KEPERAWATAN ANAK
“BBLR (BERAT BADAN LAHIR RENDAH)”
OLEH :
KELOMPOK 4
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk
mendapatkan nilai, namun di latarbelakangi pula untuk memperluas wawasan kita
khususnya tentang materi mengenai keperawatan anak lebih tepatnya BBLR.
Untuk itu penyusun berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritik
dan saran yang objektif yang bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan
yang diinginkan.
Penata sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak
yang terkait, makalah ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada
kesempatan yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................... 3
1) Manfaat praktis .................................................................... 3
2) Manfaat teoritis..................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Bayi dengan BBLR ...............................................3
A. Definisi....................................................................................3
B. Etiologi ...................................................................................3
C. Patofisiologi.............................................................................4
D. Pathway...................................................................................6
E. Manifestasi Klinis....................................................................7
F. Pemeriksaan Penunjang........................................................... 7
G. Penatalaksanaan Klinis............................................................7
2.2 Asuhan Keperawatan Pada BBLR...............................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan
perawatan yang tepat agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi
seperti yang telah disebutkan diatas. Bidan dan perawat adalah bagian dari
pemberi pelayanan yang ikut berperan penting dalam memberikan perawatan
pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Konsep Dasar Bayi dengan BBLR
A. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram (Arief,2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir
kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature.
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram. Menurut beratnya dibedakan menjadi :
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gram.
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 1000-1500 gram.
3. Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER) berat lahir <1000 gram.
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang BB <
2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). BBLR dapt dibagi menjadi 2
golongan :
1. Prematur murni
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan BB sesuai dengan berat badan
untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai
untuk masa kehamilan.
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan BB kurang dari BB seharusnya untuk masa gestasi itu,
berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan
bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.
B. Etiologi
1. Faktor Ibu
a. Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien
misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,
toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
b. Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20
tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian
terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap
timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi teradapat pada golongan
social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang
3
kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula
kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak
sah, ternyata lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir
perkawinan yang sah.
d. Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu
obat narkotik.
2. Faktor Janin
Faktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan
kromosom
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan di antaranya tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan
zat-zat tertentu.
C. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan
yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu),
tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya,
yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya
gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan
oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan
keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan
janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi
dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem
reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi
pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih
besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi,
terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
4
Sistem pernapasan pada dasarnya cenderung kurang berkembang
pada bayi prematur. Kapasitas vital dan kapasitas residual fungsional paru-
paru pada dasarnyakecil berkaitan dengan ukuran bayi. Sebagai akibatnya
sindrom gawat napas sering merupakan penyebab umum kematian.
Masalah besar lainnya pada bayi premature adalah pencernaan dan
absorpsi makanan yang inadekuat. Bila prematuritas bayi lebih dari dua
bulan, system pencernaan dan absorpsi hampir selalu inadekuat. Absorpsi
lemak juga sangat buruk sehingga bayi premature harus menjalani diet
rendah lemak. Lebih jauh lagi, bayi premature memiliki kesulitan dalam
absorpsi kalsium yang tidak lazim dan oleh karena itu dapat mengalami
rikets yang berat sebelum kesulitan tersebut dikenali. Imaturitas organ lain
yang sering menyebabkan kesulitan yang berat pada bayi premature
meliputi system imun yang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap
infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma globulin, serta bayi
premature relatif belum sanggup membentuk antibody dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik sehingga
bayi premature beresiko mengalami infeksi, system integumen dimana
jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadinya lecet, system termoregulasi
dimana bayi premature belum mampu mempertahankan suhu tubuh yang
normal akibat penguapan yang bertambah karena kurangnya jaringan
lemak di bawah kulit dan pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga beresiko mengalami hipotermi atau
kehilangan panas dalam tubuh
D. Pathways
Faktor Pencetus
Kulit tipis dan lemak Imaturitas system pernafasan Reflek menelan dan menghisap blm
subcutan kurang sempurna
Tidak dapat menyimpan Pernafasan belum Intake nutrisi tidak adekuat
panas sempurna
Asupan gizi kurang
Mudah kehilangan panas O2 dalam darah CO2
6
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3. Titer Torch sesuai indikasi
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
5. Pemantauan elektrolit
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )
G. Penatalaksanaan Klinis
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan,
asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 37,0 C. Bayi berat
rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal
tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat
rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan
pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25
0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi
dengan berat kurang dari 2000 gram
Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator.
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“.
Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu
dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan
32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan
telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat
bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih
mudah.
Pemberian oksigen
7
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi
preterm BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2
yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box,
konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan
kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi
yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki
ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus
menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan
tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.
Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu
mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan
pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada
bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah
secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi
preterm.
Memulangkan Bayi
Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik
dengan botol maupum putting susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan
berkisar antara 10 – 30 gram / hari dan suhu tubuh tetap normal diruang
biasa. Biasanya bayi dipulangkan dengan berat badan lebih dari 2000 gram
dan semua masalah berat sudah teratasi.
8
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
1.Pengumpulan Data
a. Identitas klien
Nama : By. R
Usia : 0 hari
Jenis Kelamin :Perempuan
Ruang : Perinatologi
No. Reg : 066767
Diagnosa medik : BBLR –NKB-KMK
Dr. penanggung jawab : dr. R Sp A
Tanggal masuk : 30 – 08 - 2013 Pukul 15.00 WIB
Tanggal pengkajian : 30 – 08 - 2013 Pukul 16.00 WIB
Apgar skor : 8/9
9
Riwayat Penyakit Dahulu :
Bayi lahir pada 30 – 08– 2013 Pukul 15.00 WIB di Ruang bersalin RSUD
Embung Fatimah melalui persalinan spontan dengan gravidarum I, APGAR
SCORE pada menit pertama 8, menit ke 5 nilainya 8 dan pada menit ke 10
nilainya 9, berat badan 1950 gram, panjang badan 41 cm dan air ketuban
berwarna jernih.
