Bab 4 Pembahasan
Bab 4 Pembahasan
PEMBAHASAN
43
44
polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan dicatat
sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk tahun yang
bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat sebagai
piutang premi.
2. Premi Reasuransi-Bersih
Pengaturan reasuransi tidak membebaskan perusahaan dari kewajiban
pemegang polis. Perusahaan juga menanggung risiko reasuransi dalam
kegiatan usahanya untuk kontrak asuransi jiwa (inward reinsurance).
Premi reasuransi diasumsikan diakui sebagai pendapatan atau beban yang
diakui dengan cara yang sama pada saat reasuransi dianggap sebagai bisnis
langsung, dengan mempertimbangkan klasifikasi produk dari bisnis yang
direasuransikan.
3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Premi yang belum merupakan pendapatan merupakan bagian yang belum
merupakan pendapatan dari premi yang sudah dibayar atas polis asuransi
kontrak jangka pendek. Perhitungan dilakukan setiap akhir bulan atas
setiap polis secara proposional.
4. Pendapatan Komisi dan Klaim Reasuransi
Komisi dan klaim reasuransi diakui sebagai pendapatan pada saat
diterimanya daftar tagihan reasuransi dari reasuradur.
5. Hasil Investasi
Penghasilan investasi dari bunga deposito berjangka, obligasi, sukuk,
reksadana dan pinjaman polis diakui atas dasar proporsi waktu.
Keuntungan (kerugian) atas pelepasan surat berharga diakui pada saat
terjadinya transaksi. Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing yang
berkaitan dengan investasi disajikan sebagai bagian dari hasil investasi.
6. Pendapatan DPLK BJS
Pendapatan DPLK BJS terdiri dari Iuran dari para nasabah sebesar Rp
10.000 per orang untuk biaya awal kepesertaan dana pensiun. Selain itu
hasil pengembangan, merupakan hasil investasi dari dana yang dihimpun
oleh DPLK. Investasi ini dalam bentuk deposito, obligasi dan reksadana.
7. Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga merupakan pendapatan operasional anak perusahaan
yang diperoleh dari pemberian jasa perbankan.
45
8. Pendapatan Lain
Pendapatan lainnya diakui pada saat terjadinya (accrual basic).
Pendapatan ini terdiri dari jasa giro, keuntungan atas asset penjualan tetap
dan denda-denda. Contoh nya denda atas telat pembayaran polis.
4.3 Analisis Beban pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life
1. Klaim dan Manfaat
Klaim dan manfaat asuransi meliputi klaim-klaim yang telah disetujui
(settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims) dan
klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (claim incurred but not yet
reported).
Pada akhir tahun, semua klaim untuk tahun yang bersangkutan tetapi
dibayar pada periode berikutnya dicatat sebagai hutang klaim. Bagian
klaim yang diperoleh dari Reasuradur diakui dan dicatat sebagai
pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan beban
klaim.
Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi
namun belum dilaporkan dinyatakan sebesar jumlah taksiran (estimasi)
berdasarkan perhitungan teknis asuransi oleh aktuaris. Perubahan dalam
jumlah estimasi liabilitasi klaim sebagai akibat proses penelaahan lebih
lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang
dibayarkan diakui sebagai penambah atau pengurang beban dalam laporan
laba rugi pada tahun terjadina perubahan.
2. Klaim Reasuransi
Klaim reasuransi diasumsikan diakui sebagai pendapatan atau beban yang
diakui dengan cara yang sama pada saat reasuransi dianggap sebagai bisnis
langsung, dengan mempertimbangkan klasifikasi produk dari bisnis yang
direasuransikan.
3. Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan
Liabilitas manfaat polis masa depan adalah pembentukan biaya atas
cadangan premi yang telah diakui.
46
BEBAN OPERASIONAL
Klaim dan manfaat 897,132,828,043 897,132,828,043 897,132,828,043
50
Klaim reasuransi (42,602,292,357) (42,602,292,357) (42,602,292,357)
51
Beban bunga dan provisi 1,019,863,979 1,019,863,979 1,019,863,979
Beban penyisihan penghapusan
344,379,415 344,379,415 344,379,415 -
Kredit
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 1,542,536,112,680 1.534.962.613.917 1.534.618.234.502
Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT Asuransi
Jiwa Bringin Life pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1. Premi Bruto
Premi Bruto sebesar Rp 1.558.774.001.634 digunakan perusahaan untuk
tagihan premi kepada pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan premi
kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa
keleluasaan dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk
tahun yang bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat
sebagai piutang premi. Biaya ini tidak dikoreksi karena berhubungan
langsung dengan kegiatan perusahaan.
2. Premi Reasuransi-Bersih
Premi Reasuransi-Bersih sebesar Rp (105.356.497.108). Biaya ini timbul
karena perusahaan membayar premi ke reasuransi.
3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan sebesar Rp
(7.062.748.954) biaya ini adalah biaya cadangan premi.
4. Komisi Reasuransi
Komisi Reasuransi sebesar Rp 218.314.968 digunakan oleh perusahaan untuk
potongan diskon yang diberikan kepada pihak reasuransi.
5. Hasil Investasi
Hasil Investasi sebesar Rp 215.413.352.789 digunakan oleh perusahaan untuk
hasil asset investasi dari instrumen yang dimiliki.
6. Pendapatan DPLK BJS
Pendapatan DPLK BJS sebesar Rp 2.693.998.973 digunakan oleh perusahaan
satu tahun sekali semacam fee. Program iuran pasti yang menghimpun para
pekerja yang akan pensiun.
7. Pendapatan Bunga
Pendapatan Bunga sebesar Rp 5.620.486.549 digunakan oleh perusahaan
untuk kredit anak perusahaan BDS (Bringin Dana Sejahtera) selisih antara
kredit dari dana pihak ketiga.
8. Pendapatan lain-lain
Pendapatan Lain-lain sebesar Rp 1.228.358.215 digunakan oleh perusahaan
untuk kegiatan perusahaan.
54
16. Sewa
Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang
digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari sebesar Rp
8.180.454.713. Untuk biaya tersebut perusahaan dan penulis tidak
memerlukan koreksi karena merupakan salah satu komponen biaya
pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36
Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf nomer 3 tentang biaya biaya yang dapat
menjadi pengurang penghasilan bruto.
17. Penyusutan dan Amortisasi
Besar nya penyusutan dan amortisasi perusahaan sebesar Rp 6.290.848.273.
Perusahaan memiliki bermacam-macam aset diantaranya inventaris kantor,
mesin kantor, peralatan pemeliharaan, mesin pemeliharaan, kendaraan,
gedung dan tanah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang Undang Pajak
Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, pengeluaran untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 1 tahun dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi. Dalam
menghitung penyusutan atas aset, perusahaan menggunakan metode garis
lurus dengan mengestimasi umur manfaat 4 tahun untuk inventaris kantor,
mesin kantor, peralatan pemeliharaan, dan kendaraan. Kendaraan yang
dimiliki oleh perusahaan yaitu berupa motor dan mobil baik mobil nonsedan
dan mobil sedan. Berdasarkan KEP-220/PJ./2002, biaya perolehan kendaraan
sedan yang dimiliki dan dipergunakan pegawai tertentu karena jabatannya
dapat dibebankan sebesar 50% dari jumlah biaya perolehan melalui
penyusutan aset tetap kelompok dua.
18. Kantor
Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp
2.634.761.751. Seharusnya untuk biaya tersebut tidak perlu dikoreksi karena
merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai
dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a
nomor 3 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan
bruto. Tetapi pada perusahaan ini terdapat koreksi positif karena adanya
biaya-biaya yang dikeluarkan tidak ada daftar nominatifnya.
56
Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2010
perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp
71.767.772.576 dengan pajak penghasilan sebesar Rp 17.941.943.144 dan
setelah dianalisis penulis laba bersih sebelum pajak perusahaan meningkat
menjadi Rp104.014.521.915 dengan pajak penghasilan sebesar Rp
26.003.630.479.
4.4.2 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2011
BEBAN OPERASIONAL
Klaim dan manfaat 1.126.817.191.469 1.126.817.191.469 - 1.126.817.191.469
Klaim reasuransi (62.954.664.614) (62.954.664.614) - (62.954.664.614)
Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan 190.531.969.233 190.531.969.233 - 190.531.969.233
Estimasi Liabilitas Klaim (120.545.674.478) (120.545.674.478) - (120.545.674.478)
Jumlah klaim dan Manfaat Bruto 1.133.848.821.610 1.133.848.821.610 - 1.133.848.821.610
61
BEBAN USAHA
UMUM DAN ADMINISTRASI :
Gaji 57.125.676.106 - 57.125.676.106 - 57.125.676.106
Perjalanan Dinas Kantor 5.542.946.147 - 5.542.946.147 - 5.542.946.147
Sewa 9.053.267.868 9.053.267.868 - 9.053.267.868
Penyusutan dan Amortisasi 4.705.663.964 - 4.705.663.964 4.705.663.964
Kantor 15.873.687.693 4.334.511.358 11.539.176.335 4.334.511.358 11.539.176.335
Biaya Perbaikan/Pemeliharaan 5.760.394.462 758.956.495 5.001.437.967 758.956.495 5.001.437.967
Biaya Bunga Pinjaman Subrdinasi 2.926.005.996 2.926.005.996 - 2.926.005.996 -
Biaya Imbalan Kerja 1.245.295.281 1.245.295.281 - 1.245.295.281 -
TOTAL BEBAN UMUM DAN
102.232.937.517 92.968.168.387 92.968.168.387
ADMINISTRASI
Akuisisi 152.888.253.596 - 152.888.253.596 - 152.888.253.596
Pemasaran 17.376.541.798 - 17.376.541.798 - 17.376.541.798
Beban bunga dan provisi 4.681.057.710 - 4.681.057.710 - 4.681.057.710
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 1.411.027.612.231 9.264.769.130 1.401.762.843.101 10,749,078,615 1.401.762.843.101
63
64
Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT Asuransi Jiwa
Bringin Life pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1. Premi Bruto
Premi Bruto sebesar Rp 1.539.442.782.562 digunakan perusahaan untuk tagihan
premi kepada pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan premi kepada
pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan
dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk tahun yang
bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat sebagai piutang
premi. Biaya ini tidak dikoreksi karena berhubungan langsung dengan kegiatan
perusahaan.
