Kesehatan
Kesehatan
Kelompok 10 :
Nazila Subetan
Sarkia Papalia
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan judul “Supositoria”
dengan tepat waktu.
Adapun tujuan pembuatan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas dari Bapak.
Agus A. Laya, S.KM, M.Kes. selaku dosen dari mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu saran dan
kritik sangat kami harapkan untuk perbaikan maupun penyempurnaan sehingga Tugas
Makalah ini lebih bermanfaat.
Penyusun
Daftar Isi
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengawasan kuantitas dan kualitas air
2. Untuk mengetahui cara pemanfaatan air tersebut
3. Untuk mengetahui cara mendapatkan sumber air
4. Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang disebabkan oleh air
5. Untuk mengetahui cara pengelolaan dan pencegahan terhadap pencemaran air
6. Untuk mengetahui cara pengelolaan dan penanganan sampah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan pada umumnya berkaitan dengan
hal-hal sebagai berkut :
a. Secara ilmiah memang air tersebut tidak memenuhi syarat, misalnya
keruh,berwarna, berbau dan mengandung besi atau mangan dalam kadar yang
berlebihan/tinggi
b. Lingkungan sekitar serana air bersih yang dapat mencemari air, misalnya
terdapat jamban, pembuangan sampah, kandang ternak dan ganangan air
kotor pada jarak kurang 11 meter.
c. Kontruksi sarana air bersih yang tidak memenuhi persyaratan teknis seperti
sumur gali tampa dilengkapi biir, dinding, lantai dan saluran pembuangan air
bekas yang dapat kadap air.
Oleh karena itu air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan mahluk hidup di
bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestrikannya dan
menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestarianya dengan melakukan
pengelolaan air yang baik seperti penghematan, tidak membuang sampah dan limbah
yang dapat membuat pencemaran air sehinga dapat mengangu ekosistem yang ada.
1. Penyakit bakteri
a. Salmonellosis
b. Shigellosis
c. Diare akut (yang disebabkan oleh E. coli)
2. Penyakit virus
a. Gastroenteritis
b. Hepatitis A
3. Bersifat parasit
a. Giardiasis
b. Infeksi caci tambang (ada beberapa bukti bahwa tambang dapat hidup di air minum)
2. Sungai
Kontaminasi
Ada beberapa cara di mana sungai dan billabongs dapat menjadi terkontaminasi
dengan kuman atau bahan kimia :
1. Sampah dapat jatuh kedalam atau di cuci ke sungai,misalnya,dari dump terdekat.
2. Kotoran dapat meresap kedalam sungai atau billabong dari septic tank di dekatnya
dan resapan saluran
3. Feses (kotoran manusia/hewan) dapat di buang langsung ke sungai oleh orang-
orang atau hewan lain
4. Feses di buang di dekat sungai dapat terhanjut melalui air hujan
5. Kimia atau racun di semprotkan ke tanah di dekat sungai atau billabong dapat
meresap dalam air
6. Orang atau hewan membersihkan/menjadi di sungai atau billabong
Ada resiko terkontaminasi pasokan air jika pompa air di tempat :
a. Dekat tempat kontaminasi pemasokan air seperti titik pembuangan limbah
b. Di mana kontaminasi terjadi seperti area kolang renang
Pencegahan
Hal ini penting untuk mencoba dan menghentikan terkontaminasi sungai atau
billabong, terutama di daerah yang masyarakat mengambil pasokan airnya.
Kadang-kadang tidak mungkin untuk menghentikan pencemaran sungai atau
billabong.Hal ini karena sumber kontaminasi terjadi di hulu atau karena tidak mampu
menjaga ternak dari billabong.
Metode pencegahan
a. Jika pasokan air berasal dari sungai, pastikan :
- Diperoleh dari sumber yang tidak terkontaminasi, misalnya bocoran dari kolam
renang atau titik limpasan limbah
- Diambil dari titik terdalam dari sumber air
b. Pastikan bahwa ada sedikit atau tidak ada pembangunan gedung dekat sumber
pasokan air. Ada undang-undang yang mengatur di mana orang dapat
menempatkan septic tank / resapan saluran air, kolam limbah, sampah dan tips
dalam kaitannya dengan pasokan air.
c. Pastikan orang tidak menggunakan daerah sekitar sumber pasokan air untuk tujuan
rekreasi, seperti bermain olahraga dan untuk rekreasi.
3. Sumur Bor
Kontaminasi
Sumur bor bisa menjadi terkontaminasi:
a. Bawah tanah. (Hal ini dapat terjadi jika kontaminan mampu untuk sampai ke
badan air, misalnya, jika menguras resapan dibangun terlalu dekat dengan
sumber air, atau sisitem pembangunan limbah yang rusak
Pencegahan
Adalah penting bahwa:
a. Tutup ditempatkan diatas sumur bor
b. Ada pagar di sekeliling bor untuk menjaga hewan datang
c. Bagian atas bor dilindungi dari banjir karena hal ini dapat membawa kuman
penyebab penyakit ke dalam lubang tersebut.
