Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari dan setiap aktivitas, manusia selalu terlibat di
dalam pengambilan suatu keputusan, baik keputusan sederhana maupun yang
kompleks. Proses dalam pengambilan keputusan selalu terkait dengan proses
berpikir kritis.
Berpikir kritis merupakan topik utama dan penting dalam pendidikan
modern. Sebagai seorang pendidik, diharapkan tertarik untuk mengajarkan
bagaimana berpikir kritis kepada peserta didiknya. Para pendidik sebaiknya
mengajarkan peserta didiknya “how to think” bukan “how to learn”. Tujuan
khusus mengajar berpikir kritis dalam ilmu pengetahuan atau disiplin ilmu
lainnya adalah untuk meningkatkan keahlian peserta didik dalam berpikir dan
mempersiapkan para peserta didik menjadi lebih berhasil di dunia ini. Oleh
karena itu guru harus memiliki pengetahuan mengenai cara meningkatkan
keterampilan berpikir kritis untuk menunjang proses pengambilan keputusan
para mahasiswa.
Karena pentingnya pembahasan mengenai berpikir kritis dan peranannya
dalam pengambilan keputusan, maka kami akan membahas mengenai berpikir
kritis, indikator berpikir kritis, membangun pemikiran kritis, pengambilan
keputusan, fase pengambilan keputusan serta peranan berpikir kritis dalam
pengambilan keputusan dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan berfikir kritis itu?
2. Apa alasan menggunakan berpikir kritis dalam dokumen keperawatan?
3. Apa saja karakteristik berfikir kritis?
4. Apa saja model berpikir kritis?
5. Apa saja metode dalam berpikir kritis?
6. Apa elemen dalam berpikir kritis?
7. Sebutkan aspek aspek yang mempengaruhi cara berpikir kritis?
8. Apa fungsi berpikir kritis?
9. Bagaimana langkah-langkah dalam berpikir kritis?
10. Apa saja karakter dalam berpikir kritis?
11. Berikan 1 contoh kasus tentang berpikir kritis beserta solusinya!

1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari berfikir kritis.
2. Untuk mengetahui dan memahami alasan berfikir kritis
3. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik berfikir kritis.
4. Untuk mengetahui dan memahami model berfikir kritis.
5. Untuk mengetahui dan memahami metode berpikir kritis
6. Untuk mengetahui dan memahami elemen berpikir kritis
7. Untuk mengetahui dan memahami aspek berpikir kritis
8. Untuk mengetahui dan memahami fungsi berpikir kritis
9. Untuk mengetahui dan memahami lagkah langkah berpikir kritis
10. Untuk mengetahui dan memahami karakter berpikir kritis
11. Untuk mengetahui dan memahami contoh kasus berpikir kritis

BAB II
ISI

A. Definisi Berpikir Kritis

Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu


dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk
membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan,
menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman (Pery &
Potter, 2005). Menurut Bandman dan Bandman (1988), berpikir kritis adalah

2
pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip,
pemikiran, masalah, kepercayaan dan tindakan.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan
keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang
kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan
membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari
sebuah proses berpikir dan belajar.
Berfikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk keperawatan
profesional karena cara berfikir ini terdiri dari atas pendekatan holistik untuk
pemecahan masalah.

B. Alasan Berpikir Kritis


Berikut adalah alasan-alasan mengapa perawat harus memiliki Critical Thinking
:
1. Berpikir kritis perlu bagi perawat
a. Penerapan profesionalisme.
b. Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberikan askep. Seorang
pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik.Diperlukan perawat,
karena:
a) Perawat setiap hari mengambil keputusan
b) Perawat menggunakan keterampilan berfikir :

 menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungannya


 menangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan
 penting membuat keputusan.
2. Argumentasi dalam keperawatan
Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi harus berargumentasi untuk
menenukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan
penjelasan,mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan. Argumentasi Badman
and Badman (1988) terkait dg .konsep berfikir dalam keperawatan :

a) Berhubungan dengan situasi perdebatan.


