Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SISTEM PELISTRIKAN

(Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Alat dan Mesin Pertanian)

Dosen Pengampu:
Ir. Soesilo Wibowo, M.S

Penyusun:
Desandi A. M. Ramadhiana
(04.1.17.0943)
I-B

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN


SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR

Sebagai manusia yang telah mengikrarkan diri atas ke-Esaan Allah SWT,
marilah kita senantiasa mengucap “Alhamdulillah” sebagai bukti rasa syukur atas
berkat, rahmat, hidayat, dan kemurahan-Nya, makalah ini dapat penulis susun
sesuai pada sebelum waktunya. Begitu pula sebagai manusia yang telah mengakui
kerasulan nabi Muhammad SAW, semoga senantiasa terucap “Allahuma Shali’ala
Muhammad” sebagai bukti terima kasih serta cinta kita kepada beliau, karena atas
jasa-jasanya kita tidak lagi hidup dalam masa kebodohan sehingga kita dapat terus
menulis untuk senantiasa menuntut ilmu guna dapat menjadi manfaat serta syafaat
bagi hidup kita di dunia serta di akhirat. Dalam penyusunan makalah ini penulis
membahas makalah dengan judul “Sistem Pelistrikan”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Alat dan Mesin
Pertanian. Tentunya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Soesilo
Wibowo beserta jajarannya selaku pengajar pada mata kuliah Alat dan Mesin
Pertanian yang telah mengamalkan serta memberikan ilmu dan bimbingannya
kepada kami sehingga tugas ini dapat terlaksana dan terselesaikan.

Tentunya di dunia ini tidak ada yang sempurna kecuali Sang Maha Kuasa.
Penulis sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Baik dari segi isi, kebahasaan maupun sistematikanya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sebagai bahan evaluasi
atas makalah yang telah penulis susun agar dapat menjadi bahan perbaikan serta
intropeksi bagi penulis sendiri. Semoga makalah yang telah disusun ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, 31 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................ iv

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1


1.2 Tujuan........................................................................................... 1
1.3 Manfaat......................................................................................... 1

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 2

BAB III: PEMBAHASAN

3.1 Teori Kelistrikan.......................................................................... 7


3.2 Komponen Sistem Pelistrikan...................................................... 9
3.3 Sistem Pengapian Listrik dengan CDI......................................... 13
3.4 Sistem Pengapian Listrik dengan Platina..................................... 14

BAB IV: PENUTUP

4.1 Kesimpulan................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Induksi sendiri (Self Induction Effect).......................... 7

Gambar 2. Induksi Timbal Balik (Mutual Induction Effect).......... 8

Gambar 3. Sistem Kelistrikan Pada Motor Bensin ........................ 9

Gambar 4. Komponen sistem pelistrikan........................................ 9

Gambar 5. Baterai........................................................................... 10

Gambar 6. Ignition coil................................................................... 10

Gambar 7. Distributor..................................................................... 12

Gambar 8. Busi............................................................................... 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang mempengaruhi hidup
dan kehidupan manusia saat ini. Listrik berperan sebagai salah satu alat
yang sering digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari sebagai
alat penerangan, alat elektronik, dan sebagainya. Suatu tenaga listrik
merupakan landasan bagi kehidupan modern dan tersedianya dalam jumlah
dan mutu yang cukup menjadi syarat bagi suatu masyarakat yang memiliki
taraf kehidupan yang baik dan perkembangan industri yang maju.
Pembangkitan yaitu produksi tenaga listrik yang dilakukan dipusat tenaga
listrik atau sentral dengan mempergunakan penggerak mula dan generator
(Zuhal, 1977).
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, menghasilkan
penemuan-penemuan baru yang pada dasarnya membutuhkan listrik
sebagai sumber energi. Pelistrikan digunakan untuk menghidupkan alat-alat
yang terdapat pada mesin pertanian yang menggunakan tenaga listrik.
Sistem pelistrikan terdiri dari dua komponen dan empat sistem pemisah,
komponen sistem pelistrikan tersebut adalah: komponen utama meliputi
baterai dan kabel atau kawat kelistrikan, pemisahan sistem pelistrikan
meliputi penyalaan, starter, pengisian ,dan peringatan (Agus, 2009).
1.2 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan dari makalah ini adalah:
1. Memperluas wawasan mengenai sistem pelistrikan pada mesin
2. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Alat dan Mesin Pertanian.
1.3 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Sebagai bahan dan sumber informasi tentang sistem pelistrikan
2. Sebagai bahan evaluasi kemampuan penyusun dalam membuat makalah

