Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

DENGAN BERBANTUAN MEDIA MIND MAPPING UNTUK


MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Riskana Br Sitepu1,* , Eis Rahmawati1,*, Ani Rusilawati1, Bambang Subali1


1*
Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika,Pascasarjana,Universitas Negeri Semarang
1
Dosen Prodi Pendidikan Fisika,Pascasarjana,Universitas Negeri Semarang
*) Email : riskanasitepu17@gmail.com dan eisrama526@gmail.com
Jl.Kelud Utara III,Kota Semarang 50237

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar fisika
siswa kelas X Teknika 1 SMK Pelayaran Wira Samudera dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan berbantuan media Mind
Mapping pada materi gerak. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat
kegiatan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Instrument penelitian yang digunakan berupa lembar observasi kegiatan siswadan tes
hasil belajar dengan memberikan soal. Analisis data yang digunakan yaitu analisis
kuantitatif untuk hasil belajar siswa dan kualitatif untuk observasi minat belajar
siswa. Berdasarkan proses penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I belum
mencapai hasil yang diharapkan yaitu dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 69,64
dan minat belajar siswapun masih sangat kurang karena siswa belum dapat
berinteraksi dengan kelompok lain dan masih kurang percaya diri dalam bertanya
ataupun memberikan pendapatnya. Kendala yang dialami yaitu siswa merasa jenuh
jika pembelajaran dilakukan berkelompok tanpa ada media yang digunakan, serta
siswa masih sibuk sendiri dengan kelompoknya. Solusinya guru harus memberikan
media yang sesuai dengan kondisi kelas, dimana seluruh siswa berperan aktif dalam
kegiatan belajar. Pada siklus II proses pembelajaran mengalami peningkatan dari
siklus sebelumnya dengan memperoleh hasil belajar siswa cukup mencapai KKM
yang telah ditetapkan yaitu ≥75, dan rata-rata nilai siswa pada siklus II ini mencapai
76,41 dan minat belajar siswa sudah terlihat. Siswa begitu antusias serta aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan siswa sudah mulai berinteraksi dengan kelompok lain
serta memberikan pendapat dan pertanyaannya.

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Problem Based Learning, Media Mind
Mapping
PENDAHUALAN Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan terhadap guru Fisika
Pendidikan merupakan kebutuhan kelas X di SMK Pelayaran Wira
yang wajib diperoleh bagi seluruh Samudera Semarang pada bulan
warga negara Indonesia yang bertujuan Oktober 2017, diperoleh informasi
untuk meningkatkan kualitas sumber bahwa kurangnya minat belajar siswa
daya manusia. Untuk memenuhi tujuan menjadi dasar dari permasalahan
tersebut, Indonesia semestinya pembelajaran yang dihadapi guru
melahirkan generasi muda yang tersebut. Pandangan siswa tentang
berkualitas agar menjadi agen pembelajaran fisika sebagai rumus-
perubahan. Butuh proses dalam hal rumus menambah permasalahan dalam
tersebut yaitu dengan menerapkan belajar. Selain itu model pembelajaran
pendidikan yang berkualitas pada masa guru masih konvensional yang
pembelajaran.Pada kenyatannya masih berpusat pada guru sehingga membuat
banyak kelemahan yang dimiliki siswa kurang aktif dalam belajar dan
dalam proses pembelajaran baik dari kemudian berdampak pada rendahnya
guru maupun dari siswa sendiri. hasil belajar siswa.
Risna, at all (2017) dalam Untuk mengatasi beberapa
penelitiannya mengatakan bahwa permasalahan diatas, perlu adanya
rendahnya hasil belajar fisika siswa model dan pendekatan yang harus
kelas XI MIA ini disebabkan oleh diterapkan sehingga nantinya dengan
siswa yang tidak mengerjakan tugas- model dan pendekatan yang
tugas yang diberikan guru, siswa tidak digunakan diharapkan siswa lebih
memperhatikan guru saat guru berminat untuk belajar dan pandangan
menjelaskan materi, siswa muda lupa siswa bahwa fisika itu adalah rumus-
dengan materi pelajaran yang sudah rumus menjadi hilang maka
diajarkan oleh guru, siswa masih dilaksanakan Penelitian Tindakan
banyak yang ribut saat pembelajaran Kelas (PTK) dengan judul: Penerapan
berlangsung. Hal ini menunjukkan Model Pembelajaran Problem Based
bahwa rendahnya hasil belajar siswa Learning (PBL) Berbantuan Map
pada mata pelajaran fisika disebabkan Maping Untuk Meningkatkan Minat
karena kurangnya aktivitas siswa. Dan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa
Sulaiman, at all (2017) Kelas X Materi Gerak.
menyatakan bahwa salah satu kendala Problem Based Learning (PBL)
yang dialami oleh guru adalah
kurangnya minat belajar dalam Untuk meningkatkan minat dan
mengikuti pembelajaran kimia di hasil belajar fisika siswa, diperlukan
kelas. Kurangnya minat belajar siswa adanya pendekatan pembelajaran yang
dalam kegiatan pembelajaran melibatkan peserta didik secara aktif
menjadikan pembelajaran lebih dan mendorong minat peserta didik
berpusat pada guru (teacher-centered). untuk lebih memahami serta
Akhirnya pembelajaran terkesan tidak memecahkan berbagai masalah yang
menarik karena siswa tidak berkenaan dengan materi pembelajaran
mengembangkan kreativitasnya. fisika. Salah satu pendekatan
pembelajaran mendorong minat dunia nyata yang memerlukan
peserta didik untuk lebih aktif dalam pemikiran tingkat tinggi yang
memecahkan masalah ialah dengan bertujuan untuk melatih peserta didik
model Problem Based Learning berpikir kritis, memecahkan masalah
(PBL). Problem Based Learning serta menemukan pengetahuan baru
(PBL) adalah suatu model berdasarkan masalah yang mereka
pembelajaran yang merupakan bagian pecahkan. Nugraha (2017) Jadi, PBL
dari pembelajaran Contextual adalah suatu pendekatan pembelajaran
Teaching and Learning (CTL). yang menggunakan masalah dunia
Problem Based Learning (PBL) nyata sebagai suatu konteks bagi
memiliki beberapa landasan teori peserta didik untuk belajar tentang cara
khusus yang membedakan dengan berpikir kritis dan keterampilan
model pembelajaran lain. Salah pemecahan masalah serta untuk
satunya yaitu teori Jarome Bruner memperoleh pengetahuan dan konsep
mengajukan sebuah model yang esensial dari materi
pembelajaran yang menekankan pembelajaran.
pentingnya membantu peserta didik
memahami struktur atau ide kunci dari Adapun langkah (sintaks) model
suatu disiplin ilmu. Hal ini akan pembelajaran Problem Based Learning
menuntut peserta didik untuk aktif menurut Nugraha (2017) yaitu :
terlibat dalam proses pembelajaran. Pertama, orientasi siswa kepada
Pembelajaran berdasarkan masalah masalah; Kedua, mengorganisasikan
juga bergantung pada konsep lain dari siswa untuk belajar; Ketiga,
Bruner, yaitu scaffolding. Bruner membimbing penyelidikan individual
memberikan scaffolding sebagai suatu maupun kelompok. Keempat,
proses ketika seorang peserta didik mengembangkan dan menyajikan hasil
dibantu menuntaskan maslah tertentu karya. Kelima, menganalisa dan
melampaui kapasitas mengevaluasi proses pemecahan
perkembangannya melalui bantuan masalah. Menurut Ibrahim dan Nur
scaffolding dari seorang guru atau sebagaimana yang diungkapkan dalam
orang lain yang memiliki kemampuan Nugraha (2017) ciri-ciri model
lebih. Problem Based Learning yaitu sebagai
berikut: 1) Pengajuan pertanyaan atau
PBL merupakan suatu model masalah; 2) berfokus pada keterkaitan
pembelajaran yang titik tolak antar disiplin ilmu; 3) Penyelidikan
utamanya adalah masalah dan cara autentik; 4) Menghasilkan produk atau
penyelesaiannya. Model pembelajaran karya dan mempersentasikannya; 5)
ini menekankan pada pemecahan kerjasama.
masalah yang diberikan guru
berdasarkan informasi yang siswa Dalam pembelajaran berbasis
miliki Rahmasari (2016). PBL masalah atau sering disebut Problem
merupakan model pembelajaran yang Based Learning ini memperlukan
menekankan pada keaktifan peserta adanya media pembelajaran yang
didik dalam melakukan pemecahan bertujuan sebagai alat untuk
masalah berdasarkan pengamatan pada merangsang pemikiran siswa dalam
pembelajaran. Media yang digunakan Adapun langkah-langkah
dalam metode Problem Based membuatn mind mapping menurut
Learning ini adalah media Mind Suyanto sebagaimana yang
Mapping. diungkapkan dalam Madyono (2016)
yaitu, pertama, memulai dari bagian
Mind Mapping tengah kertas kosong yang sisi
Buzan mengatakan bahwa panjangnya diletakkan mendatar.
