terus sehingga tali yang baru telah masuk
semva dikedua blok a t a s d a n ba&ah. ?-.= -
Kemudian jahitan penghubung a n t a r a tali lama dan tali baru dilepas untuk kemudian
menseple~ujung dari tali baru itu ke mata dari blok yang mula-mula sehingga menjadi tali
!
pangkal lagi ~~~,~~!+
7 - 7
&
& Demikian juga bila d u a ujung tali disambung dengan cara menganyam juga dinamakan
diseples.
Tapi bila ujung tali yang berupa untai-untai dimasukkan kedalam celah-celah untai
ali itu sendiri kami namakan simpni atau simpulnn.
---
-
?hj
,
-,?L
& .-
- ....
-'
. -
. -. .- --.;
.-
,. . . -
i
..' .-
a,--'
I
..
.
- - as.:
~
50
Drtlam bahasa Inggris dinamakan knots dan dalam bahasa Belanda alau J e r ~ n a nknopen
atau knoten. Bentuk simpulan yang palingsederhana adalah untukk me~natikanujung tali
Sang dinamakan simpai dasqr atau bahasa Inggrisnya Crown-knot.
-,QE ?*a& P3z -
Si nlpni dasar:
C a m membuatnya pada tali beruntai tiga adalah meletakkan berturut-turut.
l1nl.ni-untainya diatas untai yang berikut. Sesudah ditarik rata-rata ~ n a k adiseples
1)c'rlurut-turut dalam celah untai- untai.
1,ihnt g a ~ n b a r(11, (21, (31, (41 dan (5).
Simpai timbul:
Ujung tali dilepas sampai + 3 lingkaran sehingga untai-untainya prurai. Untai no.1
seperti terlihat pada gambar dimasukkan di p b a untai no.2 dari bawah hingga timbul ke
atas.
Demikian juga untuk untai no.2 dimasukkan di untai no.3 dan untai no.3 dimasukkan
ke goba untai no. 1.
Sesudah itu ketiga ujungnya ditarik sampai rapat dan untai- untainya setelah dijadikan
satu ujungnya diberi simpul balut. Lihat gambar (I), (2), (31, (4) dan (5).
! j )
( li )
Simpai tirnbul ganda:
Cara membubtnya seperti pada simpai timbul namun tiap-tiap ujung untai dimasukkan
lagi didalam goba untai yang berikut dan memasukkannya juga dari bawah.
Bila untai-untai sudah terkunlpul lagi ditengah maka dipintal lagi menjadi tali dan
diberi simpul balut lagi. Lihat gambar (I), (2) dan (3).
Simpai tupai:
C a r a membuatnya adalah membuat simpai timbul dahulu d a n sesudahnya membuat
simpai dasar. Setelahnya m a k a untai-untainya dimasukkan k k e celah-celah bentuk y a n g
terjadi d a n dibuat a g a r bkrgandengan dengan untai-untai y a n g a d a sehingga kelihatan
menjadi dua-dua berpasangan.
Simpai tupai a t a u man-rope knot dipakai sebagai hiasan diujung tangga a t a u tali
pegangan dari dewi-dewi ke sekoci. Lihat gambar (I), (2), (3) d a n (4).
MENSEPLES TALI:
Untuk membuat s a m b u ~ i g a nyang licin d a n kuat pada tali-tali maka pada t4ung tali,
untai-untainyddibuka d a n d i ~ n a s u k k a nkedalam celah untai-untai y a n g a k a n disambung.
C a r a merigayam ini di dunia perkapalan dinamakan menseples. U n t i ~ kmenseples
sebuah tali denli kekuatannya haruslah teliti d a n rapih. Janganlah karena terburu-buru
maka menseplesnya kurang baik sehingga dapat membahayakan jiwa orang.
Cara rilenseples haruslah diket,ahui oleh tiap pelaut yang bekerja di dek karena ini
adalah sebuah pengetahuan d m a r d a n sebetulnya tidak s u k a r hanya perlu latihan dari
sedikit bimbingan.
Alat-alat y a n g dipergunakan untuk menseples tali adalah pasdool d a n sebuah pisau
yang t a j a ~ n .
