Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH VARIASI CAMBER TERHADAP PERILAKU JEMBATAN

RANGKA BAJA

Arie Prayogi, Achfas Zacoeb, Ari Wibowo


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
e-mail: arie.civil61@gmail.com

ABSTRAK
Camber merupakan ruang terbuka yang terdapat pada bawah jembatan yang memanfaatkan lengkungan
lantai kendaraan jembatan. Camber biasa disebut dengan anti lendutan karena camber dibuat untuk
melawan lendutan yang mungkin terjadi akibat beban yang bekerja. Jika terjadi lendutan maka tidak
akan melebihi garis netral jembatan sehingga masih memungkinkan ruang kosong untuk kegiatan di
bawah jembatan. Pada penelitian ini menggunakan analisis software analisa struktur dengan
menggunakan 12 model jembatan yang terdiri dari empat variasi tipe rangka dan tiga variasi ketinggian
camber. Empat variasi tipe rangka itu adalah Pratt Truss, Howe Truss, Warren Truss dan K-Truss dan
tiga variasi camber itu adalah 0, 0,07 dan 0,14 meter atau 0%, 1,17% dan 2,33%. Analisa pembebanan
menggunakan beban terpusat dengan penambahan beban setiap 200 kg sampai masing-masing model
jembatan mengalami lendutan 1/800l atau 7,5 mm. Tujuannya untuk mengetahui tipe rangka manakah
yang paling efektif ditinjau dari beban maksimum yang mampu ditahan, lendutan yang terjadi pada
beban tertentu dan nilai gaya batangnya terhadap berat sendiri jembatannya. Hasil analisis menunjukan
bahwa semua model jembatan cenderung mengalami penurunan efektifitas akibat perlakuan pemberian
camber. Beban maksimum yang mampu ditahan terbesar yaitu pada model K-Truss camber 0% dengan
beban 3010,79 kg sedangkan model yang terlemah yaitu Howe Truss camber 2,33% dengan beban
2163,12 kg. Lendutan struktur terkecil pada saat beban 2000 kg terjadi pada model K-Truss camber 0%
sebesar 5,07 mm dan lendutan terbesar terjadi pada model Howe Truss camber 2,33% sebesar 6,96 mm.
Jadi camber dipakai bukan untuk mengurangi lendutan melainkan untuk memberi ruang kosong di
bawah jembatan.
Kata kunci: beban maksimum, efektifitas, lendutan, tipe jembatan rangka, variasi camber

ABSTRACT
Camber is an opening space that is found on the bottom of bridge to take advantage the arch bridge of
vehicle floor. Camber ussually called resistant deflection because the camber is made to resist deflection
that may happened by the load. If it happens then the deflection will not exceed the neutral line of the
bridge that still allows more space for activities under the bridge. In this study using structural analysis
software with 12 bridges model consisting of four variations of order types and three variations of
camber height. Four variations of the type of truss it is a Pratt truss, Howe truss, Warren Truss and the
K-Truss and three variations of camber is 0, 0.07 and 0.14 meters, or 0%, 1.17% and 2.33%. Loading
analysis using centralized load with the addition of any load up to 200 kg each bridge model having
deflection 1 / 800L or 7.5 mm. The purpose is to determine the type of truss is most effective in terms of
the maximum load that is able to hold by the bridges, deflection that occurs at a certain load and value of
axial load are compared with the weight of the own bridge. The results of the analysis showed that all
models of bridges tend to decrease the effectiveness of treatment as a result of giving camber. The most of
maximum load can be hold on the model of K-Truss camber 0% with 3010.79 kg load, while the weakest
model is Howe Truss camber of 2.33% with 2163.12 kg load. The smallest deflection of structure during
2000 kg load occurs in the model of K-Truss camber 0% for 5.07 mm and the largest deflection occurs in
models Howe Truss camber of 2.33% at 6.96 mm. So camber made not to reduce the deflection but to
give the opening span under the bridge.
Keywords: maximum load, effectiveness, deflection, type of truss bridge, variations of camber

