Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Tabata Workout Terhadap Penurunan

Persentase Lemak Tubuh Pada Mahasiswa


Fisioterapi Universitas Muhammadiyah
Malang dengan Kategori IMT Overweight
Mohamad Fahri Line*, Ali Multazam

Universitas Muhammadiyah Malang, Jalan Bandung No. 1 Malang 65113


*
Korespondensi: mohamadfahriline@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Overweight adalah kondisi dimana terjadi abnormal atau berlebihnya
akumulasi jumlah lemak dalam tubuh. Tabata workout adalah jenis latihan interval intensitas
tinggi dengan durasi paling pendek yang berguna untuk mengurangi persentase lemak tubuh.
Tujuan: mengetahui pengaruh tabata workout terhadap penurunan persentase lemak tubuh
pada mahasiswa fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang dengan kategori IMT
overweight. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental
dengan pendekatan pretest-postest, non equivalent control group design. Subjek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa fisioterapi Universitas Muhammadiyah
Malang dengan kategori IMT overweight sebanyak 60 orang. Sampel dibagi menjadi 2
kelompok yaitu kelompok I yang mendapat perlakuan tabata workout dan kelompok II adalah
kelompok kontrol. Perlakuan dilakukan 3 kali seminggu selama 2 minggu. Penelitian ini
menggunakan alat ukur Bioelectric Impedance Analysis untuk mengukur persentase lemak
tubuh. Analisa data dilakukan dengan Uji T Berpasangan. Hasil: Hasil uji T berpasangan
pada kelompok I adalah p = 0,000 (p<0,05) dan kelompok II adalah p = 0,000 (p<0,05),
menunjukkan bahwa tabata workout berpengaruh terhadap penurunan persentase lemak
tubuh. Kesimpulan: Ada pengaruh tabata workout terhadap penurunan persentase lemak
tubuh pada mahasiswa fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang dengan kategori IMT
overweight.
Kata Kunci: Tabata Workout, Persentase Lemak Tubuh, Overweight

PENDAHULUAN lemak dan kolesterol dengan


pengeluaran energi dalam hal ini
Mahasiswa merupakan usia kurangnya melakukan aktivitas fisik
peralihan dari tahap remaja ke tahap dapat menyebabkan terjadinya
dewasa. Mahasiswa merupakan overweight pada mahasiswa (Nugroho
golongan remaja yang rentan et al, 2016).
mengalami permasalahan gizi. Overweight dan obesitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi menurut World Health Organization
permasalahan status gizi pada (2017) adalah kondisi dimana terjadi
mahasiswa adalah aktivitas fisik dan abnormal atau berlebihnya akumulasi
pola makan. Ketidakseimbangan jumlah lemak dalam tubuh. Overweight
asupan energi yang berlebihan yang dan obesitas merupakan dua hal yang
merujuk pada pola makan tinggi kalori, berbeda. Overweight adalah berat
badan yang melebihi berat badan Aktivitas fisik dapat
normal, sedangkan obesitas adalah berpengaruh pada komponen
kelebihan akumulasi lemak dalam kebugaran fisik (Lestari, 2017).
tubuh. Penyebab mendasar overweight Aktivitas fisik yang cukup dapat
dan obesitas adalah adanya memberikan peranan penting dalam
ketidakseimbangan antara kalori yang mencegah overweight dan obesitas
dikonsumsi dan kalori yang pada remaja serta dapat mencegah
dikeluarkan. perkembangannya (Stankov et al,
Prevalensi penderita 2012). Berdasarkan data RISKESDAS
overweight dan obesitas di Indonesia KEMEKES RI (2013) menunjukkan
setiap tahun semakin meningkat. bahwa 26,1% masyarakat Indonesia
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar yang berumur lebih dari 10 tahun masih
(RISKESDAS) tahun 2013 oleh Badan tergolong proporsi aktivitas fisik
Penelitian dan Pengembangan kurang aktif.