Bila mengerjakan untuk permulaan maka ujung-ujung d a r i untai lebih baik diberi
simpul balut dahulu. Yang sering dilakukan di kapal adalah membuat m a t a tali a t a u n ~ a t a
tros d a n menyambung t.ali dengan scples pendek.
M e n s e p l e s mata tali:
Sesuai dengan namanya maka dengan menseples ini dimaksudkan membuat mats di
ujung tali a t a u tros untuk mengikatkan kapal atau sekoci. Untuk mengerjakan ini m a k a
untai-untai d a r i tali atail tros dilepas sebanyak tiga a t a u a m p a t putaran d a n perlu
diperhatikan a g a r untai-utainya tidak berubah bentuk d a n jangan sanlpai benang-
benangnya terurai.
Besar dnri n ~ a t atali ditentukan dari bahagian tali y a n g untai- untainya terurni sampai
d e n p n pangknl tali dimana untai-untainya akan diseples. Pada ganlbar untai-untainya
diberi nomor 1,2dan 3; untai yang no.1 terletak sebelah kiri; no.2 ditengah d a n no.3 terletak
disebelah kanannya. Untai yang ditengah (2) harus terletak sedemikian rupa sehingga bila
terlihat dari atas berada tepat ditengah.
Tangan kiri memegang tali dimana pada ujungnya untai-un4ainya berada dan mata
tali yang akan d i b l a t berada di sebelah kiri dari tangan. Tusuklah pasdocl diantara celah
dua untai dipangkal tali. Pasdool harus ditekan kedalam celah tali atau diantara untai
sedemikian rupa sehingga lubgng yang terbuat cukup besar untuk dimasukkan untai-untai
tali itu sendiri.
Tekanlah Jeinpol tangan kiri ke celah untai yang terbuka, tariklah pasdool keluar dan
masukkan untai no.2 didalam lubang yang dibuat. Memasukkan untai no.2 berlawarlan
dengan arah jalan u n t ~ tali
i yang berputar kekanan.
Untai yang no.2 ditarik sehingga pangkal yang terurai terletak xnelekat pada lubang
yang dibuat.
Kemudian untai 110.2 dimasukkan kedalan celah untai yang berikut yang berada pada
sebelah kanan dari untai yang baru masuk lubang.
akan dibuat.
Untai no.1 kita m a s u m a n keseluruhnya a1 cela&
-
Untuk ini maka mata tali pada goba yang sebelah a t a s diputar ke arah badan kita
sedikit. Dengan cara ini maka akan memudahkan pasdool masuk kedalam celah untai yang
. -, .
, , 1 , ' 1 .
Seples pendek:
Dengan seples pendek dimaksud untuk menseples menjadi satu dua buah tali atau
menyambung dua buah tali dengan menseples.
-KT-- ----------
. ,.*>.-:. 55
.
,F. -
-
---,,
,.,'j.
L*:
, .
<4-.<M2
.
,*-+!?'- .:
- ,
.
f.
.
A -..-
>.y,. .
->.
Untuk melaksanakan ini maka tiap-tiap ujung tali yang a k a n disambung dibuka
untai-untainya sebanyak tiga atau ampat putaran dan dimulai dengan tali yang sebelah
kiri untuk mulai mengawinkan un$i-untai tali kiri dengan untai-untai h i yang kanan.
Yang dimaksud dengan ~nengawinkanadalah tiap-tiap untai dari tali yang sebelah kiri
terjepit oleh dua untai dari tali yang di kanan dan juga begitu sebaliknya. Tali kiri dan
kanan diusahakan rapat dengan memegang untai-untai dari tali kanan dengan tangan kiri.
Dari untai-untai tali kiri yalig menjurus ke kanan kit3 ambil yang d i t e n p h dahulu
untuk diseples ke celah-celah untai tali yang ada di kanan dnn masuknya berlawanan
dengan jalannya pu taran tali.
Kemudian disusul d e n e n dua untai dnri tali ltiri yangdi~n~astikkan
kedalam celah-celah
untai sel~elahkanan.