mind mapping adalah cara termudah Kedua, gunakan gambar atau foto
untuk menempatkan informasi ke untuk gambar sentral, karena gambar
dalam otak dan mengambil informasi merupakan topik utama. Ketiga,
ke luar dari otak Imaduddin dan gunakan warna, karena bagi otak
Haryanto (2012). Selain itu, Mind warna sama menariknya dengan
Mapping adalah cara mencatat yang gambar sehingga peta pikiran lebih
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan hidup. Keempat, hubungkan cabang-
memetakan pikiran-pikiran kita cabang utama ke gambar pusat dan
(Lestari. 2015). Teknik Mind mapping hubungan cabang-cabang tingkat dua
merupakan suatu teknik visual yang dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan
dapat menyelaraskan proses belajar seterusnya. Kelima, buatlah garis
dengan cara kerja alami otak. hubung yang melengkung. Keenam,
Pembelajaran menggunakan Mind gunakan satu kata kunci untuk setiap
mapping dapat meningkatkan kreatif cabang atau garis, dan ketujuh
siswa sehingga pembelajaran gunakan gambar, karena setiap gambar
mengarah pada pembelajaran aktif, bermakna seribu kata.
menyenangkan, tidak membosankan, Kebaikan dan keunggulan
dan menuntut siswa untuk lebih aktif. mind mapping tidak hanya dinilai
Novitasari, dkk (2014) dari apa yang terlihat kasat mata,
Jadi dari beberapa penjelasan namun juga hal-hal yang melandasi
di atas mengenai mind mapping, dapat prinsip pembuatannya yang sungguh-
disimpulkan bahwa mind mapping sungguh mengikuti apa yang
merupakan teknik yang paling baik diinginkan otak kita. Setiap model
dalam membantu proses berpikir otak pembelajaran memiliki kelebihan yang
secara teratur karena menggunakan dapat digunakan untuk mencapai
teknik grafis yang berasal dari tujuan pembelajaran. Kelebihan mind
pemikiran siswa yang bermanfaat mapping menurut Windura
untuk menyediakan kunci-kunci sebagaimana yang diungkapkan dalam
universal sehingga membuka potensi Madyono (2016), yaitu: kelebihan
otak dan dapat juga dikatakan bahwa yang pertama, mind mapping
mind mapping merupakan teknik memungkinkan penggunanya melihat
pemanfaatan keseluruhan otak dengan gambaran keseluruhan sekaligus detil
menggunakan citra visual dan permasalahan pada saat yang
prasarana grafis lainnya untuk bersamaan. Dengan mind mapping
membentuk suatu kesan atau juga mendapatkan gambaran
pemahaman yang lebih dalam keseluruhan mengenai materi
pembelajaran. pelajaran, dan bisa melihat
informasinya secara mudah. Otak seseorang. Minat juga merupakan
mampu mengingat informasi karena suatu kecenderungan hati yang tinggi
kata dalam mind mapping berupa terhadap sesuatu, juga merupakan
kata kunci yang kuat. suatu gairah atau keinginan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia : 1989). Minat
Agar terdorong untuk
belajar adalah sikap ketataan pada
menggunakan peta pikiran, kita perlu
kegiatan belajar, baik menyangkut
mengetahui manfaat dari peta pikiran
perencanaan belajar maupun inisiatif
yang di antaranya adalah
menyenangkan, imajinasi dan melakukan usaha tersebut dengan
kreativitas kita tidak terbatas. Manfaat sungguh-sungguh (Nurhasanah dan
Somad, 2016). Minat adalah
mind map menurut Buzan (2005:
10) sebagaimana diungkapkan oleh kecenderungan yang tetap untuk
Madyono (2016) di antaranya, (1) memperhatikan dan mengenai
menjadi lebih kreatif, (2) menghemat beberapa kegiatan. Kegiatan yang
waktu, (3) memecahkan masalah, (4) dimiliki seseorang diperhatikan terus
berkonsentrasi, (5) mengatur dan menerus yang disertai dengan rasa
menjernihkan pikiran, (6) lulus ujian sayang. Selain itu, minat adalah sebuah
dengan lebih baik, (7) mengingat pemusatan perhatian yang tidak
dengan baik, (8) belajar lebih cepat disengaja yang terlahir dengan penuh
dan efsien, (9) belajar dengan lebih kemauannya dan yang tergantung dari
mudah, (10) melihat gambaran bakat dan lingkungan.
