SISTEM PELISTRIKAN
(Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Alat dan Mesin Pertanian)
Dosen Pengampu:
Ir. Soesilo Wibowo, M.S
Penyusun:
Desandi A. M. Ramadhiana
(04.1.17.0943)
I-B
Sebagai manusia yang telah mengikrarkan diri atas ke-Esaan Allah SWT,
marilah kita senantiasa mengucap “Alhamdulillah” sebagai bukti rasa syukur atas
berkat, rahmat, hidayat, dan kemurahan-Nya, makalah ini dapat penulis susun
sesuai pada sebelum waktunya. Begitu pula sebagai manusia yang telah mengakui
kerasulan nabi Muhammad SAW, semoga senantiasa terucap “Allahuma Shali’ala
Muhammad” sebagai bukti terima kasih serta cinta kita kepada beliau, karena atas
jasa-jasanya kita tidak lagi hidup dalam masa kebodohan sehingga kita dapat terus
menulis untuk senantiasa menuntut ilmu guna dapat menjadi manfaat serta syafaat
bagi hidup kita di dunia serta di akhirat. Dalam penyusunan makalah ini penulis
membahas makalah dengan judul “Sistem Pelistrikan”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Alat dan Mesin
Pertanian. Tentunya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Soesilo
Wibowo beserta jajarannya selaku pengajar pada mata kuliah Alat dan Mesin
Pertanian yang telah mengamalkan serta memberikan ilmu dan bimbingannya
kepada kami sehingga tugas ini dapat terlaksana dan terselesaikan.
Tentunya di dunia ini tidak ada yang sempurna kecuali Sang Maha Kuasa.
Penulis sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Baik dari segi isi, kebahasaan maupun sistematikanya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sebagai bahan evaluasi
atas makalah yang telah penulis susun agar dapat menjadi bahan perbaikan serta
intropeksi bagi penulis sendiri. Semoga makalah yang telah disusun ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................ iv
BAB I: PENDAHULUAN
4.1 Kesimpulan................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 16
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5. Baterai........................................................................... 10
Gambar 7. Distributor..................................................................... 12
Gambar 8. Busi............................................................................... 12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem pelistrikan mesin adalah rangkaian energi listrik yang dibuat untuk
membantu menghidupkan mesin dan mempertahankan proses kerja mesin secara
efisien. Dengan kata lain, dengan adanya kelistrikan pada mesin maka sebuah mesin
bisa hidup (menghasilkan putaran) dengan lembut dan berkelanjutan.
Asal mula adanya listrik pada motor adalah dari generator yang berputar
mengikuti poros engkol. Sedangkan sistem transmisi merupakan sistem yang
digunakan untuk memindahkan dan meneruskan daya dari motor penggerak ke
bagian-bagian yang yang membutuhkan sehingga menciptakan gerakan pada suatu
mesin serta pelistrikan digunakan untuk menghidupkan alat-alat yang terdapat pada
mesin pertanian yang menggunakan tenaga listrik.
2
Dalam sistem pelistrikan ini, pihak pembangkit dan transmisi memproduksi
listrik dan menjualnya kepada pihak lain, yaitu sistem distribusi. Sistem distribusi
membeli listrik dari sistem pembangkit dan transmisi untuk dijual kepemakai listrik
sebagai konsumen. Disini, baik sistem pembangkit dan transmisi maupun sistem
distribusi menjalankan usahanya sebagai institut bisnis yang berusaha meraih
keuntungan (Anonime, 2009).
3
Sedangkan pada starter elektris menggunakan motor starter. Motor starter akan
berputar jika ada arus listrik yang berasal dari baterai.
Pada era modern ini manusia tidak bisa luput dari teknologi. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat membawa dampak bagi perkembangan
dunia industri terutama pada bidang pertanian. Teknologi selalu berada selangkah
di depan kita, namun yang selalu manjadi acuan dan kebutuhan sehari-hari ialah
teknologi yang berhubungan dengan mesin kendaraan, karena mesin pada
kendaraan atau motor bakar sangat memacu kenyamanan dan kelayakan suatu
kendaraan dan motor untuk melakukan usaha.
Motor bakar adalah salah satu fasilitas keteknikan yang banyak dipakai di
suatu usaha sebagai penggerak untuk berbagai keperluan. Motor bakar mempunyai
peran penting di bidang pertanian. Motor bakar banyak dipakai pada berbagai
pemanfaatan, antara lain: traktor, pompa air, bengkel pertanian, gilingan padi,
penggerak pada mesin- mesin pengolah hasil pertanian, sarana angkut di
perkebunan untuk pengangkutan alat, bahan, hasil pertanian, dan lain-lain.
