Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

Dalam suatu konstruksi bangunan, beton merupakan bagian yang penting. Oleh karena itu, analisa dan
penelitian terhadap materi dan proses terbentuknya beton sangat dibutuhkan. Salah satu analisa yang dilakukan
ketika dilakukan pengecoran adalah dengan melakukan slump test. Pengujian Slump Test pada beton plastis
dengan ukuran agregat maksimum 37,5 mm sebelumnya tidak ada ketentuan maksimum ukuran agregat
kasarnya.

Slump test bertujuan untuk untuk memantau homogenitas dan workability (kemudahan pengerjaan beton segar)
adukan beton segar dengan suatu kekentalan tertentu yang dinyatakan dengan satu nilai slump. Alat yang
digunakan untuk pengujian slump dinamakan Kerucut Abrams yang terbuat dari logam. Campuran beton yang
terlalu cair dapat menyebabkan mutu beton menjadi rendah dan lama mengering. Sedangkan campuran beton
yang terlalu kering dapat menyebabkan adukan tidak merata dan sulit untuk dicetak. Pengujian slump
test dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan (saat dilakukan pengecoran).

Alat-Alat yang Diperlukan Untuk Pengujian Slump Test


1. Kerucut Abrams.
2. Batang Baja Penusuk

Langkah-langkah Pengujian Slump Test

1. Basahi cetakan agar tidak menyerap dan letakkan di atas permukaan yang datar.
2. Isi setiap 1/3 bagian slump test beton segar (fresh concrete) dan ditumbuk sebanyak 25 kali dengan
menggunakan batang baja penusuk hingga penuh.
3. Ratakan permukaan beton pada bagian atas cetakan dengan cara menggelindingkan batang penusuk di
atasnya.
4. Lepaskan segera cetakan dari beton dengan cara mengangkat dalam arah vertikal secara-hati-hati.
5. Setelah beton menunjukkan penurunan pada permukaan, ukur segera slump dengan menentukan perbedaan
vertikal antara bagian atas cetakan dan bagian pusat permukaan atas beton.

Nilai Slump = Tinggi alat slump – tinggi beton setelah terjadi penurunan.
Tabel nilai slump test direkomendasikan untuk berbagai tipe kontruksi

Acuan lengkap : SNI 1972-2008

Anda mungkin juga menyukai