2. Premi Reasuransi-Bersih
Premi Reasuransi-Bersih sebesar Rp (213.157.600.417). Biaya ini timbul karena
perusahaan membayar premi ke reasuransi.
3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan sebesar Rp
(14.287.343.204) biaya ini adalah biaya cadangan premi.
4. Hasil Investasi
Hasil Investasi sebesar Rp 278.692.960.475 digunakan oleh perusahaan untuk
hasil asset investasi dari instrumen yang dimiliki.
5. Pendapatan DPLK BJS
Pendapatan DPLK BJS sebesar Rp 2.793.864.995 digunakan oleh perusahaan
satu tahun sekali semacam fee. Program iuran pasti yang menghimpun para
pekerja yang akan pensiun.
6. Pendapatan lain-lain
Pendapatan Lain-lain sebesar Rp 39.312.247.704 digunakan oleh perusahaan
untuk kegiatan perusahaan.
7. Klaim dan Manfaat
Klaim dan Manfaar sebesar Rp 1.126.817.191.469 digunakan oleh perusahaan
untuk kompensasi yang dibayarkan nasabah ke perusahaan karena keikutsertaan
mereka untuk menjadi nasabah.
8. Klaim dan Reasuransi
Klaim dan Reasuransi sebesar Rp (62.954.664.614) pendapatan yang didapat
dari perusahaan asuransi dan menghasilkan benefit.
65
Dalam biaya ini tidak dikoreksi, sesuai Pasal 4 ayat (1) huruf l Undang-undang
Pajak Penghasilan bahwa keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
merupakah objek PPh. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) huruf e, kerugian yang
diakibatkan oleh selisih kurs mata uang asing merupakan biaya yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible). Keuntungan tersebut dapat
disebabkan adanya fluktuasi kurs mata uang asing atau kebijaksanaan moneter.
Pada biaya ini perusahaan dan penulis melakukan koreksi sepenuhnya.
25. Penghapusan Assets
Besarnya koreksi positif pada penghapusan assets sebesar Rp. 21.668.940.744.
Koreksi ini dilakukan karena masa manfaat assets tersebut sudah habis.
26. Biaya Non Ops
Biaya Non Ops yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 59.801.275.193. Pada
biaya ini penulis melakukan koreksi sepenuh nya karena biaya ini tidak ada
bukti pengeluaran. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari
biaya sumbangan (tidak memiliki daftar nominatif), sehingga dilakukan koreksi
positif.
27. Biaya Investasi Surat Berharga
Biaya Investasi Surat Berharga yang dikelarkan perusahaan sebesar Rp
31.467.308. Biaya ini menurut perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal.
Tetapi menurut penulis biaya ini harus dikoreksi positif karena tidak memiliki
daftar norminatif.
28. Biaya Lainnya
Besarnya koreksi positif yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 25.421.489.
Biaya ini dikoreksi oleh perusahaan dan penulis karena terdapat kegiatan yang
diluar perusahaan.
69
Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2011
perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp
209.070.100.725 dengan pajak penghasilan sebesar Rp 52.267.525.181 dan
setelah dianalisis penulis laba bersih sebelum pajak perusahaan meningkat
menjadi Rp 230.770.508.777 dengan pajak penghasilan sebesar Rp
57.692.627.194.