Kementrian Kesehatan Republik Salah satu latihan yang dapat
Indonesia menunjukkan peningkatan dilakukan untuk menurunkan
prevalensi overweight pada penduduk persentase lemak tubuh adalah High
umur dewasa (> 18 tahun) untuk laki- Intensity Interval Training (HIIT).
laki dari 13,9% pada tahun 2007 HIIT adalah konsep latihan kombinasi
meningkat menjadi 19,7% pada tahun antara latihan intensitas tinggi diselingi
2013 dan untuk perempuan prevalensi dengan latihan intensitas sedang atau
pada tahun 2007 sebanyak 13,9% rendah yang dilakukan dalam waktu
meningkat sebanyak 18,1% pada tahun yang bersamaan (Laursen et al, 2002
2013 menjadi 32,9%. dalam Permatasari et al, 2017). Respon
Jaringan lemak adalah jenis klasik dari HIIT diantaranya
jaringan ikat yang berasal dari sel menstimulasi ketahanan tubuh,
parenkim yang terisi atas sel-sel lemak meningkatkan oksidasi lemak pasca
(adiposa) dan serabut (matriks). latihan, meningkatkan konsumsi
Jaringan lemak terdiri atas sel-sel oksigen, meningkatkan metabolisme
lemak yang memiliki rongga sel yang tubuh dan meningkatkan enzim
berisi tetes minyak dan didukung mitokondria (Talanian et al, 2006
serabut kolagen. Fungsi utama jaringan dalam Permatasari et al, 2017).
lemak adalah sebagai cadangan energi, Tabata merupakan jenis HIIT
proteksi mekanis dan sebagai penjaga yang dapat digunakan untuk
kestabilan tubuh (Susilowarno et al, meningkatkan kebugaran aerobik dan
2007). anaerobik, mengurangi persentase
Menurut Permatasari et al lemak, dan bahkan memperbaiki
(2017) persentase lemak tubuh tekanan darah. Tabata workout hanya
merupakan total persentase berat lemak memiliki durasi 4 menit. Mesikpun
di tubuh terhadap berat badan. hanya terdiri dari 4 menit durasi, tabata
Persentase lemak tubuh dapat diartikan workout menghasilkan peningkatan
juga sebagai total berat daripada lemak kebugaran aerobik yang sangat
esensial dan penyimpanan lemak dalam menonjol (Olson, 2014).
tubuh. Manore (2012) mengemukakan
bahwa upaya yang dapat dilakukan METODE PENELITIAN
dalam menurunkan berat badan atau
jumlah lemak tubuh adalah dengan Penelitian ini menggunakan
kombinasi diet, perubahan gaya hidup metode quasi eksperimental dengan
dan melakukan aktivitas fisik. pendekatan pretest-posttest, non
equivalent control group design.
Penelitian ini melibatkan dua uji hipotesa menggunakan uji
kelompok subjek yaitu kelompok I Independent T-Test (Uji T Bebas)
yang mendapatkan intervensi berupa untuk mengetahui pengaruh tabata
tabata workout dan kelompok II tidak workout terhadap penurunan
mendapatkan intervensi apapun. persentase lemak tubuh.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah
60 orang mahasiswa Program Studi HASIL DAN DISKUSI
Fisioterapi Universitas
Muhammadiyah Malang yang Hasil penelitian yang meliputi
memenuhi kriteria inklusi. Sampel karakteristik responden dan analisa
dibagi menjadi 2 kelompok yang dibagi data pada penelitian ini dipaparkan
secara acak yaitu kelompok pada tabel-tabel berikut.
penatalaksanaan yang diberikan Tabel 1 Karakteristik Responden
pelatihan tabata workout sebanyak 30 Berdasarkan Usia
sampel dan kelompok kontrol yang Usia Jumlah Persentase
tidak diberikan intervensi sebanyak 30 (Tahun) (n) (%)
sampel. 18 3 5
Penelitian eksperimental ini 19 14 23,3
dilaksanakan di Kampus 1 Universitas 20 19 31,7
21 24 40
Muhammadiyah Malang dimulai dari
tanggal 2-16 April 2018. Kelompok Total 60 100
penatalaksanaan tabata workout
diberikan pelatihan dengan frekuensi 3 Berdasarkan tabel 1,
kali dalam seminggu selama 2 minggu. menunjukkan hasil bahwa usia
Format latihan tabata workout pada responden dalam penelitian ini berkisar
penelitian ini yaitu, 20 detik latihan dari usia 18 tahun hingga 21 tahun.