Pendahuluan sangat diperlukan untuk


Jembatan merupakan infrastruktur menghubungkan ruas jalan yang
bagian dari jalan yang keberadaannya terputus oleh suatu rintangan seperti

1
sungai, lembah, gorong-gorong, Dasar Teori
saluran-saluran (air, pipa,, kabel, dll), Rangka batang adalah susunan
jalan atau lalu lintas lainnya. Selain elemen-elemen linear yang membentuk
sebagai sarana transportasi, jembatan segitiga atau kombinasi segitiga,
mempunyai peranan penting dalam sehingga menjadi bentuk rangka yang
kehidupan manusia. Berdasarkan UU 38 tidak dapat berubah bentuk apabila
Tahun 2004 bahwa jalan dan juga diberi beban eksternal tanpa adanya
termasuk jembatan sebagai bagian dari perubahan bentuk pada satu atau lebih
sistem transportasi nasional mempunyai batangnya (Schodek, 1991). Prinsip
peranan penting terutama dalam utama yang mendasari penggunaan
mendukung bidang ekonomi, sosial dan rangka batang sebagai struktur pemikul
budaya serta lingkungan yang beban adalah penyusunan elemen
dikembangkan melalui pendekatan menjadi konfigurasi segitiga yang
pengembangan wilayah agar tercapai menghasilkan bentuk stabil. Pada
keseimbangan dan pemerataan bentuk segiempat atau bujursangkar,
pembangunan daerah. bila struktur tersebut diberi beban, maka
Transportasi darat bukan akan terjadi deformasi masif dan
merupakan satu-satunya transportasi menjadikan struktur tak stabil. Bila
yang ada di Indonesia, namun ada struktur ini diberi beban, maka akan
transportasi lain yang terintegrasi membentuk suatu mekanisme runtuh
dengan transportasi darat misalnya (collapse).
transportasi air pada sungai-sungai Pemilihan konfigurasi rangka
besar menggunakan perahu atau kapal batang merupakan utama sebelum
yang memiliki jalur navigasi melalui mendesain rangka jembatan. Tidak
kolong jembatan sehingga menuntut mudah menentukan konfigurasi rangka
adanya opening span yang cukup besar, yang cocok digunakan untuk struktur
telah juga mendorong akan pemahaman bangunan rangka jembatan. Enam jenis
teknologi perencanaan bangunan tipe rangka di atas merupakan jenis
alternatif dan pemahaman akan tingkat rangka yang pernah digunakan manusia
resiko tabrakan kapal/perahu dengan sebagai jembatan. Setiap tipe rangka
struktur jembatan yang melintas berikut memiliki fungsi dan kegunaan
dibawahnya. Lantai kendaraan jembatan sesuai panjang bentangnya. Menurut
rangka dapat dibuat lurus dan/atau Supriyadi & Muntohar (2007) rangka
melengkung yang disebut camber (anti batang pratt, howe dan warren secara
lendutan). umum digunakan pada bentang diatas
Penelitian ini bertujuan untuk 180 ft (55 meter) sampai 200 ft (61
mengetahui nilai beban maksimum yang meter).
mampu ditahan oleh masing-masing Volume total suatu struktur
jembatan model pada saat struktur rangka sangat dipengaruhi oleh tinggi
mencapai lendutan ijin, nilai gaya struktur rangka itu sendiri. Semakin
batang maksimum dan nilai lendutan tinggi suatu stuktur rangka batang,
struktur pada masing-masing jembatan maka semakin besar volume struktur
model akibat beban yang bekerja, dan rangka tersebut, begitu juga sebaliknya
mengetahui efektifitas camber yang (Schodek, 1998). Sehingga, penentuan
ditinjau dari perbandingan kekuatan tinggi optimum rangka batang
struktur dengan berat sendiri masing- umumnya dilakukan dengan proses
masing jembatan model, serta optimasi seperti pada Tabel 2.2. Berikut
menentukan tipe jembatan rangka ini pedoman sederhana untuk
manakah dan dengan ketinggian camber menentukan tinggi rangka batang
berapakah yang paling efektif. berdasarkan pengalaman. Pedoman