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem pelistrikan mesin adalah rangkaian energi listrik yang dibuat untuk
membantu menghidupkan mesin dan mempertahankan proses kerja mesin secara
efisien. Dengan kata lain, dengan adanya kelistrikan pada mesin maka sebuah mesin
bisa hidup (menghasilkan putaran) dengan lembut dan berkelanjutan.

Sistem pelistrikan dalam bidang pertanian merupakan bagian penting dalam


pengoperasian alat dan mesin pertanian. Pada umumnya, energi listrik lebih banyak
digunakan karena lebih mudah dalam penggunaanya, efisiensi tinggi, bersih serta
tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Sistem pelistrikan terdiri dari dua
komponen dan empat sistem pemisah, komponen sistem pelistrikan tersebut adalah
komponen utama meliputi baterai dan kabel kelistrikan, pemisahan sistem
pelistrikan meliputi penyalaan, starter, pengisian dan peringatan. Komponen-
komponen ini perlu dipelajari guna mengetahui efek dari penggunaan listrik untuk
mencegah bahaya ketika mengoperasikan suatu alat dan mesin pertanian. Pada
motor bensin sistem pelistrikan diperlukan untuk menyalakan busi.

Asal mula adanya listrik pada motor adalah dari generator yang berputar
mengikuti poros engkol. Sedangkan sistem transmisi merupakan sistem yang
digunakan untuk memindahkan dan meneruskan daya dari motor penggerak ke
bagian-bagian yang yang membutuhkan sehingga menciptakan gerakan pada suatu
mesin serta pelistrikan digunakan untuk menghidupkan alat-alat yang terdapat pada
mesin pertanian yang menggunakan tenaga listrik.

Sistem pelistrikan berfungsi sebagai pembangkit energi listrik alternator,


menyimpan listrik dalam baterai dan menyediakan energi listrik untuk peralatan
seperti busi, lampu pada saat beroperasi malam, indikator-indikator dan sebagainya.
Energi listrik dihasilkan dari alternator (mengambil energi mekanik dari putaran
mesin). Agar besar tekanan yang dihasilkan tidak berlebih, digunakanlah regulator
tangan. Lalu energi listrik ini disimpan dalam baterai sehingga baterai selalu dapat
menyediakan energi yang dibutuhkan oleh peralatan listrik traktor (Bayu, 2008).

2
Dalam sistem pelistrikan ini, pihak pembangkit dan transmisi memproduksi
listrik dan menjualnya kepada pihak lain, yaitu sistem distribusi. Sistem distribusi
membeli listrik dari sistem pembangkit dan transmisi untuk dijual kepemakai listrik
sebagai konsumen. Disini, baik sistem pembangkit dan transmisi maupun sistem
distribusi menjalankan usahanya sebagai institut bisnis yang berusaha meraih
keuntungan (Anonime, 2009).

Energi listrik yang tersedia dalam baterai digunakan antara lain:


Menggerakkan motor starter yang penyalaannya dilakukan dengan menyalakan
saklar kunci starter, sehingga piston bergerak menghisap bahan bakar udara dan
membuang sisa pembakaran. Menyalakan api di busi setelah tegangannya
dinaikkan oleh kumparan penyalaan (ignition coil) agar campuran bahan bakar
udara terbakar sehingga mesin dapat bekerja. Menyediakan sumber listrik bagi
lampu-lampu, starter dan biasanya sebelum masuk ke paralatan listrik, arus listrik
melalui sekering terlebih dahulu. Ini berfungsi untuk melindungi peralatan dari
hubungan pendek korsleting.