keseluruhan, (11) membuat rencana, Jadi dapat disimpulkan bahwa
(12) berkomunikasi, (13) bisa tetap minat adalah suatu keinginan yang
bertahan hidup, dan (14) tulus dalam diri seseorang baik secara
menyelamatkan pohon. sadar maupun tidak untuk melakukan
Minat belajar sesuatu hal atau tindakan yang
memberikan nilai kebaikan atau
Belajar juga dapat diartikan kesenangan kepada dirinya.
sebagai perubahan pada keseluruhan
dan perilaku organisme, baik secara Faktor-faktor yang berpengaruh di atas
mental maupun fisik yang relative dapat diatasi oleh guru di sekolah
tetap sebagai hasil latihan dan dengan cara: 1) Penyajian materi yang
pengalaman yang dipengaruhi oleh dirancang secara sistematis, lebih
interaksi dengan lingkungannya praktis dan penyajiannya lebih
(Lestari, dkk. 2015). Dalam proses berserni. 2) Memberikan rangsangan
pembelajaran siswa, ada beberapa kepada siswa agar menaruh perhatian
faktor yang mempengaruhi proses yang tinggi terhadap bidang studi yang
belajar antara lain faktor internal dan sedang diajarkan. 3) Mengembangkan
faktor eksternal. kebiasaan yang teratur. 4)
Meningkatkan kondisi fisik siswa. 5)
Minat adalah sebuah keinginan Memepertahankan cita-cita dan
mendasar seseorang secara tulus dalam aspirasi siswa. 6) Menyediakan sarana
berbuat, bertindak,menentukan atau menunjang yang memadai.
melakukan pilihan sesuai dengan
kriteria-kriteria yang dimiliki oleh
Dalam proses pembelajaran, dalam penelitian ini berupa : 1) Data
guru menyampaikan materi atau bahan Kualitatif, data tentang minat siswa
ajar yang harus dipahami / dikuasai dalam proses belajar mengajar. 2) Data
siswa, sehingga dalam hal ini siswa Kuantitatif yaitu data tentang hasil
harus secara sadar masuk dalam belajar siswa setiap akhir siklus.
lingkungan proses pembelajaran di
kelas. Oleh karena itu jika dalam diri Pengambilan data kualitatif
siswa tidak tumbuh minat untuk dilakukan dengan menggunakan
melakukan kegiatan pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas siswa dan
maka target pencapaian hasil belajar lembar pangamatan kegiatan guru.
akan sulit dilakukan siswa. Sedangkan pengambilan data
kuantitatif dilakukan dengan
METODOLOGI PENELITIAN menggunakan seperangkat alat tes
(Ulangan Formatif) berupa tes obyektif
Jenis penelitian ini adalah yang diadakan setiap akhir siklus
penelitian tindakan kelas atau PTK pembelajaran.
(Classroom Action Research).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Tes hasil belajar
merupakan penelitian yang dilakukan
oleh guru didalam kelas sendiri Dalam penelitian ini digunakan
melalui refleksi diri dengan tujuan instrumen tes berupa soal yang terdiri
memperbaiki kinerja sebagai guru, dari 10 soal pilihan ganda yang
sehingga hasil belajar siswa menjadi diberikan pada setiap akhir siklus.
meningkat (Wardani, 2008:14). Siklus Dimana pada akhir siklus pertama
ini tidak hanya berlangsung satu siklus diberikan soal sebanyak 10 soal pilihan
tetapi beberapa kali hingga mencapai ganda dengan materi Gerak Lurus
tujuan yang diharapkan dalam Beraturan (GLB) dan pada akhir siklus
pembelajaran Fisika di kelas.. kedua juga diberikan soal sebanyak 10
soal pilihan ganda dengan materi
Penelitian ini terdiri dari 2 Gerak Lurus Berubah Beraturan
siklus. Pada setiap siklus memiliki (GLBB).
tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan
tahapan dalam tindakan kelas yaitu (1) 2. Lembar observasi minat siswa
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan Pada lembar minat siswa terdapat
tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. sederetan aktivitas siswa yang diamati
Penelitian tindakan kelas ini oleh pengamat sebagai observer. Minat
dilaksanakan di SMK Pelayaran Wira siswa yang diamati dan disusun sesuai
Samudra Semarang. Waktu penelitian dengan variabel yang dibuat
tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan sintak pembelajaran yang
semester ganjil Tahun Ajaran ada di RPP. Lembar observasi minat
2017/2018 pada bulan Oktober 2017. siswa dalam bentuk angka dengan total
Subjek Penelitian ini adalah siswa nilai berupa persen.
kelas X Tehnika 1 SMK Pelayaran
Wira Samudra Semarang sebanyak 31
orang siswa. Jenis data yang diambil
HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan tujuan pembelajaran
untuk mengidentifikasi pengertian
Hasil belajar peserta didik pengukuran, menerapkan konsep-
kelas X Teknika 1 dengan konsep dasar gerak lurus beraturan dan
menggunakan model Problem Based gerak lurus berubah beraturan,
Learning berbantuan media mind mendemonstrasikan contoh-contoh
mapping dapat dilihat dari kondisi gerak lurus yang berkaitan dengan
awal, siklus I, siklus II. Berdasarkan kehidupan sehari-hari, serta
data yang diperoleh, tampak bahwa mengaplikasikan gerak lurus dan
hasil belajar peserta didik mengalami penerapan konsep mengenai besaran-
perubahan yang signifikan. Bermula besaran yang ada. Setelah melakukan
dari kondisi awal, terdapat 23 dari 31 wawancara dengan guru serta murid
peserta didik belum mencapai KKM ( kelas X Teknika 1 dapat diketahui
75), pada siklus I mengalami bahwa model pembelajaran yang
digunakan masih bersifat
kenaikan menjadi 14 (45,16%) siswa konvensional, oleh karena itu pada
yang tuntas, yang tidak tuntas 17 siklus I kami menerapkan model
(54,8%) siswa. Akan tetapi pada siklus pembelajaran problem based learning.
II hasil belajar siswa mengalami Table 1 berikut memberikan gambaran
peningkatan sehingga terdapat 25 dari mengenai hasil pembelajaran pada
31 siswa yang mampu mencapai KKM siklus I.
( 75) dengan persentase 80,65%.
Tabel 1 : Hasil Belajar Siswa Kelas X
Pembalajaran yang dilakukan Teknika 1 Semester 1 SMK Pelayaran Wira
pada siklus I menggunakan Samudera Siklus I
Kompetensi Inti 3 memahami, No Interv Frekuen Presenta
menerapkan, menganalisis al si se (%)
pengetahuan factual, konseptual, 1 75-80 14 45,16
procedural, berdasarkan rasa ingin 2 69-74 5 16,13
tahunya tentang ilmu pengetahuan, 3 63-68 5 16,13
teknologi, seni, budaya, dan humaniora 4 57-62 6 19,35
dengan wawasan kemanusiaan, 5 51-56 1 3,23
kebangsaan, kenegaraan, dan
Jumlah 31 100
peradaban terkait penyebab fenomena
Rata- 69,54
dan kejadian, serta menerapkan
rata
pengetahuan procedural pada bidang
Nilai 77
kajian yang spesifik yang sesuai
terting
dengan bakat dan minatnya untuk
gi
memecahkan masalah. Menganalisis
besaran-besaran fisis pada gerak lurus Nilai 56
dengan kecepatan konstan (tetap) dan terenda
gerak lurus dengan percepatan konstan h
(tetap) berikut makna fisisnya Berdasarkan Tabel 1 dapat
(Kopetensi Dasar 3.4). diuraikan bahwa hasil jawaban soal
yang diberikan kepada siswa kelas X
mata pelajaran fisika materi gerak dimana siswa tidak terlibat dalam
(GLB) diperoleh 1 siswa berada pada proses pembelajaran serta siswa
interval 51–56 (3,23%), 6 siswa berada cenderung masih mencari kesibukan
pada interval 57– 62 (19,35%), 5 siswa sendiri dan mengobrol hal-hal diluar
berada pada interval 63 – 68 (16,13%), materi dan beberapa siswa masih
5 siswa berada pada interval 69 – 74 kurang konsentrasi dalam mengikuti
(16,13%), dan 14 orang berada pada pelajaran; 7) masih kurangnya siswa
interval 75- 80 (45,16%). Dengan dalam menanggapi serta bertanya saat
nilai tertinggi 77 sedangkan nilai diskusi karena siswa masih kurang
terendahnya adalah 56. Selama percaya diri dalam berinteraksi dengan
pembelajaran berlangsung dengan teman kelasnya terutama tentang
model pembelajaran Problem Based pembelajaran.