2
sederhana di bawah ini hanya untuk PL
ΔL = (2)
pedoman awal, bukan digunakan AE
sebagai keputusan akhir dalam desain.
Defleksi merupakan perpindahan
Tabel 2.2. Pedoman Awal dalam permukaan titik netral awal ke posisi
Menentukan Tinggi Rangka Batang. netral setelah terjadi deformasi.
Jenis Rangka Batang Tinggi Defleksi yang terjadi pada jembatan
Rangka batang dengan 1 berupa getaran yang terjadi akibat
20
dari
beban relatif ringan dan kendaraan yang melintas di atas
bentangan.
berjarak dekat, jembatan merupakan keadaan batas
misalnya: rangka batang daya tahan apabila tingkat getaran telah
atap. menimbulkan bahaya dan ketidak
Rangka batang kolektor 1
dari nyamanan pengguna jembatan. Getaran
10
sekunder yang memikul yang terjadi pada jembatan harus
bentangan.
beban sedang. diselidiki untuk untuk keadaan batas
Rangka batang kolektor 1 1 daya tahan terhadap getaran. Satu lajur
4
atau 5 dari
primer yang memikul lalu lintas rencana dengan pembebanan
bentangan.
beban yang sangat “beban lajur D” dengan faktor beban
besar. 1,0 harus ditempatkan sepanjang
(Sumber: Schodek, 1998) bentang agar diperoleh lendutan statis
maksimum pada trotoar. Lendutan ini
Deformasi merupakan perubahan tidak boleh melampaui lendutan statis
bangun dari sebuah sistem struktur maksimum sesuai dengan RSNI-T-02-
akibat pengaruh beban luar. Batang- 2005 seperti Gambar 1.
batang pada struktur rangka yang telah
dibebani terjadi gaya aksial tarik dan
tekan, dan tegangan internalnya
terdistribusi merata pada penampang
melintangnya. Beban yang bekerja, luas
penampang batang, panjang batang dan
jenis material akan mempengaruhi
perpanjangan atau perpendekan batang
yang terjadi. Deformasi yang terjadi Gambar 1. Lendutan statis maksimum
pada batang yang dibebani aksial dapat untuk jembatan.
dihitung dengan menggunakan fakta (Sumber: RSNI-T-02, 2005)
bahwa untuk sembarang material
elastis, perbandingan tegangan (f) yang Ruang kosong atau camber yang
ada dengan regangan (Ɛ) adalah dibuat dibawah rangka jembatan
konstanta yaitu tegangan/regangan = bertujuan untuk mencegah terjadinya
modulus elastisitas (E), seperti Pers. 1. lendutan akibat berat sendiri balok
komposit dan pelat lantai kendaraan dan
f
Ɛ= (1) aspal serta beban hidup rencana.
E Adapun peraturan yang menjelaskan
Perpanjangan batang pada batang tentang optimasi ketinggian camber
tarik dapat diperoleh dengan terhadap bentang jembatan, untuk
menentukan regangan yang menjaga keamanan dan kenyamanan
diasosiasikan dengan tegangan yang dari pengguna jembatan. Peraturan ini
terjadi, kemudian dengan menggunakan dikutip dari “Departement Of
perbandingan ini dapat dicari besarnya Transportation Structure Design And
deformasi total yang terjadi. Construction Division” di New York
Amerika Serikat seperti Tabel 1.

3
Tabel 1. Optimasi Ketinggian Camber Adapun langkah-langkah penelitian
Terhadap Panjang Bentang. seperti terlihat pada Gambar 2:
L maksimum h maksimum (cm) MULAI
(m) Camber
15 20
DESAIN TIPE RANGKA & CAMBERING
20 30 MODEL JEMBATAN (SOFTWARE GAMBAR)

25 40
30 50
35 60 KOMPONEN DAN
SPESIFIKASI JEMBATAN
40 70
45 80
50 100 ANALISIS PEMBEBANAN DI TENGAH
55 120 BENTANG

60 140
65 180
(Sumber: https://www.dot.ny.gov,
diakses: 4 Februari 2014) LENDUTAN STRUKTUR DI
TENGAH BENTANG
GAYA BATANG
MAKSIMUM

Metode Penelitian
Pengujian model jembatan (Pratt INTERPOLASI LENDUTAN DAN BEBAN

Truss, Howe Truss, Warren Truss dan


K-Truss) dengan menggunakan variasi
metode camber yang dilakukan hanya BEBAN (MAKSIMUM)
SAAT ΔIJIN = 7,5 mm

berupa analisis dengan menggunakan


software analisis struktur. Model
jembatan menggunakan dimensi yang
sama yaitu panjang bentang 6 meter, PEMBAHASAN

tinggi bentangnya 1/10 l atau 0,6 meter


dan lebar jembatan 0,9 meter. Ada tiga KESIMPULAN

variasi camber yang akan diterapkan


pada masing-masing jenis rangka yaitu SELESAI

nol camber, setengah camber dan full Gambar 2. Flowchat penelitian


camber. Ketinggian camber yang
digunakan mengacu pada dasar teori Hasil dan Pembahasan
subbab metode camber yang dikutip Pada pemodelan jembatan ini
dari “Departement Of Transportation menggunakan material baja sesuai
Structure Design And Construction dengan spesifikasi yang telah ada di
Division” di New York Amerika software analisis struktur. Model
Serikat. Untuk bentang 60 m tertulis jembatan direncanakan akan menerima
tinggi camber maksimumnya 140 cm, beban bertahap setiap 200 kg di
karena panjang bentang model yang setengah bentangnya sampai beban
digunakan adalah 6 m atau 1/10 dari 60 maksimum sampai struktur mengalami
m, maka berdasarkan itu penulis deformasi atau lendutan sebesar 1/800l
mengambil ketinggian maksimum atau 7,50 mm. Berikut ini merupakan
camber pada model sebesar 14 cm yang data struktur dari jembatan model:
diskala 1:10. Sehingga didapatkan
variasi camber ada tiga yaitu nol
camber, setengah camber dan full
camber atau 0; 0,7 meter dan 0,14
meter.

4
Tabel 2. Data struktur jembatan model. 2. Beban uji di tengah bentang
Komponen Jenis Komponen Dalam analisis, beban terpusat
Material Baja diletakkan di tengah bentang pada
Profil rangka: rangka induk sisi kiri dan kanan. Beban
a) Rangka dalam ∟40x40x4
b) Rangka luar ∟40x40x4 yang digunakan dimulai dari 200 kg
Spesifikasi Keterangan (100 kg di sisi kiri dan 100 kg di sisi
Mutu Baja BJ-37 kanan), kemudian penambahan beban
Berat Jenis Baja 7850 kg/m3 diberikan setiap 200 kg untuk di cek
Elastisitas Baja 2,1 x 1010 kg/m2 nilai lendutan dan gaya batangnya.
Bentang Jembatan 6 meter Analisis akan dihentikan jika jembatan
Lebar Jembatan 0,9 meter
Tinggi Jembatan 0,6 meter
model telah mencapai nilai lendutan
lebih dari lendutan ijin 1/800l atau 7,50
Analisis pembebanan pada penelitian ini mm. Sehingga setiap model jembatan
menggunakan software analisis struktur mungkin akan memiliki nilai beban
dengan input beban sebagai berikut: maksimum yang mampu ditahan
1. Berat sendiri berbeda-beda.
Dengan analisis menggunakan software
analisis struktur telah disediakan jenis
beban sendiri (selfweight load)
berdasarkan berat jenis dari profil yang
digunakan. Gambar 4. Pembebanan di tengah
Factor : -1 (faktor pengali satu kali bentang (Pratt Truss)
jembatan model)
Direction : Y (arah sumbu global Y, Dengan proses analisis tersebut
dengan nilai negatif yang menunjukan pada masing-masing model jembatan,
arah ke bawah). maka didapatkan nilai beban maksimum
Pada Gambar 3 di sisi kanan terdapat yang mampu ditahan oleh masing-
kolom C yang menunjukan nomor masing model seperti ditunjukan pada
batang, untuk mendapatkan berat Tabel 3.
sendiri pada semua elemen-elemen
Tabel 3. Beban maksimum yang
batangnya maka diberi checklist pada
mampu ditahan struktur model jembatan
kotak sebelah kiri dari kolom C.
saat mencapai lendutan 7,50 mm.
Ketinggian Beban Maksimum (kg)
camber Pratt Howe Warren
(%) K-Truss
Truss Truss Truss
0% 2298,89 2222,80 2389,77 3010,79
1,17% 2294,45 2193,62 2381,27 2982,72
2,33% 2286,85 2163,12 2362,75 2951,12

