Anda di halaman 1dari 15

BAB III

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. YFT

Umur : 20 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswi

Suku Bangsa : Minang

Alamat : Siteba Padang

Tanggal pemeriksaan : 18 Juni 2016

ANAMNESIS

Seorang pasien perempuan berumur 20 tahun datang ke IGD THT RS DR.M

Djamil Padang pada tanggal 18 Juni 2016, dengan :

Keluhan Utama :

Nyeri pada telinga kanan sejak 8 jam SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :

 Nyeri pada telinga kanan sejak 8 jam SMRS

 Awalnya nyeri sudah dirasakan sejak 1 hari yang lalu dan semakin

memberat sejak 8 jam SMRS

 Rasa penuh pada telinga kanan ada.

 Riwayat sering mengorek-ngorek telinga dengan cotton bud ada, kurang

lebih 3-4 kali seminggu

 Rasa gatal pada telinga kanan tidak ada


 Riwayat keluar cairan dari telinga sebelumnya tidak ada.

 Riwayat keluar darah dari telinga tidak ada.

 Riwayat telinga berdenging tidak ada

 Riwayat trauma pada telinga tidak ada

 Penurunan pendengaran tidak ada.

 Keluhan pada telinga kiritidak ada.

 Kesulitan menelan dan mengunyah tidak ada.

 Kelainan pada wajah dan pengecap tidak ada.

 Demam, batuk, dan pilektidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu :

 Riwayat trauma pada telinga sebelumnya tidak ada.

 Riwayat diabetes mellitus tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini.

Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, dan Kebiasaan:

 Pasien seorang mahasiswi

 Kebiasaan berenang tidak ada

 Kebiasaan membersihkan telinga dengan cotton bud ada.

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : CMC

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi nadi : 76 x/menit


Frekuensi nafas : 18 x/menit

Suhu : 36,8o C

Pemeriksaan sistemik

Kepala : Normocephal

Mata : Konjungtiva : anemis (-/-)

Sklera : tidak ikterik

Diplopia : ( -/-)

Strabismus : ( -/- )

Toraks : dalam batas normal

Jantung : dalam batas normal

Abdomen : hepar dan lien tidak teraba

Extremitas : tidak ada kelainan, edem (–)

STATUS LOKALIS THT

Telinga

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Kel. Kongenital - -

Trauma - -

Radang - -
Daun Telinga
Kel. Metabolik - -

Nyeri tarik + -

Nyeri tekan + -

Cukup lapang (N) - -


Dinding Liang
Sempit + -
Telinga
Hiperemi + di 1/3 luar liang -
telinga

Edema + -

Massa - -

Bau - -

Warna Kekuningan -
Sekret / Serumen
Jumlah Sedikit -

Jenis Lunak -

Membran Timpani

Warna Sulit dinilai secara Putih mengkilat

keluruhan

Refleks cahaya Sulit dinilai (+)


Utuh
Bulging - -

Retraksi - -

Atrofi - -

Jumlah perforasi - -

Jenis - -
Perforasi
Kwadran - -

Pinggir - -

Gambar

Tanda radang - -

Fistel - -
Mastoid
Sikatrik - -

Nyeri tekan - -
Nyeri ketok - -

Rinne + +

Schwabach Sama dengan Sama dengan

Tes Garpu tala pemeriksa pemeriksa

Weber Tidak ada lateralisasi

Kesimpulan Dalam batas normal

Audiometri Tidak ada Tidak ada

Hidung

Pemeriksaan Kelainan Dextra Sinistra

Deformitas - -

Kelainan - -

kongenital
Hidung luar
Trauma - -

Radang - -

Massa - -

Sinus Paranasal

Pemeriksaan Dextra Sinistra

Nyeri tekan - -

Nyeri ketok - -

Rinoskopi Anterior
Vestibulum Vibrise + +

Radang - -

Kavum nasi Cukup lapang (N) Cukup lapang Cukup lapang

Sempit - -

Lapang - -

Sekret Lokasi - -

Jenis - -

Jumlah - -

Bau - -

Konka inferior Ukuran Eutrofi Eutrofi

Warna Merah muda Merah muda

Permukaan Licin Licin

Edema - -

Konka media Ukuran Eutrofi Eutrofi

Warna Merah muda Merah muda

Permukaan Licin Licin

Edema - -

Septum Cukup Cukup lurus

lurus/deviasi

Permukaan Licin Licin

Warna Merah muda Merah muda

Spina - -

Krista - -
Abses - -

Perforasi - -

Massa Lokasi - -

Bentuk - -

Ukuran - -

Permukaan - -

Warna - -

Konsistensi - -

Mudah digoyang - -

Pengaruh - -

vasokonstriktor

Gambar

Rinoskopi Posterior

Tidak dilakukan

Orofaring dan Mulut

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Trismus - -

Uvula Edema - -

Bifida - -

Palatum mole + Simetris/tidak Simetris


Arkus faring Warna Merah muda

Edema -

Bercak/eksudat -

Dinding Faring Warna Merah muda

Permukaan Licin

Tonsil Ukuran T1 T1

Warna Merah muda Merah muda

Permukaan Licin Licin

Muara kripti Tidak melebar

Detritus - -

Eksudat - -

Perlengketan - -

dengan pilar

Peritonsil Warna Merah muda

Edema - -

Abses - -

Tumor Lokasi - -

Bentuk - -

Ukuran - -

Permukaan - -

Konsistensi - -

Karies/radiks - -
Gigi
Kesan
Warna Merah muda

Bentuk Normal
Lidah
Deviasi -

Massa -

Gambar

Laringoskopi Indirek : tidak dilakukan

Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher :tidak teraba pembesaran

KGB.

Pemeriksaan N. V, VII, IX, X : tidak ditemukan kelainan.


RESUME

(DASAR DIAGNOSIS)

Anamnesis :

- Nyeri pada telinga kanan sejak 8 jam SMRS,awalnya nyeri sudah

dirasakan sejak 1 hari yang lalu dan semakin memberat sejak 8 jam

SMRS

- Kebiasaan mengorek telinga ada 3-4 kali seminggu

- Rasa penuh pada telinga ada

- Riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada

Pemeriksaan Fisik :

 Telinga:

o Telinga AD: liang telinga sempit, udem (+), hiperemis (+) serumen

(+), membran timpani sulit dinilai secara keseluruhan

o Telinga AS: liang telinga lapang, udem (-), hiperemis (-) serumen

(-), membran timpani utuh, refleks cahaya (+)

 Hidung :

o Hidung KND : KN lapang, sekret (-), KI eutrofi merah muda, KM

eutrofi merah muda

o Hidung KNS : KN lapang, sekret (-), KI eutrofi merah muda, KM

eutrofi merah muda

 Orofaring dan mulut

o Arkus faring simetris, uvula di tengah, tonsil T1– T1, muara kripti

tidak melebar melebar, dinding faring tidak hiperemis


Diagnosis Kerja : Otitis Eksterna Sirkumkripta AD

Diagnosis Tambahan : -

Diagnosis Banding : -

Pemeriksaan Anjuran : -

Terapi:

- Ear toilet (saat mandi atau berenang jangan sampai kemasukan air

ke dalam telinga serta dilarang mengorek – ngorek telinga)

- Pasang tampon telinga dengan Neomicin Sulfat Betametason

- Ibuprofen 3x 400 mg (p.o)

Terapi Anjuran : Kontrol Poli THT 2 hari lagi untuk pelepasan tampon.

Prognosis :

- Quo ad Vitam : Bonam

- Quo ad Sanam : bonam

Edukasi :

 Hindari kebiasaan mengorek-ngorek telinga

 Hindari terkena air pada telinga

 Kontrol ulang ke poliklinik 2 hari kemudian


BAB IV

DISKUSI

Seorang pasien perempuan berumur 20 tahun datang ke IGD RS DR.M

Djamil Padang pada tanggal 18 Juni2016, dengan keluhan utama nyeri pada

telinga kanan sejak 8 jam SMRS.

Pada anamnesis didapatkan nyeri pada telinga kanan sejak 8 jam

SMRS,awalnya nyeri sudah dirasakan sejak 1 hari yang lalu dan semakin

memberat sejak 8 jam SMR, kemudian pasien mempunyai kebiasaan mengorek

telinga dengan cotton bud ada 3-4 kali seminggu. Pasien juga mengeluhkan rasa

penuh pada telinga kanan. Riwayat keluar cairan dari telinga sebelumnya tidak

ada.

Berdasarkan teori, nyeri pada liang telinga terutama ketika ditekan

merupakan salah satu keluhan pada otitis eksterna. Nyeri ini merupakan suatu

tanda peradangan. Ciri khas nyeri pada otitis ekterna adalah kualitas nyeri yang

tidak sebanding dengan peradangan yang ada dan akan terasa sakit bila telinga

disentuh, ditekan atau ditarik. Hal ini dikarenakankulitdariliangtelingaluar

berhubungan langsung denganperiosteumdanperikondrium,sehinggaedema dermis

menekan serabut saraf yangmengakibatkan rasasakit yanghebat.

Kulitdantulangrawan1/3luarliang telinga bersambung dengankulitdan tulang

rawan dauntelingasehinggagerakanyangsedikitsajadaridauntelinga

akandihantarkankekulitdantulangrawandariliang telingaluarmengkibatkanrasa

sakityanghebatdirasakanolehpenderitaotitiseksterna. Suka mencongkel telinga


menyebabkan trauma ringan sehingga kontaminasi sering terjadi, dengan

demikian kebiasaan ini merupakan faktor risiko terjadinya otitis eksterna.

Tidak ditemukannya riwayat demam, batuk, dan pilek sebelumnya

menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi saluran pernapasan atas yang sering

mendahului terjadinya otitis media akut. Pasien tidak pernah mengeluh riwayat

keluar cairan dari telinga sebelumnya sehingga kemungkinan adanya otitis media

supurasi kronis dapat dieksklusi.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal,

telinga kanan didapatkan nyeri tarik dan nyeri tekan tragus (+), liang telinga

sempit dengan edema (+) serta hiperemis (+) di 1/3 luar liang telinga.Hilangnya

fungsi proteksi telinga terhadap bakteri (diakibatkan faktor-faktor predisposisi)

menyebabkan lingkungan liang telinga tersebut menjadi media yang baik untuk

tumbuhnya bakteri. Sebagai respon terhadap bakteri tersebut terjadi reaksi

inflamasi akut berupa hiperemis dan edema liang telinga.

Pada pemeriksaan hidung didapatkan kavum nasi lapang, tidak ada sekret;

konka inferior, media, dan superior eutrofi, tidak ditemukan adanya tanda-tanda

peradangan seperti hiperemis, udem, dannyeri. Pada pemeriksaan mulut dan

orofaring juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda peradangan akut maupun

kronik, arkus faring simetris, uvula di tengah, tonsil T1– T1, muara kripti tidak

melebar, dinding faring tidak hiperemis. Temuan ini menyingkirkan kemungkinan

adanya infeksi saluran nafas atas sebelumnya yang mungkin tidak disadari pasien.

Berdasarkan teori, otitis eksterna sirkumkripta merupakan infeksi pada 1/3

luar liang telinga dimana kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa

kulit (folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar serumen) ditempat ini sering
terjadi infeksi pada pilosebaseus sehingga membentuk furunkel, biasanya

disebabkan oleh staphylococcus aureus atau staphylococcus albus. Gejala otitis

eksterna berupa nyeri tekan tarik, nyeri tekan tragus, liang telinga sempit,

hiperemis serta adanya edema. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

didapatkan diagnosis kerja otitis eksterna sirkumkripta AD.

Terapi pada pasien ini adalah ear toilet, pasang tampon telinga dengan

Neomicin Sulfat Betametason, Ibuprofen 3x 400 mg (p.o). Hal ini sesuai dengan

teori yang menyebutkan bahwa prinsip terapi dari otitis eksterna adalah

kebersihan telinga, antibiotik topikal, pengontrol nyeri serta edukasi untuk

pencegahan terjadinya otitis eksterna.

Untuk mengatasi proses peradangan dapat diberikan kortisteroid dan untuk

etiologinya ditatalaksana dengan antibiotik. Pemberian kortikosteroid dan

antibiotik ini umumnya cukup diberikan secara topikal. Dalam praktik sehari-hari,

biasanya pemberian kortikosteroid dan antibiotik ini diberikan dengan

menggunakan tampon yang dipasang di liang telinga selama maksimal 2 hari.

Tujuannya adalah agar terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang

meradang. Sebelum pemasangan tampon perlu dilakukan ear toilet untuk

membersihkan liang telinga. Pada kasus ini setelah dilakukan ear toilet, dipasang

tampon kortikosteroid dan antibiotik yakni Benoson N, yang mengandung

Neomisin sulfat 0,5% dan Betametason valerat 0,1%. Untuk mengatasi keluhan

nyeri pada pasien ini diberikan analgetik golongan NSAID, Ibuprofen 400 mg 3 x

sehari
Secara umum prognosis otitis eksterna baik jika menjaga kebersihan

telinga dan belum mengenai saraf cranial ataupun komplikasi lainnya. Sehingga

pada pasien ini didapatkan prognosis yang baik.

Anda mungkin juga menyukai