Learning berjalan dengan lancar dan
baik tetapi masih terdapat beberapa Setelah melihat minat dan hasil
permasalahan dalam pembelajaran belajar siswa yang masih sangat
diantaranya siswa yang masih kurang dalam pelajaran fisika, selain
cenderung mencari kesibukan sendiri guru menerapkan model problem
dan mengobrol hal-hal diluar materi, based learning agar dapat membuat
beberapa siswa masih kurang siswa aktif dan suasana kelas menjadi
konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, hidup dimana siswa akan berperan
siswa masih pasif dalam kegiatan langsung dalam belajar fisika maka
pembelajaraan, ada beberapa siswa guru dapat menggunakan bantuan
yang lambat dalam menerima materi. media, salah satu medianya yaitu mind
mapping. Karena mind mapping dapat
Untuk mengetahui minat membantu siswa untuk lebih mudah
belajar fisika siswa pada siklus I dapat mengingat materi yang sudah
dilihat melalui lembar observasi proses disampaikan dan melatih siswa untuk
pembelajaran dengan hasil: 1) antusis kreatif dalam menuangkan atau
peserta didik dalam proses belajar memetakan konsep dalam suatu
fisika masih sangat kurang, hal ini pembelajaran. Permasalahan di atas
disebabkan faktor lingkungan sekolah peneliti memerlukan siklus II untuk
yang menerapkan tentang ketarunaan. meningkatkan minat dan hasil belajar
Dimana siswa sebelum pembelajar siswa. Pada kegiatan siklus II
melakukan kegiatan fisik sehingga diharapkan dapat mengatasi
siswa sudah lelah dan kurang antusias kekurangan dan masalah yang dihadapi
dalam kegiatan pembelajaran; 5) siswa pada siklus I. Sehingga pada siklus II
masih sangat kurang dalam ini diharapkan dapat tercapai minat
berinteraksi dengan kelompok lain dan peningkatan hasil belajar siswa.
karena siswa sibuk dengan
kelompoknya sendiri serta masih malu Pelaksanaan siklus II sama halnya
untuk mengungkapkan suatu pendapat; pada siklus I. Namun pada siklus II
6) Siswa masih kurang aktif dalam model pembelajaran yang digunakan
mengikuti proses pembelajaran karena yaitu PBL ditambah dengan
siswa sudah terbiasa dengan metode berbantuan media mind mapping agar
yang guru terapkan yaitu konvensional siswa dapat mengingat materi
pembelajaran dengan mudah. Table 2 dalam proses pembelajaran guru
memberikan gambaran mengenai hasil mampu menguasai pembelajaran
pembelajaran pada siklus II. dengan mengatasi masalah-masalah
yang terjadi pada siklus I. Pada
Tabel 2 : Hasil Belajar Siswa Kelas X
Teknika 1 Semester 1 SMK Pelayaran Wira pembelajaran siklus II ini guru sudah
Samudera Siklus II membuat siswa fokus dalam
pembelajaran dengan memberikan
No Interval Frekuensi Presentase
(%)
media mind mapping agar siswa lebih
1 83-86 4 12,9 mudah mengingat materi yang telah
2 79-82 5 16,13 diajarkan oleh guru. Selain itu guru
3 75-78 16 51,62 memberikan contoh membuat peta
4 71-74 2 6,45 konsep sesuai dengan materi yang
5 67-70 4 12,9 diajarkan. Melalui model pembelajaran
Jumlah 31 100 problem based learning guru
Rata- 76,41
rata memberikan permasalahan kepada
Nilai 86 siswa untuk dapat didiskusikan dan
tertinggi setiap kelompok kecil membuat peta
Nilai 67 konsep sesuai selera mereka baik
terendah berupa gambar-gambar ataupun
Berdasarkan Tabel 2 dapat animasi yang mendukung materi
diuraikan bahwa hasil jawaban soal pembelajaran. Setelah itu guru
yang diberikan kepada siswa kelas X memberikan kesempatan kepada
mata pelajaran fisika materi (GLBB) kelompok kecil tersebut untuk
gerak diperoleh 4 siswa berada pada menampilkan peta konsep yang telah
interval 67–70 (12,9%), 2 siswa berada dibuat serta mempresentasikannya
pada interval 71-74 (6,45%), 16 siswa sesuai dengan apa yang mereka
berada pada interval 75-78 (51,62%), 5 ketahui mengenai materi gerak.
siswa berada pada interval 79-82
(16,13%), dan 4 orang berada pada Setelah mempresentasikan
interval 83-86 (12,9%). Dengan hasil diskusi dan memberikan
nilai tertinggi 86 sedangkan nilai kesimpulan yang mereka peroleh
terendahnya adalah 67. Setelah melihat gurupun memberikan tugas kepada
hasil belajar yang meningkat dari masing-masing siswa untuk
siklus I, minat belajar siswa juga ada menyimpulkan hasil pembelajaran
peningkatan. Dapat dilihat pada hasil yang sudah dilakukan dengan cara
observasi proses belajar dimana siswa memberikan lembar kerja kepada
sudah mulai aktif di kelas dan mampu masing-masing siswa dan siswa
berinteraksi dengan kelompok lain. menyimpulkan hasil pembelajaran
secara tertulis, dengan demikian siswa
Pada siklus II ini pelaksanaan benar-benar paham dengan materi
penelitian tindakan kelas dengan yang sudah dipelajari. Dalam
menggunakan model pembelajaran pembelajaran guru selalu menanyakan
Problem Based Learning berbantuan kepada siswa tentang materi yang
media Mind Mapping sudah meningkat belum dipahami oleh siswa sehingga
secara keseluruhan sudah baik karena seluruh siswa benar-benar paham
tentang materi yang dipelajari. Dengan Selain dalam bentuk table
mengatasi masalah pada siklus I yang perbandingan rekapitulasi ketuntasan
diterapkan pada siklus II pembelajaran hasil belajar fisika kondisi awal, siklus
menggunakan model problem based I, dan siklus II dapat dilihat juga dalam
learning berbantuan media mind bentuk gambar seperti Gambar 1
mapping membuat hasil belajar siswa berikut ini:
meningkat pada siklus II dibandingkan
siklus I. Karena dapat dilihat dari
siklus II bahwa 25 siswa kelas X
Teknika 1 SMK Pelayaran Wira
Samudera telah mencapai ketuntasan
belajar yang sudah ditentukan yaitu
KKM ≥ 75. Sedangkan 6 siswa belum
mencapai ketuntasan belajar yang
sudah ditentukan.
Tetapi pada siklus II ini
mengalami kenaikan walaupun
pelaksaan pada siklus II sudah baik
tetapi masih ada beberapa masalah Gambar 1 : Diagram perbandingan
yang menggangu diantaranya masih rekapitulasi ketuntasan hasil belajar
ada beberapa siswa yang pasif dalam fisika
proses pembelajaran. Berikut ini
merupakan hasil belajar siswa mata Berdasarkan Tabel
pelajaran fisika materi gerak pada perbandingan rekapitulasi ketuntasan
kondisi awal, siklus I, dan siklus II hasil belajar fisika dapat dilihat bahwa
yang disajikan dalam Tabel 3. terdapat peningkatan jumlah siswa
yang tuntas dari jumlah siswa
Tabel 3 : Perbandingan sebanyak 31 siswa pada mata pelajaran
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar fisika. Peningkatan siswa yang tuntas
Fisika Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II tersebut terbukti dengan kondisi awal
N Nilai Kondisi Siklus I Siklus masih banyak siswa yang belum tuntas
o Awal II setelah dilakukan tindakan di siklus I
F Pers F Perse F Per jumlah siswa yang meningkat adalah
en n (%) sen sebanyak 14 (45,17%) siswa yang
(%) (%
) terlihat dari hasil mengerjakan soal
1 Tunt 8 25,8 1 45,17 2 80, siklus I. kemudian pada siklus II juga
as % 4 % 5 65 terjadi peningkatan hasil belajar siswa
% sebanyak 25 (80,65%) siswa dari 31
2 Belu 2 74,2 1 54,83 6 19, siswa telah mencapai kriteria
m 3 % 7 % 35
ketuntasan minimal KKM ≥ 75. Hal ini
Tunt %
as membuktikan bahwa pembelajaran
Jumlah 3 100 3 100% 3 10 dengan menggunakan model
1 % 1 1 0% pembelajaran problem based learning
berbantuan media mind mapping dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Learning berbatuan media Mind
Dengan menggunakan model problem Mapping terbukti mampu
based learning berbantuan media mind meningkatkan minat dan hasil belajar
mapping membuat siswa lebih mudah siswa. Oleh karena itu peneliti
dalam memahami materi yang menyarankan agar guru lain
diberikan dalam bentuk pemecahan menerapkan model pembelajaran
masalah yang berkaitan dengan Problem Based Learning berbatuan
kehidupan sehari-hari. media Mind Mapping untuk
meningkatkan pembelajaran. Model
KESIMPULAN DAN SARAN pembelajaran Problem Based Learning
Berdasarkan penelitian yang berbantuan media Mind Mapping yang
telah dilaksanakan dan hasil analisis sudah diujikan disekolah bias menjadi
data serta hasil observasi yang referensi bagi guru lain untuk
diperoleh dari siklus I dan siklus II, menerapkannya pada materi dan mata
dapat disimpulkan bahwa: 1) Dengan pelajaran selain fisika.
menggunakan model Problem Based
Learning berbantuan media Mind
Mapping dapat meningkatkan minat DAFTAR PUSTAKA
dan hasil belajar pada siswa kelas X
Teknika 1 SMK Pelayaran Wira Imaduddin, M; Chomsin dan Hartanto
Samudera melalui langkah-langkah Ungur. 2012. Efektivitas Metode
sebagai berikut : Orientasi siswa pada Mind Mapping untuk
situasi masalah, mengorganisasikan Meningkatkan Prestasi Belajar
siswa untuk belajar, membimbing Fisika pada Kelas VII. Jurnal
penyelidikan individual maupun Humanitas IX (1): 66.
kelompok, mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, menganalisa Lestari, Weni A.P; R. Wakhid, dan Arif
serta mengevaluasi proses pemecaham Maftukhin. 2012. Penggunaan
masalah, guru membantu siswa Mind Mapping untuk
melakukan refleksi atau evaluasi Meningkatkan Hasil Belajar
terhadap penyelidikan mereka dalam Pada Siswa MTS Negeri
proses pembelajaran. 2) Dengan Purworejo. Jurnal Radiasi 1 (1):
menerapkan model Problem Based 77.
Learning berbantuan media Mind
Mapping pada pembelajaran fisika Madyono, Suhel. 2016. Mengenal
materi gerak dapat meningkatkan Pembelajaran Model Mind
minat dan hasil belajar siswa kelas X Mapping. Jurnal Wahana
Teknika 1 SMK Pelayaran Wira Sekolah Dasar Kajian Teori dan
Samudera Semarang tahun ajaran Praktik Pendidikan 24 (1): 62-
2017/2018. 64.
Dari kesimpulan di atas Novitasari, D; Dwi W. dan Prihatin
terdapat saran yang diberikan antara J.2015. Penerapan Model
lain: penelitian menekankan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah
penggunaan model Problem Based (Problem Based Learning)
Dilengkapi Teknik Mind
Mapping Terhadap Motivasi dan
Hasil Belajar Siswa SMA 1
Pakusari Jember Pokok Bahasan
Jamur Kelas X. Jurnal
Pancaran. 4(2): 37.
Nugraha, A.S. 2017. Peningkatan Hasil
Belajar IPA dengan Model
Problem Based Learning
Berbantuan Media Mind
Mapping Kelas 5. E-jurnal
Mitra Pendidikan. 1(5): 578-579.
Nurhasanah, Siti dan Sobandi A. 2016.
Learning Interest as Determinant
Student Learning Outcomes.
Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran. 1 (1): 137.
Rahmasari, Riana. 2016. Application
of Problem Based Learning
Model to Increase Science
Learning of 4th Grade Student.
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Edisi 6 Th Ke-5: 3.457.
Simatupang, R.Y; Jufrida, dan Tugoyo
A. 2017.Upaya Meningkatkan
Aktifitas Dan Hasil Belajar
Fisika.Universitas Negeri
Jambi.Artikel Ilmiah
Wardani,IGK.2008.Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Yahya, Sulaiman; Kasmadi I.S. dan
Masturi. 2017. Satesik (Sains,
Teknologi & Musik) untuk
Meningkatkan Minat Belajar
dan Pemahaman Konsep Sains.
Journal of Innovative Science
Education 6(1):2

Anda mungkin juga menyukai