Pilnnlnnn krticn untni-vtlfai dari tali sl.hclnh kiri sudah niasuk scmun, mnltn posisi
1 ;,Ii f I i 1 ~ : t l ik s c ~ l ~ i 1~d ~ c ~ : ~l < . l ~11
i yilI>g tali y;>~ig
~ n~e~l.iaJi
;t ~ ~ b e l i kiri.
th
Iir~niidian utllni-il~ltniny;l di~nasukknn lngi seperti yang s e ~ n u l nd a n kel\l~~(li:ln
scterusnya. Usahakan agar untuk kekuatan s a ~ ~ ~ b u n g a npnda
n ~ , kiri dnn knnn~rtali
untni-untainya masuk sebanyak a ~ i l p a tknli.
Lihat, ganibar (11, (2), (3), (4) dall (5).
Seples panjang:
Caranya j u e s a m a dc~lgilnnicnynnlb\~ngd u a huah tali dengan menyeplesnya namun
Jarang digunakan karena keku:ltnnnya kurang dan banyak makan dnri panjangnya Lali.
Nanlun k e u n t u n g ~ n n y aadalah bn11wn tc?bnl s2mhungannya tidak ada da11tidak kelihntan.
BAB VIII
..
TERPAL DAN CARA MENJAHITNYA / I ,I I] q
Mncam-macam terpai:
Terpal dibuat dari bahan hemp, flax, cotton atau jute d a n juga campuran dhri
bahan-bahan ini.
Mungkin nama terpal atau canvas b e r m 1 dari kata Latin "Cannabis" yang berarti
hemp karena mula-mula memang terpal dibuat dari bahan hemp.
Canvas atau terpal dibuat tahan ~ i dengan
r dua cara:
1) Benang-benang terpal sebelumnya masing-masing diberi bahan pengawet agar tahan
air sebelumnya ditenun menjadi kain terpal.
2) Bahan kain t e r p ~ l e a n gsudah jadi diberi lilin agar kedap air.
Cara yang pertama yang terbaik karena lebih tahan terhadnp panas dan juga bilamana
terpnt dilipat tidak akan berpengaruh terhadap kadhp airnya.
'Ikrpal sesuai dengan kegunaannya dibagi menjadi 7 kelas:
Kelns no. 0 : adalah terpal yang tcrkuat dan dapat dipakai untuk terpal peranginan ke
palka dan lain-lain keperluan lagi dimana diperlukan terpal yang kuat.
Kelns no. 1 : untuk terpal tenda atarl terpal paika.
Kelns no. 2 : untuk tenda, tutup sekoci, tutup winch.
Kelw no. 3 : untuk tenda, tutup sekoci, tutup winch.
Kelns no. 4 : untuk tenda, tutup lubang angin, tutup tirai dan sebagainya.
Kelrr~no. 5 : terpal lembek, biasanya untuk menambal terpal yang ada dan untuk
keperluan serba guna.
Kelas no. 6 : untuk keperluan sama seperti no. 5.
Pengenalan:
Penyialpanan d a n pemeliharaan tali kawat baja adalah penting untulr di kapal
lebih-lebih h r e n a tali kawat baja dipakai untuk berbagai-bagai keperluan di kapal d a n
boleh dikatakan bahwa kapal sekarang tidak mungkin melaksanakan pekerjaan tanpa
adanya tali kawat baja. 'Pali kawat baja dibuat dalain bernlacam-macam ukuran diameternya
d a n bermacam-macam sifat kelenturanrya a t a u flexibility d a n untuk segala keperluan.
Agar kawat baja tahzn lama maka tali kawat baja dalam pemakaian harus:
a) Sesuai dengan ukuran pemakaian baik itu dipakai untuk kerekan maupun untuk
teromol pemust dimana taii kawat haja akan disusun.
b) Kecepatan dari ta!i kawat baja nlelalui s e s u s t ~ ~ .
C) J e n i s pekerjaan y&ng a k a n dilakukan.
Untuk waktu sekarangboleh dikatakan baIxwa pemaknian tali kawat baja telah melebihi
pemakaian d a r i tali serat. Kelenturan dari tali kawat baja terganl;ung d a r i banyaknya
benang-benang baja yang terdapat dalani sebuah untai tali kawat baja.
Lebih banyak benang-benang baja terdapat dalam s a t u untai maka daya lenturnya
juga a k a n lebih besar.
J u g a kelenturan a k a n b e r t a ~ n b a hbilanlana ditalnbah dengan inti atau hati yang terbuat
d a r i serat buatan a t a u alam.
