Anda di halaman 1dari 14

Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

BAB III
ASPEK TEKNIS

3.1 Lokasi Proyek

Secara garis besar beberapa variabel dalam penentuan lokasi


pengolahan limbah adalah antara lain terkait dengan penyedian alat
incinerator, dan beberapa karakteristik lokasi yang diperlukan lainnya.

Incinerator yang akan dibangun oleh Perseroan berada di Jalan


Interchange Dawuan Tengah Cikampek, karawang, Provinsi Jawa Barat.
Incinerator tersebut dirancang dengan basis bahan bakar solar, yang
berdasarkan konfirmasi pihak manajemen bahwa spesifikasi dan semua
item dalam penawaran tersebut telah memenuhi seluruh kelengkapan
mesin/peralatan untuk dapat beroperasi secara normal dan optimal.

Lokasi dapat ditempuh dengan jalan darat ± 1 jam 33 menit dari Jakarta
melalui jalan tol pantura Jakarta - Cikampek. Adapun batas-batas lokasi
TPS PT Jasa Medivest adalah sebagai berikut:

 Utara : Kawasan Industri


 Timur : PT Yamatogomu Indonesia
 Selatan : Kawasan Industri
 Barat : PT Astra Honda Motor

Secara garis besar beberapa variabel dalam penentuan lokasi TPS ini
didasari oleh pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Kemudahan akses untuk penampungan sampah.
2. Ketersediaan sumber air untuk cooling system incinerator.
3. Lokasi berada pada wilayah yang cukup aman terisolir dari pusat-
pusat pemukiman umum dan aktivitas lainnya. Kemudahan akses
untuk proses pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan.
4. Kemudahan akses menuju dermaga terpadu (batubara dan
kontainer).
5. Bebas dari banjir maksimum (probable maximum flood).
6. Tidak terletak pada sasaran geologi (geological vault).
7. Tidak terletak pada lahan kritis longsor.

Bab III - 1
Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

Gambar peta berikut adalah menunjukkan lokasi Incinerator Plant


Dawuan :

Gambar 3.1 Lokasi Incinerator Plant Dawuan

3.2 Incinerator Plant Eksisting

Pembangunan Incinerator PT Jasa Medivest yang akan digunakan untuk


mengolah limbah medis, tentunya tidak lepas dari incinerator eksisting
yang telah digunakan oleh PT Jasa Medivest.

PT Jasa Medivest adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa


pengeloh limbah B3 medis dan non medis, dengan lokasi usaha di
Kotamadya Karawang, Propinsi Jawa Barat.

Pasokan limbah medis PT Jasa Medivest pada saat ini yang paling utama
adalah dari rumah sakit, puskesmas, dan klinik, karena masih
terbatasnya tempat pengelolaan limbah medis B3 dan non medis.

Saat ini PT Jasa Medivest memiliki 2 unit mesin incinerator atau


incinerator Dawuan 1 dan 2 dengan kapasitas 12x2 ton/hari. PT Jasa
Medivest berencana membangun incinerator 3 dan 4 atau incinerator
Dawuan 3 dan 4 dengan kapasitas terpasang sama seperti incinerator
Dawuan I dan 2.

Bab III - 2
Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

Berikut ini adalah rincian mesin incinerator milik PT Jasa Medivest :

Tabel 3.1 Spesifikasi Mesin Incinerator PT Jasa Medivest


No Keterangan Stepped Heart Rotary Kiln BIR 250

Recommended Installment 2nd Incinerator at New Jawa - 2 Plant


Dawuan Plant
Negara Asal Teknologi Australia Belgia /
SingaporeNegara
Negara Pengguna Australia, Malaysia , Singapore , Belgia,
Indonesia Vietnam,
Thailand,China ,
Middle East
Technical
1 Kapasitas Pengolahan Limbah 12 ton / day 12 ton / day

