Diare Akut New
Diare Akut New
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Tumor ovarium adalah neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium. Tumor
ovarium berdasarkan konsistensinya bisa bersifat solid atau kistik. Tumor ovarium
berdasarkan histopatologinya bisa bersifat jinak atau ganas. Sembilan puluh
persen tumor ovarium adalah jinak, walaupun hal ini bervariasi dengan umur.
Kebanyakan tumor ovarium jinak bersifat kistik. Tumor ovarium jinak yang
mempunyai komponen padat adalah fibromata, thecomata, dermoid, Brenner
tumor. Tumor ovarium terbagi atas tiga kelompok berdasarkan struktur anatomi
dari mana tumor itu berasal yaitu tumor epitel ovarium, tumor germ sel, tumor sex
cord – stromal.1 Kanker ovarium ganas terdiri dari 90 – 95 % kanker epitel
ovarium, dan selebihnya 5 – 10 % terdiri dari tumor germ sel dan tumor sex cord-
stroma. 1
2
II. EPIDEMIOLOGI2
Negara asal:
Didapatkan angka kejadian karsinoma ovarium yang tinggi pada wanita di negara-
negara industri dibandingkan dengan negara non-industri. Insiden karsinoma
ovarium di beberapa negara dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Ras:
Insiden kanker ovarium per 100.000 penduduk di kalangan kulit putih Amerika
Serikat sebesar 14,2% sedangkan di kalangan populasi Afrika-Amerika hanya
3
sebesar 9,3%.3 Juga Parker16 melaporkan insiden kanker ovarium di kalangan
kulit putih Amerika sebesar 15,8%, di kalangan Indian-Amerika sebesar 17,5%
dan di kalangan China-Amerika sebesar 9,3%.
Usia:
III. ETIOLOGI
4
Sampai sekarang penyebab dari kistik ovarium belum ditemukan secara pasti,
tetapi beberapa para ahli menyebutkan bahwa individu yang mempunya riwayat
hereditor mengidap tumor presentasenya lebih tinggi daripada yang tidak
mempunyai riwayat tumor.2
Untuk kanker ovarium sendiri, etiologi dari kanker ovarium sampai saat ini
belum diketahui secara pasti, namun beberapa penulis telah melaporkan bahwa
terdapat hubungan antara kejadian kanker ovarium ini dengan beberapa faktor
lingkungan termasuk paparan dengan makanan, virus, dan bahan-bahan industri.4
Faktor Makanan
Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa asbes dan komponen dari talk
(hydrous magnesium trisilicate) merupakan penyebab dari terjadinya neoplasma
epitel ovarium. Keal dan juga Graham dalam penelitiannya menemukan
peningkatan kejadian neoplasma ovarium pada wanita-wanita yang dalam
pekerjaannya terpapar dengan asbes. Henderson melakukan penelitian pada babi
hutan dan kelinci yang dipaparkan dengan asbes, ternyata terjadi perubahan sel
epitel ovariumnya menjadi atipik.
5
Juga dilaporkan pada wanita yang menggunakan talk pada pembalut wanitanya
atau sebagai powder pengering di daerah vulva dan perineum, ternyata partikel
dari talk dapat ditemukan pada sel epitel pada ovarium yang normal, kista
ovarium juga pada kanker ovarium.
Dilaporkan angka risiko relatif kejadian kanker ovarium sebesar 1,9 pada wanita
yang sering menggunakan bedak talk sebagai pengering pada daerah perineum
dan pembalut wanitanya dibandingkan pada wanita yang tidak menggunakannya.
Dugaan bahwa virus juga terlibat sebagai penyebab kanker ovarium masih
diperdebatkan. Dijumpai kasus-kasus kanker ovarium yang ternyata mempunyai
riwayat pernah terinfeksi virus mumps (parotitis epidemika) atau menderita
infeksi virus mumps yang subklinis. Juga ada laporan yang menghubungkan
penyebab kanker ovarium ini dengan infeksi dari virus rubella dan virus influenza.
Dugaan adanya pengaruh paparan dari radiasi terhadap ovarium telah mendapat
perhatian dari banyak peneliti. Dari penelitian case control terbukti adanya
peningkatan risiko menderita kanker ovarium pada wanita yang terpapar oleh
radiasi, dengan risiko relatif sebesar 1,8. Walaupun ada juga penelitian yang tidak
menemukan hubungan antara kejadian kanker ovarium pada wanita-wanita yang
terpapar oleh radiasi.
Pada saat terjadi ovulasi akan terjadi kerusakan pada epitel ovarium. Untuk proses
perbaikan kerusakan ini diperlukan waktu tertentu. Apabila proses ovulasi dan
6
kerusakan epitel ini terjadi berkali-kali terutama jika sebelum penyembuhan
sempurna tercapai, atau dengan kata lain masa istirahat sel tidak adekuat, maka
proses perbaikan tersebut akan mengalami gangguan sehingga dapat terjadi
transformasi menjadi sel-sel neoplastik.
Faktor Hormonal
7
Faktor Paritas
Tindakan ligasi tuba fallopii dalam rangka program keluarga berencana dan juga
tindakan histerektomi ternyata menurunkan risiko kejadian kanker ovarium.
Mekanisme terjadinya penurunan risiko karena tindakan pembedahan ginekologi
ini sampai sekarang belum jelas. Ada yang mengatakan bahwa dengan dilakukan
ligasi tuba ataupun histerektomi akan mengakibatkan terjadinya pemutusan
hubungan pintu masuk partikel talk dari daerah perineum menuju ovarium.
Adanya hubungan yang erat antara terjadinya kanker ovarium dengan faktor
genetik sudah diketahui sejak lama.3 Di Amerika Serikat risiko sepanjang hidup
(lifetime risk) seorang wanita untuk mendapat kanker ovarium adalah 1 dalam 70
atau 1,4%. Pada penelitian Hildreth dkk. didapatkan estimasi odds ratio untuk
8
terjadinya kanker ovarium pada wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker
ovarium adalah 18 dibandingkan dengan wanita yang tanpa riwayat keluarga.
Hampir sebanyak 10% dari kanker ovarium disebabkan oleh karena adanya
mutasi pada gene BRCA1 yang berlokasi pada kromosom 17q dan gene BRCA2
yang berlokasi pada kromosom 13q.
Ada tiga sindroma yang dikenal, sesuai dengan urutan yang paling banyak
dijumpai yaitu:
Adanya riwayat keluarga yang menderita karsinoma mamma dan kanker ovarium
merupakan faktor risiko terhadap kejadian kanker ovarium pada seseorang, seperti
terlihat pada tabel di bawah ini.
9
Gambar 2 Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan
IV. ANATOMI
Ovarium merupakan organ reproduksi pelvis wanita yang merupakan tempat bagi
ovum dan juga bertugas menghasilkan hormone. Merupakan organ yang
berpasangan yang berlokasi pada tiap sisi uterus di antara ligament yang luas.3
Merupakan salah satu alat genital dari wanita. Indung telur pada seorang dewasa
sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan di kanan, dekat pada dinding pelvis di
fossa ovarika. Ovarium berhubungan dengan uterus dengan ligamentum
suspensorium ovarii proprium. Pembuluh darah ke ovarium melalui ligamentum
suspensorium ovarii (ligamentum infundibulopelvikum).3
10
darah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang
ligamentum latum dengan ovarium dinamakan mesovarium.3
Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel kubik-
silindrik, disebut epithelium germinativum. Di bawah epitel ini terdapat tunika
albuginea dan di bawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat folikel-folikel
primordial. Pada wanita diperkirakan terdapat banyk folikel. Tiap bulan satu
folikel, kadang-kadang dua folikel, berkembang menjadi folikel de Graff. Folikel-
folikel ini merupakan bagian ovarium yang terpenting, dan dapat ditemukan di
korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam, dan pula dalam tingkat-tingkat
perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel sampai
folikel de Graaf yang matang. Folikel yang matang initerisi dengan likuor follikuli
yang mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi.3
11
V. PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture
akan menjadi kospus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm
dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovarium yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-
kadang disebut kista thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk
karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang
berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes,
HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi
infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH)
atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi
ovarium, terutama bila disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat
tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta
dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua
jenis sel dan jaringan ovarium.
Sebagian besar tumor pada ovarium dapat disatukan menjadi tiga bagian
besar yaitu:
12
- Tumor permukaan epithelial-stromal
- Tumor germ-cell
Kelompok dari sex cord-stromal yaitu tumor yang berasal dari mesenkim dan
mesonephric. Beberapa dari jenis tumor ini, seperti fibromas dan tekomas,
memiliki penampakan fibrosa, dan beberapa tampak seperti jaringan berasal dari
sel granulose atau bagian dari testicular sex cord, sel Leydig dan sel Sertoli.
Asal dari sel germinal ovarium memiliki kesamaan dengan tumor sel
germinal testicular. Sel germinal tersebut terpisah ketika melakukan migrasi
antara yolk sac dan gonad yang berkembang yang bisa menjadi tumor sel germinal
di luar gonad.
13
Gambar 5 Asal dari tiga tipe utama tumor ovarium Gambar 6 Ovarium Normal
VI. KLASIFIKASI2,4
1. Kistik
14
1.5 Kista dermoid
2. Solid
1. Tumor Kistik
15
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, kemungkinan
berasal dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen
mengalahkan elemen-elemen lain. Ada yang berpendapat bahwa tumor berasal
dari epitel germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal
yang sama dengan tumor Brenner.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir ini
khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degenerative di dalam kista.
Pada pembukaan terdapat cairan lender yang khas, kental seperti gelatin, melekat,
dan berwarna kuning sampai coklat bergantung dari percampurannya dengan
darah.
Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk
tumbuh seperti struktur kelenjar; kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang
menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista,
maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan
dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat
pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus
bertambah dan menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal
karena ileus dan/atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah
padat, dan pertumbuhan papiler.
Pada umumnya, kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
epithelium). Biasanya kista jenis ini tak dapat mencapai ukuran yang amat besar
dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin,
akan tetapi dapat pula berbagala karena serosum pun daoat berbentuk
multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan.
16
Cirri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista
sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning,
dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri
kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma).
Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista
ini yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya
dengan endometriosis ovarii.
Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak dimana
struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,
rambut, gigi, dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai
lemak Nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm.
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan
putih keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal,
17
dibagian lain padat. Sepintas terlihat berongga satu, akan tetapi bila dibelah,
biasanya Nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak
di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista
dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.
Fibroma ovarii
Semua ttumor ovarium yang pada adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak
berarti bahwa semuanya neoplasma yang ganas, meskipun semuanya berpotensi
maligna. Potensi menjadi ganas ini sangat berbeda pada berbagai jenis,
umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma
embrional yang padat. Fibroma ovarii berasal dari elemen-elemen fibroblastic
stroma ovarium atau dari beberapa sel mesenkhim yang multipoten.
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat
mencapai 20 kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata,
konsistensi keras, warnanya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan tumor,
ada yang konsistensinya memang betul-betul keras yang disebut fibroma durum,
yang cukup lunak disebut fibroma molle. Kalau tumor dibelah, permukaannya
biasanya homogeny. Akan tetapi pada tumor yang agak besar mungkin terdapat
bagian-bagian yang menjadi cair karena nekrosis. Fibroma ovarii terdiri atas
jaringan ikat dengan sel-sel di tengah-tengah jaringan kolagen. Selain mempunyai
struktur fibroma biasa, kadang terdapat bagian-bagian yang mengalami degenerasi
18
hialin. Mungkin pula terdapat elemen-elemen otot polos (fibroma ovarii) dan
kelenjar-kelenjar kistik (kistadenofibroma ovarii). Fibroma yang besar biasanya
mempunyai tangkai, dan dapat terjadi torsi dengan gejala-gejala mendadak. Yang
penting adalah tumor ini sering ditemukan sindrom Meigs.
Tumor Brenner
19
gejala klinis yang kabur pada stadium awal, sehingga tiga per empat pasien
terdiagnosa sudah stadium lanjut. Tipe – tipe histologi kanker epitel ovarium
berdasarkan klasifikasi histologi dari WHO adalah sebagai berikut:
• Serous adenocarcinoma
• Mucinous tumors
o Adenocarcinoma
o Pseudomyxoma peritonei
• Endometrioid Tumors
o Adenocarcinoma
• Mixed carcinoma
• Undifferentiated carcinoma
20
menunjukkan keuntungan yang signifikan dari pemakaian pil kontrasepsi oral
selama 8 tahun atau lebih dibanding dengan pemakaian 4 tahun atau kurang.
Nullipara dan wanita tanpa anak mempunyai dua kali resiko mendapat kanker
ovarium karena berhubungan dengan periode jangka lama ovulasi berulang.17
Menarche awal dan menopause lambat meningkatkan resiko kanker ovarium.
Sebaliknya, menyusukan bayi mempunyai efek proteksi, mungkin dikarenakan
amenorrhoea yang lama.18 Ligasi tuba dan histerektomi mengurangi resiko
mendapat kanker ovarium.19 Secara keseluruhan insiden kanker ovarium
meningkat seiring dengan bertambahnya usia hingga pertengahan 70-an sebelum
berkurang sedikit pada wanita berusia lebih dari 80 tahun.20 Riwayat keluarga
kanker ovarium pada kerabat derajat pertama yaitu ibu, anak perempuan atau
kakak, mempunyai tiga kali resiko mendapat kanker ovarium.
Tabel Angka ketahanan hidup 5 tahun untuk setiap stadium FIGO pada kanker
epitel ovarium (n=4911 pasien).
21
Kesempatan yang paling baik untuk mengurangi progresifitas kanker
ovarium adalah pada saat laparatomi pertama pada pasien. Tujuan penanganan
bedah pada saat ini adalah untuk menentukan secara akurat tingkat keparahan
penyakit dan untuk mengurangi volume residual tumor menjadi minimal.5 Dokter
bedah seharusnya mengkonfirmasi diagnosis, menentukan stadium sebaran
penyakit dan kemudian melakukan operasi kuratif atau mengeluarkan sebanyak
mungkin jaringan ganas pada operasi primer (debulking operation) sehingga
memungkinan suksesnya lanjutan kemoterapi atau radioterapi.22 Efektifitas
operasi debulking yang optimal memperpanjang interval bebas penyakit dan
memperpanjang ketahanan hidup.23 Operasi pengangkatan tumor yang agresif,
yang diikuti dengan kemoterapi berbasis platinum, biasanya menyebabkan
perbaikan secara klinis. Akan tetapi hingga 80 % wanita akan terjadi kekambuhan
yang akhirnya menyebabkan bertambah parahnya penyakit dan kematian.1
Prognosis kanker epitel ovarium tergantung pada stadium kanker pada saat
diagnosis, tipe histologi dan grading, volume tumor residu.
Tumor germ sel berasal dari element germinal dari ovarium dan terdiri dari
sepertiga dari seluruh neoplasma ovarium. Sub tipe yang paling sering adalah
mature cystic teratoma, juga sering disebut kista dermoid. 95 % dari tumor germ
sel terdiri dari kista dermoid dan biasanya jinak secara klinis. Sebaliknya tumor
ganas germ sel hanya merupakan 5 % dari kanker ovarium ganas di negara –
negara barat.
22
Klasifikasi tumor germ sel ovarium penting untuk menentukan prognosa dan
untuk kemoterapi. Klasifikasi tumor germ sel adalah sebagai berikut:
• Dysgerminoma
o Differensiasi embrional
Mixed
Mature
Immature
Choriocarcinoma
Extraembryonal carcinoma
Tiga ciri khas yang membedakan tumor ganas germ sel dari kanker epitel
ovarium. Pertama, tumor ganas germ sel sering timbul pada pasien usia muda,
biasanya pada usia belasan atau awal duapuluhan. Kedua, kebanyakan terdiagnosa
pada stadium I. Ketiga, prognosis yang bagus walaupun pasien berada pada
stadium lanjut dikarenakan tumor ini sensitif pada kemoterapi. Terapi primer pada
wanita yang masih ingin hamil adalah pembedahan dengan tidak mengorbankan
fertilitas.
Tumor sex cord – stromal terdiri dari berbagai kelompok neoplasma yang
jarang yang berasal dari matriks ovarium. Klasifikasi histologi tumor ovarium sex
cord - stromal dari WHO adalah sebagai berikut:
23
Tipe dewasa
Tipe juvenile
o Kelompok thecoma-fibroma
Thecoma
Fibroma/fibrosarcoma
o Stromal luteoma
• Tidak terklasifikasi
• Gynandroblastoma
24
pasien dapat bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama karena lambatnya
pertumbuhan tumor. Secara keseluruhan prognosis dari tumor sex cord-stromal
adalah baik terutama karena terdiagnosa pada diagnosa awal dan pembedahan
kuratif. Dikarenakan jarangnya tumor jenis ini, membatasi pemahaman perjalanan
penyakit, terapi dan prognosis.
1. Laparoskopi
Untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari uterus, dari ovarium,
atau tidak dan untuk menentukan sifat-sifat tumor tersebut.
2. Ultrasonografi
25
temuan Ultrasound pada temuan Ultrasound pada
malignansi malignansi
Kista berdinding tipis Thick-walled cyst
Pembesaran yang
bertahap
3. Parasentesis
Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites, perlu diingat
bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritoneal dengan
kista dinding yang tertusuk.
VIII. PENATALAKSANAAN7
Pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah dengan obat dan operasi.
Untuk obat,berikut beberapa jenis obat yang diakui Food and Drug
Administration (FDA) pada kanker ovarium. Akan tetapi, terdapat beberapa dari
obat ini yang belum diterima oleh FDA, namun telah digunakan secara luas.
Carboplatin
Cisplatin
Cyclophosphamide
Doxorubicin Hydrochloride
26
Doxorubicin Hydrochloride Liposome
Gemcitabine Hydrochloride
Paclitaxel
Topotecan Hydrochloride
Bep
Carboplatin-Taxol
Gemcitabine-Cisplatin
Pada operasi, jenis dan luasnya operasi tergantung pada jenis, usia wanita,
dan perlu atau tidaknya wanita hamil lagi, sebaiknya isi kista segera dibuka,
sebelum perut ditutup kembali. Pada wanita yang lebih tua (lebih dari 40 tahun)
jalan yang baik adalah hysterectomy totalis dan salping-oophorectomy bilateral
walaupun tidak ada tanda-tanda keganasan.
Pengobatan pada kanker ovarium didasarkan pada stadium dari penyakit itu
sendiri dimana menggambarkan keadaan atau penyebaran kanker ke bagian tubuh
lainnya. Staging diketahui dari pembedahan (ginekologi onkologi) saat kanker
ovarium diangkat. Selama prosedur pembedahan berlangsung, dokter bedah akan
mengambil potongan kecil jaringan (biopsy) dari lokasi yang bervariasi dalam
cavitas abdominal. Selama prosedur ini dilakukan, bergantung pada tingkatan
(Stadium) dari penyakit tersebut, dokter bedah akan mengangkat hanya salah satu
ovarium saja beserta tuba fallopo atau akan mengangkat kedua ovarium
Kanker stadium I dibatasi pada salah satu atau kedua ovarium. Kanker
stadium II jika salah satu atau kedua ovarium terkena dan menyebar ke uterus dan
atau tuba fallopi atau bagian lain pada pelvis. Kanker stadium III jika satu atau
kedua ovarium terkena dan menyebar ke nodus limfoid atau lokasi lain diluar
pelvis tetapi masih di dalam cavum abdomen, seperti permukaan intestinal atau
27
hepar. Kanker stadium IV jika satu atau kedua ovarium terkena dan menyebar
keluar dari abdomen atau telah menyebar ke dalam hepar.
Pilihan Pengobatan
Staging Keterangan
I Tumor terbatas pada ovarium
IB Tumor terbatas pada dua ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada
pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, tidak ada sel
tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga
peritoneum.
IC Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu
28
faktor yaitu kapsul tumor pecah, pertumbuhan tumor pada
permukaan ovarium, ada sel tumor di cairan asites ataupun
pada bilasan cairan di rongga peritoneum.
Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis
IIC Perluasan di pelvis (IIA atu IIB) dengan sel tumor di cairan
asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.
Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor
pada rongga peritoneum di luar pelvis dengan/atau metastasis
kelenjar getah bening regional.
29
dibatasi pada satu ovarium saja yang biasanya ditangani dengan unilateral
salpingo salpingo-oophorectomy (mengangkat ovarium dan tuba fallopi
yang terkena) tanpa dilakukan histerektomi dan pengangkatan ovarium
lainnya. Omentectomy dan bagian lainnya merupakan tindakan lainnya
yang akan dilakukan ketika pembedahan. Bergantung pada interpretasi ahli
patologi saat pengangkatan jaringan, tidak ada penanganan lebih lanjut
jika kanker masih stadium awal, namun jika tumor pada stadium lanjut
pasien bisa mendapat kombinasi kemoterapi.
Stadium II
Penanganan hampir selalu histerektomi dan bilateral salpingo-
oophorectomy. Setelah prosedur pembedahan, terapi selanjutnya seperti 1)
kombinasi kemoterapi dengan atau tanpa radioterapi 2) kombinasi
kemoterapi.
Stadium III
Penanganannya serupa dengan penanganan pada stadium II pada kanker
ovarium. Setelah prosedur pembedahan, pasien kemungkinan mendapat
kombinasi kemoterapi lainnya diikuti pembedahan tambahan untuk
menemukan dan mengangkat sisa kanker yang ada
Stadium IV
Penanganan berupa pembedahan untuk mengangkat sebanyak mungkin
tumor yang diikuti kombinasi kemoterapi.
IX. PROGNOSIS
Kanker ovarium diprediksi menggunakan beberapa faktor. Beberapa faktor
dalam penentuan prognosis kanker ovarium yang diterima secara luas hanya
stadium, dan pada pasien stadium lanjut adalah luas dari penyakit residual. Faktor
lainnya memang cukup penting, namun masih diperdebatkan, antara lain usia
pasien, grade histopatologi, dan DNA ploidy.