dengan intensitas tinggi, 10 detik Responden penelitian berusia 18 tahun
istirahat, dilakukan sebanyak 8 sesi dan (n=3, 5%), 19 tahun (n=14, 23,3%), 20
setiap sesi diselingi dengan istirahat tahun (n=19, 31,7%), dan usia 21 tahun
selama 60 detik sehingga mencaoai (n=24, 40%). Hasil tersebut
total 20 menit latihan. menunjukkan bahwa responden dalam
Pengukuran persentase lemak penelitian ini merupakan kelompok
tubuh diukur menggunakan alat usia remaja dan dewasa awal. Hasil
Bioelectric Impedance Analysis. tersebut sesuai dengan pernyataan yang
Pengukuran persentase lemak tubuh dikemukakan oleh Arisman (2009)
dilakukan di awal dan di akhir program bahwa salah satu kelompok umur yang
latihan. memiliki risiko terhadap terjadinya
Analisa data dilakukan dengan overweight adalah kelompok usia
menggunakan software SPSS 24. Uji remaja atau dewasa awal. Kelompok
univariat untuk menjelaskan usia remaja merupakan kelompok usia
karakteristik responden berdasarkan yang menjadi faktor risiko terjadinya
usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi masalah overweight karena aktivitas
badan, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan fisik berkurang dan perubahan pola
persentase lemak tubuh didapatkan dari makan (Rahmawati, 2015). Amelia
hasil kuisioner yang telah diisi oleh (2009) menambahkan bahwa lemak
responden. Uji normalitas data tubuh akan mengalami peningkatan
menggunakan uji Kolmogorov- pada usia kategori dewasa awal hingga
Smirnov yang bertujuan untuk usia pertengahan pada laki-laki dan
mengetahui data terdistribusi secara usia tua pada perempuan. Lemak tubuh
normal atau tidak normal. Kemudian mengalami peningkatan karena
aktivitas fisik mengalamai penurunan rata rata tinggi badan responden adalah
seiring bertambahnya umur. Hartini 157,32 cm, tinggi badan terendah
(2016) menambahkan bahwa dengan 147,00 cm dantinggi badan tertinggi
bertambahnya usia maka akan adalah 170,00 cm. Nilai rata rata Indeks
menyebabkan metabolisme menurun. Massa Tubuh (IMT) responden adalah
23,73 Kg/m2, nilai IMT terendah 23,00
Tabel 2 Karakteristik Responden
Kg/m2, nilai IMT tertinggi 24,98
Berdasarkan Jenis Kelamin
Kg/m2. Berdasarkan hasil tersebut
Jenis Jumlah Persentase ditemukan bahwa keseluruhan
Kelamin (n) (%)
responden (n=60, 100%), memiliki
Laki-laki 0 0 nilai IMT kategori overweight. Hasil
Perempuan 60 100
ini sejalan dengan penelitian terdahulu
Total 60 100
tentang hubungan IMT dan persentase
lemak tubuh yang dilakukan oleh
Berdasarkan tabel 2,
Flegal et al (2009) yang menunjukkan
menunjukkan hasil bahwa distribusi
hasil dimana terdapat hubungan yang
responden penelitian berdasarkan jenis
signifikan antara IMT dan persentase
kelamin adalah keseluruhan responden
lemak tubuh. Hal ini juga mendukung
berjenis kelamin perempuan (n=60,
penelitian yang dilakukan oleh Nafilah
100%). Kejadian overweight lebih
(2014) yang menunjukkan hasil bahwa
banyak terjadi pada wanita. Hal ini
ada hubungan yang bermakna antara
dikarenakan jumlah lemak tubuh yang
IMT dan persentase lemak tubuh yaitu
tidak sama antara perempuan dan laki-
semakin tinggi IMT, maka jumlah
laki. Perempuan memiliki lemak tubuh
lemak tubuh juga bertambah. Hal ini
yang lebih banyak dibandingkan laki-
sejalan dengan penjelasan WHO
laki. Adapun perbandingan yaitu 16-
(2018) bahwa IMT sangat berhubungan
28% pada perempuan dan 12-23% pada
dengan persentase lemak tubuh,
laki-laki (Rahmawati, 2014).
