Anda di halaman 1dari 40

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Rekonsiliasi Fiskal


Koreksi fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan
oleh wajib pajak sebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib
pajak badan dan wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan
dalam menghitung penghasilan kena pajak). Rekonsiliasi fiskal pada
hakikatnya adalah merupakan proses untuk mendapatkan angka laba fiskal
atau laba kena pajak dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
laba komersial atau laporan laba rugi. Rekonsiliasi yang dilakukan akan
menghasilan koreksi fiskal yang akan mempengaruhi besarnya laba kena
pajak serta Pajak Penghasilan (PPh) terutang. Koreksi fiskal terjadi karena
adanya perbedaan perlakuan atau pengakuan penghasilan maupun biaya
antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak. Rekonsiliasi Fiskal, yaitu
suatu mekanisme untuk menyesuaikan laporan keuangan komersial
perusahaan menjadi sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Rekonsiliasi yang dilakukan akan menghasilan koreksi fiskal yang akan
mempengaruhi besarnya laba kena pajak serta Pajak Penghasilan (PPh)
terutang. Teknik rekonsiliasi fiskal dilakukan dengan cara; Jika suatu
penghasilan diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui menurut fiskal,
maka kurangkan sejumlah penghasilan tersebut dari penghasilan menurut
akuntansi, begitupun sebaliknya, dan Jika suatu biaya atau pengeluaran diakui
menurut akuntansi tetapi tidak diakui sebagai pengurang penghasilan bruto
menurut fiskal rekonsiliasi dilakukan dengan mengurangkan sejumlah biaya
atau pengeluaran tersebut dari biaya menurut akuntansi, yang berarti
menambah laba menurut akuntansi, begitupun sebaliknya.

4.2 Analisis Pendapatan pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa


Bringin Life
1. Pendapatan Premi
Pendapatan Premi diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari
pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan premi kepada pemegang

43
44

polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan dicatat
sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk tahun yang
bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat sebagai
piutang premi.
2. Premi Reasuransi-Bersih
Pengaturan reasuransi tidak membebaskan perusahaan dari kewajiban
pemegang polis. Perusahaan juga menanggung risiko reasuransi dalam
kegiatan usahanya untuk kontrak asuransi jiwa (inward reinsurance).
Premi reasuransi diasumsikan diakui sebagai pendapatan atau beban yang
diakui dengan cara yang sama pada saat reasuransi dianggap sebagai bisnis
langsung, dengan mempertimbangkan klasifikasi produk dari bisnis yang
direasuransikan.
3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Premi yang belum merupakan pendapatan merupakan bagian yang belum
merupakan pendapatan dari premi yang sudah dibayar atas polis asuransi
kontrak jangka pendek. Perhitungan dilakukan setiap akhir bulan atas
setiap polis secara proposional.
4. Pendapatan Komisi dan Klaim Reasuransi
Komisi dan klaim reasuransi diakui sebagai pendapatan pada saat
diterimanya daftar tagihan reasuransi dari reasuradur.
5. Hasil Investasi
Penghasilan investasi dari bunga deposito berjangka, obligasi, sukuk,
reksadana dan pinjaman polis diakui atas dasar proporsi waktu.
Keuntungan (kerugian) atas pelepasan surat berharga diakui pada saat
terjadinya transaksi. Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing yang
berkaitan dengan investasi disajikan sebagai bagian dari hasil investasi.
6. Pendapatan DPLK BJS
Pendapatan DPLK BJS terdiri dari Iuran dari para nasabah sebesar Rp
10.000 per orang untuk biaya awal kepesertaan dana pensiun. Selain itu
hasil pengembangan, merupakan hasil investasi dari dana yang dihimpun
oleh DPLK. Investasi ini dalam bentuk deposito, obligasi dan reksadana.
7. Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga merupakan pendapatan operasional anak perusahaan
yang diperoleh dari pemberian jasa perbankan.
45

8. Pendapatan Lain
Pendapatan lainnya diakui pada saat terjadinya (accrual basic).
Pendapatan ini terdiri dari jasa giro, keuntungan atas asset penjualan tetap
dan denda-denda. Contoh nya denda atas telat pembayaran polis.

4.3 Analisis Beban pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life
1. Klaim dan Manfaat
Klaim dan manfaat asuransi meliputi klaim-klaim yang telah disetujui
(settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims) dan
klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (claim incurred but not yet
reported).
Pada akhir tahun, semua klaim untuk tahun yang bersangkutan tetapi
dibayar pada periode berikutnya dicatat sebagai hutang klaim. Bagian
klaim yang diperoleh dari Reasuradur diakui dan dicatat sebagai
pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan beban
klaim.
Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi
namun belum dilaporkan dinyatakan sebesar jumlah taksiran (estimasi)
berdasarkan perhitungan teknis asuransi oleh aktuaris. Perubahan dalam
jumlah estimasi liabilitasi klaim sebagai akibat proses penelaahan lebih
lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang
dibayarkan diakui sebagai penambah atau pengurang beban dalam laporan
laba rugi pada tahun terjadina perubahan.
2. Klaim Reasuransi
Klaim reasuransi diasumsikan diakui sebagai pendapatan atau beban yang
diakui dengan cara yang sama pada saat reasuransi dianggap sebagai bisnis
langsung, dengan mempertimbangkan klasifikasi produk dari bisnis yang
direasuransikan.
3. Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan
Liabilitas manfaat polis masa depan adalah pembentukan biaya atas
cadangan premi yang telah diakui.
46

4. Estimasi Liabilitas Klaim


Estimasi liabilitas klaim termasuk klaim yang terjadi namun belum
dilaporkan (claims incurred but not yet reported) dinyatakan berdasarkan
perhitungan teknis oleh aktuaris.
5. Kenaikan (Penurunan) Dana Terbaru
Kenaikan (penurunan) dana terbaru adalah dana konstribusi yang
dilakukan oleh syariah karena termasuk dalam satu induk.
6. Beban Gaji
Perusahaan mengeluarkan biaya gaji kepada karyawannya, gaji tersebut
diberikan berdasarkan golongan dan jabatan masing-masing karyawan.
Gaji diberikan setiap akhir bulan ke masing-masing karyawannya. Biaya
pegawai merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan, seperti: biaya gaji, tunjangan, dan bonus. Tunjangan yang
diberikan kepada karyawan dapat dibebankan sebagai biaya oleh
perusahaan sepanjang tidak dalam bentuk natura dan kenikmatan.
7. Beban Perjalanan Dinas Kantor
Biaya perjalanan dinas kantor merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
membiayai pegawai yang ditugaskan dinas untuk keperluan operasional
perusahaan maupun untuk bertemu dengan klien.
8. Beban Sewa
Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang
digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Untuk biaya
tersebut tidak perlu dikoreksi karena merupakan salah satu komponen
biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh
Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 3 tentang biaya-biaya
yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Atas biaya sewa ini, PT
Asuransi Jiwa Bringin Life telah memotong PPh final pasal 4 ayat 2 setiap
bulannya kepada pemilik gedung.
9. Beban Penyusutan dan Amortisasi
Perusahaan memiliki bermacam-macam aset diantaranya inventaris kantor,
mesin kantor, peralatan pemeliharaan, mesin pemeliharaan, kendaraan,
gedung dan tanah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang Undang Pajak
Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, pengeluaran untuk mendapatkan,
47

menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat


lebih dari 1 tahun dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi.
10. Beban Kantor
Biaya kantor digunakan untuk kebutuhan kantor, seperti: membeli air
minum galon untuk karywan, tissue, pewangi, alat untuk kebersihan dan
lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan serta yang
mendukung kegiatan administrasi perusahaan. Misalnya: biaya pembelian
tinta printer, pewangi ruangan, amplop, map plastik, pembelian ATK,
pembelian kertas, baterai kalkulator, lakban coklat, kwitansi, cetak kartu
nama, cetak kop surat.
11. Biaya Perbaikan/Pemeliharaan
Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan
pemeliharaan gedung atau ruang yang disewakan perusahaan maupun
perbaikan dan pemeliharaan ruang kantor perusahaan sendiri, termasuk
biaya retribusi kebersihan.
12. Biaya Entertainment
Perusahaan mengeluarkan biaya entertainment untuk meeting atau
menjamu rekan bisnis dan pelanggan yang berhubungan dengan kegiatan
operasional perusahaan.
13. Biaya Jasa Konsultan
Perusahaan membayar biaya konsultasi kepada konsultan untuk
memberikan konsultasi dalam audit eksternal manajemen mutu standar
ISO dan biaya konsultasi bisnis yang diperuntukkan bagi direktur.
14. Biaya Asuransi
Perusahaan mengeluarkan biaya asuransi untuk gedung, mobil dan asset
yang dimiliki oleh perusahaan.
15. Biaya Iuran dan Sumbangan
Untuk biaya iuran dan sumbangan dikeluarkan oleh perusahaan untuk
membiayai kepentingan karyawan dan partner bisnis seperti pemberian
sumbangan kepada karyawan yang sedang mengalami bencana dan
pemberian hadiah pesta pernikahan.
16. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi
Biaya bunga pinjaman subordinasi digunakan untuk memenuhi batas
tingkat solvabilitas minimum 120% sesuai dengan ketentuan Keputusan
48

