Anda di halaman 1dari 14

Tugas Keperawatan Medikal Bedah

ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS

OLEH KELOMPOK 4 :

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JALUR KERJA SAMA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
LANDASAN TEORI DERMATITIS

A. Definisi
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh factor eksogen dan factor endogen, menimbulkan kelainan
klinis berupa eflorensensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikal, skuama,
likenifikasi) dan keluhan gatal (Djuanda Adhi, 2010).
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal
pada kulit (Widhya, 2011).
B. Etiologi
Penyebab dermatitis :

1
1. Eksogen :
- Bahan kimia (detergen,asam, basa, oli, semen)
- Fisik (sinar dan suhu)
- Mikroorganisme (bakteri, jamur)
2. Endogen
Seperti dermatitis atopic
(Adhi Djuanda,2010)
C. Klasifikasi
1. Dermatitis kontak
Peradangan dikulit karena kontak dengan sesuatu yang dianggap asing oleh
tubuh. Terbagi dua yaitu alergi dan iritan
2. Dermatitis atopic
Peradangan kulit kronis residif disertai gatal yang umumnya sering terjadi
selama bayi dan anak.
3. Neurodermatitis sirkumskripta
Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal dengan liken simpleks kronis
adalah penyakit peradangan kronis pada kulit, gatal, sirkumskripta, dan khas
ditandai dengan likenifikasi. Likenifikasi timbul sebagai respon dari kulit
akibat gosokan dan garukan yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup
lama, sehingga garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang
kayu.
4. Dermatitis numularis
Dermatitis numularis merupakan suatu penyakit pada kulit yang ditandai
dengan nyeri atau pedih pada bagian kulit.Daerah kulit yang terasa nyeri ini
seringkali berbentuk koin atau oval yang muncul setelah terjadi kerusakan
pada permukaan kulit, misalnya karena luka bakar, gesekan atau gigitan
serangga.Bercak yang terasa perih akibat dermatitis numularis dapat menetap
selama 1 minggu hingga 1 bulan. Dermatitis numularis juga dikenal dengan
istilah lain, yaitu eksim numularis, atau eksim discoid.
5. Dermatitis statis
Dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena)
tungkai bawah. Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan
pergelangan kaki dan tulang kering berubah warna menjadi memerah atau
coklat, menebal dan gatal.Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan
di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga
menjadi penyebab.
D. Manifestasi klinis
1. Dermatitis kontak
 Lesi kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang terkana kontak

2
 Untuk dermatitis kontak alergi, gejala tidak muncul sebelum selama 24 –
48 jam, bahkan sampai 72 jam.
 Untuk dermatitis kontak iritan, gejala terbagi dua menjadi akut dan kronik.
Saat akut dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi kemerahan sampai
terasa perih bahkan lecet. Saat kronis gejala dimulai dengan kulit
mengering dan sedikit meradang yang akhirnya menjadi menebal.
 Pada kasus berat dapat terjadi bula (vesikal) pada lesi kemerahan tersebut
 Kulit teras gatal bahkan rasa terbakar.
 Dermatitis kontak iritan gatal dan rasa terbakarnya lebih terasa
dibandingkan dengan tipe alergi.
2. Dermatitis atopik (DA)
Ada tiga fase yaitu :
1) DA infantil (2 bulan – 2 tahun)
Sering muncul pada tahun pertama kehidupan yaitu pada bulan ke
dua.Lesi mula-mula tampak di daerah muka berupa eritema, papul vesikal
pecah karena garukan sehingga lesi menjadi eksudatif dan akhirnya
terbentuk krusta. Lesi bias meluas ke kepala, leher, pergelangan tangan
dan tungkai. Sebagiab besar penderita sembuh setelah 2 tahun dan
sebagian lagi berlanjut ke fase anak.
2) DA anak (2-10 tahun)
Dapat berupa lanjutan DA infantil atau timbul sendiri.Lokasi lesi dilipatan
siku/lutut, bagian fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan
leher.Ruam berupa papul likenifikasi, sedikit skuama, erosi, hiperkerotis,
dan mungkin infeksi.DA berat yang lebih dari 50% permukaan tubuh
dapat mengganggu pertumbuhan.
3) DA pada remaja dan dewasa
Lokasi lesi pada remaja adalah lipatan siku/lutut, samping leher, dahi,
sekitar mata. Pada dewasa distribusi lesi kurang karakteristik, sering
mengenai tangan dan pergelangan tangan, dapat pula berlokasi setempat
misalnya pada bibir (kering, pecah, bersisik) vulva, putting susu atau
skalp. Kadang-kadang lesi meluas dan paling parah di daerah lipatan,
mengalami likenifikasi.Lesi kering, agak menimbul papul datar cenderung
berkonfluens menjadi plak likenisasi dan sedikit skuama. Bias didapati
eksoriasi dan eksudasi akibat garukan dan akhirnya menjadi
hiperpigmentasi. Umumnya DA remaja dan dewasa berlangsung lama
kemudian cenderung membaik setelah usia 30 tahun, jarang sampai usia
pertengahan dan sebagian kecil sampai tua.
3. Neurodermatitis sirkumskripta