Pada umumnya, pengisian baterai menggunakan generator atau alternator


yang diputar oleh motor itu sendiri untuk menghasilkan arus listrik. Oleh karena
itu, tegangan dan arus yang dihasilkan tidak konstan (tergantung putaran poros
engkol motor), maka agar proses pengisian berjalan baik, diperlukan generator
regulator. Generator regulator umumnya terdiri dari dua buah relai, yaitu: Cut out
relai berfungsi untuk mencegah mengalirnya arus listrik dari baterai ke generator
pada saat tegangan baterai lebih besar dari tegangan regulator. Voltage regulator
(pembatas tegangan) berfungsi untuk mengontrol besarnya tegangan listrik yang
terbangkit dari generator agar tidak merusak alat-alat lainnya. Current regulator
(pembatas arus) berfungsi untuk mengontrol besarnya arus yang terjadi agar tidak
terjadinya kebakaran pada komponen-komponen dalam generator.

Sistem starter berfungsi untuk memutarkan mesin/menghidupkan mesin


pertama kalinya. Tidak hidupnya starter dapat disebabkan oleh bermacam-macam
hal yaitu rusaknya bagian-bagian sistem starter tersebut. Sistem starter terdiri atas
dua macam yaitu: sistem starter mekanis dan sistem starter elektris. Pada sistem
starter mekanis menggunakan engkol pemutar untuk memutar poros engkol.

3
Sedangkan pada starter elektris menggunakan motor starter. Motor starter akan
berputar jika ada arus listrik yang berasal dari baterai.

Pada era modern ini manusia tidak bisa luput dari teknologi. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat membawa dampak bagi perkembangan
dunia industri terutama pada bidang pertanian. Teknologi selalu berada selangkah
di depan kita, namun yang selalu manjadi acuan dan kebutuhan sehari-hari ialah
teknologi yang berhubungan dengan mesin kendaraan, karena mesin pada
kendaraan atau motor bakar sangat memacu kenyamanan dan kelayakan suatu
kendaraan dan motor untuk melakukan usaha.

Mesin ialah suatu kontruksi yang menggunakan bahan bakar untuk


menghasilkan tenaga gerak. Mengingat kebutuhan yang terus meningkat, para
produsen mesin pertanian kini berlomba-lomba menampilkan mesin-mesin
pertanian baru dengan berbagai keunggulan baik dari segi desain maupun
keunggulan teknologinya. Istilah lain dari mesin yaitu motor bakar.

Motor bakar adalah salah satu fasilitas keteknikan yang banyak dipakai di
suatu usaha sebagai penggerak untuk berbagai keperluan. Motor bakar mempunyai
peran penting di bidang pertanian. Motor bakar banyak dipakai pada berbagai
pemanfaatan, antara lain: traktor, pompa air, bengkel pertanian, gilingan padi,
penggerak pada mesin- mesin pengolah hasil pertanian, sarana angkut di
perkebunan untuk pengangkutan alat, bahan, hasil pertanian, dan lain-lain.

Ditinjau dari cara memperoleh panas dari pembakaran, motor bakar dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu motor pembakaran luar (motor bakar luar) dan motor
pembakaran dalam (motor bakar dalam). Pada praktikum ini membahas mengenai
pengenalan motor bakar dan sistem pelistrikan motor bakar.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat membawa


dampak bagi perkembangan dunia industri terutama industri daya dan mesin.
Mengingat kebutuhan daya yang terus meningkat dan perkembangan motor bakar
yang demikian pesat, para produsen mesin kini berlomba-lomba menampilkan
mesin-mesin baru dengan berbagai keunggulan baik dari segi desain maupun
keunggulan teknologinya.

4
Mesin sendiri terdiri dari berbagai komponen yang kerjanya saling terkait satu
sama lain. Beberapa sistem yang merupakan komponen vital dalam mesin
diantaranya sistem bahan bakar, sistem pengisian, sistem pengapian, sistem
pelumasan, dan sistem pendinginan. Komponen komponen tersebut dari waktu
kewaktu mengalami perkembangan yamg tujuannya untuk mendapatkan
komponenyang lebih praktis dan efisien.Pada dasarnya campuran bahan bakar dan
udara yang masuk ke dalamruang bakar harus disundut. Penyundutan merupakan
salah satu komponen yangmengalami perkembangan pesat dalam dunia permesinan
khususnya mesin bensinadalah pada komponen sistem pengapian. Perkembangan
sistem pengapian listrik secara singkat adalah mulai dari sistem pengapian
konvensional, semi transistor,full transistor, IIA (Integrated Ignition Assembly),
dan yang terbaru adalah DLI (Distributor Less Ignition). Sistem pengapian terbagai
menjadi sistem nyala terbuka, sistem bola pijar,sistem kompresi dan sistem listrik.
Sistem nyala terbuka dan sistem bola pijar merupakan sistem pengapian
konvensional yang lebih dahulu digunakan. Dewasa ini keduanya mulai
ditinggalkan. Dewasa ini produsen mesin lebih memilihsistem listrik untuk motor
berbahan bakar bensin dan sistem kompresi untuk motor berbahan bakar minyak
solar atau yang biasa disebut dengan mesin Diesel.