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:424/KMK.06/2003 tentang


Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi.
17. Biaya Imbalan Kerja
Biaya imbalan kerja yaitu program pensiun. Perusahaan
menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan baik
karyawan maupun pekerja mandiri yang jumlah iurannya ditetapkan
terlebih dahulu dan akumulasi iuran serta hasil pengembangannya
dibukukan kepada rekening peserta sebagai manfaat pensiun.
18. Beban Akuisisi
Beban akuisisi seperti seperti biaya komisi, penerbitan polis dan
underwriting dibebankan langsung pada laporan laba rugi tahun berjalan.
19. Pemasaran
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasarkan produk dan
jasa PT Jiwa Asuransi Bringin Life Jiwa Sejahtera kepada klien. Biaya ini
juga termasuk biaya perjalanan dinas dan biaya sewa tempat di pameran-
pameran untuk memasarkan produk mereka.
20. Beban bunga dan Provisi
Beban bunga dan provisi adalah biaya bunga anak perusahaan yaitu BDS
(Bringin Dana Sejahtera).
21. Beban penyisihan penghapusan kredit
Kredit yang diberikan oleh anak perusahaan dalam bentuk kredit modal
kerja dan kredit konsumtif pegawai dengan jangka waktu berkisar antara 1
sampai 3 tahun. Tingkat suku bunga kredit yang diberikan masing-masing
14,00% per tahun.
22. Biaya Bank
Biaya bank adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
mengeluarkan administrasi bank, seperti: beban administrasi kliring, biaya
materai, bank charges, biaya transfer bank, dan biaya buku cek & giro.
23. Pajak/Penalty
Biaya yang terdapat dari Pajak/Penalty adalah biaya denda/bunga pajak
dan biaya pajak PPh pasal 23 (sewa).
24. Selisih Kurs
Realisasi keuntungan/kerugian selisih kurs yang dialami perusahaan
disebabkan karena perusahaan membeli barang-barang dalam negeri dan
49

melakukan pembayaran menggunakan dolar. Pasal 4 ayat (1) huruf l


Undang-undang Pajak Penghasilan bahwa keuntungan karena selisih kurs
mata uang asing merupakah objek PPh. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) huruf
e, kerugian yang diakibatkan oleh selisih kurs mata uang asing merupakan
biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible).
Keuntungan tersebut dapat disebabkan adanya fluktuasi kurs mata uang
asing atau kebijaksanaan moneter.
25. Penghapusan Assets
Penghapusan assets adalah penghapusan yang dilakukan oleh perusahaan
karena masa manfaat assets yang telah habis.
26. Biaya Non Ops
Biaya yang timbul diluar aktivitas perusahaan.
27. Biaya Investasi Surat Berharga
Biaya Investasi Surat Berharga merupakan organisasi usaha yang
mempunyai kelebihan uang tunai yang dimanfaatkan sementara. Surat-
surat berharga tersebut terdiri dari obligasi dan saham.
28. Beban Lainnya
Beban pemasaran, beban umum dan administrasi dan beban lain diakui
sesuai manfaat nya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).
Perubahan estimasi akuntansi pada hakekatnya merupakan suatun taksiran
yang perlu direvisi dengan adanya informasi tambahan yang diketahui
dalam periode berikutnya. Jumlah koreksi atas perubahan estimasi
akuntansi yang berhubungan dengan periode sebelumnya harus dilaporkan
dengan menyesuaikan saldo laba awal periode.
4.4 Rekonsiliasi Fiskal terhadap Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life
Tahun 2010, 2011, dan 2012
4.4.1 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2010

Tabel 4.1 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2010

Menurut Perusahaan Menurut Penulis


Komersial Koreksi Fiskal Koreksi Fiskal
PENDAPATAN
Pendapatan Premi
Premi Bruto 1,558,744,001,634 1,558,744,001,634 1,558,744,001,634
Premi Reasuransi-Bersih (105,356,497,108) (105,356,497,108) (105,356,497,108)
Penurunan (kenaikan) Premi Yang
(7,062,748,954) (7,062,748,954) (7,062,748,954)
Belum Merupakan Pendapatan
Jumlah Pendapatan Premi 1,446,324,755,572 1,446,324,755,572 1,446,324,755,572

Komisi Reasuransi 218,314,968 218,314,968 218,314,968


Hasil Investasi 215,413,352,789 215,413,352,789 215,413,352,789
Pendapatan DPLK BJS 2,693,998,973 2,693,998,973 2,693,998,973
Pendapatan Bunga 5,620,486,549 5,620,486,549 5,620,486,549
Pendapatan Lain-lain 1,228,358,215 1,228,358,215 1,228,358,215
Jumlah Pendapatan 1,671,499,267,066 1,671,499,267,066 1,671,499,267,066

BEBAN OPERASIONAL
Klaim dan manfaat 897,132,828,043 897,132,828,043 897,132,828,043
50
Klaim reasuransi (42,602,292,357) (42,602,292,357) (42,602,292,357)

Kewajiban Manfaat Polis Masa


441,217,130,317 441,217,130,317 441,217,130,317
Depan
Estimasi Kewajiban Klaim 24,561,520,679 24,561,520,679 24,561,520,679
Kenaikan (Penurunan) Dana Terbaru (2,374,729,964) (2,374,729,964) (2,374,729,964)
BEBAN USAHA
UMUM DAN ADMINISTRASI :
Gaji 41,347,152,248 41,347,152,248 41,347,152,248
Perjalanan Dinas Kantor 3,684,890,247 3,684,890,247 3,684,890,247
Sewa 8,180,454,713 8,180,454,713 8,180,454,713
Penyusutan dan Amortisasi 6,290,848,273 6.290.848.273 6.290.848.273
Kantor 14,018,119,805 2,634,761,751 11,383,358,054 2,634,761,751 11,383,358,054
Biaya Perbaikan / Pemeliharaan 1,729,446,391 1,729,446,391 1,729,446,391
Biaya Entertaintment 850,736,224 850,736,224 - 850,736,224 -
Biaya Jasa Konsultan 1,850,010,443 1,850,010,443 1,850,010,443
Biaya Asuransi 859,575,686 859,575,686 859,575,686
Biaya Iuran dan Sumbangan 203,487,731 203,487,731 - 203,487,731 -
Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi 2,889,430,496 2,889,430,496 - 2,889,430,496 -
Biaya Imbalan Kerja 995,082,561 995,082,561 - 995,082,561 -
TOTAL BEBAN UMUM DAN
82,899,234,818 75.325.736.055 75.325.736.055
ADMINISTRASI

Akuisisi 125,331,098,803 125,331,098,803 125,331,098,803


Pemasaran 15,007,078,947 15,007,078,947 15,007,078,947

51
Beban bunga dan provisi 1,019,863,979 1,019,863,979 1,019,863,979
Beban penyisihan penghapusan
344,379,415 344,379,415 344,379,415 -
Kredit
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 1,542,536,112,680 1.534.962.613.917 1.534.618.234.502