Pada proses analisis nilai lendutan


secara bersamaan menganalisis nilai
Gambar 3. Input selfweight pada gaya batang maksimum pada masing-
software analisis struktur. masing model, seperti pada Tabel 4.

5
Tabel 4. Rekapitulasi gaya batang maksimum pada semua model.
Ketinggian camber 0% 1,17% 2,33%
Gaya Batang Tarik Tekan Tarik Tekan Tarik Tekan
Maksimum (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
Pratt Truss 2380,79 2841,46 2381,05 2841,82 2381,51 2842,37
Howe Truss 2841,57 2380,18 2592,31 2172,50 2593,16 2173,24
Warren Truss 2380,70 2841,46 2381,12 2841,96 2381,67 2842,61
K-Truss 3224,10 3224,28 3016,36 3016,54 3017,13 3017,32

Berdasarkan hasil analisis, nilai Berdasarkan Tabel 5 dari empat model


beban maksimum yang mampu ditahan tipe rangka tipe rangka K-Truus dengan
oleh model jembatan sampai saat terjadi camber 0% atau tanpa camber yang
lendutan 7,50 mm, tipe rangka K-Truus mengalami lendutan paling kecil yaitu
dapat menerima beban paling besar 5,07 mm, sedangkan lendutan paling
sampai lendutan ijin 7,50 mm. besar terjadi pada model jembatan
Sedangkan kalau ditinjau dari variasi Howe Truss dengan camber 2,33%
camber yang diberikan, semakin tinggi dengan nilai 6,96 mm.
camber semakin kecil beban yang bisa Selanjutnya menganalisis nilai
ditahan struktur. Hal ini disebabkan lendutan total pada masing-masing
karena semakin tinggi camber maka model jembatan. Lendutan total
jembatan tersebut akan tersusun oleh merupakan ketinggian camber yang
elemen-elemen batang yang semakin telah dikurangi dengan nilai lendutan
panjang pula, sehingga kekakuan yang terjadi pada model jembatan,
batangnya semakin kecil dan lebih untuk mengetahui opening span yang
mudah terjadi tekuk. ada dibawah jembatan sehingga
Karena perlakuan awal yang memungkinkan adanya aktivitas
diberikan pada penelitian ini lendutan dibawah jembatan dengan lebih leluasa.
ijin yang dijadikan acuan, maka pada Nilai lendutan total pada masing-masing
saat beban maksimum diperoleh nilai model pada saat beban 2000 kg seperti
lendutan yang sama yaitu 7,50 mm. ditunjukan pada Tabel 6.
Sehingga untuk membandingkan
kekuatan jembatan model dari nilai Tabel 6. Rekapitulasi lendutan total
lendutannya digunakan beban sebagai pada saat beban 2000 kg.
acuan nilai lendutannya. Sehingga Ketinggian Lendutan Total (mm)
camber Pratt Howe Warren
untuk menyamakan perlakuan (%) K-Truss
Truss Truss Truss
diambilah beban 2000 kg sebagai acuan 0% -6,56 -6,78 -6,32 -5,07
kemudian dibandingkan nilai lendutan
1,17% 63,43 63,14 63,65 64,89
yang terjadi pada semua model
2,33% 133,41 133,04 133,61 134,84
jembatan seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Rekapitulasi lendutan struktur Berdasarkan Tabel 6 terlihat


pada saat beban 2000 kg. bahwa jembatan model yang memiliki
ketinggian camber lebih tinggi akan
Lendutan Struktur (mm)
Ketinggian memiliki opening span lebih besar,
camber (%) Pratt Howe Warren
K-Truss
Truss Truss Truss walaupun lendutan struktur yang terjadi
0% 6,56 6,78 6,32 5,07 lebih besar dibandingkan dengan
1,17% 6,57 6,86 6,35 5,11 jembatan yang tanpa camber.
2,33% 6,59 6,96 6,39 5,17 Dari 12 model ini memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Jika ditinjau dari kekuatannya

6
tipe K-Truss lebih unggul karena Tabel 9. Efektifitas camber berdasarkan
mampu menahan beban maksimum perbandingan beban maksimum dengan
hingga lendutan 7,50 mm lebih besar berat sendiri jembatan.
dari model lain. Kekuatan bukan satu- Ketinggian Efektifitas Camber (%)
camber
satunya tujuan dalam perencanaan, (%)
Pratt Howe Warren
K-Truss
Truss Truss Truss
melainkan berat struktur juga
0% 0,00% -3,31% 3,95% 19,19%
diperhitungkan. Berikut ini merupakan
1,17% -0,49% -4,86% 3,53% 17,97%
berat sendiri jembatan yang didapat dari
hasil reaksi analisis numerik pada 2,33% -1,13% -6,48% 2,65% 16,56%

software seperti ditunjukan pada Tabel


7. Berdasarkan Tabel 9 menunjukan
bahwa dengan penambahan ketinggian
Tabel 7. Berat sendiri jembatan. camber 2,33% tipe Pratt Truss
Ketinggian Berat Sendiri Jembatan (kg) mengalami penurunan efektifitas
camber
(%)
Pratt Howe Warren
K-Truss sebesar 1,13%, tipe Howe Truss
Truss Truss Truss
mengalami penurunan sebesar 3,17%,
0% 142,73 142,73 142,73 156,83
tipe Warren Truss mengalami
1,17% 143,15 143,15 142,80 156,98
penurunan 1,30% dan pada tipe K-Truss
2,33% 143,61 143,61 142,90 157,20
mengalami penurunan 2,63%. Jika
dibandingkan antar tipe dengan cara
Terlihat pada Tabel 7 dinormalisasi ke tipe Pratt Truss
menunjukan bahwa jembatan model camber 0% maka dapat dilihat bahwa
Warren Truss merupakan jembatan tipe rangka K-Truss lebih efektif
paling ringan, sedangkan model K- 19,19% dan tipe Warren Truss lebih
Truss merupakan jembatan paling berat efektif 3,95% sedangkan pada tipe
dibandingkan dengan model lain. Untuk Howe Truss mengalami penurunan
megetahui variasi camber yang paling efektifitas sebesar 3,31%.
efektif, maka dihitung perbandingan Untuk mengetahui efektifitas
beban maksimum yang mampu diterima camber dari perbandingan lendutan
jembatan dengan berat sendiri jembatan dengan berat sendiri, maka digunakan
masing-masing model seperti lendutan struktur dengan acuan pada
ditunjukan pada Tabel 8. saat beban 2000 kg untuk masing-
masing model seperti pada Tabel 10.
Tabel 8. Perbandingan beban
maksimum dengan berat sendiri. Tabel 10. Perbandingan lendutan
Ketinggian Beban Maksimum/Berat Sendiri struktur pada saat beban 2000 kg
camber Pratt Howe Warren
(%) Truss Truss Truss
K-Truss dengan berat sendiri.
0% 16,11 15,57 16,74 19,20 Ketinggian Lendutan/Berat Sendiri
camber
1,17% 16,03 15,32 16,68 19,00 Pratt Howe Warren
(%) K-Truss
Truss Truss Truss
2,33% 15,92 15,06 16,53 18,77 0% 0,0460 0,0475 0,0443 0,0323
1,17% 0,0459 0,0479 0,0445 0,0326
Efektifitas camber dari
2,33% 0,0459 0,0484 0,0447 0,0329
perbandingan beban maksimum dengan
berat sendiri dapat dihitung dengan cara
Efektifitas camber dari
dinormalisasi pada tipe Pratt Truss
perbandingan lendutan dengan berat
dengan camber 0% untuk pembanding
sendiri dapat dihitung dengan cara
model jembatan lainnya, seperti pada
dinormalisasi pada tipe Pratt Truss
Tabel 9.