semakin tinggi IMT maka persentase
Overweight lebih umum didapatkan
lemak tubuh akan lebih tinggi.
pada perempuan terutama pada
perempuan pasca melahirkan dan pada Tabel 4 Hasil Uji Pengaruh Penurunan
perempuan yang menopause. Persentase Lemak Tubuh Sebelum dan
Overweight pada wanita dapat Sesudah Pada Kelompok Intervensi
disebabkan karena faktor endokrin Tabata Workout
yang muncul pada saat kondisi di atas n Body Fat df t hitung t tabel
Makaryani, 2013). Pre
30 30,83
Test
29 8,398 2,045
Tabel 3 Karakteristik Responden Post
Berdasarkan Berat Badan, Tinggi 30 30,34
Test
Badan, dan Indeks Massa tubuh (IMT)
Variabel Min Max Mean±SD Berdasarkan tabel 4, hasil uji T
BB 50,00 69,40 58,70 ± 4,838
Berpasangan rata rata nilai persentase
TB 147 170 157,32 ± 5,432 lemak tubuh sebelum penatalaksanaan
IMT 23,00 24,98 23,73 ± 0,716 tabata workout adalah 30,83 dan rata-
rata nilai persentase lemak tubuh
Berdasarkan Tabel 3, sesudah penatalaksanaan tabata
menunjukkan hasil rata rata berat workout adalah 30,34, sehingga terjadi
badan adalah 58,70 Kg, berat badan penurunan persentase lemak tubuh
terendah adalah 50,00 Kg dan berat sebelum dan sesudah pada kelompok
badan tertinggi adalah 69,40 Kg. Nilai pentalaksanaan tabata workout.
Berdasarkan tabel tersebut didapatkan
hasil bahwa nilai thitung 8,398 > nilai kontrol yang tidak diberikan intervensi
ttabel 2,045 sehingga dapat disimpulkan apapun terjadi perubahan yaitu
bahwa terdapat perbedaan yang penaikkan persentase lemak tubuh.hal
signifikan persentase lemak tubuh tersebut disebabkan kondisi dari
sebelum dan sesudah penatalksanaan responden kelompok kontrol hanya
tabata workout. Latihan yang melakukan aktivitas seperti biasa
dilakukan 3 kali dalam seminggu dapat sehingga tidak terjadi proses
memberikan pengaruh yang signifikan pembakaran lemak.
terhadap penurunan persentase lemak
tubuh. Hal ini disebabkan metabolisme Tabel 6 Hasil Uji Perbandingan
lemak bekerja dengan baik. Apabila Kelompok Intervensi Tabata Workout
frekuensi latihan dilakukan 3 kali dan Kelompok Kontrol Terhadap
Penurunan Persentase Lemak Tubuh
seminggu dan waktu istirahat satu hari,
Sig. 2 t t
maka lemak yang tersimpan dalam Kelompok n
Tailed hitung tabel
tubuh tidak menumpuk dan tidak akan Tabata 30 0,00
menjadi timbunan lemak dalam tubuh, Workout
karena lemak akan segera diproses -7,514 2,002
melalui pembakaran lemak pada saat Kontrol 30 0,00
latihan. Latihan yang dilakukan selama
3-5 kali dalam seminggu akan Berdasarkan tabel 6, nilai
menyebabkan proses adaptasi pada probabilitas pengujian adalah nilai
organ tubuh karena organ tubuh akan thitung < ttabel ( -7,514 < -2,002) dan P
lebih sering menerima rangsangan value 0,00 atau kurang dari nilai alfa
ataupun beban dari latihan sehingga 0,05 sehingga H1 diterima. Hasil dari
proses adaptasi akan berpengaruh lebih pengujian Independent T-test
cepat (Andini & Indra, 2016). menunjukkan hasil bahwa terjadi
Tabel 5 hasil Uji Pengaruh Penurunan perbedaan yang signifikan antara
Persentase Lemak Tubuh Sebelum dan kelompok penatalaksanaan tabata
Sesudah Pada Kelompok Kontrol workout dan kelompok kontrol
Body terhadap penurunan persentase lemak
n df t hitung t tabel
Fat tubuh pada mahasiswa fisioterapi
Pre Universitas Muhammadiyah Malang
30 28,31
Test dengan kategori IMT overweight.