30
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. W
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SMA
MR : 939281
31
Alamat : Perumahan Belimbing,
Kuranji
Riwayat Menstruasi
Menarche umur 13 tahun, siklus teratur 1 x sebulan, lamanya 1 – 7 hari,
jumlah darah 2 - 3 x ganti duk/hari, nyeri haid (+)
32
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : CMC BB : 92 kg
KU : sedang TB : 160 cm
TD : 120/70 mmHg BMI : 35,94
Nadi : 94 x/menit Status gizi : Obesitas
Nafas : 20 x/ menit
Suhu : 37° C
Status Ginekologi
Muka : tak ada kelainan
Mammae : tak ada kelainan.
33
Klitoris : besar normal, tertutup preputium klitoridis.
Vulva / uretra : tenang
Inspekulo
Vagina : tumor (-), laserasi (-), fluksus (-)
Portio : NP, ukuran sebesar jempol tangan dewasa,
tumor (-), laserasi (-), fluksus (-), OUE
tertutup
VT/Bimanual :
Vagina : Tumor (-)
Portio : NP, ukuran sebesar jempol tangan dewasa, OUE tertutup.
CUT : sulit dinilai
AP : adneksa kanan : teraba pool bawah tumor di kanan
CD : tidak menonjol
34
Natrium : 140
Kalium : 4,0
Klorida : 103
Albumin : 5,0
Globulin : 4,0
SGOT/SGPT : 108/163 U/L
Tampak gambaran hipoekhoik berbatas tegas, ukuran 15,3 cmx 8,6 cm, papil (+) .
RI : 0,288. Kemungkinan berasal dari adnexa kanan.
CT Scan (02/03/2016) :
35
36
Tampak gambaran efusi pleura bilateral
Tampak massa isodens yang berhubungan dengan uterus, bentuk oval, batas tegas,
tepi reguler ukuran 14x10x10 cm
Sikap :
37
terpuntir berasal dari adnexa kiri, tidak terdapat perlengketan dengan organ
sekitar.
Dilakukan pengeluaran massa, saat dikeluarkan massa utuh, kemudian di
insisi dan terlihat massa kistik berisi cairan serous berwarna kekuningan + papil,
namun tidak ditemukan adanya tanda-tanda asites.
Kemudian beberapa bagian seperti omentum, KGB, massa kistik tadi
diambil untuk pemeriksaan PA.
Follow up
15/04/2016
S/ Keluhan (-)
O/ KU Kes TD Nd Nf T
Sdg CMC 120/70 84 20 afebris
16/04/2016
S/ Keluhan (-)
O/ KU Kes TD Nd Nf T
Sdg CMC 120/80 80 20 afebris
38
17/04/2016
S/ Keluhan (-)
O/ KU Kes TD Nd Nf T
Sdg CMC 110/80 90 20 afebris
18/04/2016
S/ Nyeri perut(+)
O/ KU Kes TD Nd Nf T
Sdg CMC 110/80 90 20 afebris
19/04/2016
S/ Keluhan (-)
O/ KU Kes TD Nd Nf T
Sdg CMC 110/80 90 20 afebris
39
- Eritromisin oral 4x500 mg
- Laxodyn syr
- Cefoperazone 2x1 gr i.v
- Asam mefenamat 3x1 tab
BAB IV
DISKUSI
40
normal, dari pemeriksaan VT Bimanual CUT sulit dinilai dan teraba pool bawah
tumor berada di sebelah kanan.
Dari pemeriksaan rontgen thorax (10/03/2016) didapatkan cor dan pulmo
dalam batas normal, USG abdomen tampak gambaran hipoekhoik berbatas tegas,
15,3 cmx 8,6 cm, papil (+), kemungkinan berasal dari adnexa kanan. Dari
pemeriksaan CT Scan tampak gambaran efusi pleura bilateral, tampak gambaran
asites, tampak massa isodens yang berhubungan dengan uterus, bentuk oval, batas
tegas, tepi reguler ukuran 14x10x10 cm
41
DAFTAR PUSTAKA
42
Vivien W. Chen PD, Bernardo Ruiz MDPD, Jeffrey L.K. MD, Timothy R.
Cotey MD, M.P.H., Xiaou Cheng Wu MD, MPH, C.T.R., Catherine N.C. PD.
Pathology and Classification of Ovarian Tumors. 2003 15 May;97(North
American Association of Central Cancer Registries).
43