dengan camber 0% untuk pembanding
model jembatan lainnya, sebagai
berikut:
7
Tabel 11. Efektifitas camber masih merupakan tipe terlemah dari sisi
berdasarkan perbandingan lendutan lendutan, pada saat camber 0%
dengan berat sendiri jembatan. mengalami lendutan 6,78 mm.
Ketinggian Efektifitas Camber (%) Walaupun tipe K-Truss merupakan
camber
(%)
Pratt Howe Warren
K-Truss jembatan paling berat namun jika
Truss Truss Truss
dibandingkan efektifitasnya berdasarkan
0% 0,00% -3,28% 3,67% 29,74%
nilai beban maksimum yang mampu
1,17% 0,11% -4,29% 3,27% 29,16% ditahan dan nilai lendutan pada masing-
2,33% 0,11% -5,37% 2,73% 28,52% masing model, jembatan model K-Truss
tanpa camber merupakan model yang
Berdasarkan Tabel 11 terlihat paling efektif.
bahwa tipe rangka Pratt Truss satu- Sebaiknya metode camber
satunya tipe rangka yang mengalami digunakan untuk daerah yang masih
peningkatan efektifitas camber memanfaatkan bawah jembatan untuk
berdasarkan perbandingan lendutan aktivitas atau mungkin ada transportasi
dengan berat sendiri dengan sungai yang melintas dibawah
peningkatan 0,11% pada saat camber jembatan, karena fungsi dari camber
1,17% dan 2,33%. Sedangkan yaitu untuk memberikan opening span
penurunan efektifitas camber terbesar di bawah jembatan bukan untuk
terjadi pada tipe Howe Truss yaitu mengurangi lendutan. Kemudian untuk
2,09% pada saat camber 2,33%, pada melengkapi penelitian pada skripsi ini
tipe Warren Truss menurun mungkin bisa menggunakan analisis
efektifitasnya sebesar 0,94% dan 1,22% inelastis dan/atau plastis. Untuk dimensi
pada tipe K-Truss. Jika dibandingkan dan pembebanan bisa menggunakan
antar tipe dengan cara dinormalisasi ke sesuai dengan jembatan sebenarnya.
tipe Pratt Truss camber 0% maka dapat
dilihat bahwa tipe rangka K-Truss lebih Daftar Pustaka
efektif 29,74% dan tipe Warren Truss https://www.dot.ny.gov/main/business-
lebih efektif 3,67%, sedangkan tipe center/engineering/cadd-
Howe Truss mengalami penurunan info/drawings/bridge-detail-
efektifitas sebesar 3,28%. sheets. (diakses 4 Februari 2014)

Penutup L Schodek, D. (1998). Struktur.


Dari sisi kekuatannya jembatan Bandung: PT Eresco.
rangka tipe K-Truss dengan camber 0%
merupakan jembatan paling kuat yang RSNI-T-02. (2005). Pembebanan Untuk
mampu menahan beban hingga 3010,79 Jembatan. Jakarta: Badan
kg pada saat mencapai lendutan Standarisasi Nasional.
lendutan ijin 7,50 mm. Jembatan K-
RSNI-T-03. (2005). Perencanaan
Truss merupakan model jembatan yang
Struktur Baja Untuk Jembatan.
mampu menahan gaya batang paling
Jakarta: Badan Standarisasi
besar hingga 3224,10 kg pada batang
Nasional.
tariknya dan 3224,28 kg pada batang
tekannya. Kemudian dari sisi lendutan Supriyadi, B., & Muntohar, A. S.
tipe rangka K-Truss dengan camber 0% (2007). Jembatan. Yogyakarta:
melendut sebesar 5,07 mm saat beban BetaOffset.
2000 kg, sedangkan tipe Howe Truss

Anda mungkin juga menyukai