2 kemampuan mengolah jenis Infeksius all


limbah
3 Komsumsi daya listrik 169 kwh 100 kwh

4 Pemakaian kimia Carbon dan lime Carbon,Bicarbonate


5 Penggunaan bahan bakar
Solar 8000 liter/2 month Zero during normal
during normal operation
Gas 7.866.02 m3/2 mount
6 Luas lahan yang diperlukan 500 m2 500 m2
untuk perangkat mesin
7 Energy yang dihasilkan Heat thermal Heat thermal
8 Standart emisi Particular, gas, senyawa Particular, gas,
kimia organic senyawa kimia organic
9 Alat pengendali pencemaran Heat exchange, Heat exchenge, active
adiabatic quench, rotary carbon system, wet
contactor (lime and scrubber with sodium
carbon active Bi-cabonate, bag filter,
id fan
10 Control system Semi auto control Fully control system
system, PLC integrated for man – manchine
11 Connection for remote Standbay equitment Fully access
Alat pendukung (utilitas)
1 Compressor kapasitas 10 m3 8 m3
2 Dryer system for air 10 m3 8 m3
3 Hydraulic pack system Yes Yes
4 Tempat pengambilan uji emisi Yes Yes
Performance
1 Thermal capacity 2.000.000 kcal/h 2.500.000 kcal/h
2 DRE (dectruction removal 99.99% 99.99%
efficiency)
3 Residu akhir pengolahan 1-10% 5-8%

Bab III - 3
Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

No Keterangan Stepped Heart Rotary Kiln BIR 250

4 Temp design 2nd Chamber 1000-1150 C 1000-1200 C


5 Resident time in 2nd chamber 2 second 2 second
6 Maks pemakaian incinerator 320 hari/tahun @ 24 300 hari/tahun @ 24
pada full capacity jam jam
Manufacturing
1 Manufactured by Indonesia atau Malaysia Indonesia atau
Singapura atau
/Malaysia
2 Length of manufacture 8 bulan 8 bulan
Power Plant – Thermal
convertion
1 Boiler Pack Equitment add on and Boiler and turbine set
installation included
2 Turbine generator set Kap Equitment add on and Boiler and turbine set
0,5-1 Mwatt installation included

Pembangunan incinerator PT Jasa Medivest dengan kapasitas 12x2


ton/hari oleh PT Jasa Medivest diharapkan dapat menjadi salah satu
solusi optimum bagi Pemerintah. Hal ini karena selain tingkat dayanya
yang mencukupi untuk pemenuhan pengolahan limbah medis dan
rencana usaha penyediaan mesin incinerator, dalam hal ini diindikasikan
proyek–proyek pengembangan sistem pembakaran sampah yang akan
dilakukan Persero sendiri.

3.3 Kondisi Lahan

Struktur tanah di lokasi studi terdiri atas tanah liat dan padat. Kondisi
lahan yang dipilih memiliki permukaan lahan yang relatif datar. Lahan
yang tersedia untuk incinerator plan seluas +/- 2.7 hektar dipastikan
dapat mencukupi kebutuhan. Vegetasi penutup lahan berupa semak
belukar dan tegalan.

Bab III - 4
Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

Gambar 3. 2 Layout Incinerator Plant Eksisting Kapasitas 12x2


ton/hari dan Rencana Incinerator 3 dan 4 12x2 ton/hari

Lokasi unit Incinerator Dawuan 3 dan 4


12 x2 ton/hari

Lokasi unit Incinerator Lokasi unit Incinerator


Dawuan 1 (eksisting) 12 Dawuan 2 12 ton/hari
ton/hari

Adapun pemanfaatan lahan untuk memenuhi kebutuhan utama bagi :


 Area penumpukan batubara.
 Area untuk peralatan utama power house ( boiler, turbin, generator,
water treatment dan conveyor).
 Area untuk penumpukan abu.
 Area untuk sarana penunjang lainnya.

3.4 Rencana Kapasitas Incinerator Plant

Rencana kapasitas produksi terpasang incinerator PT Jasa Medivest


didesain mengikuti incinerator plant yang pertama kali dibuat bahkan
dilengkapi dengan kapasitas dan teknologi yang sama dan seluruh
komponen mesin yang dibutuhkan untuk menunjang kapasitas tersebut.

3.5 Proses Produksi Incinerator Plant

Proses pengolahan limbah medis pada mesin incinerator dapat dilihat


pada flowchart berikut ini.

Bab III - 5
Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

Gambar 3.3 Process Incinerator Plant

Sumber : Manajemen Perseroan

Diagram di bawah ini menunjukkan basic operation dari tipikal


Incinerotor plant yang berbasis solar dan gas dan menerangkan fungsi-
fungsi dari komponen utama pengolah limbah. Diagram ini juga
memberi ilustrasi bagaimana limbah B3 medis diolah dan dibakar
sampai kepada end user. Pada diagram ini juga ditunjukkan beberapa
peralatan kontrol yang berbasis teknologi yang digunakan untuk
mengurangi emisi yang berpotensi polusi ke udara, darat dan air,
karenanya membantu memproteksi lingkungan.

Gambar 3.4 Proses Pengolahan limbah Incinerator Berbasis Solar & Gas

Bab III - 6
Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

Secara garis besar proses dibagi menjadi 2 bagian, yaitu proses untuk
mengolah limbah B3 medis dan proses untuk mengurangi dampak
lingkungan :

3.5.1 Proses Pengolahan Limbah B3 Medis Incinerator Plant

Incinerator dilengkapi mesin pembakar dengan suhu tinggi yang dalam


waktu relatif singkat mampu membakar habis semua sampah tersebut
hingga menjadi abu. Pembakaran sampah ini digunakan dengan sistem
pembakaran bertingkat (double chamber), sehingga Emisi yang melalui
cerobong tidak berasap dan tidak berbau, dan menggunakan sitem
cyclon yang pada akhirnya hasil pembakaran tidak memberikan
pengaruh polusi pada lingkungan.

Pemilihan incinerator yang akan digunakan disesuaikan dengan keadaan


lingkungan, jenis dan komposisi sampah, serta volume sampah,
sehingga dapat dilakukan secara lebih efisien baik prosesnya maupun
transportasi dan tenaga operasionalnya, serta pula penggunaan lahan
lebih efisien. Meminimalkan sampah yang berukuran besar dan berat
untuk dapat dipilah masuk ke dalam tempat tersendiri.

1. Ruang Bakar Utama


Dalam ruang bakar utama proses karbonisasi dilakukan dengan “
defisiensi udara “ dimana udara yang dimasukan didistribusikan
dengan merata kedasar ruang bakar untuk membakar karbon sisa.
Gas buang yang panas dari pembakaran, keluara dari sampah dan
naik memanasinya sehingga mengasilkan pengeringan dan
kemudian membentuk gas-gas karbonisasi. Sisa padat dari
pembentukan gas ini yang sebagian besar terdiri atas karbon,
dibakar selama pembakaran normal dalam waktu pembakaran.

Pada ruang bakar ini secara terkontrol dengan suhu 800 0 – 1.0000 C
dengan sistem close loop sehingga pembakaran optimal. Distribusi
udara terdiri dari sebuah Blower radial digerakan langsung dengan
impeller, dengan casing almunium dan Motor Listrik, lubang masuk
udara dari pipa udara utama didistribusikan ke koil.

Bab III - 7
Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

2. Ruang Bakar Tingkat Kedua


Ruang bakar tingkat kedua dipasang diatas ruang bakar utama dan
terdiri dari ruang penyalaan dan pembakaran, berfungsi membakar
gas gas karbonisasi yang dihasilkan dari dalam ruang bakar utama.
Gas karbonisasi yang mudah terbakar dari ruang bakar utama
dinyalakan oleh Burner Ruang Bakar Dua, kemudian dimasukan
udara pembakar, maka gas-gas karbonisasi akan terbakar habis.

Selama siklus pembakaran bahan bakar yang mudah terbakar dari


gas karbonisasi suhunya cukup tinggi untuk penyalaan sendiri, dan
ketika karbonisasi selesai maka Ruang Bakar Dua bekerja seperti
sebuah after burner, yaitu mencari, gas-gas yang belum terbakar
kemudian membawanya kedalam temperatur lebih tinggi sehingga
terbakar sampai habis, dimana suhunya mencapai 1.100 0 C dengan
sistem close loop sehingga optimal. Pemasukan sampah ke ruang
pembakaran dilakukan secara manual atau menggunakan lift
conveyor.

3. Panel Kontrol Digital


Diperlukan suatu panel kontrol digital dalam operasionalnya untuk
setting suhu minimum dan maksimum didalam ruang pembakaran
dan dapat dikontrol secara “ automatic “ dengan sitem close loop.
Pada panel digital dilengkapi dengan petunjuk suhu, pengatur waktu
(digunakan sesuai kebutuhan), dan dilengkapi dengan tombol
pengendali “burner dan “blower” dengan terdapatnya lampu isyarat
yang memadai dan memudahkan operasi.

4. Cerobong Cyclon
Cerobong cyclon dipasang setelah ruang bakar dua, yang bagian
dalamnya dilengkapi water spray berguna untuk menahan debu
halus yang ikut terbang bersama gas buang, dengan cara gas buang
yang keluar dari Ruang Bakar Dua dimasukan melalui sisi dinding
atas sehingga terjadi aliran siklon di dalam cerobong,. Gas buang
yang berputar didalam cerobong siklon akan menghasilkan gaya
sentripetal, sehingga abu yang berat jenisnya lebih berat dari gas
buang akan terlempar kedinding cerobong siklon.

Dengan cara menyemburkan butiran air yang halus kedinding, maka


butiran-butiran abu halus tersebut akan turun kebawah bersama air
yang disemburkan dan ditampung dalam bak penampung. Bak

Bab III - 8
Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

penampung dapat dirancang tiga sekat, dimana pada sekat pertama


berfungsi mengendapkan abu halus, pada bak selanjutnya air abu
akan disaring, dan air ditampung dan didinginkan pada sekat
ketiga, siap untuk dipompakan ke cerobong siklon kembali.

5. Burner dan Blower


Incinerator dilengkapi dengan 2 sistem pembakaran yang
dikendalikan secara otomatis. Burner yang digunakan dapat
menghasilkan panas dengan cepat, serta dilengkapi dengan blower
untuk mempercepat proses pembakaran hingga mampu
menghasilkan panas yang tinggi.

6. Primary Chamber
Berfungsi sebagai tempat pembakaran limbah. Kondisi pembakaran
dirancang dengan jumlah udara untuk reaksi pembakaran kurang
dari semestinya, sehingga disamping pembakaran juga terjadi reaksi
pirolisa. Pada reaksi pirolisa material organik terdegradasi menjadi
karbon monoksida dan metana.

Temperatur dalam primary chamber diatur pada rentang 1.0000C-


1.2000C yang dilengkapi dengan Air pollution control yang
berfungsi khusus untuk menetralkan emisi gas buang seperti
partikel-partikel, acid gas, toxic metal, organic compound, CO serta
dioxin dan furan sehingga gas buang yang dikeluarkan memenuhi
parameter yang ditetapkan oleh KEP-03/BAPEDAL/09/1995 dan
standar baku emisi internasional dan untuk mencapai temperatur
tersebut, pemanasan dalam primary chamber dibantu oleh energi
dari burner dan energi pembakaran yang timbul dari limbah itu
sendiri. Udara (oksigen) untuk pembakaran di suplai oleh blower
dalam jumlah yang terkontrol.

Padatan sisa pembakaran di primary chamber dapat berupa padatan


tak terbakar (logam, kaca) dan abu (mineral), maupun karbon
berupa arang. Tetapi arang dapat diminimalkan dengan pemberian
suplai oksigen secara continue selama pembakaran berlangsung.
Sedangkan padatan tak terbakar dapat diminimalkan dengan
melakukan pensortiran limbah terlebih dahulu.

Bab III - 9
Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

7. Secondary Chamber
Gas hasil pembakaran dan pirolisa perlu dibakar lebih lanjut agar
tidak mencemari lingkungan. Pembakaran gas-gas tersebut dapat
berlangsung dengan baik jika terjadi pencampuran yang tepat
antara oksigen (udara) dengan gas hasil pirolisa, serta ditunjang
oleh waktu tinggal (retention time) yang cukup. Udara untuk
pembakaran di secondary chamber disuplai oleh blower dalam
jumlah yang terkontrol.

Selanjutnya gas pirolisa yang tercampur dengan udara dibakar


secara sempurna oleh burner didalam secondary chamber dalam
temperatur tinggi yaitu sekitar 8000C-10000C. Sehingga gas-gas
pirolisa (Metana, Etana dan Hidrokarbon lainnya) terurai menjadi gas
CO2 dan H2O.

3.5.2 Pembuangan dan Pemusnahan Limbah

Setelah melalui pembakaran di incinerator, Gas hasil pembakaran


dikeluarkan (dibuang) melalui cerobong, namun gas yang dihasilkan
harus dibersihkan dari polutan sebelum dilepas ke atmosfer. Suhu,
waktu tinggal (residence time) dan pencampuran di tungku pembakaran
dikendalikan secara cermat guna memastikan bahwa penghancurannya
sempurna dan kontaminan-kontaminannya tidak terbuang melalui
cerobong.

Incinerator yang dirancang baik, mampu menghancurkan kandungan


organik yang berbahaya dari limbah B3. Sebaliknya, perancangan dan
pengoperasian incinerator yang tidak sempurna akan membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan, melalui emisi gas beracun dan
pencemar lain ke atmosfer. Maka dari itu hasil pengolahan akhir berupa
butiran debu halus tersebut akan dikumpulkan dan dibuang di landfill
limbah B3. Debu/abu tidak boleh digunakan untuk konstruksi atau
penimbunan lain atau dikirim ke tempat pembuangan sampah rumah
sakit. Sedangkan air limbah yang dihasilkan dari proses incinerator
harus diperkecil seminal mungkin. Apabila dihasilkan air limbah, harus
dilakukan pengolahan awal (pre-treatment) dilokasi tersebut agar
memenuhi standar nasional sebelum dibuang. Berikut proses
penimbunan hasil limbah incinerator berupa debu/abu:

Bab III - 10
Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

o Menggali lubang, dengan kedalaman sekitar 2,5 meter.


o Tebarkan limbah klinik didasar lubang sampai setinggi 75 cm..
Tambahkan lapisan kapur. Lapisan limbah yang ditimbun lapisan
kapur masih bisa ditambahkan sampai ketinggian 0,5 meter
dibawah permukaan tanah.
o Akhirnya lubang tersebut harus ditututup dengan tanah..

A. Sistem Pengendalian Air Limbah


Sistem treatment air limbah dirancang untuk mengumpulkan dan
memproses air limbah yang dihasilkan di pembangkit listrik
sehingga kualitas air limbah yang dihasilkan memenuhi regulasi
standar lingkungan yang dikeluarkan oleh Menteri Lingkungan
Hidup sebelum air limbah itu dibuang atau dipergunakan kembali.
Sistem akan menangani limbah cair yang berasal dari beberapa
sumber di pembangkit listrik, termasuk didalamnya buangan limbah
kimia, limbah oli, limbah kotor, dan rain runoff. Setiap tipe limbah
cair yang ada akan dikumpulkan secara terpisah dan akan diproses
lebih lanjut.

B. Sistem Transportasi Pengangkutan Limbah B3 medis


Limbah B3 sebagai bahan pengolahan utama Incinerator plant ini,
disuplai oleh beberapa suplier limbah B3 medis dari rumah sakit,
klinik, dan puskesmas melalui transportasi darat. Sistem
penanganan limbah B3 medis disesuaikan dengan total kapasitas
Incinerator, yang terdiri atas sistem penanganan sebagai berikut:

a. Pemisahan limbah
 Limbah harus dipisahkan dari sumbernya
 Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas
 Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang
berbeda, yang menunjukkan ke mana plastik harus diangkut
untuk insinerasi atau dibuang.

b. Penyimpanan limbah
 Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah
berisi 2/3 bagian. Kemudian diikat bagian atasnya dan diberi
label yang jelas.
 Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya,
sehingga kalau dibawa mengayun menjauhi badan, dan
diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk dikumpulkan.