4.4.3 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2012
BEBAN OPERASIONAL
Klaim dan manfaat 985.001.097.505 985.001.097.505 - 985.001.097.505
71
Pemasaran 20.247.205.949 20.247.205.949 - 15.007.078.947
Beban bunga dan provisi 1.391.289.340 1.391.289.340 - 1.019.863.979
Beban penyisihan penghapusanKredit 900.237.863 900.237.863 900.237.863 -
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 1.649.115.093.203 1.640.062.907.682 1.629.932.461.694
Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT Asuransi
Jiwa Bringin Life pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:
1. Premi Bruto
Premi Bruto sebesar Rp 1.693.198.697.270 digunakan perusahaan untuk
tagihan premi kepada pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan
premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam
masa keleluasaan dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua
premi untuk tahun yang bersangkutan tetapi diterima pada periode
berikutnya dicatat sebagai piutang premi. Biaya ini tidak dikoreksi karena
berhubungan langsung dengan kegiatan perusahaan.
2. Premi Reasuransi-Bersih
Premi Reasuransi-Bersih sebesar Rp (105.416.530.905). Biaya ini timbul
karena perusahaan membayar premi ke reasuransi.
3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan sebesar
Rp (7.139.857.111) biaya ini adalah biaya cadangan premi.
4. Hasil Investasi
Hasil Investasi sebesar Rp 272.186.784.300 digunakan oleh perusahaan
untuk hasil asset investasi dari instrumen yang dimiliki.
5. Pendapatan DPLK BJS (Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bringin Jiwa
Sejahtera)
Pendapatan DPLK BJS sebesar Rp 3.298.658.109 digunakan oleh
perusahaan satu tahun sekali semacam fee. Program iuran pasti yang
menghimpun para pekerja yang akan pensiun.
6. Pendapatan lain-lain
Pendapatan Lain-lain sebesar Rp 36.679.580.512 digunakan oleh
perusahaan untuk kegiatan perusahaan.
7. Klaim dan Manfaat
Klaim dan Manfaar sebesar Rp 985.001.097.505 digunakan oleh perusahaan
untuk kompensasi yang dibayarkan nasabah ke perusahaan karena
keikutsertaan mereka untuk menjadi nasabah.
8. Klaim dan Reasuransi
Klaim dan Reasuransi sebesar Rp (103.706.286.948) pendapatan yang
didapat dari perusahaan asuransi dan menghasilkan benefit.
74
Atas biaya ini perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal. Pada biaya ini
perusahaan dan peniliti tidak melalukan koreksi.
19. Biaya Asuransi
Biaya Asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp
893.182.238. Digunakan perusahaan untuk mengansuransi asset yang
dimiliki perusahaan, sepeti gedung, mobil dan asset yang dimiliki oleh
perusahaan. Perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi atas biaya ini
karena sesuai berdasarkan pasal 6 UU PPh, merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
20. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi
Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis
sebesar Rp. 2.926.005.996. Biaya bunga ini timbul atas pinjaman yang
diberikan oleh pemegang saham.
21. Biaya Iuran dan Sumbangan
Biaya Sumbangan yang dikoreksi oleh perusahaan dan penulis sebesar
Rp. 196.053.690 digunakan perusahaan untuk membiayai kepentingan
karyawan dan rekan bisnis, seperti sumbangan untuk karyawan yang
sedang mengalami bencana dan pemberian hadiah pesta pernikahan. Atas
biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari biaya sumbangan
(tidak memiliki daftar nominatif), sehingga dilakukan koreksi
positif.Berdasarkan Pasal 9 ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan
Nomor 36 Tahun 2008, bantuan dan sumbangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b: bantuan atau sumbangan bagi pihak
yang menerima bukan merupakan Objek Pajak sepanjang diterima tidak
dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan,
atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Sumbangan yang boleh dijadikan pengurang penghasilan oleh pajak adalah
sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang
ketentuannya diatur dalam peraturan pemerintah dan sumbangan untuk
korban bencana nasional, antara lain Tsunami Nangroe Aceh Darussalam /
Sumatera Utara dan gempa di Yogjakarta. Hal ini diatur dalam KMK No.
609/KMK-03/2004 tentang perlakuan Pajak Penghasilan atas bantuan
kemanusiaan bencana nasional di Nagroe Aceh Darussalam / Sumatera
76
77
Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2012
perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp
80
Dalam penyampaian SPT Tahunan 2010, 2011 dan 2012, PT Asuransi Jiwa Bringin
Life telah melaksanakan kewajiban perpajakan secara tepat waktu sehingga tidak
dikenakan sanksi dan dapat menghemat sumber daya perusahaan.
Selain perencanaan pajak untuk menghindari sanksi adminstrasi, langkah yang harus
dilakukan adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan
sesuai dengan undang-undang perpajakan guna menentukan besarnya jumlah pajak
yang terutang. Koreksi fiskal dilakukan karena terdapat perbedaan perhitungan laba
perusahaan secara komersial yang berdasarkan Standar Akuntasi Keuangan dan laba
secara fiskal yang didasarkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku.
82 82