BEBAN NON OPERASIONAL


Biaya Bank 309,066,208 309.066.208 309.066.208
Pajak / Penalty 3,368,492,955 3,368,492,955 - 3,368,492,955 -
Selisih Kurs 7,892,318 7.892.318 7.892.318
Penghapusan Assets 17,476,225 17,476,225 - 17,476,225 -
Biaya Non Ops 31,847,595,325 31.847.595.325 -
31,847,595,325
Biaya Investasi Surat Berharga 54,764,499 54.764.499 54,764,499 -
Biaya Lainnya 1,958 25,421,489 (25.419.531) 25,421,489 (25.419.531)
JUMLAH BEBAN NON
35,605,289,488 32,193,898,819 291,538,995
OPERASIONAL

TOTAL BEBAN 1,578,141,402,168 1.567.156.512.736 1.534.909.773.497

LabaUsaha 93,357,864,898 104.342.744.230 136.589.493.569


Pendapatan (Beban) Lain-Bersih (32,574,971,654) (32,574,971,654) (32,574,971,654)
Laba Sebelum Pajak 60,782,893,244 71.767.772.576 104.014.521.915
52
53

Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT Asuransi
Jiwa Bringin Life pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1. Premi Bruto
Premi Bruto sebesar Rp 1.558.774.001.634 digunakan perusahaan untuk
tagihan premi kepada pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan premi
kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa
keleluasaan dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk
tahun yang bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat
sebagai piutang premi. Biaya ini tidak dikoreksi karena berhubungan
langsung dengan kegiatan perusahaan.
2. Premi Reasuransi-Bersih
Premi Reasuransi-Bersih sebesar Rp (105.356.497.108). Biaya ini timbul
karena perusahaan membayar premi ke reasuransi.
3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan sebesar Rp
(7.062.748.954) biaya ini adalah biaya cadangan premi.
4. Komisi Reasuransi
Komisi Reasuransi sebesar Rp 218.314.968 digunakan oleh perusahaan untuk
potongan diskon yang diberikan kepada pihak reasuransi.
5. Hasil Investasi
Hasil Investasi sebesar Rp 215.413.352.789 digunakan oleh perusahaan untuk
hasil asset investasi dari instrumen yang dimiliki.
6. Pendapatan DPLK BJS
Pendapatan DPLK BJS sebesar Rp 2.693.998.973 digunakan oleh perusahaan
satu tahun sekali semacam fee. Program iuran pasti yang menghimpun para
pekerja yang akan pensiun.
7. Pendapatan Bunga
Pendapatan Bunga sebesar Rp 5.620.486.549 digunakan oleh perusahaan
untuk kredit anak perusahaan BDS (Bringin Dana Sejahtera) selisih antara
kredit dari dana pihak ketiga.
8. Pendapatan lain-lain
Pendapatan Lain-lain sebesar Rp 1.228.358.215 digunakan oleh perusahaan
untuk kegiatan perusahaan.
54

9. Klaim dan Manfaat


Klaim dan Manfaar sebesar Rp 897.132.828.043 digunakan oleh perusahaan
untuk kompensasi yang dibayarkan nasabah ke perusahaan karena
keikutsertaan mereka untuk menjadi nasabah.
10. Klaim dan Reasuransi
Klaim dan Reasuransi sebesar Rp (42.602.292.357) pendapatan yang didapat
dari perusahaan asuransi dan menghasilkan benefit.
11. Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan
Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan sebesar Rp 441.217.130.317
digunakan oleh perusahaan untuk pembentukan biaya atas cadangan premi
yang telah dibentuk.
12. Estimasi Kewajiban Klaim
Estimasi Kewajiban Klaim sebesar Rp 24.561.520.679 digunakan oleh
perusahaan untuk estimasi biaya.
13. Kenaikan (penurunan) Dana Terbaru
Kenaikan (penurunan) Dana Terbaru sebesar Rp (2.374.729.964) dana
konstribusi yang dilakukan oleh syariah karena termasuk dalam satu induk.
14. Gaji
Gaji dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji kepada karyawan sesuai
dengan jabatan masing-masing karyawan sebesar Rp 41.347.152.248. Atas
biaya gaji ini perusahaan dan penulis tidak perlu melakukan koreksi karena
sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 (a) UU PPh No.36 tahun 2008 tentang biaya-
biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Biaya gaji
merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,
seperti: biaya gaji, upah, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang
diberikan dalam bentuk uang tidak perlu dikoreksi karena biaya-biaya
tersebut dapat menjadi pengurang penghasilan bruto.
15. Perjalanan Dinas Kantor
Perjalanan Dinas Kantor sebesar Rp 3.684.890.247. Beban ini dikeluarkan
oleh perusahaan untuk perjalanan dinas pegawai perusahaan untuk
kepentingan kegiatan perusahaan yang dilengkapi dengan bukti-bukti yang
sah misalnya: tiket perjalanan pulang-pergi, bukti pembayaran untuk
akomodasi selama perjalanan, dan kwitansi hotel. Perusahaan dan penulis
tidak melakukan koreksi pada biaya ini.
55

16. Sewa
Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang
digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari sebesar Rp
8.180.454.713. Untuk biaya tersebut perusahaan dan penulis tidak
memerlukan koreksi karena merupakan salah satu komponen biaya
pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36
Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf nomer 3 tentang biaya biaya yang dapat
menjadi pengurang penghasilan bruto.
17. Penyusutan dan Amortisasi
Besar nya penyusutan dan amortisasi perusahaan sebesar Rp 6.290.848.273.
Perusahaan memiliki bermacam-macam aset diantaranya inventaris kantor,
mesin kantor, peralatan pemeliharaan, mesin pemeliharaan, kendaraan,
gedung dan tanah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang Undang Pajak
Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, pengeluaran untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 1 tahun dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi. Dalam
menghitung penyusutan atas aset, perusahaan menggunakan metode garis
lurus dengan mengestimasi umur manfaat 4 tahun untuk inventaris kantor,
mesin kantor, peralatan pemeliharaan, dan kendaraan. Kendaraan yang
dimiliki oleh perusahaan yaitu berupa motor dan mobil baik mobil nonsedan
dan mobil sedan. Berdasarkan KEP-220/PJ./2002, biaya perolehan kendaraan
sedan yang dimiliki dan dipergunakan pegawai tertentu karena jabatannya
dapat dibebankan sebesar 50% dari jumlah biaya perolehan melalui
penyusutan aset tetap kelompok dua.
18. Kantor
Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp
2.634.761.751. Seharusnya untuk biaya tersebut tidak perlu dikoreksi karena
merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai
dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a
nomor 3 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan
bruto. Tetapi pada perusahaan ini terdapat koreksi positif karena adanya
biaya-biaya yang dikeluarkan tidak ada daftar nominatifnya.
56

19. Biaya Perbaikan/Pemeliharaan


Biaya Perbaikan/Pemeliharaan dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp
1.729.446.391. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan
koreksi. Biaya ini tidak perlu dikoreksi karena merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk perbaikan dan pemeliharaan gedung atau ruang yang
disewakan perusahaan maupun perbaikan dan pemeliharaan ruang kantor
perusahaan, termasuk biaya retribusi kebersihan dan iuran pengelolaan
lingkungan.
20. Biaya Entertainment
Perusahaan mengerluarkan biaya entertainment sebesar Rp 850.736.224
untuk meeting atau menjamu rekan bisnis dan pelanggan yang berhubungan
dengan kegiatan operasional perusahaan. Atas biaya ini perusahaan dan
penulis melakukan koreksi positif karena tidak dibuatnya daftar nominatif
sesuai SE-27/PJ.22/1986.
21. Biaya Jasa Konsultan
Biaya Jasa Konsultan yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp
1.850.010.443. Perusahaan membayar biaya konsultasi kepada konsultan
untuk memberikan konsultasi dalam audit eksternal manajemen mutu standar
ISO dan biaya konsultasi bisnis yang diperuntukkan bagi direktur. Atas biaya
ini perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal. Pada biaya ini perusahaan dan
peniliti tidak melalukan koreksi.
22. Biaya Asuransi
Biaya Asuransi yang dibebankan oleh perusahaan atas asset yang dimiliki
perusahaan sebesar Rp 859.575.686. Digunakan perusahaan untuk
mengansuransi asset yang dimiliki perusahaan, sepeti gedung, mobil dan
asset yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan dan penulis tidak melakukan
koreksi atas biaya ini karena sesuai berdasarkan pasal 6 UU PPh, merupakan
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan.
23. Biaya Iuran dan Sumbangan
Biaya Sumbangan yang dikoreksi oleh perusahaan dan sebesar Rp.
203.487.731. digunakan perusahaan untuk membiayai kepentingan karyawan
dan rekan bisnis, seperti sumbangan untuk karyawan yang sedang mengalami
57