Tenaga listrik pada motor biasanya adalah 6 volt, tegangan tersebut dapat
diubah menjadi 12 volt dengan mengubah sistem pelistrikannya. Dengan tegangan
12 volt lampu-lampu menjadi lebih terang dan klakson menjadi lebih keras serta
bunga api busi menjadi lebih besar. Dengan perubahan tegangan tersebut maka
semua peralatan kelistrikan seperti lampu, koil, baterai, dan klakson harus diganti
dengan yang 12 volt. Pada motor bensin sistem pelistrikan diperlukan untuk
menyalakan busi. Adanya listrik pada motor berasal dari generator yang berputar
mengikuti poros engkol. Generator dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Generator AC, yaitu generator yang menghasilkan arus bolak-balik.
b. Generator DC, yaitu generator yang menghasilkan arus searah.
Gangguan-gangguan yang terjadi pada generator antara lain yaitu:
a. Magnit lemah, akibatnya arus listrik yang dihasilkan lemah, sehingga motor
tidak bisa hidup sempurna. Perbaikannya ganti magnit.

5
b. Lubang spi magnit goyah, akibatnya hidup motor terganggu. Perbaikannya
dibubut.
c. Spoel atau gulungan kawat terbakar,akibatnya tidak ada arus listrik, sehingga
motor tidak mau hidup (bila spoel penyalaan mesin yang mati) perbaikannya:
gulung spoel atau ganti spoel.
d. Spoel putus hubungan, akibatnya motor tidak mau hidup dan perbaikannya:
gulung spoel atau ganti spoel Ignition Coil digunakan untuk memperbesar arus
listrik dari 6 volt menjadi sekitar 10000-12000 Volt, karena untuk menghidupkan
busi dibutuhkan arus sebesar 10000-12000V.
Pada dasarnya sistem pelistrikan merupakan salah satu sistem yang berkaitan
dengan berbagai macam kinerja motor maupun komponen tambahan moyor bakar.
Sisitem kelistrikan pada motor bakar berasal dari generator yang diputar oleh energi
dari putaran mesin. Manfaat sistem pelistrikan pada motor bakar dapat dibedakan
berbagai macam berdasarkan fungsinya, misalnya sebagai penerangan, sebagai
starter, pemercik api busi dan sebaggai sumber energi untuk menghidupkan
komponen lain seperti klakson dll. Pada motor bakar sistem pelistrikan dapat
dibedakan menjadi sistem pengisian, penyalaan.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 TEORI KELISTRIKAN

Sistem pengapian pada motor bensin pada dasarnya ditujukan untuk menghasilkan
percikan bunga api yang kuat dan tepat agar diperoleh daya mesin yang optimal.
Sistem pengapian pada motor menggunakan sistem pengapian batere yang
prinsipnya adalah menaikkan tegangan baterai 12 volt menjadi ± 10kV agar
menghasilkan percikan bunga api pada elektroda busi. Teori dasar kelistrikan yang
erat kaitannya dengan sistem pengapian adalah teori induksi listrik.

A. Induksi Sendiri (Self Induction Effect )


Medan magnet akan dibangkitkan pada saat arus listrik dialirkan melalui
kumparan, akibatnya garis gaya listrik dibangkitkan dan menghasilkan garis
gaya magnet (magnetic flux) dengan arah yang berlawanan dengan
pembentukan garis gaya magnet dalam kumparan. Oleh karena itu arus tidak
akan mengalir seketika pada saat dialirkan ke kumparan tetapi
membutuhkan waktu untuk menaikkan arus tersebut. Saat arus mengalir
dalam kumparan kemudian arus diputuskan tiba-tiba, maka gaya gerak
listrik akan dibangkitkan dalam kumparan dengan arah cenderung
menghalangi hilangnya garis gaya magnet. Dengan cara ini apabila
kumparan yang dialiri arus kemudian arus diputus secara tiba-tiba maka
akan dibangkitkan gaya gerak listrik yang arahnya melawan perubahan garis
gaya magnet.

Gambar 1. Induksi sendiri (Self Induction Effect)

7
B. Induksi Timbal Balik ( Mutual Induction Effect )
Saat dua kumparan disusun dalam satu garis dan besarnya arus yang
mengalir pada satu kumparan diubah, maka gaya gerak listrik akan
dibangkitkan pada kumparan lainnya dengan arah melawan perubahan garis
gaya magnet pada kumparan primer. Pada gambar dibawah ini bila arus
tetap mengalir pada kumparan primer maka tidak ada perubahan gaya gerak
listrik pada kumparan sekunder, tetapi saat arus yang mengalir diputuskan
maka gaya gerak listrik dibangkitkan pada kumparan sekunder. Kemudian
apabila arus dihubungkan kembali maka pada kumparan sekunder akan
dibangkitkan gaya gerak listrik dengan arah yang berlawanan dengan garis
gaya magnet pada kumparan primer.

Gambar 2. Induksi Timbal Balik (Mutual Induction Effect )

Koil pengapian membangkitkan tegangan tinggi dengan cara yang sama seperti
uraian diatas, yang terjadi saat arus primer tiba-tiba diputuskan dengan membuka
breaker point. Besarnya gaya gerak listrik yang dihasilkan dipengaruhi oleh tiga hal
yaitu banyaknya garis gaya magnet yang dipengaruhi oleh besarnya arus yang
dialirkan pada kumparan primer, banyaknya jumlah lilitan pada kumparan, dan
kecepatan pemutusan arus pada kumparan primer. pada sistem pelistrikan ini
menggunakan sistem konvensional. jadi penggunaannya masih tergantung dengan
magnet yang ada pada samping poros engkol. cara kerja dari sistem pelistrikan ini
adalah sebagai berikut:

1) Kunci kontak dalam posisi on, guna intuk menyambung rangkaian.

8
2) Magnet diputar baik secara manual (kick starter) ataupun menggunakansistem
starter.
3) Ketika tonjolan yang ada pada magnet bertemu dengan pulsa akan terjadi medan
magnet yang mengalirkan induksi secara cepat.
4) Kemudian induksi yang ada dialirkan ke CDI (capacitor discharger ignition)
5) Dalam CDI di proses kemudian dialirkan menuju coil, guna untuk menaikkan
tegangan induksi.
6) Setelah melewati coil tegangan menjadi 5-25 kV. sehingga ketika dilewatkan
pada busi dapat memberikan loncatan bunga api pada busi.

Gambar 3. Sistem Kelistrikan Pada Motor Bensin


3.2 KOMPONEN SISTEM PELISTRIKAN

Gambar 4. Komponen sistem pelistrikan

9
Keterangan:
1) Baterai 5) Ignition coil
2) Sikring (fuse) 6) Distributor
3) Kunci kontak (switch) 7) Busi
4) External resistor 8) Kabel tegangan tinggi

1) Baterai
Berfungsi untuk menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignition
coil. Tegangan baterai kendaraan biasanya 12 atau 24 volt, nilai yang terlalu
rendahuntuk dapat menghasilkan percikan bunga api pada celah busi di
dalam silinder yang bertekanan.

Gambar 5. Baterai

2) Koil
Menaikkan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi
yang diperlukan untuk pengapian. Koil berfungsi merubah arus listrik 12V
yangditerima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk
menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi.

