Anda di halaman 1dari 5

Unit Operasional Sistem Pembayaran (OSP)

Unit Operasional Sistem Pembayaran (OSP) adalah salah satu unit yang berada
pada Tim SP, PUR, Layanan dan Administrasi di Bank Indonesia. Sebagaimana
tertuang dalam pasal 8 Undang-undang nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan Rupiah maka Bank Indonesia juga
diberikan wewenang untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Berdasarkan undang-undang tersebut, OSP menjadi unit yang memiliki tugas fokus
pada wewenang mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Tugas pokok
dan produk pokok dari OSP dapat dilihat pada Tabel x.x.

Tabel x.x Fungsi dan Produk Pokok Unit OSP


No Tugas Pokok Produk Pokok
1 Melakukan penatausahaan dan Pelaksanaan penatausahaan dan
pengelolaan administrasi Sistem pengelolaan administrasi Sistem
Pembayaran Pembayaran antara lain Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia (SKNBI),
Bank Indonesia Real Time Gross
Settelment (BI-RTGS), Bank Indonesia
Scripless Securities Settelment System
(BI-SSSS), Bank Indonesia Electronic
Trading Platform (BI_ETP) serta Bank
Indonesai Sentralisasi Otomasi Sistem
Akunting (BI-SOSA)
2 Mengelola pembukuan transaksi Pengelolaan pembukuan transaksi
internal dan eksternal internal dan eksternal meliputi proses
awal hari (BI-SOSA), transaksi realisasi
anggaran, Pembuku Transaksi Anggaran
(PTA), Setelmen transaksi melalui BI-
SOSA, Mencetak laporan keuangan, dan
mengelola transaksi proses akhir hari
(BI-SOSA)
3 Melakukan fasilitas pertukaran Fasilitasi pertukaran warkat debet dan
warkat debet (Koordinator klring pengembalian debet.
Pertukaran Warkat Debet/KPWD)
4 Mengelola Business Continuity Plan Laporan pelaksanaan BCP termasuk
(BCP) Sistem Pembayaran tersedianya layanan guest bank (SKNBI,
BI-RTGS,BI-SSSS, BI-ETP).
5 Mengelola administrasi dan tata Administrasi dan tata usaha KLBI dan
usaha Kredit Likuiditas Bank TSL.
Indonesia (KLBI) dan Two Step
Loan (TSL).

Untuk memenuhi wewenang pada dalam pasal 8 Undang-undang nomor 23 tahun 1999
tentang Bank Indonesia, OSP memiliki produk-produk dalam Melakukan
penatausahaan dan pengelolaan administrasi Sistem Pembayaran. Adapun penjelasan
lebih lanjut tentang produk tersebut sebagai berikut:

1. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)


Dalam kegiatan mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman
dan andal yang mendukung stabilitas sistem keuangan maka sesuai Pasal 16 UU
BI, Bank Indonesia menyelenggarakan sistem kliring antar bank yang dikenal
dengan nama Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia atau dikenal dengan nama
SKNBI.
SKNBI adalah sistem transfer dana elektronik yang meliputi kliring debet
dan kliring kredit yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan secara nasional.
Sejak dioperasikan oleh Bank Indonesia pada tahun 2005, SKNBI berperan penting
dalam pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses
transaksi pembayaran yang termasuk Retail Value Payment System (RVPS) atau
transaksi bernilai kecil (retail) yaitu transaksi di bawah Rp.100 juta.
Kliring menggunakan metoda Net settlement dalam rangka penyelesaian
akhir. Net settlement adalah proses penyelesaian akhir transaksi-transaksi
pembayaran yang dilakukan pada akhir suatu periode dengan melakukan offsetting
antara kewajibankewajiban pembayaran dengan hak-hak penerimaan sehingga
hanya ada 1 net hak atau kewajiban yang akan disettle untuk masing-masing
rekening peserta.
Dengan demikian terdapat risiko pada akhir hari bahwa suatu bank akan
mengalami kekalahan kliring dalam jumlah yang cukup besar karena selama ini
seluruh transaksi antar bank baik yang bersifat retail transaction maupun large
value transaction dilaksanakan melalui kliring. Apabila jumlah kekalahan kliring
ini melampaui saldo rekeningnya di Bank Indonesia, maka saldo bank tersebut di
Bank Indonesia akan menjadi negatif (overdraft) yang pada gilirannya nanti akan
menyulitkan Bank Indonesia apabila bank tersebut tidak mampu menutup overdraft
keesokan harinya.
2. Bank Indonesia Real Time Gross Settelment (BI-RTGS)
BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap
transaksinya dilakukan dalam waktu seketika. Sejak dioperasikan oleh Bank
Indonesia pada tanggal 17 November 2000, BI-RTGS berperan penting dalam
pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi
pembayaran yang termasuk High Value Payment System (HVPS) atau transaksi
bernilai besar yaitu transaksi Rp.100 juta ke atas dan bersifat segera (urgent).
Sistem BI-RTGS memberikan banyak manfaat, selain berfungsi
meningkatkan kepastian penyelesaian akhir (settlement finality) setiap transaksi
pembayaran, yang berarti mengurangi risiko penyelesaian akhir (minimizing
settlement risk) , BI RTGS juga menjadi sarana transfer dana antar-bank yang
praktis, cepat, efisien, aman dan handal. Disamping itu BI-RTGS yang dilengkapi
dengan mekanisme sentralisasi rekening giro menjadi sarana yang dapat diandalkan
untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan dana (management fund) baik bagi
peserta maupun pihak otoritas moneter dan perbankan. Bagi otoritas informasi
mengenai pengelolaan dana perbankan menjadi informasi pendukung dalam
menjalankan kegiatan operasi moneter dan early warning system pengawasan
bank.
3. Bank Indonesia Scripless Securities Settelment System (BI-SSSS)
Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) adalah
sarana transaksi dengan Bank Indonesia (Operasi Pasar Terbuka, fasilitas
pendanaan BI kepada Bank dan transaksi SBN untuk dan atas nama Pemerintah)
termasuk penatausahaannya dan penatausahaan surat berharga secara elektronik
dan terhubung langsung dengan peserta BI-SSSS (online) yang terintegrasi dengan
Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS).
4. Bank Indonesia Electronic Trading Platform (BI_ETP)
BI-ETP adalah sarana transaksi Bank Indonesia terkait operasi moneter,
transaksi Pemerintah dalam pengelolaan Surat Berharga Negara (SBN), transaksi
pasar uang antar bank baik oleh perbankan konvensional (Pasar Uang Antar
Bank/PUAB) maupun syariah (Pasar Uang Antar Syariah/PUAS).
5. Bank Indonesai Sentralisasi Otomasi Sistem Akunting (BI-SOSA)
BI-SOSA adalah Sistem keuangan Bank Indonesia yang telah disempurnakan
yang meliputi sistem akunting dan anggaran. BI-SOSA memiliki beberapa
karakteristik yaitu:
a. Suatu sistem keuangan yang terintegrasi yang dapat menunjang fungsi
planning, actuating, reporting, dan monitoring terhadap kegiatan keuangan
intern Bank Indonesia.
b. Suatu sistem yang dapat memproses transaksi keuangan untuk menghasilkan
data yang akurat, lengkap, dan tepat waktu, yang pada akhirnya dapat
dimanfaatkan oleh sistem data warehouse Bank Indonesia untuk menunjang
kebutuhan sistem informasi core function suatu Bank Sentral.
c. Suatu sistem yang dapat menghasilkan informasi/laporan yang dapat digunakan
untuk kebutuhan deteksi dini (early warning) dan analisis dalam rangka
menunjang fungsi pengendalian keuangan (management control) dan
manajemen resiko yang pada akhirnya menunjang proses pengambilan
keputusan yang berbasis informasi (information-based decision making).
d. Suatu sistem yang terintegrasi meliputi General Ledger System dan Subsidiary
Ledger, yang menunjang kebutuhan fungsi financial accounting dan
management accounting.
e. Suatu sistem yang didasarkan pada proses dan prosedur akunting serta kaidah-
kaidah kebijakan akuntansi yang diterima umum (best practice), dan praktek-
praktek akuntansi di bank-Bank Sentral.
f. Suatu sistem yang dapat digunakan untuk memantau pertanggungjawaban
setiap satuan kerja atas apa yang telah dilakukannya secara finansial,
sebagaimana suatu entitas melaksanakan responsibility accounting pada
umumnya.
g. Suatu sistem yang dapat memudahkan penelusuran informasi dan data ke
sumber dokumen aslinya (audit trail).
h. Suatu sistem yang dapat berinteraksi (interface) dengan sistemsistem aplikasi
lainnya, khususnya yang bersifat finansial secara lancar, aman, dan terkendali.

Anda mungkin juga menyukai