bencana dan pemberian hadiah pesta pernikahan. Atas biaya tersebut


perusahaan tidak dapat merinci isi dari biaya sumbangan (tidak memiliki
daftar nominatif), sehingga dilakukan koreksi positif.Berdasarkan Pasal 9
ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, bantuan
dan sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b:
bantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukan merupakan Objek
Pajak sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan
usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak
yang bersangkutan. Sumbangan yang boleh dijadikan pengurang penghasilan
oleh pajak adalah sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana
nasional yang ketentuannya diatur dalam peraturan pemerintah dan
sumbangan untuk korban bencana nasional, antara lain Tsunami Nangroe
Aceh Darussalam / Sumatera Utara dan gempa di Yogjakarta. Hal ini diatur
dalam KMK No. 609/KMK-03/2004 tentang perlakuan Pajak Penghasilan
atas bantuan kemanusiaan bencana nasional di Nagroe Aceh Darussalam /
Sumatera Utara dan gempa di Yogyakarta PMK no. 94/PMK.03/2006, serta
sumbangan dalam rangka bantuan GNOTA sesuai SE-33/PJ.421/1996.
24. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi
Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar
Rp. 2.889.430.496. Biaya bunga ini timbul atas pinjaman yang diberikan oleh
pemegang saham.
25. Biaya Imbalan Kerja
Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar
Rp. 995.082.561 yang disebabkan biaya imbalan manfaat karyawan tersebut
ada yang berasal dari pemberi kerja. Sesuai dengan pasal 4 ayat (3) huruf g
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun
2008, yaitu iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendirinya
telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja
maupun pegawai tidak dianggap sebagai objek pajak.Imbalan kerja yang
dimaksud adalah dana pensiun. Perusahaan menyelenggarakan program
pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya.
26. Akuisisi
58

Akuisisi yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 125.331.098.803.


Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan mendapatkan
bisnis, seperti biaya akuisisi asuransi individu, kolektif, dan lain-lain. Pada
biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi.
27. Pemasaran
Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp.
15.007.078.947 untuk memasarkan produk dan jasa PT Jiwa Asuransi
Bringin Life kepada klien. Biaya ini juga termasuk biaya perjalanan dinas
dan biaya sewa tempat di pameran-pameran untuk memasarkan produk
mereka, maka perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi.
28. Beban Bunga dan Provisi
Beban Bunga dan Provisi yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp.
1.019.863.979. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan
koreksi fiskal karena termasuk beban operasional perusahaan.
29. Beban Penyisihan Penghapusan Kredit
Beban Penyisihan Penghapusan Kredit yang dikeluarkan perusahaan sebesar
Rp. 344.379.415. Kredit yang diberikan oleh anak perusahaan dalam bentuk
kredit modal kerja dan kredit konsumtif pegawai dengan jangka waktu
berkisar antara 1 sampai 3 tahun. Menurut penulis pada biaya ini perlu
dilakukan koreksi positif sepenuhnya karena biaya ini diberikan kepada anak
perusahaan diluar perusahaan tersebut.
30. Biaya Bank
Biaya bank yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 309.066.208 digunakan
untuk mengeluarkan administrasi bank, seperti: beban administrasi kliring,
biaya materai, bank charges, biaya transfer bank, dan biaya buku cek & giro.
Hal ini sesuai dengan pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh No.36 Tahun 2008,
biaya yang dapat mengurangi penghasilan bruto adalah biaya yang berkaitan
secara langsung dengan perusahaan dan memenuhi ketentuan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Pada biaya ini
perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi.
31. Pajak/Penalty
Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar
Rp. 3.368.492.955. Biaya yang terdapat dari Pajak/Penalty adalah biaya
denda/bunga pajak yang dikenakan atas biaya pajak PPh pasal 23 (sewa).
59

32. Selisih Kurs


Pendapatan selisih kurs sebesar Rp. 7.892.318 adalah realisasi
keuntungan/kerugian selisih kurs yang dialami perusahaan disebabkan karena
perusahaan membeli barang-barang dalam negeri dan melakukan pembayaran
menggunakan dolar. Dalam biaya ini tidak dikoreksi, sesuai Pasal 4 ayat (1)
huruf l Undang-undang Pajak Penghasilan bahwa keuntungan karena selisih
kurs mata uang asing merupakah objek PPh. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1)
huruf e, kerugian yang diakibatkan oleh selisih kurs mata uang asing
merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible).
Keuntungan tersebut dapat disebabkan adanya fluktuasi kurs mata uang asing
atau kebijaksanaan moneter. Pada biaya ini perusahaan dan penulis
melakukan koreksi sepenuhnya.
33. Penghapusan Assets
Besarnya koreksi positif pada penghapusan assets sebesar Rp. 17.476.225.
Penghapusan ini telah dilakukan perusahaan karena masa manfaat assets
tersebut sudah habis lewat putusan pemegang saham.
34. Biaya Non Ops
Biaya Non Ops yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 31.847.595.325.
Pada biaya ini penulis melakukan koreksi sepenuh nya karena biaya ini tidak
ada bukti pengeluaran. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi
dari biaya sumbangan (tidak memiliki daftar nominatif), sehingga dilakukan
koreksi positif.
35. Biaya Investasi Surat Berharga
Biaya Investasi Surat Berharga yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp
54.764.499. Biaya Investasi Surat Berharga timbul atas kegiatan investasi
perusahaan. Biaya ini menurut perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal.
Tetapi menurut penulis biaya ini harus dikoreksi positif karena tidak memiliki
daftar norminatif.
36. Biaya Lainnya
Besarnya koreksi positif yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp.
25.421.489. Biaya ini dikoreksi oleh perusahaan dan penulis karena terdapat
kegiatan yang diluar perusahaan.
60

Tabel 4.2 Perhitungan Pajak Terutang 2010

Perusahaan Penulis selisih


Laba sebelum pajak 71.767.772.576 104.014.521.915 32.246.749.339
25% x 71.767.772.576 17.941.943.144
25% x 104.014.521.915 26.003.630.479
Total Pajak Terutang 17.941.943.144 26.003.630.479 8.061.687.335

Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2010
perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp
71.767.772.576 dengan pajak penghasilan sebesar Rp 17.941.943.144 dan
setelah dianalisis penulis laba bersih sebelum pajak perusahaan meningkat
menjadi Rp104.014.521.915 dengan pajak penghasilan sebesar Rp
26.003.630.479.
4.4.2 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2011

Tabel 4.3 Rekonsiliasi FiskalTahun 2011

Menurut Perusahaan Menurut Penulis


Komersial Koreksi Fiskal Koreksi Fiskal
PENDAPATAN
Pendapatan Premi
Premi Bruto 1.539.442.782.562 1.539.442.782.562 - 1.539.442.782.562
Premi Reasuransi-Bersih (213.157.600.417) (213.157.600.417) - (213.157.600.417)
Penurunan (kenaikan) Premi Yang
-
Belum Merupakan Pendapatan (14.287.343.204) (14.287.343.204) (14.287.343.204)
Jumlah Pendapatan Premi 1.311.997.838.941 1.311.997.838.941 - 1.311.997.838.941

Hasil Investasi 278.692.960.475 278.692.960.475 - 278.692.960.475


Pendapatan DPLK BJS 2.793.864.995 2.793.864.995 - 2.793.864.995
Pendapatan Lain-lain 39.312.247.704 39.312.247.704 - 39.312.247.704
Jumlah Pendapatan 1.632.796.912.115 1.632.796.912.115 - 1.632.796.912.115