b) Debat tentang suatu isu

c) Upaya untuk mempengaruhi individu/kelompok

3
d) Penjelasan yang rasional

e) Pengambilan keputusan dalam keperawatan


3. Sehari-hari perawat harus mengambil keputusan yang tepat.
4. Penerapan Proses Keperawatan
Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan.Pengkajian :
1) mengumpulkan data dan validasi
2) Perawat melakukan observasi berfikir kritis dalam pengumpulan data.
3) Mengelola dan menggunakan ilmu-ilmu lain yang terkait.
4) Perumusan diagnosa keperawatan : Tahap pengambilan keputusan yang paling
kritis.
5) Menentukan masalah dan argumen secara rasional
6) Lebih terlatih, lebih tajam dalam masalahc. Perencanaan keperawatan : pembuatan
keputusan.Critical thinking à Investigasi terhadap tujuan guna mengeksplorasi
situasi, phenomena, pertanyaan, atau masalah untuk menuju pada hipotesa atau
keputusan secara terintegrasi. Critical thinking : Pengujian yang rasional terhadap
ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-prinsip, argumen, kesimpulan-kesimpulan, isu-
isu, pernyataan, keyakinan dan aktifitas (Bandman and Bandman, 1988). Pengujian
berdasarkan alasan ilmiah, pengembilan keputusandan kreatifitas

C. Karakteristik Berfikir Kritis


Karakteristik Berfikir Kritis
Karakteristik berpikir kritis adalah :
1.Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep.
Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang
realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya.
Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang
digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan
dalam otak.
2.Rasional dan beralasan

4
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan
mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
3.Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau
persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan
menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya
berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.
4.Bagian dari suatu sikap
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan
selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk
dibanding yang lain.
5.Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan
secara benar dan dapat dipercaya.

6.Berpikir adil dan terbuka


Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
7.Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan
yang akan diambil.

D. Model Berfikir Kritis dalam Keperawatan


Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis di pendidikan keperawatan,
dapat digunakan tiga model, yaitu sebagai berikut :
1. Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan.
Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan

5
pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan, dan
perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital,
perawat merasakan gejala, petunjuk, dan perhatian kepada pernyataan serta
pikiran klien.
2. Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan,
dan ide tentang permasalahan perawatan kesehatan klien. Berpikir kritis ini
digunakan untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai
pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.
3. Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat
menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan
untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, menguji, melihat,
konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan sesuatu yang
berkaitan dengan ide.

E. Metode Berfikir Kritis


Menurut Freely, ada 7 metode Critical Thinking.
1. Debate : Metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan
merupakan keputusan yang beralasan bagi seseorang atau kelompok dimana
dalam proses terjadi perdebatan atau argumentasi.
2. Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam
proses mengambil keputusan.
3. Group discussion : Sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah.
4. Persuasi : Komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi
perbuatan, keyajinan, sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alasan,
argument, atau bujukan. Debat dan iklan adalah dua bentuk persuasi.
5. Propoganda : Komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang
sengaja dipersiapkan untuk mempengaruhi massa pendengar.
6. Coercion : Mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi
untuk memaksakan suatu kehendak.
7. Kombinasi beberapa metode.

6
F. Elemen berpikir kritis

Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen, pemecahan


masalah, keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen
keterampilan dan sikap berpikir kritis.
Elemen berpikir kritis antara lain:
1. Menentukan tujuan
2. Menyusun pertanyaan atau membuat kerangka masalah
3. Menujukan bukti
4. Menganalisis konsep
5. Asumsi

G. Aspek – aspek dalam berfikir kritis


1. Elementary clarification (memberikan penjelasan dasar) yang meliputi,
fokus pada pertanyaan (dapat mengidentifikasi pertanyaan/masalah, dapat
mengidentifikasi jawaban yang mungkin, dan apa yang dipikirkan tidak
keluar dari masalah itu), Menganalisis pendapat (dapat mengidentifikasi
kesimpulan dari masalah itu, dapat mengidentifikasi alasan, dapat
menangani hal-hal yang tidak relevan dengan masalah itu), berusaha
mengklarifikasi suatu penjelasan melalui tanya-jawab.
2. The basis for the decision (menentukan dasar pengambilan keputusan)
yang meliputi, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau
tidak, mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.
3. Inference (menarik kesimpulan) yang meliputi, mendeduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan
hasil induksi, membuat dan menentukan pertimbangan nilai.
4. Advanced clarification (memberikan penjelasan lanjut) yang meliputi,
mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi tersebut,
mengidentifikasi asumsi.

7
5. Supposition and integration (memperkirakan dan menggabungkan) yang
meliputi, mempertimbangkan alasan atau asumsi-asumsi yang diragukan
tanpa menyertakannya dalam anggapan pemikiran kita, menggabungkan
kemampuan dan karakter yang laindalam penentuan keputusan.
H. Fungsi Berfikir Kritis
Berikut ini merupakan manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah
sebagai berikut :
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-
hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi,
penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan
kesimpulan yang dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai
keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan
keperawatan.

I. Lamgkah-langkah Dalam Pemecahan Suatu Masalah


Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa
individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan
dirinya dengan adanya bimbingan dan role model di lingkungan kerjanya.

8
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang
dihadapi.
2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
3. Mengolah fakta dan data.
4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
6. Memutuskan tindakan yang akan diambil.
7. Evaluasi.
Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.
1) Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
2) Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
3) Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
4) Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
5) Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan
kesimpulan yang dilakukan.
6) Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
7) Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai
keputusan.
8) Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan
asuhankeperawatan.

J. Karakter Berpikir Kritis


Karakteristik yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan Beyer (1995: 12-15)
secara lengkap dalam buku Critical Thinking, yaitu:
1. Watak
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis,
sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan
pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan
lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang
dianggapnya baik.

9
2. Kriteria
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria. Untuk sampai ke arah sana
maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Apabila kita
akan menerapkan standarisasi harus berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-
fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, bebas dari logika yang keliru,
logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
3. Argumen
Argumen merupakan suatu pernyataan atau proposisi yang dilandasi atau
berdasarkan data-data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi hal-hal
sepertikegiatan pengenalan, dan penilaian, serta menyusun argumen.

4. Pertimbangan atau pemikiran


Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis.
Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan
atau data.
5. Sudut pandang
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan
menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan
memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
6. Prosedur penerapan criteria
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur
tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang
akan diambil.
7. Langkah-langkah dalam berpikir kritis
Mengenali masalah (defining and clarifying problem) meliputi mengidentifikasi isu-
isu atau permasalahan pokok, membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan,
memilih informasi yang relevan, merumuskan masalah..
Pemecahan masalah atau penarikan kesimpulan yang meliputi mengenali data-data
yang diperlukan dan meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari
keputusan/pemecahan masalah/kesimpulan yang diambil.

K. Contoh Kasus Berpikir Kritis dalam Keperawatan

10
AKAN MENGAMBIL TINDAKAN NAMUN TERHALANG OTORITAS
Kasus : Seorang perawat berada dalam situasi ketika pasien mengalami
hipotensi dan dia ingin menolong pasien. Tetapi, dia tidak bisa
melakukan itu tanpa perintah dokter. Karena itu adalah kewenangan
dokter. Sementara dokter tidak ada di tempat
Pembahasan:

1. Rumusan Masalah
Apakah perawat harus mengambil tindakan untuk menolong pasien
menormalkan tekanan darahnya atau tidak?
2. Argumen
Hipotensi merupakan penyakit tekanan darah rendah yang biasanya
ditandai dengan kondisi pasien yang melemah, kepala pusing dan
pembuluh darah pasien biasanya mengendur.
Perawat harus melakukan tindakan dasar atau melakukan pertolongan
pertama pada pasien agar kondisi pasien tidak menjadi lebih parah. Jika
tidak segera ditolong bisa menyebabkan kondisi yang lebih parah dan
bisa berakibat fatal. Kemudian setelah itu perawat sesegera mungkin
menghubungi dokter agar mendapatkan perintah untuk melakukan proses
penanganan pasien selanjutnya.
3. Deduksi
Pada pasien yang menderita hipotensi, sebaiknya perawat melakukan
memberikan pertolongan dasar yaitu, pemeriksaan fisik pasien (suhu,
tekanan darah, umur, dan denyut nadi), pasien diberi minum air, pasien
ditidurkan dengan posisi kepala lebih rendah misalnya dengan tidak
diberi bantal agar suplai oksigen ke otak lebih lancar, dan setelah
melakukan pertolongan dasar kepada pasien perawat segera
menghubungi (menelepon) dokter.
4. Induksi

11
Pertolongan dasar seperti pemeriksaan fisik pasien (suhu, tekanan darah,
dan denyut nadi), pasien diberi minum air, dan pasien ditidurkan dengan
posisi kepala lebih rendah misalnya dengan tidak diberi bantal agar
suplai oksigen ke otak lebih lancar, harus dilakukan oleh perawat jika
menghadapi pasien dengan keadaan hipotensi serta tak lupa segera
menghubungi (menelepon) dokter jika dokter tidak ada di tempat setelah
melakukan pertolongan dasar.
5. Evaluasi
– Melakukan pertolongan dasar tanpa menelepon dokter
Positif :
 Kondisi pasien akan lebih cepat membaik dan hipotensi yang diderita
pasien tidak akan bertambah parah
 Kelancaran suplai oksigen pada otak pasien dapat teratasi dengan cepat
dan tepat
 Tidak akan membahayakan jiwa pasien
Negatif :
 Pasien tidak tertangani dengan sempurna karena penanganan yang
dilakukan masih sangat dasar (setengah-setengah)
– Melakukan pertolongan dasar kemudian segera menelepon dokter
Positif :
 Dokter dapat langsung memberikan perintah untuk menginjeksi pada
pasien
 Waktu dan tenaga yang dibutuhkan lebih efisien, karena penanganan
yang dilakukan tidak harus menunggu kedatangan dokter melainkan melalui
perintah dokter lewat telepon
 Pasien dapat langsung diinjeksi atau diberi obat atau ditolong atau
ditangani tanpa harus menunggu kedatangan dokter
 Mempercepat memulihkan kondisi pasien
Negatif :
 Jika kasus tersebut terjadi pada daerah terpencil yang alat komunikasi
masih minim atau sulit, maka penanganan pasien dapat tertunda
 Harus mengeluarkan biaya untuk menghubungi dokter

12
– Menelepon Dokter untuk mendapat perintah penanganan pasien
Positif :
 Dokter dapat memberikan perintah untuk menangani pasien meski itu
melalui telepon
Negatif :
 Waktu dan tindakan kurang efisien karena tindakan dasar belum
dilakukan perawat pada pasien tersebut
 Harus mengeluarkan biaya untuk menghubungi dokter
– Menunggu kedatangan dokter
Positif :
 Penanganan pasien dapat lebih intensif dan akurat
 Ketika dokter datang, dapat langsung dilakukan injeksi obat-obatan untuk
mengatasi hipotensi yang dialami pasien
Negatif :
 Bila dokter berada dalam jarak yang jauh dan tidak segera datang, maka
kondisi pasien dapat menjadi lebih parah karena tidak segera ditangani
 Membahayakan jiwa pasien karena dapat berakibat fatal (pasien tidak
tertolong) jika masih menunggu dokter
– Melakukan injeksi secara langsung tanpa menunggu dokter
Positif :
 Pasien tertangani dengan baik
 Suplai injeksi obat-obatan dapat membantu mengurangi hipotensi yang
terjadi pada pasien
Negatif :
 Perawat dapat disalahkan atau ditegor karena melakukan injeksi tanpa
menunggu dokter
 Perawat tidak menghargai wewenang dokter
 Perawat melanggar undang-undang
6. Keputusan
Perawat harus melakukan pertolongan dasar pada pasien, yaitu dengan
pemeriksaan fisik pasien (suhu, tekanan darah, dan denyut nadi), lalu
pasien diberi air minum, dan pasien ditidurkan dengan posisi kepala
lebih rendah misalnya dengan tidak diberi bantal agar suplai oksigen ke

13
otak lebih lancar. Kemudian, setelah melakukan pertolongan dasar
kepada pasien perawat segera menghubungi (menelepon) dokter yang
bersangkutan sehingga perawat tersebut dapat segera menerima perintah
dari dokter untuk melakukan injeksi obat-obatan atau penanganan yang
lain.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut
untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat
sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman (Pery & Potter, 2005). Menurut Bandman dan
Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap
ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan dan
tindakan. Dalam berfikir keritis terdapat 7 metode dan 7 karateristik berfikir
keritis. Dalam berfikir kritis melalui proses mengenali masalah, menilai
informasi, dan pemecahan masalah.
Berfikir kritis dalam keperawatan adalah komponen dasar dalam
pertanggunggugatan profesional dan kualitas asuhan keperawatan. Perawat
menggunakan keterampilan berpikir kritis dengan cara menggunakan
pengetahuan dari berbagai subjek dari lingkungannya, menangani perubahan
yang berasal dari stressor lingkungan, dan membuat keputusan. Dalam
penerapan pembelajaran berpikir kritis di pendidikan keperawatan, dapat
digunakan tiga model, yaitu feeling model, vision model, examine model.
Faktor yang Mempengaruhi berfikir kritis yaitu, kondisi fisik,
keyakinan/motivasi, kecemasan. Terdapat 3 model pengambilan keputusan.
Langkah-langkah pengambilan keputusan meliputi, penetapan tujuan,

14
mengumpulkan data secara cermat, membuat banyak alternative, berfikir
logis, memilih dan bertindak secara efektif.

B. Saran
Bagi perawat saat mengambil keputusan sebaiknya menggunakan langkah-
langkah yang sudah ada menurut teori, sebagai perawat perlu berfikir kritis
untuk mengambil suatu keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

James K. Van Fleet. 1973. 22 Manajemen Kepemimpinan, Jakarta : Mitra Usah.


W. Brown steven. 1998. Manajemen Kepemipinan. Jakarta : Profesional Books.
Ivancevich, John M, Konopske, Robert, Dan Matteson. 2006. Perilaku Dan
Manajemen Organisasi,Indonesia : Erlangga.

15

Anda mungkin juga menyukai