Kepala bor biasanya dilindungi dengan meninggikan di atas permukaan tanah
d. Septic tank/resapan saluran air dan tempat pembuangan limbah yang jauh dari
bor.
4. Tangki air
Kontaminasi
Jika tangki komunitas besar tidak memiliki tutup pas tepat, maka orang,
terutama anak-anak, burung atau hewan lain mungkin menemukan jalan mereka
ke dalamnya dan mencemari air dengan kuman penyebab penyakit.
Kadang-kadang, bagian dalam tangki air akan menjadi kotor dan dapat
mencemari air.
Pencegahan
Untuk memastikan bahwa air dalam tangki selalu bersih:
a. Tangki harus memiliki tutup pas tepat
b. Harus ada pagar yang tinggi, dengan sebuah gerbang yang terkunci, di sekitar
tangki
c. Tangki harus secara teratur diperiksa secara memastikan bahwa itu tidak bocor
dan air bersih dan air bebas dari hewan, seperti katak
d. Jika dalam tangki kotor, harus dibersihkan
Kuman dan parasit dari sampah dapat ditularkan kepada orang-orang dengan cara:
1. Langsung oleh orang-orang:
a. Bersentuhan dengan sampah yang mengandung kuman dan parasit. Sebagai
contoh, anak-anak mungkin bersentuhan dengan sampah ketika mereka bermain di
tempat dekat pembuangan sampah.
b. Terluka karena sampah. Sebagai contoh, seseorang mungkin terluka karena kaleng
berkarat, yang memungkinkan bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh
2. Secara tidak langsung dengan memberikan tempat untuk vektor untuk hidup dan
berkembang biak. Vektor adalah hewan penyakit menyebar, dan termasuk nyamuk,
lalat dan tikus yang menyediakan ‘kendaraan’ untuk kuman dan parasit untuk
penyebaran.
3. Sampah tidak boleh dibiarkan tergeletak di sekitar dengan alasan berikut:
a. Lalat yang berkembang biak pada sampah dapat membawa kuman penyebab
penyakit, seperti yang menyebabkan keracunan makanan atau infeksi mata seperti
trakoma, langsung ke tubuh kit dan makanan kita.
Lalat dapat membawa kuman yang menyebabkan trachoma dan infeksi mata
lainnya.
b. Kecoa berkembang biak di sampah dan dapat membawa kuman penyebab
penyakit, seperti yang menyebabkan keracunan makanan, melalui peralatan
makanan dan memasak.
c. Nyamuk dapat berkembang biak di air yang terperangkap dalam wadah kotor
yang tergeletak di sekitar. Air juga dapat terperangkap dalam lemari es tua, mesin
cuci, kaleng, botol atau kemasan lainnya.Nyamuk dapat menyebabkan penyakit
demam berdarah.
Orang biasa terluka dan terinfeksi karena botol rusak, kaleng tua atau benda
logam tajam yang telah dihinggapi kuman. Ketika orang bersentuhan dengan
benda tersebut maka kuman akan masuk melalui luka dan mengakibatkan infeksi.
Oleh karena itu, sampah harus disimpan dengan benar dan dibuang dengan
cara yang tepat.Selain sisa makanan, ada banyak benda yang menjadi sampah.
III.1 Kesimpulan
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok sehari-hari mahluk hidup di dunia ini
yang tidak dapat terpisahkan.Tidak hanya penting bagi manusia Air merupakan bagian
yang pentin bagi mahluk hidup baik hewan dan tumbuhan.
Kuantitas merupakan jumlah air yang tersedia dan siap di gunakan oleh
masyrakat.Sedangkan pengertian kualitas adalah conformance to requirement, yaitu
sesuai dengan yang di syaratkan atau di standarkan.
Air yang memenuhi persyaratan air minum menurut Kepmenkes RI
No.907/Menkes/SK.VII/2002/, secara garis besar persyaratan kualitas yang dapat
digolongkan dengan empat syarat yaitu Syarat fisik, Syarat kimia, Syarat bakteriologis,
Zat radioaktif.
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak diinginkan orang lagi.Banyak sampah
berasal dari rumah-rumah penduduk atau industri pariwisata.Contohnya adalah sisa
makanan, kertas, plastik, botol, kaleng, kain tua, pakaian, dan selimut.Hal-hal lain seperti
perabotan rusak, badan mobil dan lain-lain.
III.2 Saran
Sebaiknya dalam lingkungan hidup bermasyarakat rasa sikap gotong royong dapat
selalu terjalin agar menjamin kebersihan lingkungan sekitar yang dapat terhindar dari
terinfeksinya penyakit yang tidak diinginkan.
Daftar Pustaka
Rejeki Sri. 2015. “ Sanitasi Hygiene dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)“.
Bandung ; Rekayasa Science.
Setyo Adhimas, 2012. “ BAB 1 Pendahuluan. Latar Belakang Masalah Pengelolaan
Sampah“. Dalam URL :http://eprints.uny.ac.id/8527/2/ BAB%201%20-
%2007401241024.pdf. (Diakses pada tanggal : 20 Mei 2017)