Riwayat Psikologis :
Keluarga klien mengatakan khawatir dengan keadaan bayinya, ekspresi wajah
ayahnya tampak cemas, dan bertanya-tanya mengenai kondisi bayinya ketika
menjenguk bayinya di ruang perawatan.
A. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum
Keadaan umum : Klien tampak bugar
Lingkar kepala : 29 cm
Lingkar Dada : 26 cm
Panjang Badan : 41 cm
Berat badan lahir : 1950 gr
BB saat dikaji : 1950 gr
2. Vital Sign
Nadi` : 138 x/menit
RR : 46 x/menit
suhu : 37,1 0C
10
3. Kepala
Bentuk kepala normochepal, rambut tipis lurus dengan warna rambut hitam,
tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi, keadaan sutura sagitalis datar, tidak ada
nyeri tekan, terdapat lanugo disekitar wajah.
4. Mata
Bentuk mata simetris, tidak terdapat kotoran, bulu mata belum tumbuh, sklera
tidak ikterik.
5. Telinga
Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, tidak terdapat benjolan dan lesi,
tulang telinga lunak, tulang kartilago tidak mudah membalik/lambat, terdapat
lanugo
6. Hidung
Bentuk hidung normal,
7. Mulut
Bentuk bibir simetris
8. Dada
Bentuk dada normal, tidak terdapat retraksi
9. Punggung
Keadaan punggung bersih,
10. Abdomen
Bentuk abdomen datar, bising usus positif.
11. Umbilikus
Tidak ada kelainan dan tanda-tanda infeksi tali pusat, warna merah muda, bau
tidak ada.
12. Genitalia
sudah terbentuk sempurna
13. Integumen
Struktur kulit halus dan tipis, merah pucat (Pale Pink), lapisan lemak tipis
pada jaringan kulit, keriput, tidak ada ruam merah (Skin rash). Lanugo
tersebar diseluruh permukaan tubuh.
14. Tonus Otot
Gerakan bayi aktif
15. Ekstrimitas
Atas : Bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, akral dingin tidak
terdapat benjolan dan lesi.
Bawah : Bentuk simetris, jari-jari kaki lengkap, akral dingin, tidak terdapat
benjolan dan lesi
11
16. Refleks
Moro :
Moro ada ditandai dengan cara dikejutkan secara tiba-tiba dengan
respon bayi terkejut merespon
Menggenggam :
Refleks genggam positif ditandai dengan respon bayi menggenggam
telunjuk pengkaji
Menghisap :
Bayi mau menghisap tetapi daya hisap masih lemah
Rooting :
Rooting positif tapi masih lemah ditandai dengan kepala bayi
mengikuti stimulus yang di tempelkan yang disentuhkan di daerah
bibir bawah dagu hanya tetapi bayi hanya mengikuti setengah dari
stimulus tersebut.
Babynski :
Refleks babinsky positif ditandai dengan semua jari hiper ekstensi
dengan jempol kaki dorsi pleksi ketika diberikan stimulus dengan
menggunakan ujung bolpoint pada telapak kak
B. ANALISA DATA
12
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi gangguan thermoregulasi : hipotermi berhubungan dengan
pertahanan immunologi yang kurang
2. Resiko tingggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan reflek isap yang lemah
3. potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan kurangnya pertahanan
imunologi yang kurang
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi gangguan thermoregulasi: hipotermi berhubungan dengan
kontrol terhadap temperature yang kurang baik
berikan suhu lingkungan yang hangat
bedong bayi
ganti popok/pakaian bayi apabila basah
ajarkan orang tua bayi untuk melakukan PMK
hindari bayi kontak langsung dengan udara dingin
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : By. R No. Rekam medik : 062711
Umur : 1 hari Dx Medis : BBLR – NKB - KMK
13
16.00wib bayi, S:36,4 C
16.05wib • Meletakkan
bayi pada
lingkungan yg
hangat ( infant
warmer)
• Memberikan
pakaian bayi
14
• Mengajarkan
Metode PMK
pada ibu
• Ibu melakukan
metode PMK
pada bayi
15
di rumah
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : By. R No Medrek : 062711
Umur : 1 hari Dx Medis : BBLR
1. Resiko tinggi gangguan thermoregulasi: hipotermi berhubungan
dengan kontrol terhadap temperature yang kurang baik
Tgl 01-09-2013
S:
O : - Suhu bayi dalam batas normal, 36,8 C
Akral hangat
Warna kulit kemerahan
A : Masalah teratasi
P : lanjutkan metode PMK di rumah, mengajarkan ibu untuk menilai
kondisi bayi dirumah
16
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I : - Berikan asi sesuai kebutuhan
Motivasi ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin
Observasi kenaikan berat badan bayi
Ajarkan ibu melakukan oral hygiene bayi
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram. BBLR dibagi menjadi 2 golongan yaitu prematur murni yaitu
masa gestasi kurang dari 37 minggu dan dismaturitas yaitu bayi lahir kurang dari
seharusnya untuk masa gestasi. Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan
usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga
disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38
minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa
kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena
adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan
oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan
keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih
besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator. Asuhan
keperawatan yang diberikan pada bayi dengan BBLR bertujuan untuk menjaga
dan meningkatkan status kesehatan bayi.
3.2 Saran
Pemberi asuhan keperawatan disarankan memiliki kompetensi dalam
melakukan asuhan keperawatan terhadap bayi dengan BBLR sehingga bayi dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
18
Arief dan Kristiyanasari. 2009. Neonatus dan Asuhan Kerawatan Anak.
Yogyakarta : Nuha Medika.
19