Hati serat biasilnya diberi n ~ i n y a ksehil-rgga bilamana tali kawat baja mendapat beban
m a k a hati s e r a t a k a n mengeluarkan minynknya i ~ n t u knleliildungi keawetan dari kawat
baja .
Tali kawat baja di kapal-kapal pada u m u l ~ ~ r l yberputar
a ke kanansedangi~ntai-untainya
y a n g terdiri dari enam buah mempunyai benang-benang baja y a n g berputar ke a r a h kiri.
J e n i s tali kawat baja ini dinamakan berputar biasa a t a u ordinary lay. Untuk keperluan
kapal adalah jenis tali kawat baja 6/19 d a n dengdn ini dinlaksud bahwa untainya adalah
6 (enam) sedang tiap- tiap urltai n~empunyaibenang-henang baja sebanyak 19 buah.
Enam buah untai itu mcng~lilingihati yang t.erbuat dari bahan s e r a t alam dari jenis
hemp.
Ada juga tali kawat baja yang dinamakan putaran LANG atau Albert lay. Untuk tali
kawat baja putaran Lang maka untai-untai dan benang-benang didalamnya berputar ke
arah yang sama jadi bila untai berpu ke kanan maka benang-benangnya juga berputar
ke kana] - * ' F F.
*
.. b..: " ,
tali kawat berputar ke kanan (biasa) tali kawat berputar Lang ke kanan
Tidak dipakai di kcpal karena benang-benang baja dan untainya berputar ke satu arah
maka tali kawat baja ini tidak mempunyai momen keseimbangan sehingga aka11 terurai
bilamana tidak ada tahanan pada ujungnya. Putarsn Lang biasanya dipakai untuk tali
kawat baja di lift-lift, untuk trem yang ditarik d e ~ g a ntali kawat baja.
Keuntungan dari putaran i a n g ialah baha tali kawat baja ini tidak kusut dan lrnrena
benang-benang baja berputar ke arah yang sama deengan unfainya maka kehausan karena
pemakaian adalah r ~ t sehingga
a bilamana telah lama dipakai akan merupakan batangan
baja yang mengkijap rata. SebaliXnya pada tali katvat, baja yang berputar biasa karena
putaran benahg baja berlawanan dengan untai-untainya maka bilamana sudah dipakai
lama maka ujung-ujungluarnya menjadi haus lebih dahulu sehinggamenimlulkan duri-duri
tajam.
Dalam ha1 ini maka tali kawat baja ini sudah tidak dapat dipakai lagi. Tall kawat baja
untuk keperluan perkapalan dibagi dalam:
1) Tali kawat baja non-flexible atau tidak lentur yang dipakai untuk keperludn
labrang-labrang dan sebagainya.
2) Tali kawat baja flexible atau lentur yang dipakai untuk keperluan derek-derek,
kawat-kawat gandeng, spring-spring kawat dan lain-lam.
Pada tali kawat baja yang tidak lentur me~npunyaibenang-benang baja yang besar
yang tidak saja mempunyai bidang yang besar, tapi juga agar lapisan sengyang rnelapisnya
dapat setebal mungkin.
- 1 . 7 '
. . .t
Tali kawat baja ditandai dengan dua angka.
Angka yang p e r m n a menunjupan banyaknya untai dan angka yang kedua bnnyaknya
benang baja dalam un tai itu.
Gambar (1) : 6 x 7 : 6 untai yang terdiri dari masing-masing 7 benang bajn.
Gambar (2) : 6 x i 2 (12 fibre) : 6 untai dari masing-masing 12 benang baja dan tiap-tiap
untai mempunyai hati dari serat.
Gambar (3) . 6 x 24 (1519 fibre) : 6 untai dari masing-masing 24 benang bajn 15 diluar, 9
didalam dan masing untai mempunyai hati serat.
Baja yang dibuat urltuk mem'luat tali kawat baja berbeda-beda bahannya, dari besi
lunak yang dipakai untuk labrang s/d baja keras untuk kswat-kawat yang lentur atau
sangat lentur (special extra flexible).
Pengukuran :
Untuk mengukur k s a r n y a garis tengah dari tali kawat baja atau diamsternya maka
cara mengukurnya adalah sebagai gambar dibawah ini: