PENDAHULUAN
Ciri-ciri protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia
atau flagen, memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada
yang bisa berubah-ubah.
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara vegetatif dan generatif.
1. Aseksual (vegetatif)
a. Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan
pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel
baru. Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium dan Euglena.
Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu
melakukan konjugasi, sedangkan Euglena membelah secara membujur
/memanjang (longitudinal).
b. Spora, perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa)
dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk
Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.
2. Seksual (Generatif)
a. Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat
kelaminnya. Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan
melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
b. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet
jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh
nyamuk.
Adapun yang mencirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang
hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amoeba yang biasa dilakukan
adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan
pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti
sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan
sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Pada
amoeba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau
kurang makan, maka amoeba akan membentu kista. Di dalam kista amoeba dapat
membelah menjadi amoeba-amoeba baru yang lebih kecil. Bila keadaan
lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amoeba-
amoeba baru tadi dapat keluar. \
B. Habitat
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka
umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan.
Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa
yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai
vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di
dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa
memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis
protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup
di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai,
kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang
hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa
protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit
serius. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu
makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu
dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organik dengan bantuan klorofit
dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan
organik dari organisme yang telah mati ada pula yang bersifat parasitik.
C. Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa
protozoa dapat hidup pada lingkungan ananaerobik misalnya pada saluran
pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai
mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk
menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke
oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme
lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis.
Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-
molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang
tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis.
Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh
kemudian masuk ke dalam membran yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil
terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam
vakuola dipindahkan ke sitoplasma.
D. Morfologi Protozoa
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan
sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur
tekanan osmosis. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai
kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa
seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar
yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka
luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar
Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun
dapat membentuk batuan kapur. Bentuk protozoa sangat beraneka ragam. Ada
yang lonjong, bulat, dan memanjang. Ada juga yang memiliki bentuk berubah-
ubah, misalnya amoeba. Pada spesies tertentu dari protozoa mempunyai berbagai
bentuk morfologi pada tingkat yang berbeda dalam daur hidupnya, misalnya
plasmodium.
F. Perkembangbiakkan protozoa
Berlangsung secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).
Perkembangbiakan seksual biasanya dalam bentuk singami, yaitu persatuan dua
gamet yang sama atau yang berbeda ukurannya dan konjugasi, yaitu pertukaran
inti (mikronukleus setelah terjadi pembelahan) sehingga terjadi reorganisasi pada
kedua individu yang bertukar inti. Perkembangbiakkan aseksualnya dilakukan
dengan membelah diri secara memanjang atau melintang. Ada juga yang
berkembang biak secara schizogoni, yaitu beberapa sel anak dibentuk dari sebuah
sel induk. Pembelahan dimulai dari nukleus, kemudian diikuti oleh selnya. Sel-sel
baru hasil pembelahan ada yang hidup bebas sendiri, tetapi ada juga yang
membentuk koloni.
H. Adaptasi Protozoa
Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang,
bakteri, dan mikrofungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan
konsumen di dekomposer dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan
penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomasa. Protozoa dapat
menyerap makanan melalui membran sel mereka, misalnya amoeba, mengelilingi
dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-
pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna
makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola.
b) Flagellata (Mastigophora)
Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora dari mastig
artinya cambuk, phora artinya gerakan. Semua anggota filum flagellata bergerak
menggunakan flagel. Bentuk tubuh flagellata tetap karena dilindungi oleh pelikel.
Di antara Flagellata ada yang hidup bebas, ada pula yang hidup bersimbiosis
dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan bersifat parasit. Flagellata berkembang
biak secara aseksual dengan pembelahan biner secara longitudinal, sedangkan
reproduksi seksual belum banyak diketahui. Flagellata dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu:
1. Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung
pigmen hijau klorofil,disebut kelompok fitoflagellata. Contoh:
a. Euglena viridis, hidup di air tawar.
b. Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan ribuan
hewan bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni dihubungkan
dengan benang-benang plasma.
c. Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu panjang
dan yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak bercahaya pada waktu
malam hari.
2. Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok
zooflagellata. Contoh:
a. Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit
tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu Glosina
palpalis dan Glosina mursitans.Trypanosoma hidup di dalam kelenjar getah
bening atau cairan serebro spinal manusia.
b. Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.
c. Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda demam dan
anemia.
d. Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit oriental.
e. Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak.
3. Cilliata (Ciliophora)
Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar (cilia).
Rambut getar ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada membran sel. Dengan
menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat bergerak bebas ke segala arah
di dalam air. Alat gerak berupa cilia atau bulu getar.Bentuk tubuh tetap, hidup di
air tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri. Ada yang hidup
bersimbiosis di dalam usus vertebrata.
Cara Makan Dan Ekskresi Pada Ciliata
Silia pada ciliata selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi sebagai alat
menangkap makanan. Cara menangkap makanan adalah dengan menggetarkan
silianya, agar terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Pada saat itulah masuk
bersamaan dengan air bakteri, bahan organik, atau hewan uniseluler lainnya.Pada
kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitostoma
Sitostoma dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah
makanan masuk ke dalam vakuola makanan.Ukuran vakuola mengecil kemudian
mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan
tersebut untuk mencernakan makanan.
Respirasi Pada Ciliata
Respirasi pada ciliata sama yang dilakukan seperti amoeba yaitu dengan cara
difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya (selaput plasma). Sitoplasma
dibedakan menjadi dua yaitu bagian luar adalah ektoplasma dan bagian dalam
disebut endoplasma. Dibagian ektoplasma terdapat bentukan menyerupai akar
yang disebut trikosit. Fungi trikosit untuk melindungi diri dari terhadap serangan
lawan dan juga untuk menambatkan diri pada hewan lain waktu mengambil
makanan. Tubuhnya dilindungi oleh pellicle, sehingga bentuk dari organism ini
tetap.
Reproduksi Pada Ciliata
Proses reproduksi pada ciliata yaitu secara seksual dan aseksual.
Perkembangbiakan aseksual pada ciliata yaitu dimulai dengan membelah diri
secara transversal, dimulai dengan membelah makronukleus yang diikuti oleh
sitoplasmanya, membelah diri dapat terjadi + tiap 24 jam. Setelah terjadi
beberapa kali pembiakan aseksual (vegetatif), terjadilah pembiakan seksual
(generatif) secara konjugasi yang dimulai dengan pertemuan antara 2 individu
pada bagian mulut. Kemudian terjadi peristiwa selanjutnya makronukleusnya
lenyap. Mikronukleusnya membelah secara meiosis menjadi empat. Tiga
diantaranya lenyap dan satu membelah menjadi dua mikronukleus (haploid). Dan
terjadi tukar menukar mikronuklues sehingga menjadi penyatuan mikronukleus
haploid menjadi mikronukleus diploid, tiap individu memisahkan diri. Dalam
keadaan demikian tiap individu dan mikronukleusnya akan mengadakan
pembelahan dua kali berturut-turut hingga menjadi empat paramecium baru
dengan makronukleus.
Contoh Spesies Kelas Ciliata
a. Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya
seperti sandal, ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah mulut)
pada membran plasma, dan selnya diselubungi oleh pelikel. Sel berisi dua inti sel
yang terdiri atas inti kecil (mikronukleus) dan inti besar (makronukleus),
sitoplasma, vakuola makanan (pencerna makanan), serta vakuola kontraktil
(pengeluaran zat sisa). Gerakan Paramaecium caudatum dilakukan dengan
menggetarkan cilianya. Gerakan cilia sulit diamati oleh mikroskop karena
gerakannya sangat cepat bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri
dengan arah transversal, seksual dengan konjugasi dengan terjadi pertukaran inti
kecil (mikronukleus).
b. Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat.
c. Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau
spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya. 3) Didinium, predator pada
ekosistem perairan, yaitu pemangsa Paramaecium.
d. Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak ditemukan
pada permukaan daun yang terendam air.Contoh gambarnya adalah sebagai
berikut.
e. Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan
balantidiosis (gangguan pada perut).
4. Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam siklus
hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan. Sporozoid memiliki organel-
organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk
menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan
hewan.Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval, mempunyai nukleus, tetapi
tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan diserap langsung dari hospesnya
melalui permukaan tubuh, demikian pula respirasi dan ekskresinya melalui
permukaan tubuh.
Reproduksi Sporozoa
Berkembang biak secara vegetatif di dalam tubuh manusia dan generatif di dalam
tubuh nyamuk, didalam tubuh nyamuk gametosit yang terhisap nyamuk akan
berubah jadi mikro dan makrogamet. Perkawinan antara mikro dan makrogamet
menghasilkan suatu zigot, zigot membentuk ookinet di dalam usus nyamuk
kemudian protoplasmanya berubah menjadi sporozoit-sporozoit, lalu sporozoit itu
menyebar didalam alat pencernan dan sampai di kelenjar ludah nyamuk. Dan di
dalam tubuh manusia sporozoit akan menyerang sel hati dan kemudian menyerang
eritrosit, setelah pembiakan vegetatif terjadi berulang-ulang maka sel darah merah
itu berubah menjadi gametosit yang dapat terhisap oleh nyamuk.
Contoh Hewan Yang Termasuk Dalam Filum Sporozo
Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit Toksoplasmosis. Toxoplasma
gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya daging yang
tercemar kista toxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii
membahayakan bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat,
bahkan dapat membunuh embrio. Contoh lainnya adalah Plasmodium yang
menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Contoh lainnya adalah Plasmodium
falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax. Reproduksi dibagi menjadi
dua:
a. Aseksual dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh inang dan
sporogoni, yaitu membuat spora di dalam tubuh inang perantara.
b. Seksual dengan peleburan makrogamet dan mikrogamet di dalam tubuh
nyamuk.
2.4 Peranan Protozoa
a) Peran menguntungkan :
1) Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri
sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam.
2) Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan
sebagai plankton (zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air,
terutama udang, kepiting, ikan, dll.
3) Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak,
gas, dan mineral.
4) Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah
radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.
b) Peran Merugikan :
Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Penyakit-
penyakit yang disebabkan Protozoa antara lain :
1) Entamoeba hitolytica; hidup didalam usus halus manusia, penyebabpenyakit
disentri.
2) Entamoeba gingivalis; hidup dirongga mulut, penyebab penyakit gingivitis.
3) Balantidium coli; hidup didalam usus tebal (Kolon) manusia,
penyebabpenyakit diare (Balontidiosis).
4) Trypanosoma gambiense dan Tryponosoma rhodesiense, penyebab penyakit
tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tsetse (Glossina palpalis dan
Glossina morsitans.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Protozoa adalah organisme uniseluler, hidup di bebas atau parasit, beberapa
diantaranya sudah bersimbiosis dengan makhluk hidup lainnya.Pencernaan secara
intraseluler di dalam vakuola makanan.Alat gerak berupa pseudopodium, ciliate
atau flagella. Pengambilan makanan secara holozoik, saprofit,saprozoik dan
holophitik. Umumnya berkembang biak melalui pembelahan sel dan konyugasi.
Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain
(bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis.
Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-
molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang
tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk ke sel secara pinositosis.
Protozoa berkembangbiak secara seksual dan aseksual. Protozoa diklasifikasikan
berdasarkan alat geraknya yaitu: Rhizopoda (sarcodina), Ciliata, Flagellata dan
Sporozoa.
3.2 Saran
Adapun saran kami sebagai untuk solusi terhadap permasalahan-
permasalahan dalam makalah ini adalah perlunya memahami lebih dalam tentang
protozoa sehingga materinya dapat di pahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, R. D. 1987. Invertebrate Zoologiy. Saunders. College Publishing. New
York
Educorolla3.blogspot.com/2009/04/protista-yang-menyerupai-hewan.html
Engemann, Joseph G, Hegner, Robert W: invertebrate zoology, Macmillan
Publishing co,Inc,New York, 1981
http:/www.duasociety.Co.cc/2009/11/klasifikasi-protozoa
Prianto, Juni. 2010. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik).Bandung :
ALFABETA
HASIL PRODUK PROTOZOA
Soal pilihan ganda Protozoa
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 1 dan 4
E. 1 dan 3
Jawaban : D
Ciliata adalah kelompok hewan protozoa yang bergerak dengan bulu getar,
contoh : paramecium. Protozoa yang tergolong kelas ciliata adalah nomor 1)
dan 4). Nomor 2) yaitu amoeba bergerak dengan kaki semu dan gambar nomor
3) yaitu euglena yang bergerak dengan bulu cambuk.
Jawaban:B
Protozoa berkloroplas merupakan organisme autotrof dan bertindak sebagai
produsen dalam ekosistem. Autotrof adalah makhluk hidup yang dapat
memenuhi kebutuhan makanannya sendiri sedangkan produsen merupakan
makhluk hidup yang dapat berfotosintesis sehingga dapat menghasilkan
bioenergi.
A. Trypanosoma D. Fasciola
B. Plasmodium E. Necator
C. Taenia
Jawaban: A
a. Gametosit
b. Ookinet
c. Merozoit
d. Sporozoit
e. Tropozoit
A. 1, 2, dan4
B. 1, 4, dan S
C. 3, 5, dan 1
D. 4, 3, dan 5
E. 5, 4, dan 2
Jawaban: D
Jawaban: D
1. Entamoeba histolytica, penyebab disentri.
2. Plasmodium falciparum, penyebab penyakit malaria pada manusia.
3. Trypanosoma gambiense, penyakit tidur.
Jawab:
Jawab:
Kaki semu (pseudopoda) pada Amoeba yang membantu dalam proses
mencari makan . Makanan Amoeba adalah mikroorganisme lain seperti bakteri,
Amoeba juga dapat memperoleh makanan dari sisa-sisa makanan yang
mengandung gula dan protein. Proses saat Amoeba memakan makanan disebut
fagositosis. Proses fagositosis ini berlangsung dalam 4 tahap, yaitu :
Peranan merugikan: