Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku fluida merupakan hal yang penting dalam teknik proses pada umumnya, dan
merupakan salah satu dasar yang diperlukan untuk mempelajari satuan operasi.
Pemahaman tentang fluida ini sangat penting, bukan saja untuk menyelesaikan
pergerakan fluida melalui pipa, pompa melainkan juga segala macam peralatan proses
yang menggunakan air sebagai fluida kerja (Geankoplis, 1983).

Fluida adalah zat atau substansi yang secara terus-menerus mengalami perubahan
bentuk (mengalir) karena pengaruh tegangan geser (shear stress) yang ada pada fluida.
Ini berarti bahwa fluida tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen. Fluida
adalah sub-himpunan dari suatu fasa benda yang mencakup cairan, gas dan plasma dan
dalam kasus-kasus tertentu juga termasuk padatan plastik (Azhar, 2011)

Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida itu akan
terbentuklah lapisan-lapisan dimana lapisan yang satu meluncur di atas yang lain,
hingga mencapai suatu bentuk baru. Selama perubahan bentuk itu, terdapat tegangan
geser (shear stress), yang besarnya tergantung pada viskositas fluida dan laju luncur.
Tetapi bila fluida itu sudah mendapatkan bentuk akhirnya, maka semua tegangan geser
itu akan hilang. Fluida yang dalam keseimbangan itu bebas dari segala tegangan geser.
(McCabe, 1986).

Fluida memperlihatkan sifat-sifat sebagai berikut :


1. Tidak dapat menahan perubahan bentuk, atau hanya bisa menahannya dengan sangat
kecil (viskositas)
2. Kemampuan untuk mengalir (juga digambarkan sebagai kemampuan untuk
berbentuk sebagai bentuk wadahnya )
Sifat-sifat tersebut adalah karena ketidak-sanggupan fluida untuk menahan tegangan
geser (shear stress) pada keadaan kesetimbangan statis. Zat padat dapat dikenakan
tegangan geser (shear stress) dan normal stress. Sedangkan fluida hanya dapat
dikenakan normal stress saja yang disebut tekanan (Azhar, 2011)
Pada suatu suhu dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas atau rapatan
(density) tertentu, yang dalam praktik keteknikan biasanya diukur dalam pound per
cubic foot atau kilogram per meter kubik. Walaupun densitas fluida bergantung pada
suhu dan tekanan, perubahan densitas karena perubahan variabel itu mungkin besar dan
mungkin juga kecil. Jika densitas itu hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang
agak besar pada suhu dan tekanan, maka fluida itu disebut fluida tak-mampu-mampat
(incompressible). Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan variabel itu, fluida
ini disebut fluida mampu-mampat (compressible). Zat cair biasanya dianggap tak-
mampu-mampat , sedangkan gas mampu-mampat. Namun penggunaan kedua istilah itu
bersifat relatif. Densitas zat cair dapat saja mengalami perubahan yang cukup berarti
apabila tekanan dan suhu diubah dalam jangkau yang cukup luas. Demikian pula, gas
yang mengalami perubahan tekanan dan suhu yang kecil saja dapat berlaku sebagai
fluida tak-mampu-mampat, perubahan densitasnya dalam kondisi seperti itu dapat
diabaikan tanpa menimbulkan kesalahn yang berarti. (McCabe, 1986).

Perilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah fluida itu
berada di bawah pengaruh bidang-batas padat atau tidak. Di daerah di mana pengaruh
dinding itu kecil, tegangan geser mungkin dapat diabaikan dan perilaku fluida itu
mungkin mendekati perilaku fluida-ideal yaitu tak-mampu-mampat dan mempunyai
viskositas nol. Aliran fluida-ideal demikian disebut aliran potensial dan dapat diberikan
secara lengkap dengan menggunakan prinsip-prinsip mekanika Newton dan hukum
kekekalan massa. Aliran potensial mempunyai dua ciri-ciri pokok antara lain :
1. Dalam aliran itu tidak terdapat sirkulasi ataupun pusaran (eddy), sehingga aliran-
potensial itu biasa disebut aliran irotasional (aliran tak putar)
2. Dalam aliran itu tidak ada gesekan, sehingga tidak ada disipasi (pelepasan) dari
energi mekanik menjadi kalor. (Frank M, White, 1994)

Di dalam arus fluida tak-mampu-mampat yang berada di bawah pengaruh batas padat,
terdapat empat macam efek yang penting antara lain :

1. Gabungan antara medan gradien-kecepatan dengan medan tegangan-geser


2. Terbentuknya keturbulenan
3. Terbentuknya dan berkembanganya lapisan batas
4. Pemisahan lapisan batas dari kontak dengan batas padat
Dalam aliran fluida mampu-mampat melewai batas-padat, terdapat efek-efek tambahan
yang disebabkan oleh perubahan densitas, yang merupakan ciri dari fluida mampu-
mampat. (McCabe, 1986)

Fluida dapat mengalir di dalam pipa atau saluran menurut dua cara yang berlainan. Pada
laju-aliran rendah, penurunan tekanan di dalam fluida itu bertambah secara langsung
menurut kecepatan fluida. Pada laju tinggi, pertambahan itu jauh lebih cepat lagi yaitu
kira-kira menurut pangkat-dua kecepatan. Perbedaan antara kedua jenis aliran pertama
kali ditunjukkan dalam percobaan klasik dari Osborne Reynolds pada tahun 1883.
(Frank M, White, 1994).

Fluida biasanya ditransportasi di dalam pipa atau tabung yang penampangnya bundar
dan terdapat di pasaran dalam berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan kontruksi.
Pada umumnya pipa berdinding tebal, diameternya relatif besar dan tersedia dalam
panjang sedang yaitu 20 sampai 40 ft. Dalam memasang sistem perpipaan banyak hal
rinci yang harus diperhatikan benar, karena keberhasilan operasi keseluruhan pabrik
mungkin tergantung pada hal-hal yang tampaknya tidak begitu penting pada susunan
perpipaan. Dalam pemasangan pipa tersebut, umpamanya, pipa-pipa itu harus sejajar
dengan, sedapat mungkin, belokan-belokan tegak-lurus pipa-pipa itu harus disusun
sehingga dapat dibuka bilamana perlu untuk mengganti pipa atau membersihkannya.
Untuk memudahkan pembersihan, tee (simpang-tiga) dan simpang-empat harus banyak
digunakan sebagai pengganti belokan siku di tempat-tempat yang kritis, dimana lubang-
lubang yang tidak dipakai ditutup dengan sumbat. Dengan demikian kita dapat dengan
mudah membuka sumbat itu bilamana perlu dan membersihkan pipa itu dengan tongkat
atau sikat. Pipa proses dapat diperkirakan akan membuntu sewaktu-waktu, karena
hampir selalu fluida proses mengandung sedikit kotoran yang lama-kelamaan
menumpuk di dalam saluran dan akhirnya menghentikan aliran sama sekali. (McCabe,
1986)

Pemindahan fluida melalui pipa, peralatan ataupun udara terbuka dilakukan dengan
bantuan pompa, kipas atau blower (penghembus) dan kompresor. Alat-alat itu fungsinya
untuk meningkatkan energi mekanik fluida. Tambahan energi itu dapat digunakan untuk
meningkatkan kecepatan, tekanan atau elevasi (ketinggian) fluida. Pada umumnya,
pompa ialah alat untuk memindahkan zat cair, sedangkan kipas, blower dan kompresor
digunakan untuk menambahkan energi pada gas. (McCabe, 1986).

Fluida dapat mengalir melalui komponen-komponen berupa valve, tee, elbow, alat ukur
(misal : rotameter, venturimeter, orificemeter, tabung pitot). Yang mana fluida yang
mengalir melalui komponen tersebut disebabkan karena adanya gaya aksi atau gaya dari
luar sistem yang diterimanya. Gaya dari luar ini adalah gaya mekanik berupa tekanan.
Reaksi terhadap gaya ini muncul dalam bentuk gerakan dan gesekan antara fluida
dengan dinding pipa dan komponen lainnya. Dikarenakan gerakan fluida disebabkan
oleh gaya dalam bentuk tekanan maka pengukuran terhadap perubahan tekanan pada
titik-titik tertentu dapat menjelaskan peristiwa pendistribusian gaya di dalam sistem
perpipaan tersebut. Perubahan tekanan ini dapat diukur antara dua titik dalam sistem
perpipaan. Distribusi gaya pada fluida yang mengalir didalam sistem perpipaan
berpengaruh terhadap laju alir atau kecepatan fluida (Geankoplis, 1983).

Persamaan yang digunakan untuk menghitung berapa besarnya hambatan (resistansi)


pada saat fluida mengalir yaitu menggunakan persamaan Hagen-Poiseuille. Dari
konsepsi laju dinyatakan bahwa :
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝐷𝑜𝑟𝑜𝑛𝑔
𝐿𝑎𝑗𝑢 (𝑄) =
𝐻𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛
Pada aliran fluida ini, gaya dorongnya adalah beda tekanan di sepanjang L (∆P) dan Q
adalah laju alir volumetrisnya (Azhar, 2011)
DAFTAR PUSTAKA

Azhar. 2011. “Bahan Ajar Transfer Momentum”. Bandar Lampung : Teknik Kimia
Universitas Lampung

Geankoplis, C.J.1983. “Transport Process and Unit Operation”. 2nd Edition Allyn and
Bacon, Inc.

McCabe and Smith. 1985. “Unit Operation Of Chemical Engineering”. Mc-Graw Hill
Book Inc

Tim Instruksional Laboraturium OTK. 2016. “Penuntun Praktikum Instruksional 1 “.


Bandar Lampung : Teknik Kimia Universitas Lampung

White, Frank. M. 1986. “Fluid Mechanics”. 2nd Edition. New York : McGraw-Hill, Ltd

Anda mungkin juga menyukai