Sementara itu, synomorphic yang berarti struktur yang sama menurut Laurens
(2005:176) menunjukkan adanya hubungan antara mileu dan prilaku. Batas-batas mileu
dan bagian internal sebuah setiing tidak ditentukan secara sembarangan, tetapi merupakan
sesuatu yang harus selaras dengan pola prilaku ekstraindividual dan setting.
Istilah Behavior Setting kemudian dijabarkan dalam 2 istilah oleh Barker dalam
Laurens (2005:184) yakni system of setting dan system of activity, dimana keterkaitan
antara keduanya membentuk satu behavior setting tertentu. System of setting atau system
tempat atau ruang diartikan sebagai rangkaian unsur – unsur fisik dan spasial yang
mempunyai hubungan tertentu dan terkait hingga dapat dipakai untuk suatu kegiatan
tertentu. Sementara System of activity atau system kegiatan diartikan sebagai suatu
rangkaian perilaku yang secara sengaja dilakukan.
2.4 Sistem Aktivitas
Menurut Chapin dan Brail (1969;Porteous,1977) dalam Laurens (2005:184) sistem
aktivitas dalam sebuah lingkungan terbentuk dari rangkaian sejumlah behavior setting.
Sistem aktivitas seseorang menggambarkan motivasi, sikap, dan pengetahuannya tentang
dunia dengan batasan penghasilan, kompetisi, dan nilai-nilai budaya yang bersangkutan.
Laurens (2005:184) menyebutkan dalam pengamatan behavior setting, dapat
dilakukan analisis melalui beberapa cara, antara lain sebagai berikut,
1. Mengugunakan Time Budget
Time Budget memungkinkan orang mengurai/mendekomposisikan suatu aktivitas
sehari-hari, aktivitas mingguan atau musiman, kedalam seperangkatbehavior setting
yang meliputi hari kerja mereka, atau gaya hidup mereka (Michelson dan Reed, 1975).
Fungsi dan time budget adalah memperlihatkan bagaimana seseorang individu
mengonsumsi atau menggunakan waktunya.
1) Jumlah waktu yang dialokasikan untuk kegiatan tertentu, dengan variasi waktu
dalam sehari, seminggu, atau semusim.
2) Frekuensi dari aktivitas dan jenis aktivitas yang dilakukan.
3) Pola tipikal dari aktivitas yang dilakukan.
2. Melakukan Sensus
Sensus adalah istilah yang dikemukakan oleh para ahli psikologi lingkungan untuk
menggambaan proses pembelajaran semua aktivitas seorang individu dalam waktu
tertentu dengan metode pengamatan. Seperti yang dilakukan Barker dan Wright dengan
mengamati perilaku seseorang anak sepanjang hari. Cara ini dipakai dengan tujuan
mendapatkan pengertian mengenai, misalnya bagaimana paa pekerja menggunakan
bangunan.
Untuk mendapatkan data mengenai pola interaksi dalam lingkungan tersebut,
dilakukan sejumlah pengamatan yang membandingkan bagian demi bagian dalam
sebuah lingkungan, atau membanndingkan lingkungan yang sama pada waktu yang
berbeda, dan memandingkan lingkungan yang berbeda sama sekali. Biasanya tahun
dilakukannya survey atau pengamatan meru[akan suatu interval tertentu untuk
mendapatkan data rata – rata dari fluktuasi perubahan yang mungkin terjadi karena
adanya pergantian penghuni, musim, atau factor lain.
Hal yang dapat mewakili data pengamatan behavior Setting meliputi :
1) Manusia (siapa yang dating, ke mana dan mengapa, siapa yang mengendalikan
setting?);
2) Karakteristik ukuran (berapa banyak orang per jam ada di dalam setting bagaimana
ukuran setting secara fisik, berapa sering dan berapa lama setting itu ada?);
3) Objek ( ada berapa banyak objek dan apa jenis objek yang dipakai dalam Setting,
kemungkinan apa saja yang ada bagi stimulasi, respon, dan adaptasi?);
4) Pola aksi (aktivitas apa saja yang terjadi di sana, seberapa sering terjadi
pengulangan yang dilakukan orang?).
Setiap setting diamati secara individual. Orang – orang yang memiliki informasi
dan pengetahuan dapat dimintai keterangannya mengenai setting yang bersangkuta.
Adanya sampel dari semua setting meruakan kekuatan metode ini karena dapat
menghindari terjadinya masalah sampling. Namun, sealigus juga merupakan
kelemahan metode ini karena menjadi sangat sulit untuk mendekati semua lingkungan.
Dari observasi bisa diketahui kondisi lingkungan secara fisik, seperti jumlah, jenis
tatanan perabot yang ada. Melalui pengukuran yang lebih rinci bias diketahui keadaan
ambiennya seperti suhu ruangan, kelembaban, pencahayaan ruangan, atau tingkat
kebisingan.
Dengan tatanan kantor yang terbuka, ketika seseorang staf masuk membawa
sesuatu atau mendiskusikan suatu dengan seseorang. Staf lain telihat terganggu.
Melalui pengamatan juga dapat diketahui bagaimana interaksi antara kedua staf
tersebut.
1. Aktivitas
2. Penghuni
3. Kepemimpinan, Untuk mengetahui posisi fungsional penghuni, untuk mengetahui
peran sosialnya yang ada didalam komunitas tersebut.
4. Populasi, Sebuah setting dapat mempunyai banyak atau sedikit partisipan. Komunitas
dianggap lebih baik apabila memiliki banyak setting.
5. Ruang, Ruang tempat terjadinya setting tertentu sangat beragam, bisa di ruang terbuka
atau ruang tertutup.
6. Waktu, Kelangsungan sebuah setting dapat terjadi secara rutin atau sewaktu-waktu.
Durasi pada setting yang sama dapat berlangsung sesaat atau terus-menerus sepanjang
tahun.
7. Objek
8. Mekanisme Pelaku
Terdapat dua model pengamatan atau observasi dalam penelitian arsitektur dan perilaku
manusia, yaitu model dengan metoda place centered map dan person centered map.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan teknik ini adalah sebagai
berikut :
1) Menentukan jenis sampel person yang akan diamati (aktor atau penggunaan ruang
secara individu)
2) Menentukan waktu pengamatan (pagi, siang dan malam)
3) Mengamati aktivitas yang dilakukan dari masing-masing sampel person
4) Mencatat aktivitas sampel person yang diamati dalam matriks atau table.
Metoda person centered mapping dilakukan dengan membuat alur sirkulasi sampel
person di area yang diamati atau di peta untuk mengetahui dari mana dan kemana
orang pergi dengan mengidentifikasi arah lintasan pergerakannya. Metoda lain yang
dikenalkan oleh Sommer adalah Phsycal traces atau jejak-jejak fisik. Pengamatan
terhadap jejak-jejak fisik hasilnya dapat disajikan dalam bentuk rekaman tanda-tanda
yang ditinggalkan oleh kegiatan yang berlangsung sebelumnya.