29 -18,259 2,045
Post
30 29,42
Tabata workout lebih efektif
Test menurunkan persentase lemak tubuh
karena pada kelompok
Berdasarkan tabel 5, hasil uji T penatalaksanaan tabata workout terjadi
Berpasangan rata rata nilai persentase penurunan sedangkan kelompok
lemak tubuh sebelum penatalaksanaan kontrol terjadi peningkatan persentase
pada kelompok kontrol adalah 28,31 lemak tubuh.
dan rata-rata nilai persentase lemak Tabata workout dapat
tubuh sesudah penatalaksanaan pada menurunkan persentase lemak tubuh
kelompok kontrol adalah 29,42. karena tabata workout tergolong dalam
Berdasarkan hasil tersebut didapatkan latihan HIIT yang merupakan latihan
hasil bahwa nilai thitung -18,259 < nilai penggabungan antara latihan intensitas
ttabel -2,045 sehingga dapat ditarik tinggi dan latihan intensitas rendah
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan sehingga selain menggunakan sistem
yang signifikan antara persentase aerobik, tubuh secara efektif
lemak tubuh sebelum dan sesudah pada membentuk dan menggunakan energi
kelompok kontrol. Pada kelompok dari sistem anaerobik. Pada latihan
tabata workout, metabolisme saat oleh pernyataan Trapp et al (2007)
latihan meningkat sehingga dapat bahwa efek yang mendasari kehilangan
meningkatkan proses pembakaran lemak dalam tubuh dari melakukan
lemak dengan memacu sistem kerja latihan HIIT karena jenis latihan ini
jantung lebih keras dan konsumsi dapat meningkatkan katekolamin
oksigen meningkat. Pada latihan tabata secara signifikan.
terjadi peningkatan metabolisme pada Katekolamin memiliki
saat melakukan istrahat yang disebut respon mengendalikan proses
dengan Resting Metabolic Rate (RMR) pemecahan simpanan lemak tang
selama 24 jam setelah melakukan terdapat dalam tubuh yaitu trigliserida.
latihan intensitas tinggi. Tabata Melalui proses yang dinamakan
workout merupakan jenis latihan HIIT lipolysis, trigliserida yang terdapat
yang dimodifikasi bagi individu dalam dalam tubuh seperti dalam jaringan
kondisi khusus yaitu overweight. Hal adiposa (adipose tissue) dan di dalam
ini dikarenakan tabata workout dapat sel-sel otot (intramuscular
menekan pembakaran kalori yang lebih tryglycerides) akan dipecah menjadi
banyak dibandingkan dengan latihan asalm lemak dan gliserol. Pada proses
fisik lainnya karena dapat menekan lypolisis ini akan dihasilkan 3 molekul
Excess of Post Exercise Oxygen asam lemak dan 1 molekul gliserol
Consumption (EPOC) lebih banyak untuk setiap 1 molekul trigliserida.
hingga 6-15% lebih kalori (energy Kedua molekul yang dihasilkan
expenditure) yang dikeluarkan selama selanjutnya akan mengalami proses
latihan (Kravitz, 2014). metabolisme yang berbeda. Asam
Penurunan persentase lemak lemak yang terbentuk dari proses
tubuh pada saat melakukan HIIT lypolisis tadi akan dipecah menjadi
didasari oleh mekanisme oksidasi unit-unit kecil melalui proses yang
lemak. Setelah melakukan HIIT akan dinamakan beta oksidasi untuk
menyebabkan respon konsumsi kemudian akan dihasilkan energi
oksigen berlebih, meningkatkan (ATP) di dalam mitokondria dan
katekolamin secara signifikan yang membutuhkan adanya karbohidrat
bisa meningkatkan oksidasi lemak untuk proses pembakaran asam lemak.
setelah latihan. Tingginya tingkat Sedangkan gliserol akan melalui proses
katekolamin yang dihasilkan dari metabolisme untuk diubah menjadi
latihan HIIT mendasari glukosa untuk selanjutnya akan
kemampuannya untuk mengurangi dihasilkan asam piruvat dalam proses
lemak. Katekolamin membantu yang dinamakan glikolisis (Trapp et al,
lipolisis dan terutama bertanggung 2007)
jawab untuk merilis lemak dari
cadangan lemak (Talanian, 2006). KESIMPULAN
Sejalan dengan hal tersebut Boutcher
(2010), menyatakan bahwa hormon Hasil penelitian pengaruh
yang mengalami peningkatan selama tabata workout terhadap penurunan
melakukan HIIT adalah katekolamin, persentase lemak tubuh pada
kortisol, dan growth hormone. Respon mahasiswa fisioterapi Universitas
katekolamin terutama epinerfin Muhammadiyah Malang dengan
mengendalikan lipolysis dan kategori IMT overweight didapatkan
berpengaruh besar terhadap penurunan hasil sebagai berikut:
persentase lemak tubuh pada lemak 1. Terdapat penurunan rata-rata dari
simpanan di subkutan dan persentase lemak tubuh dari
intramuscular. Hal tersebut didukung sebelum intervensi sebesar 30,83
menjadi 30,34 setelah dilakukan Hartini. 2016. Perbedaan Pengaruh
penatalaksanaan tabata workout. Latihan Senam Body
2. Terdapat peningkatan rata-rata dari Language dan Pilates
persentase lemak tubuh nilai pre-test Terhadap Penurunan
sebesar 28,31 menjadi 29,42 nilai Persentase Lemak Tubuh
post-test pada kelompok kontrol. Ditinjau Dari Kemampuan
3. Kesimpulan dari penelitian yang Gerak (Studi Eksperimen
dilakukan adalah ada pengaruh pada Anggota Sanggar Senam
tabata workout terhadap penurunan Putra Sumberan Weru
persentase lemak tubuh pada Sukoharjo). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa fisioterapi Universitas SPIRIT. 2016, Vol. 16, No. 1,
Muhammadiyah dengan kategori pp. 1-13.
IMT overweight. KEMENKES RI. 2013. Riset
Kesehatan Dasar 2013.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Amelia, W.R. 2009. Hubungan Antara Kementrian Kesehatan RI.
Indeks Massa Tubuh dan Kravitz, L. 2014. High-Intensity
Faktor-faktor lain dengan Interval Training. USA: The
Status Lemak Tubuh pada American College of Sports
Pramusaji di Pelayanan Gizi Medicine.
Unite Rawat Inap Terpadu A Laursen, P.B. & Jenkins, D.G. 2002.
RSUPN Dr. Cipto The Scientific Basis for High-
Mangunkusumo Jakarta. Intensity Interval Training:
Skripsi Universitas Indonesia. Optimising Training
Andini, E.A. & Indra, E.N. 2016 Programmes and Maximising
Perbedaan Pengaruh Performance in Highly
Frekuensi Latihan Senam Trained Endurance Athletes.
Aerobik Terhadap Penurunan Sport Medicine (Auckland,
Persentase Lemak Tubuh dan New Zealand). 2002, Vol. 32,
Berat Badan pada Members No. 1, pp. 53-73.
Wanita. MEDIKORA. 2016, Lestari, S.Y. 2017. Hubungan Antara
Vol. VX, No. 1, pp. 39-51. Aktivitas Fisik dan Asupan
Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur Serat dengan tekanan Darah
Kehidupan. Jakarta: EGC. pada Pasien Hipertensi di
Boutcher, S.H. 2010. High-Intensity Puskesmas Sentolo 1
Intermittent Exercise and Fat Kabupaten Kulon Progo.