Gambar 6. Ignition coil

10
3) Kontak pemutus
Kontak pemutus berguna untuk menghubungkan dan memutuskan arus
primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem
pengapian
4) Kondensator
Kondensator berfungsi untuk :
- Mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada saat
kontak mulai membuka
- Mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang
timbul pada sirkuit sekunder tinggi
5) Distributor
Fungsi distributor dapat dibagi dalam 4 bagian :
a. Bagian pemutus
Pada bagian ini terdiri dari breaker point, camlobe, dan kondenser.
Fungsi breaker point adalah untuk memutuskan arus listrik dan
menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa agar
terjadiinduksi pada kumparan sekunder coil. Induksi terjadi pada saat
breaker point diputus atau terbuka. Condensor berfungsi untuk
menghilangkan atau mencegah terjadi loncatan api atau bunga api listrik
pada breker point. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar dibawah.
Kemampuan dari suatu kondensor dapat ditunjukandg berapa besar
kapasitasnya. Kapasitas kondensor diukur dalam mikrofarad.
Terbakarnya breaker point sering juga diakibatkan oleh kondenser yang
tidak sesuai dengan kapasitasnya atau kapasitasnya tidak normal.
b. Bagian Distributor
Bagian ini berfungsi membagi-bagikan (mendistribusikan) arus
tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder
pada igniton coil ke busi pada tiap-tiap silinder sesuai dengan urutan
pengapian (ignition order). Bagian ini terdiri dari tutup distributor dan
rotor.

11
c. Bagian Governor Advancer
Bagian ini berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan
pertambahan putaran mesin. Bagian ini terdiri dari governor weight dan
governor spring (pegas governor).
d. Bagian Vakcum Advancer
Bagian ini berfungsi untuk memundurkan atau memajukan saat
pengapian pada saat baban mesin bertambah atau berkurang. Bagian
initerdiri dari breaker plate dan vacum advancer, yang akan bekerja atas
dasar kevakuman yang terjadi didalam intake manidfold

Gambar 7. Distributor
6) Busi
Busi atau elektroda berfungsi meloncatkan bunga api listrik diantara kedua
elektroda busi di dalam ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai

Gambar 8. Busi

12
7) Kabel tegangan tinggi
Kabel tegangan tinggi berfungsi sebagai penyalur arus yang dihasilkan oleh
koil. Kabel tegangan tinggi dihubungkan dengan busi lewat sebuah Choke
yang berguna untuk menjepit kelapa elektroda.

3.3 SISTEM PENGAPIAN LISTRIK DENGAN CDI

Sistem pengapian kondensator (kapasitor) atau CDI (bahasa


Inggris:Capacitor Discharge Ignition) merupakan salah satu jenis sistem pengapian
pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan arus pengosongan muatan
(dischargecurrent) dari kondensator, guna mencatudaya kumparan pengapian
(ignition coil). Pada saat magnet permanen (dalam flywheel magnet) berputar,
maka akan dihasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari source coil.
Arus ini akan diterima oleh CDI unit dengan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt.
Arus tersebut selanjutnya dirubah menjadi arus setengah gelombang (menjadi arus
searah) oleh diode, kemudian disimpan dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI
unit. Kapasitor tersebut tidak akan melepas arus yang disimpan sebelum
SCR (thyristor) bekerja. Pada saat terjadinya pengapian, pulsa generator akan
menghasilkan arus sinyal. Arus sinyal ini akan disalurkan ke gerbang (gate) SCR.
Dengan adanya trigger (pemicu) dari gate tersebut, kemudian SCR akan aktif (on)
dan menyalurkan arus listrik dari anoda (A) ke katoda (K). Dengan berfungsinya
SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus (discharge) dengan cepat.
Kemudian arus mengalir ke kumparan primer (primary coil) koil pengapian untuk
menghasilkan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt sebagai tegangan induksi
sendiri (lihat arah panah aliran arus pada kumparan primer koil). Akibat induksi diri
dari kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder
dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut
selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan
membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar. Terjadinya tegangan
tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh magnet, ini berarti
waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa,
sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan penyetelan waktu pengapian
seperti pada sistem pengapian konvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi

13
secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya
tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem
pengapian CDI bekerja lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor
melakukan pengosongan arus (discharge) sangat cepat, sehingga kumparan
sekunder koil pengapian teriduksi dengan cepat dan menghasilkan tegangan yang
cukup tinggi untuk memercikan bunga api pada busi.

3.4 SISTEM PENGAPIAN LISTRIK DENGAN PLATINA

Platina sebagai plat kontak untuk menghubungkan dan memutus aliran listrik
primer koil agar terjadi induksi/GGL pada sekunder yang berupa listrik tegangan
tinggi untuk mensuplai busi agar memercikkan bunga api.Platina adalah plat kontak
yang berfungsi sebagai penghubung dan pemutus yang di hubungkan oleh ebonit
atau kaki platina dan di kontrol oleh nok delco (Distributor), apabila kaki ebonit
tidak terdorong oleh nok delco maka plat kontak akan terhubung sekaligus
mengalirkan aliran listrik primer koil ke ground dan menciptakan medan magnet
pada primer coil, dan pada saat nok delco menyentuh atau mendorong ebonit platina
maka listrik dari primel coil akan terputus, pada saat listrik primer coil terputus
maka terjadi GGL/induksi tegangan tinggi pada sekunder coil, dengan adanya
kondesor/kapasitor yang terhubung secara paralel dengan platina akan membantu
meningkatkan besar induksi dan menghilangkan bunga api pada saat platina mulai
terbuka/memutus, hal ini bertujuan agar plat kontak platina tidak mudah terbakar
dan mampu berumur panjang. Besar lamanya saat platina terhubung di pengaruhi
oleh lebar Permukaan AS delco yang rata/datar hal ini di sebut dengan sudut dwell,
dimana sudut/lama saat platina menghubungkan aliran listrik ke primer coil.
Apabila celah platina kita rapat pasti sudut dwell akan menjadi besar dan
kebalikannya. CDI dan Platina adalah suatu alat yang digunakan pada mesin
untuk pengapian, maksudnya untuk mengatur waktu pengapian. jadi pada saat
piston pada posisi dibawah (Titik Mati Bawah) busi tidak mengeluarkan api, nah
padasaat piston diatas (Titik Mati Atas), busi akan memercikan bunga api,
untuk mengatur hal ini digunakan platina atau CDI. Platina menggunakan cara
konvesional untuk mematikan dan menyalakan busi, yaitu masih mengandalkan
pegas yang menempel pada rotor.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
- Sistem pelistrikan pada motor bakar digunakan untuk sistem penyundut
atau pematik api pada sistem pembakaran.
- CDI dan Platina adalah suatu alat yang digunakan pada mesin untuk
pengapian, maksudnya untuk mengatur waktu pengapian. jadi pada saat
piston pada posisi dibawah (Titik Mati Bawah) busi tidak
mengeluarkanapi, nah pada saat piston diatas (Titik Mati Atas), busi akan
memercikan bunga api, untuk mengatur hal ini digunakan platina atau
CDI.
- Komponen sistem pelistrikan berupa Baterai
a. Sikring (fuse)
b. Kunci kontak (switch)
c. External resistor
d. Ignition coil
e. Distributor
f. Busi
g. Kabel tegangan tinggi

15
DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, Robiyatul (2012). Kelistrikan Pada Motor Bakar. Dikutip dari:


https://www.slideshare.net/justoby/sistem-pelistrikan-motor-bakar (Sabtu, 24
Maret 2018)
Amin, Bahrul. Faisal, Ismet. 2016. Teknologi Motor Bensin. Jakarta: Kencana
PRENADAMEDIA Group
Heru, Rizki (2013). sistem kelistrikan, pelumasan, transmisi dan pendinginan pada
motor bakar. Dikutip dari: http://rezer-adt.blogspot.co.id/2013/07/sistem-kelistrikan-
pelumasan-transmisi.html (Sabtu, 24 Maret 2018)
Nazillah, Rima (2014). LAPORAN PRAKTIKUM MESIN DAN PERALATAN
ACARA I SISTEM PELISTRIKAN PADA TRAKTOR. Dikutip dari:
https://plus.google.com/109499054439370555139/posts/T1k2hEzQ2Bs
(Kamis, 19 Maret 2018)
Rahmi, Nayla.(2013). Motor Bakar dan Tenaga Pertanian. Dikutip dari:
https://www.scribd.com/doc/143706466/Makalah-Sistem-Kelistrikan (Sabtu, 3
Maret 2018)
Prayuda, Munandar, 2014). ACARA I. Sistem Pelistrikan Pada Traktor.
Dikutip dari: http://www.bangmuvet.com/2014/03/acara-i-sistem-pelistrikan-
pada-traktor.html (Kamis, 19 Maret 2018)

16

Anda mungkin juga menyukai