Bab III - 11
Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

 Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-


kantung dengan warna yang sama telah dijadikan satu dan
dikirim ke tempat yang sesuai.
 Kantung harus disimpan di kotak-kotak yang kedap terhadap
kutu dan hewan perusak sebelum diangkut ke tempat
pembuangannya

c. Penanganan limbah
 Kantung-kantung dengan kode warna hanya boleh diangkut
bila telah ditutup.
 Kantung dipegang pada lehernya.
 Petugas harus mengenakan pakaian pelindung, misalnya
dengan memakai sarung tangan yang kuat dan pakaian
terusan (overal), pada waktu mengangkut kantong tersebut.
 Jika terjadi kontaminasi diluar kantung diperlukan kantung
baru yang bersih untuk membungkus kantung baru yang
kotor tersebut seisinya (double bagging).
 Petugas diharuskan melapor jika menemukan benda-benda
tajam yang dapat mencederainya di dalam kantung yang
salah.
 Tidak ada seorang pun yang boleh memasukkan tangannya
kedalam kantung limbah.

3.6 Tahapan dan Jadwal Pembangunan

Dari jadwal pelaksanaan yang disusun yang penyelesaiannya mengikuti


ketentuan, dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini pelaksanaan
pekerjaan relatif masih on schedule, dimana Perseroan telah
menyelesaikan pekerjaan yang cukup penting yaitu tender.

Setelah melakukan tender, maka segera proses design review atas


usulan design yang diajukan oleh Perseroan dapat diselenggarakan.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu yang penting dalam menjaga
agar spesifikasi teknis dan design criteria yang ditetapkan dapat
diimplementasikan secara konsisten.

Bab III - 12
Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

Tabel 3.2 Work Plan & Schedule – Plant Dawuan

HARI OPERASIONAL
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
INCINERATOR
INCINERATOR-1 Overhaul
INCINERATOR-2
INCINERATOR-3 Pembangunan
INCINERATOR-4 Pembangunan

3.7 Manajemen Operasional dan Pemeliharaan

Menurut studi yang dilakukan oleh Perseroan, dalam rangka


pengoperasian dan pemeliharaan Incenerator Plant dibentuk organisasi
dan mengisi dengan personil pada jenjang manajerial hingga klerikal.
Karena beban organisasi yang dihadapi meliputi aspek teknis,
administrasi/keuangan dan lingkungan, maka organanisasi ini harus
diisi oleh tenaga kerja yang terlatih sesuai dengan bidang dan
jenjangnya masing-masing. Bila Perseroan akan melaksanakan
manajemen operasional dan pemeliharaan secara inhouse, maka
konsultan tersebut mengusulkan struktur organisasi sebagaimana
tersebut pada gambar 3.6 :

Bab III - 13
Business Plan Pengembangan Incinerator Dawuan 3 dan 4 - PT Jasa Medivest

Gambar 3.5 Struktur Organisasi Plant Management


Unit Manager

 Reliability, Efficiency & Commerce


Senior Staff
 Environmental, Assurance & Safety
Senior Staff

Operation Administration &


Maintenance
Supervisor Supervisor Finance Supervisor

Shift Leader and Supply & Planning of  Accounting Senior Staff


5 Operator Groups for 3 Works Shift : Fuel & Coal Staff  Finance Senior Staff
 Boiler & Auxiliary Operators (shift)  Administration & General
Affair Senior Staff
 Turbine & Generator Operators (shift)
 Mechanical Technicians  Procurement Senior Staff
 Control Room Operators (shift)  Electrical Technicians  Accounting Staff
 Coal Handling Operators (shift)  I & C Technicians  Finance Staff
 Warehouseman  Administration Staff
 Ash Handling Operators (shift)
 Procurement Staff
 Laboratory Technicians (non shift)

Bab III - 14

Anda mungkin juga menyukai