Ditinjau dari cara memperoleh panas dari pembakaran, motor bakar dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu motor pembakaran luar (motor bakar luar) dan motor
pembakaran dalam (motor bakar dalam). Pada praktikum ini membahas mengenai
pengenalan motor bakar dan sistem pelistrikan motor bakar.
4
Mesin sendiri terdiri dari berbagai komponen yang kerjanya saling terkait satu
sama lain. Beberapa sistem yang merupakan komponen vital dalam mesin
diantaranya sistem bahan bakar, sistem pengisian, sistem pengapian, sistem
pelumasan, dan sistem pendinginan. Komponen komponen tersebut dari waktu
kewaktu mengalami perkembangan yamg tujuannya untuk mendapatkan
komponenyang lebih praktis dan efisien.Pada dasarnya campuran bahan bakar dan
udara yang masuk ke dalamruang bakar harus disundut. Penyundutan merupakan
salah satu komponen yangmengalami perkembangan pesat dalam dunia permesinan
khususnya mesin bensinadalah pada komponen sistem pengapian. Perkembangan
sistem pengapian listrik secara singkat adalah mulai dari sistem pengapian
konvensional, semi transistor,full transistor, IIA (Integrated Ignition Assembly),
dan yang terbaru adalah DLI (Distributor Less Ignition). Sistem pengapian terbagai
menjadi sistem nyala terbuka, sistem bola pijar,sistem kompresi dan sistem listrik.
Sistem nyala terbuka dan sistem bola pijar merupakan sistem pengapian
konvensional yang lebih dahulu digunakan. Dewasa ini keduanya mulai
ditinggalkan. Dewasa ini produsen mesin lebih memilihsistem listrik untuk motor
berbahan bakar bensin dan sistem kompresi untuk motor berbahan bakar minyak
solar atau yang biasa disebut dengan mesin Diesel.
Tenaga listrik pada motor biasanya adalah 6 volt, tegangan tersebut dapat
diubah menjadi 12 volt dengan mengubah sistem pelistrikannya. Dengan tegangan
12 volt lampu-lampu menjadi lebih terang dan klakson menjadi lebih keras serta
bunga api busi menjadi lebih besar. Dengan perubahan tegangan tersebut maka
semua peralatan kelistrikan seperti lampu, koil, baterai, dan klakson harus diganti
dengan yang 12 volt. Pada motor bensin sistem pelistrikan diperlukan untuk
menyalakan busi. Adanya listrik pada motor berasal dari generator yang berputar
mengikuti poros engkol. Generator dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Generator AC, yaitu generator yang menghasilkan arus bolak-balik.
b. Generator DC, yaitu generator yang menghasilkan arus searah.
Gangguan-gangguan yang terjadi pada generator antara lain yaitu:
a. Magnit lemah, akibatnya arus listrik yang dihasilkan lemah, sehingga motor
tidak bisa hidup sempurna. Perbaikannya ganti magnit.
5
b. Lubang spi magnit goyah, akibatnya hidup motor terganggu. Perbaikannya
dibubut.
c. Spoel atau gulungan kawat terbakar,akibatnya tidak ada arus listrik, sehingga
motor tidak mau hidup (bila spoel penyalaan mesin yang mati) perbaikannya:
gulung spoel atau ganti spoel.
d. Spoel putus hubungan, akibatnya motor tidak mau hidup dan perbaikannya:
gulung spoel atau ganti spoel Ignition Coil digunakan untuk memperbesar arus
listrik dari 6 volt menjadi sekitar 10000-12000 Volt, karena untuk menghidupkan
busi dibutuhkan arus sebesar 10000-12000V.
Pada dasarnya sistem pelistrikan merupakan salah satu sistem yang berkaitan
dengan berbagai macam kinerja motor maupun komponen tambahan moyor bakar.
Sisitem kelistrikan pada motor bakar berasal dari generator yang diputar oleh energi
dari putaran mesin. Manfaat sistem pelistrikan pada motor bakar dapat dibedakan
berbagai macam berdasarkan fungsinya, misalnya sebagai penerangan, sebagai
starter, pemercik api busi dan sebaggai sumber energi untuk menghidupkan
komponen lain seperti klakson dll. Pada motor bakar sistem pelistrikan dapat
dibedakan menjadi sistem pengisian, penyalaan.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Sistem pengapian pada motor bensin pada dasarnya ditujukan untuk menghasilkan
percikan bunga api yang kuat dan tepat agar diperoleh daya mesin yang optimal.