Loss. Hindawi Publishing Skripsi: Politeknik Kesehatan
Corporation, Journal of Yogyakarta.
Obesity. 2011, Vol. 2011, 10 Makaryani, R.Y. 2013. Hubungan
Pages. Konsumsi Seraat Dengan
Flegal, K.M. et al. 2009. Comparisons Kejadian Overweight pada
of Percentage Body Fat, Body Remaja Putri SMA batik 1
Mass Index, Waist Suarakarta. Karya Tulis
Circumference, and Waist- Ilmiah: Universitas
stature Ratio in Adults. The Muahmmadiyah Surakarta.
American Journal of Clinical Manore, M.M. 2012. Dietary
Nutrition. 2009, Vol. 89, No. Supplements for Improving
2, pp. 500-508. Body Composition and
Reducing Body Weight:
Where Is the Evidence?. Adolescents: What Turns
International Journal of Sport Them Off Physical Activity?.
Nutrition and Exercise The International Journal of
Metabolism. 2012, Vol. 22, Behavioral Nutrition and
No. 2, pp. 139-154. Physical Activity. 2012, Vol.
Nafilah. 2014. Hubungan Indeks 9, No. 53, pp. 1-15.
Massa Tubuh (IMT), Persen Susilowarno et al. 2007. Biologi untuk
Lemak Tubuh, Asupan Zat SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Gizi dan Aktivitas Fisik Grasindo.
dengan Kepadatan Tulang Talanian, J.L., Galloway, S.D.,
pada Remaja Putri. Skripsi: Heigenhauser, G.J., Bonen,
Universitas Diponegoro. A., Spriet, L.L. 2006. Two
Nugroho, K., Mulyadi & Masi, G.N.M. Weeks of High-Intensity
2016. Hubungan Aktivitas Aerobic Interval Training
Fisik dan Pola Makan Dengan Increases the Capacity for Fat
Perubahan Indeks Massa Oxidation during exercise in
Tubuh pada Mahasiswa Women. Journal of Applied
Semester 2 Program Studi Physiology. 2007, Vol. 102,
Ilmu Keperawatan Fakultas No. 4, pp. 1439-1447.
Kedokteran. E-journal Trapp, E.G., Chisholm, D.J., &
Keperawatan (e-Kp). 2016, Boutcher, S.H. 2007.
Vol. 4, No. 2, pp. 1-5. Metabolic Response of
Olson, M. 2014. Tabata: its’s a HIIT!. Trained and Untrained
ACSM’s Health & Fitness Females During High
Journal. 2014, Vol. 18, No. 5, Intensity Intermittent Cycle
pp. 17-24. Exercise. American Journal of
Permatasari, D., Purnawati, S., Imron, Physiology, Regulatory,
M. A., Satriyasa, B. K., Integrative, and Comparative
Adiputra, L. M. I. S. H. & Physiology. 2007, Vol. 293,
Sugijanto. 2017. Pelatihan No. 6, pp. 2370-2375.
Interval Intensitas Tinggi WHO. 2017. Obesity and Overweight.
Lebih Efektif Menurunkan http://www.who.int/mediacen
Persentase Lemak Tubuh tre/factsheets/fs311/en/,
Dibandingkan Pelatihan diakses pada tanggal 22
Kontinyu Submaksimal pada November 2017.
Siswa SMAN 4 Tasikmalaya. WHO. 2018. Global Database on Body
Sport and Fitness Journal. Mass Index.
2017, Vol. 5, No. 2, pp. 10-20. http://apps.who.int/bmi/index.
Rahmawati, D.S. 2015. Perbedaan jsp?introPage=intro.html,
Persen Lemak Tubuh, diakses pada tanggal 20 April
Konsumsi Lemak, 2018.
Karbohidrat dan Air pada
Remaja Putri yang
Overweight dan Non
Overweight di Fakultas Ilmu
Kesehatan UMS. Skripsi:
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Stankov, I., Olds, T. & Cargo, M. 2012.
Overweight and Obese

Anda mungkin juga menyukai