BEBAN OPERASIONAL
Klaim dan manfaat 1.126.817.191.469 1.126.817.191.469 - 1.126.817.191.469
Klaim reasuransi (62.954.664.614) (62.954.664.614) - (62.954.664.614)
Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan 190.531.969.233 190.531.969.233 - 190.531.969.233
Estimasi Liabilitas Klaim (120.545.674.478) (120.545.674.478) - (120.545.674.478)
Jumlah klaim dan Manfaat Bruto 1.133.848.821.610 1.133.848.821.610 - 1.133.848.821.610

61
BEBAN USAHA
UMUM DAN ADMINISTRASI :
Gaji 57.125.676.106 - 57.125.676.106 - 57.125.676.106
Perjalanan Dinas Kantor 5.542.946.147 - 5.542.946.147 - 5.542.946.147
Sewa 9.053.267.868 9.053.267.868 - 9.053.267.868
Penyusutan dan Amortisasi 4.705.663.964 - 4.705.663.964 4.705.663.964
Kantor 15.873.687.693 4.334.511.358 11.539.176.335 4.334.511.358 11.539.176.335
Biaya Perbaikan/Pemeliharaan 5.760.394.462 758.956.495 5.001.437.967 758.956.495 5.001.437.967
Biaya Bunga Pinjaman Subrdinasi 2.926.005.996 2.926.005.996 - 2.926.005.996 -
Biaya Imbalan Kerja 1.245.295.281 1.245.295.281 - 1.245.295.281 -
TOTAL BEBAN UMUM DAN
102.232.937.517 92.968.168.387 92.968.168.387
ADMINISTRASI
Akuisisi 152.888.253.596 - 152.888.253.596 - 152.888.253.596
Pemasaran 17.376.541.798 - 17.376.541.798 - 17.376.541.798
Beban bunga dan provisi 4.681.057.710 - 4.681.057.710 - 4.681.057.710
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 1.411.027.612.231 9.264.769.130 1.401.762.843.101 10,749,078,615 1.401.762.843.101

BEBAN NON OPERASIONAL


Biaya Bank 288.951.631 288.951.631 - 288.951.631
Pajak / Penalty 206.920.005 206.920.005 - 206.920.005 -
Selisih Kurs (22) - (22) - (22)
Penghapusan Assets 21.668.940.744 - 21.668.940.744 21.668.940.744 -
Biaya Non Ops 59.801.275.193 59.801.275.193 - 59.801.275.193 -
Biaya Investasi Surat Berharga 31.467.308 31.467.308 31.467.308 -
Biaya Lainnya 30.117 25,421,489 (25.391.372) 25.421.489 (25.391.372)
62
JUMLAH BEBAN NON
81.997.584.976 60.033.616.687 21.963.968.289 3,411,390,669 263.560.237
OPERASIONAL

TOTAL BEBAN 1.493.025.197.207 69.298.385.817 1.423.726.811.390 14,160,469,284 1.402.026.403.338


Laba Sebelum Pajak 139.771.714.908 209.070.100.725 230.770.508.777

63
64

Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT Asuransi Jiwa
Bringin Life pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1. Premi Bruto
Premi Bruto sebesar Rp 1.539.442.782.562 digunakan perusahaan untuk tagihan
premi kepada pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan premi kepada
pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan
dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk tahun yang
bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat sebagai piutang
premi. Biaya ini tidak dikoreksi karena berhubungan langsung dengan kegiatan
perusahaan.
2. Premi Reasuransi-Bersih
Premi Reasuransi-Bersih sebesar Rp (213.157.600.417). Biaya ini timbul karena
perusahaan membayar premi ke reasuransi.
3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan sebesar Rp
(14.287.343.204) biaya ini adalah biaya cadangan premi.
4. Hasil Investasi
Hasil Investasi sebesar Rp 278.692.960.475 digunakan oleh perusahaan untuk
hasil asset investasi dari instrumen yang dimiliki.
5. Pendapatan DPLK BJS
Pendapatan DPLK BJS sebesar Rp 2.793.864.995 digunakan oleh perusahaan
satu tahun sekali semacam fee. Program iuran pasti yang menghimpun para
pekerja yang akan pensiun.
6. Pendapatan lain-lain
Pendapatan Lain-lain sebesar Rp 39.312.247.704 digunakan oleh perusahaan
untuk kegiatan perusahaan.
7. Klaim dan Manfaat
Klaim dan Manfaar sebesar Rp 1.126.817.191.469 digunakan oleh perusahaan
untuk kompensasi yang dibayarkan nasabah ke perusahaan karena keikutsertaan
mereka untuk menjadi nasabah.
8. Klaim dan Reasuransi
Klaim dan Reasuransi sebesar Rp (62.954.664.614) pendapatan yang didapat
dari perusahaan asuransi dan menghasilkan benefit.
65

9. Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan


Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan sebesar Rp 190.531.969.233 digunakan
oleh perusahaan untuk pembentukan biaya atas cadangan premi yang telah
dibentuk.
10. Estimasi Liabilitas Klaim
Estimasi Liabilitas Klaim sebesar Rp (120.545.674.478) digunakan oleh
perusahaan untuk estimasi biaya.
11. Gaji
Gaji dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji kepada karyawan sesuai
dengan jabatan masing-masing karyawan sebesar Rp 57.125.676.106. Atas biaya
gaji ini perusahaan dan penulis tidak perlu melakukan koreksi karena sesuai
dengan Pasal 6 ayat 1 (a) UU PPh No.36 tahun 2008 tentang biaya-biaya yang
dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Biaya gaji merupakan biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, seperti: biaya gaji, upah,
honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang
tidak perlu dikoreksi karena biaya-biaya tersebut dapat menjadi pengurang
penghasilan bruto.
12. Perjalanan Dinas Kantor
Perjalanan Dinas Kantor sebesar Rp 5.542.946.147. Beban ini dikeluarkan oleh
perusahaan untuk perjalanan dinas pegawai perusahaan untuk kepentingan
kegiatan perusahaan yang dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah misalnya:
tiket perjalanan pulang-pergi, bukti pembayaran untuk akomodasi selama
perjalanan, dan kwitansi hotel. Perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi
pada biaya ini.
13. Sewa
Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang digunakan
untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari sebesar Rp 9.053.267.868.
Untuk biaya tersebut perusahaan dan penulis tidak memerlukan koreksi karena
merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai
dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf nomer 3
tentang biaya biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto.
66

14. Penyusutan dan Amortisasi


Besarnya penyusutan dan amortisasi perusahaan sebesar Rp 4.705.663.964.
Perusahaan memiliki bermacam-macam aset diantaranya inventaris kantor,
mesin kantor, peralatan pemeliharaan, mesin pemeliharaan, kendaraan, gedung
dan tanah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang Undang Pajak Penghasilan
Nomor 36 Tahun 2008, pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun
dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi.
15. Kantor
Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp
4.334.511.358. Seharusnya untuk biaya tersebut tidak perlu dikoreksi karena
merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai
dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a nomor
3 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Tetapi
pada perusahaan ini terdapat koreksi positif karena adanya biaya-biaya yang
dikeluarkan tidak ada daftar nominatifnya.
16. Biaya Perbaikan/Pemeliharaan
Besarnya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp
758.956.495. Biaya Umum & Administrasi lainnya dikoreksi karena adanya
transaksi diluar kegiatan perusahaan.
17. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi
Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar
Rp. 2.926.005.996. Biaya bunga ini timbul atas pinjaman yang diberikan oleh
pemegang saham.
18. Biaya Imbalan Kerja
Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp.
1.245.295.281 yang disebabkan biaya imbalan manfaat karyawan tersebut ada
yang berasal dari pemberi kerja.Sesuai dengan pasal 4 ayat (3) huruf g Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, yaitu iuran
yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendirinya telah disahkan
Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai tidak
dianggap sebagai objek pajak. Imbalan kerja yang dimaksud adalah dana
67

pensiun. Perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk


semua karyawan tetapnya.
19. Akuisisi
Akuisisi yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 152.888.253.596. Biaya
ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan mendapatkan bisnis,
seperti biaya akuisisi asuransi individu, kolektif, dan lain-lain. Pada biaya ini
perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi.
20. Pemasaran
Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 17.376.541.798
untuk memasarkan produk dan jasa PT Jiwa Asuransi Bringin Life Jiwa
Sejahtera kepada klien. Biaya ini juga termasuk biaya perjalanan dinas dan
biaya sewa tempat di pameran-pameran untuk memasarkan produk mereka,
maka perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi.
21. Beban Bunga dan Provisi
Beban Bunga dan Provisi yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp.
4.681.057.710. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi
fiskal karena termasuk beban operasional perusahaan.
22. Biaya Bank
Biaya bank yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 288.951.631 digunakan
untuk mengeluarkan administrasi bank, seperti: beban administrasi kliring, biaya
materai, bank charges, biaya transfer bank, dan biaya buku cek & giro. Hal ini
sesuai dengan pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh No.36 Tahun 2008, biaya yang
dapat mengurangi penghasilan bruto adalah biaya yang berkaitan secara
langsung dengan perusahaan dan memenuhi ketentuan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan. Pada biaya ini perusahaan dan penulis
tidak melakukan koreksi.
23. Pajak/Penalty
Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar
Rp. 206.920.005. Biaya yang terdapat dari Pajak/Penalty adalah biaya
denda/bunga pajak yang dikenakan atas biaya pajak PPh pasal 23 (sewa).
24. Selisih Kurs
Pendapatan selisih kurs sebesar Rp. (22) adalah realisasi keuntungan/kerugian
selisih kurs yang dialami perusahaan disebabkan karena perusahaan membeli
barang-barang dalam negeri dan melakukan pembayaran menggunakan dolar.
68

Dalam biaya ini tidak dikoreksi, sesuai Pasal 4 ayat (1) huruf l Undang-undang
Pajak Penghasilan bahwa keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
merupakah objek PPh. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) huruf e, kerugian yang
diakibatkan oleh selisih kurs mata uang asing merupakan biaya yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible). Keuntungan tersebut dapat
disebabkan adanya fluktuasi kurs mata uang asing atau kebijaksanaan moneter.
Pada biaya ini perusahaan dan penulis melakukan koreksi sepenuhnya.
25. Penghapusan Assets
Besarnya koreksi positif pada penghapusan assets sebesar Rp. 21.668.940.744.
Koreksi ini dilakukan karena masa manfaat assets tersebut sudah habis.
26. Biaya Non Ops
Biaya Non Ops yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 59.801.275.193. Pada
biaya ini penulis melakukan koreksi sepenuh nya karena biaya ini tidak ada
bukti pengeluaran. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari
biaya sumbangan (tidak memiliki daftar nominatif), sehingga dilakukan koreksi
positif.
27. Biaya Investasi Surat Berharga
Biaya Investasi Surat Berharga yang dikelarkan perusahaan sebesar Rp
31.467.308. Biaya ini menurut perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal.
Tetapi menurut penulis biaya ini harus dikoreksi positif karena tidak memiliki
daftar norminatif.
28. Biaya Lainnya
Besarnya koreksi positif yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 25.421.489.
Biaya ini dikoreksi oleh perusahaan dan penulis karena terdapat kegiatan yang
diluar perusahaan.
69

Tabel 4.4 Perhitungan Pajak Terutang 2011

Perusahaan Penulis selisih


Laba sebelum pajak 209.070.100.725 230.770.508.777 21.700.408.052
25% x 209.070.100.725 52.267.525.181
25% x 230.770.508.777 57.692.627.194
Total Pajak Terutang 52.267.525.181 57.692.627.194 5.425.102.013

Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2011
perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp
209.070.100.725 dengan pajak penghasilan sebesar Rp 52.267.525.181 dan
setelah dianalisis penulis laba bersih sebelum pajak perusahaan meningkat
menjadi Rp 230.770.508.777 dengan pajak penghasilan sebesar Rp
57.692.627.194.
4.4.3 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2012

Tabel 4.5 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2012

Menurut Perusahaan Menurut Penulis


Komersial Koreksi Fiskal Koreksi Fiskal
PENDAPATAN
Pendapatan Premi
Premi Bruto 1.693.198.697.270 1.693.198.697.270 - 1.693.198.697.270

Premi Reasuransi-Bersih (105.416.530.905) (105.416.530.905) - (105.416.530.905)


Penurunan (kenaikan) Premi Yang (7.139.857.111) (7.139.857.111) (7.139.857.111)
-
Belum Merupakan Pendapatan
Jumlah Pendapatan Premi 1.580.642.309.254 1.580.642.309.254 - 1.580.642.309.254

Hasil Investasi 272.186.784.300 272.186.784.300 - 272.186.784.300

Pendapatan DPLK BJS 3.298.658.109 3.298.658.109 - 3.298.658.109

Pendapatan Lain-lain 36.679.580.512 36.679.580.512 - 36.679.580.512

Jumlah Pendapatan 1.892.807.332.175 1.892.807.332.175 - 1.892.807.332.175

BEBAN OPERASIONAL
Klaim dan manfaat 985.001.097.505 985.001.097.505 - 985.001.097.505

Klaim reasuransi (103.706.286.948) (103.706.286.948) - (103.706.286.948)


70
Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan 505.398.766.013 505.398.766.013 - 505.398.766.013

Estimasi Kewajiban Klaim (6.155.956.604) (6.155.956.604) - (6.155.956.604)

Jumlah klaim dan Manfaat Bruto 1.380.537.619.966 1.380.537.619.966 - 1.380.537.619.966


BEBAN USAHA
UMUM DAN ADMINISTRASI :
Gaji 68.286.485.547 - 68.286.485.547 - 68.286.485.547

Perjalanan Dinas Kantor 5.953.856.828 - 5.953.856.828 - 5.953.856.828

Sewa 12.160.243.478 12.160.243.478 - 12.160.243.478

Penyusutan dan Amortisasi 7.641.403.568 7.641.403.568 7.641.403.568 -


Kantor 20.994.509.138 3.338.158.165 17.656.350.973 3.338.158.165 17.656.350.973
Biaya Perbaikan / Pemeliharaan 2.029.233.539 758.956.495 1.270.277.044 758.956.495 1.270.277.044
Biaya Entertaintment 734.189.983 734.189.983 - 734.189.983 -
Biaya Jasa Konsultan 5.069.183.242 5.069.183.242 - 1.850.010.443
Biaya Asuransi 893.182.238 893.182.238 - 859.575.686
Biaya Iuran dan Sumbangan 196.053.690 196.053.690 - 196.053.690 -
Biaya Bunga Pinjaman Subrdinasi 2.229.335.332 2.229.335.332 - 2,889,430,496 -

Biaya Imbalan Kerja 1.795.491.856 1.795.491.856 - 1.795.491.856


-
TOTAL BEBAN UMUM DAN 127.983.168.439 118.930.982.918 108.036.799.999
ADMINISTRASI

Akuisisi 118.055.571.646 118.055.571.646 - 125.331.098.803

71
Pemasaran 20.247.205.949 20.247.205.949 - 15.007.078.947
Beban bunga dan provisi 1.391.289.340 1.391.289.340 - 1.019.863.979
Beban penyisihan penghapusanKredit 900.237.863 900.237.863 900.237.863 -
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 1.649.115.093.203 1.640.062.907.682 1.629.932.461.694

BEBAN NON OPERASIONAL


Biaya Bank 372.990.176 372.990.176 - 372.990.176
Pajak / Penalty 3.185.648.076 3.185.648.076 - 3.185.648.076 -
Penyisihan Piutang 1.748.795.442 1.748.795.442 1.748.795.442 -
Selisih Kurs 7.309.194 - 7.309.194 - 7.309.194
Penghapusan Assets 2.680.756.961 2.680.756.961 - 2.680.756.961 -
Biaya Non Ops (679.832.246) - (679.832.246) 679.832.246 -
Biaya Investasi Surat Berharga 4.164.187 4.164.187 4.164.187 -
Biaya Lainnya 1.417 25.421.489 (25.420.072) 25,421,489 (25.420.072)
JUMLAH BEBAN NON
7.319.833.207 (320.788.761) 354.879.298
OPERASIONAL

TOTAL BEBAN 1.656.435.043.410 1.639.742.118.921 1.630.287.340.992

Laba Sebelum Pajak 236.372.288.765 253.065.213.254 262.519.991.183


72
73

Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT Asuransi
Jiwa Bringin Life pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:
1. Premi Bruto
Premi Bruto sebesar Rp 1.693.198.697.270 digunakan perusahaan untuk
tagihan premi kepada pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan
premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam
masa keleluasaan dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua
premi untuk tahun yang bersangkutan tetapi diterima pada periode
berikutnya dicatat sebagai piutang premi. Biaya ini tidak dikoreksi karena
berhubungan langsung dengan kegiatan perusahaan.
2. Premi Reasuransi-Bersih
Premi Reasuransi-Bersih sebesar Rp (105.416.530.905). Biaya ini timbul
karena perusahaan membayar premi ke reasuransi.
3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan sebesar
Rp (7.139.857.111) biaya ini adalah biaya cadangan premi.
4. Hasil Investasi
Hasil Investasi sebesar Rp 272.186.784.300 digunakan oleh perusahaan
untuk hasil asset investasi dari instrumen yang dimiliki.
5. Pendapatan DPLK BJS (Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bringin Jiwa
Sejahtera)
Pendapatan DPLK BJS sebesar Rp 3.298.658.109 digunakan oleh
perusahaan satu tahun sekali semacam fee. Program iuran pasti yang
menghimpun para pekerja yang akan pensiun.
6. Pendapatan lain-lain
Pendapatan Lain-lain sebesar Rp 36.679.580.512 digunakan oleh
perusahaan untuk kegiatan perusahaan.
7. Klaim dan Manfaat
Klaim dan Manfaar sebesar Rp 985.001.097.505 digunakan oleh perusahaan
untuk kompensasi yang dibayarkan nasabah ke perusahaan karena
keikutsertaan mereka untuk menjadi nasabah.
8. Klaim dan Reasuransi
Klaim dan Reasuransi sebesar Rp (103.706.286.948) pendapatan yang
didapat dari perusahaan asuransi dan menghasilkan benefit.
74

9. Liabiltas Manfaat Polis Masa Depan


Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan sebesar Rp 505.398.766.013
digunakan oleh perusahaan untuk pembentukan biaya atas cadangan premi
yang telah dibentuk.
10. Estimasi Liabilitas Klaim
Estimasi Liabilitas Klaim sebesar Rp (6.155.956.604) digunakan oleh
perusahaan untuk estimasi biaya.
11. Gaji
Gaji dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji kepada karyawan sesuai
dengan jabatan masing-masing karyawan sebesar Rp 68.286.485.547. Atas
biaya gaji ini tidak perlu dikoreksi karena sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 (a)
UU PPh No.36 tahun 2008 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi
pengurang penghasilan bruto. Biaya gaji merupakan biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, seperti: biaya gaji,
upah, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam
bentuk uang tidak perlu dikoreksi karena biaya-biaya tersebut dapat
menjadi pengurang penghasilan bruto.
12. Perjalanan Dinas Kantor
Perjalanan Dinas Kantor sebesar Rp 5.953.856.828. Beban ini dikeluarkan
oleh perusahaan untuk perjalanan dinas pegawai perusahaan untuk
kepentingan kegiatan perusahaan yang dilengkapi dengan bukti-bukti yang
sah misalnya: tiket perjalanan pulang-pergi, bukti pembayaran untuk
akomodasi selama perjalanan, dan kwitansi hotel. Perusahaan dan penulis
tidak melakukan koreksi pada biaya ini.
13. Sewa
Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang
digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari sebesar Rp
12.160.243.478. Untuk biaya tersebut perusahaan dan penulis tidak
memerlukan koreksi karena merupakan salah satu komponen biaya
pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36
Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf nomer 3 tentang biaya biaya yang dapat
menjadi pengurang penghasilan bruto.
74
75

14. Penyusutan dan Amortisasi


Besarnya penyusutan dan amortisasi perusahaan sebesar Rp
7.641.403.568. Perusahaan memiliki bermacam-macam aset diantaranya
inventaris kantor, mesin kantor, peralatan pemeliharaan, mesin
pemeliharaan, kendaraan, gedung dan tanah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2)
Undang Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, pengeluaran
untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dibebankan melalui
penyusutan atau amortisasi.
15. Kantor
Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp
3.338.158.165. Seharusnya untuk biaya tersebut tidak perlu dikoreksi
karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan
bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6
ayat 1 huruf a nomor 3 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang
penghasilan bruto. Tetapi pada perusahaan ini terdapat koreksi positif
karena adanya biaya-biaya yang dikeluarkan tidak ada daftar
nominatifnya.
16. Biaya Perbaikan/Pemeliharaan
Besarnya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp
758.956.495. Biaya Umum & Administrasi lainnya dikoreksi karena
adanya transaksi diluar kegiatan perusahaan.
17. Biaya Entertainment
Perusahaan mengeluarkan biaya entertainment sebesar Rp 734.189.983
untuk meeting atau menjamu rekan bisnis dan pelanggan yang
berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Atas biaya ini
perusahaan dan penulis melakukan koreksi positif karena tidak dibuatnya
daftar nominatif sesuai SE-27/PJ.22/1986.
18. Biaya Jasa Konsultan
Biaya Jasa Konsultan yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp
5.069.183.242. Perusahaan membayar biaya konsultasi kepada konsultan
untuk memberikan konsultasi dalam audit eksternal manajemen mutu
standar ISO dan biaya konsultasi bisnis yang diperuntukkan bagi direktur.
76

Atas biaya ini perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal. Pada biaya ini
perusahaan dan peniliti tidak melalukan koreksi.
19. Biaya Asuransi
Biaya Asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp
893.182.238. Digunakan perusahaan untuk mengansuransi asset yang
dimiliki perusahaan, sepeti gedung, mobil dan asset yang dimiliki oleh
perusahaan. Perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi atas biaya ini
karena sesuai berdasarkan pasal 6 UU PPh, merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
20. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi
Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis
sebesar Rp. 2.926.005.996. Biaya bunga ini timbul atas pinjaman yang
diberikan oleh pemegang saham.
21. Biaya Iuran dan Sumbangan
Biaya Sumbangan yang dikoreksi oleh perusahaan dan penulis sebesar
Rp. 196.053.690 digunakan perusahaan untuk membiayai kepentingan
karyawan dan rekan bisnis, seperti sumbangan untuk karyawan yang
sedang mengalami bencana dan pemberian hadiah pesta pernikahan. Atas
biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari biaya sumbangan
(tidak memiliki daftar nominatif), sehingga dilakukan koreksi
positif.Berdasarkan Pasal 9 ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan
Nomor 36 Tahun 2008, bantuan dan sumbangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b: bantuan atau sumbangan bagi pihak
yang menerima bukan merupakan Objek Pajak sepanjang diterima tidak
dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan,
atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Sumbangan yang boleh dijadikan pengurang penghasilan oleh pajak adalah
sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang
ketentuannya diatur dalam peraturan pemerintah dan sumbangan untuk
korban bencana nasional, antara lain Tsunami Nangroe Aceh Darussalam /
Sumatera Utara dan gempa di Yogjakarta. Hal ini diatur dalam KMK No.
609/KMK-03/2004 tentang perlakuan Pajak Penghasilan atas bantuan
kemanusiaan bencana nasional di Nagroe Aceh Darussalam / Sumatera
76
77

Utara dan gempa di Yogyakarta PMK no. 94/PMK.03/2006, serta


sumbangan dalam rangka bantuan GNOTA sesuai SE-33/PJ.421/1996.
22. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi
Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis
sebesar Rp. 2.229.335.332. Biaya bunga ini timbul atas pinjaman yang
diberikan oleh pemegang saham.
23. Biaya Imbalan Kerja
Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp.
1.795.491.856 yang disebabkan biaya imbalan manfaat karyawan tersebut
ada yang berasal dari pemberi kerja. Sesuai dengan pasal 4 ayat (3) huruf g
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36
Tahun 2008, yaitu iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang
pendirinya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh
pemberi kerja maupun pegawai tidak dianggap sebagai objek pajak.
Imbalan kerja yang dimaksud adalah dana pensiun. Perusahaan
menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan
tetapnya.
24. Akuisisi
Akuisisi yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 118.055.571.646.
Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
mendapatkan bisnis, seperti biaya akuisisi asuransi individu, kolektif, dan
lain-lain. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi.
25. Pemasaran
Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp.
20.247.205.949 untuk memasarkan produk dan jasa PT Jiwa Asuransi
Bringin Life Jiwa Sejahtera kepada klien. Biaya ini juga termasuk biaya
perjalanan dinas dan biaya sewa tempat di pameran-pameran untuk
memasarkan produk mereka, maka perusahaan dan penulis tidak
melakukan koreksi.
26. Beban Bunga dan Provisi
Beban Bunga dan Provisi yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp.
1.391.289.340. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan
koreksi fiskal karena termasuk beban operasional perusahaan.
78

27. Beban Penyisihan Penghapusan Kredit


Beban Penyisihan Penghapusan Kredit yang dikeluarkan perusahaan
sebesar Rp. 900.237.863. Kredit yang diberikan oleh anak perusahaan
dalam bentuk kredit modal kerja dan kredit konsumtif pegawai dengan
jangka waktu berkisar antara 1 sampai 3 tahun. Menurut penulis pada
biaya ini perlu dilakukan koreksi positif sepenuhnya karena biaya ini
diberikan kepada anak perusahaan diluar perusahaan tersebut.
28. Biaya Bank
Biaya bank yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 372.990.176
digunakan untuk mengeluarkan administrasi bank, seperti: beban
administrasi kliring, biaya materai, bank charges, biaya transfer bank, dan
biaya buku cek & giro. Hal ini sesuai dengan pasal 6 ayat (1) huruf a UU
PPh No.36 Tahun 2008, biaya yang dapat mengurangi penghasilan bruto
adalah biaya yang berkaitan secara langsung dengan perusahaan dan
memenuhi ketentuan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan
koreksi.
29. Pajak/Penalty
Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis
sebesar Rp. 3.185.648.076. Biaya yang terdapat dari Pajak/Penalty adalah
biaya denda/bunga pajak yang dikenakan atas biaya pajak PPh pasal 23
(sewa).
30. Penyisihan Piutang
Penyisihan piutang yang dikoreksi oleh perusahaan dan penulis sebesar
Rp. 1.748.795.442.
31. Selisih Kurs
Pendapatan selisih kurs sebesar Rp. 7.309.194 adalah realisasi
keuntungan/kerugian selisih kurs yang dialami perusahaan disebabkan
karena perusahaan membeli barang-barang dalam negeri dan melakukan
pembayaran menggunakan dolar. Dalam biaya ini tidak dikoreksi, sesuai
Pasal 4 ayat (1) huruf l Undang-undang Pajak Penghasilan bahwa
keuntungan karena selisih kurs mata uang asing merupakah objek PPh.
Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) huruf e, kerugian yang diakibatkan oleh
selisih kurs mata uang asing merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari
78
79

penghasilan bruto (deductible). Keuntungan tersebut dapat disebabkan


adanya fluktuasi kurs mata uang asing atau kebijaksanaan moneter. Pada
biaya ini perusahaan dan penulis melakukan koreksi sepenuhnya.
32. Penghapusan Assets
Besarnya koreksi positif pada penghapusan assets sebesar Rp.
2.680.756.961. Koreksi ini dilakukan karena masa manfaat assets tersebut
sudah habis lewat putusan pemegang saham.
33. Biaya Non Ops
Biaya Non Ops yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. (679.832.246).
Pada biaya ini penulis melakukan koreksi sepenuh nya karena biaya ini
tidak ada bukti pengeluaran. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat
merinci isi dari biaya sumbangan (tidak memiliki daftar nominatif),
sehingga dilakukan koreksi positif.
34. Biaya Investasi Surat Berharga
Biaya Investasi Surat Berharga yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp
4.164.187. Biaya Investasi Surat Berharga timbul atas kegiatan investasi
perusahaan. Biaya ini menurut perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal.
Tetapi menurut penulis biaya ini harus dikoreksi positif karena tidak
memiliki daftar norminatif.
35. Biaya Lainnya
Besarnya koreksi positif yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 1.417.
Biaya ini dikoreksi oleh perusahaan dan penulis karena terdapat kegiatan
yang diluar perusahaan.

Tabel 4.6 Perhitungan Pajak Terutang 2012

Perusahaan Penulis selisih


Laba sebelum pajak 253.065.213.254 262.519.991.183 9.454.777.929
25% x 253.065.213.254 63.266.303.314
25% x 262.519.991.183 65.629.997.796
Total Pajak Terutang 63.266.303.314 65.629.997.796 2.363.694.482

Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2012
perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp
80

253.065.213.254 dengan pajak penghasilan sebesar Rp 63.266.303.314dan


setelah dianalisis penulis laba bersih sebelum pajak perusahaan meningkat
menjadi Rp 262.519.991.183 dengan pajak penghasilan sebesar Rp
65.629.997.796.

4.5 Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan


Perusahaan sebagai wajib pajak memiliki perbedaan kepentingan
dengan pemerintah mengenai perpajakan. Perusahaan menginginkan pajak
yang seminimal mungkin sedangkan pemerintah menginginkan penerimaan
pajak yang semaksimal mungkin guna penyelenggaraan pemerintahan. Hal
ini mendorong perusahaan untuk melakukan manajemen pajak guna
meminimalkan pajak yang harus dibayar dengan tidak melanggar undang-
undang perpajakan yang berlaku.
Salah satu tujuan dari manajemen pajak adalah menerapkan peraturan
perpajakansecara benar yaitu dengan melakukan pemenuhan kewajiban
perpajakan tepat waktu dan benar, pelaksanaan kewajiban pembukuan, dan
dengan memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal.
Dengan memahami dan melaksanakan kewajiban perpajakan dengan benar
sesuai dengan peraturan, maka perusahaan akan terhindar dari sanksi
administrasi berupa bunga, kenaikan, dan/atau denda maupun sanksi pidana
berupa kurungan atau penjara.
Pengetahuan dan pemahaman mengenai pemenuhan kewajiban
perpajakan sangat penting untuk menghindari pemborosan dana yang
dikeluarkan untuk membayar sanksi-sanksi yang dapat dikenakan apabila
perusahaan tidak melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakan dengan
semestinya. Apabila perusahaan dapat melaksanakan kewajiban perpajakan
dengan baik dan benar,dana untuk pembayaran sanksi tersebut sebenarnya
dapat dialokasikan untuk investasi atau peningkatan produktivitas
perusahaan.
Berikut ini pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan
perusahaan dalam penyetoran dan penyampaian SPT Tahunan tahun 2010,
2011, dan 2012.
80
81

Tabel 4.7 Pemenuhan Kewajiban Penyetoran dan Pelaporan SPT Tahunan


PT. Asuransi Jiwa Bringin Life

SPT Tahun 2010 SPT Tahun 2011 SPT Tahun 2012


Tanggal penyetoran 29 April 2011 30 April 2011 26 April
Batas Penyetoran 30 April 2011 30 April 2012 30 April 2013
(sebelum pelaporan) (sebelum pelaporan) (sebelum pelaporan)
Setor tepat waktu Ya Ya Ya
Tanggal pelaporan 30 April 2011 30 April 2012 30 April 2013
Batas Pelaporan 30 April 2011 30 April 2012 30 April 2013
Lapor tepat waktu Ya Ya Ya

Dalam penyampaian SPT Tahunan 2010, 2011 dan 2012, PT Asuransi Jiwa Bringin
Life telah melaksanakan kewajiban perpajakan secara tepat waktu sehingga tidak
dikenakan sanksi dan dapat menghemat sumber daya perusahaan.
Selain perencanaan pajak untuk menghindari sanksi adminstrasi, langkah yang harus
dilakukan adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan
sesuai dengan undang-undang perpajakan guna menentukan besarnya jumlah pajak
yang terutang. Koreksi fiskal dilakukan karena terdapat perbedaan perhitungan laba
perusahaan secara komersial yang berdasarkan Standar Akuntasi Keuangan dan laba
secara fiskal yang didasarkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku.
82 82

Anda mungkin juga menyukai