Sistem pengapian pada motor menggunakan sistem pengapian batere yang
prinsipnya adalah menaikkan tegangan baterai 12 volt menjadi ± 10kV agar
menghasilkan percikan bunga api pada elektroda busi. Teori dasar kelistrikan yang
erat kaitannya dengan sistem pengapian adalah teori induksi listrik.
7
B. Induksi Timbal Balik ( Mutual Induction Effect )
Saat dua kumparan disusun dalam satu garis dan besarnya arus yang
mengalir pada satu kumparan diubah, maka gaya gerak listrik akan
dibangkitkan pada kumparan lainnya dengan arah melawan perubahan garis
gaya magnet pada kumparan primer. Pada gambar dibawah ini bila arus
tetap mengalir pada kumparan primer maka tidak ada perubahan gaya gerak
listrik pada kumparan sekunder, tetapi saat arus yang mengalir diputuskan
maka gaya gerak listrik dibangkitkan pada kumparan sekunder. Kemudian
apabila arus dihubungkan kembali maka pada kumparan sekunder akan
dibangkitkan gaya gerak listrik dengan arah yang berlawanan dengan garis
gaya magnet pada kumparan primer.
Koil pengapian membangkitkan tegangan tinggi dengan cara yang sama seperti
uraian diatas, yang terjadi saat arus primer tiba-tiba diputuskan dengan membuka
breaker point. Besarnya gaya gerak listrik yang dihasilkan dipengaruhi oleh tiga hal
yaitu banyaknya garis gaya magnet yang dipengaruhi oleh besarnya arus yang
dialirkan pada kumparan primer, banyaknya jumlah lilitan pada kumparan, dan
kecepatan pemutusan arus pada kumparan primer. pada sistem pelistrikan ini
menggunakan sistem konvensional. jadi penggunaannya masih tergantung dengan
magnet yang ada pada samping poros engkol. cara kerja dari sistem pelistrikan ini
adalah sebagai berikut:
8
2) Magnet diputar baik secara manual (kick starter) ataupun menggunakansistem
starter.
3) Ketika tonjolan yang ada pada magnet bertemu dengan pulsa akan terjadi medan
magnet yang mengalirkan induksi secara cepat.
4) Kemudian induksi yang ada dialirkan ke CDI (capacitor discharger ignition)
5) Dalam CDI di proses kemudian dialirkan menuju coil, guna untuk menaikkan
tegangan induksi.
6) Setelah melewati coil tegangan menjadi 5-25 kV. sehingga ketika dilewatkan
pada busi dapat memberikan loncatan bunga api pada busi.
9
Keterangan:
1) Baterai 5) Ignition coil
2) Sikring (fuse) 6) Distributor
3) Kunci kontak (switch) 7) Busi
4) External resistor 8) Kabel tegangan tinggi
1) Baterai
Berfungsi untuk menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignition
coil. Tegangan baterai kendaraan biasanya 12 atau 24 volt, nilai yang terlalu
rendahuntuk dapat menghasilkan percikan bunga api pada celah busi di
dalam silinder yang bertekanan.
Gambar 5. Baterai
2) Koil
Menaikkan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi
yang diperlukan untuk pengapian. Koil berfungsi merubah arus listrik 12V
yangditerima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk
menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi.
10
3) Kontak pemutus
Kontak pemutus berguna untuk menghubungkan dan memutuskan arus
primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem
pengapian
4) Kondensator
Kondensator berfungsi untuk :
- Mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada saat
kontak mulai membuka
- Mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang
timbul pada sirkuit sekunder tinggi
5) Distributor
Fungsi distributor dapat dibagi dalam 4 bagian :
a. Bagian pemutus
Pada bagian ini terdiri dari breaker point, camlobe, dan kondenser.
Fungsi breaker point adalah untuk memutuskan arus listrik dan
menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa agar
terjadiinduksi pada kumparan sekunder coil. Induksi terjadi pada saat
breaker point diputus atau terbuka. Condensor berfungsi untuk
menghilangkan atau mencegah terjadi loncatan api atau bunga api listrik
pada breker point. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar dibawah.
Kemampuan dari suatu kondensor dapat ditunjukandg berapa besar
kapasitasnya. Kapasitas kondensor diukur dalam mikrofarad.
Terbakarnya breaker point sering juga diakibatkan oleh kondenser yang
tidak sesuai dengan kapasitasnya atau kapasitasnya tidak normal.
b. Bagian Distributor
Bagian ini berfungsi membagi-bagikan (mendistribusikan) arus
tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder
pada igniton coil ke busi pada tiap-tiap silinder sesuai dengan urutan
pengapian (ignition order). Bagian ini terdiri dari tutup distributor dan
rotor.
11
c. Bagian Governor Advancer
Bagian ini berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan
pertambahan putaran mesin. Bagian ini terdiri dari governor weight dan
governor spring (pegas governor).
d. Bagian Vakcum Advancer
Bagian ini berfungsi untuk memundurkan atau memajukan saat
pengapian pada saat baban mesin bertambah atau berkurang. Bagian
initerdiri dari breaker plate dan vacum advancer, yang akan bekerja atas
dasar kevakuman yang terjadi didalam intake manidfold
Gambar 7. Distributor
6) Busi
Busi atau elektroda berfungsi meloncatkan bunga api listrik diantara kedua
elektroda busi di dalam ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai
Gambar 8. Busi
12
7) Kabel tegangan tinggi
Kabel tegangan tinggi berfungsi sebagai penyalur arus yang dihasilkan oleh
koil. Kabel tegangan tinggi dihubungkan dengan busi lewat sebuah Choke
yang berguna untuk menjepit kelapa elektroda.
13
secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya
tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem
pengapian CDI bekerja lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor
melakukan pengosongan arus (discharge) sangat cepat, sehingga kumparan
sekunder koil pengapian teriduksi dengan cepat dan menghasilkan tegangan yang
cukup tinggi untuk memercikan bunga api pada busi.
Platina sebagai plat kontak untuk menghubungkan dan memutus aliran listrik
primer koil agar terjadi induksi/GGL pada sekunder yang berupa listrik tegangan
tinggi untuk mensuplai busi agar memercikkan bunga api.Platina adalah plat kontak
yang berfungsi sebagai penghubung dan pemutus yang di hubungkan oleh ebonit
atau kaki platina dan di kontrol oleh nok delco (Distributor), apabila kaki ebonit
tidak terdorong oleh nok delco maka plat kontak akan terhubung sekaligus
mengalirkan aliran listrik primer koil ke ground dan menciptakan medan magnet
pada primer coil, dan pada saat nok delco menyentuh atau mendorong ebonit platina
maka listrik dari primel coil akan terputus, pada saat listrik primer coil terputus
maka terjadi GGL/induksi tegangan tinggi pada sekunder coil, dengan adanya
kondesor/kapasitor yang terhubung secara paralel dengan platina akan membantu
meningkatkan besar induksi dan menghilangkan bunga api pada saat platina mulai
terbuka/memutus, hal ini bertujuan agar plat kontak platina tidak mudah terbakar
dan mampu berumur panjang. Besar lamanya saat platina terhubung di pengaruhi
oleh lebar Permukaan AS delco yang rata/datar hal ini di sebut dengan sudut dwell,
dimana sudut/lama saat platina menghubungkan aliran listrik ke primer coil.
Apabila celah platina kita rapat pasti sudut dwell akan menjadi besar dan
kebalikannya. CDI dan Platina adalah suatu alat yang digunakan pada mesin
untuk pengapian, maksudnya untuk mengatur waktu pengapian. jadi pada saat
piston pada posisi dibawah (Titik Mati Bawah) busi tidak mengeluarkan api, nah
padasaat piston diatas (Titik Mati Atas), busi akan memercikan bunga api,
untuk mengatur hal ini digunakan platina atau CDI. Platina menggunakan cara
konvesional untuk mematikan dan menyalakan busi, yaitu masih mengandalkan
pegas yang menempel pada rotor.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
- Sistem pelistrikan pada motor bakar digunakan untuk sistem penyundut
atau pematik api pada sistem pembakaran.
- CDI dan Platina adalah suatu alat yang digunakan pada mesin untuk
pengapian, maksudnya untuk mengatur waktu pengapian. jadi pada saat
piston pada posisi dibawah (Titik Mati Bawah) busi tidak
mengeluarkanapi, nah pada saat piston diatas (Titik Mati Atas), busi akan
memercikan bunga api, untuk mengatur hal ini digunakan platina atau
CDI.
- Komponen sistem pelistrikan berupa Baterai
a. Sikring (fuse)
b. Kunci kontak (switch)
c. External resistor
d. Ignition coil
e. Distributor
f. Busi
g. Kabel tegangan tinggi
15
DAFTAR PUSTAKA
16