3
Kulit yang sangat gatal, muncul tunggal di daerah leher, pergelangan tangan,
lengan bawah, paha atau mata kaki, kadang muncul pada alat kelamin. Rasa
gatal sering hilang timbul, sering muncul pada saat santai atau sedang tidur,
akan berkurang saat beraktivitas. Rasa gatal yang di garuk akan menambah
rasa gatal tersebut. Terjadi perubahan warna kulit yang gatal, kulit yang
bersisik akibat garukan atau
4. Dermatitis numularis
Gejala dermatitis numularis seringkali ditandai dengan munculnya bercak
kemerahan pada kulit yang berukuran kecil, namun banyak dan
mengelompok.Bercak ini terkadang mengeluarkan cairan dan dapat
mengumpul, kemudian membesar sehingga membentuk seperti koin.Bercak
yang berubah menjadi kuning menunjukkan terjadinya infeksi bakteri
Staphylococcus aureus pada daerah yang mengalami dermatitis.Kondisi ini
dapat diatasi dengan menggunakan antibiotik. Kulit di antara bagian bercak
dermatitis akan tetap bersih meskipun mudah mengalami iritasi. Gejala lain
yang dapat diamati pada bercak dermatitis numularis adalah:
o Ukuran bercak dermatitis bervariasi dari 2 cm hingga 10 cm.
o Seringkali muncul pada kaki, namun dapat juga terjadi di bagian badan,
tangan, lengan, dan telapak kaki.
o Warna dapat bervariasi dari merah, merah muda, atau cokelat.
o Gatal dan rasa terbakar ringan hingga berat. Rasa gatal seringkali muncul
dan bertambah parah pada malam hari, serta dapat mengganggu kualitas
tidur penderita.
o Kulit yang mengalami dermatitis kemudian mengeluarkan cairan yang
dapat berubah menjadi keras dan bersisik.
5. Dermatitis statis
Dermatitis stasis biasanya timbul di pergelangan kaki.Pada awalnya kulit
menjadi merah dan sedikit bersisik.Setelah beberapa minggu atau beberapa
bulan, warna kulit berubah menjadi coklat gelap.Pengumpulan darah dibawah
kulit yang terjadi sebelumnya sering tidak dihiraukan, sehingga terjadi
pembengkakan dan kemungkinan infeksi, yang akhirnya menyebabkan
kerusakan kulit yang berat (ulserasi).
E. Pathway

Factor eksogen fa

Kerusakan sel Kontak langsung Ag

Kelainan kulit Iritan kontak Sel penyampai Ag


dengan Ag
4
Sel T
Lapisan tanduk
Pembentukan Ab
rusak
IgE oleh sel plasma
HMC
& basofil
Denaturasi
keratin
Pelepasan
Memicu proses
limfokim
degranulasi
Mengubah
daya ikat air Lepas Makrofag
Pelepsan mediator
kulit
kimia berlebihan
Merusak
Kerusakan
jaringan
jaringan
epidermis Reaksi peradangan

Kelembaban kulit
MK : Kerusakan
Gatal & Rubor menurun
integritas kulit

Lapisan epidermis terbuka Reaksi Kulit kering dan


menggaruk terjadi perubahan
berlebih warna kulit
Invasi bakteri

Pelepasan toksi bakteri MK : Citra Tubuh


MK : Nyeri akut

MK : Resiko
Infeksi

F. Pemeriksaan penunjang
1. Percobaann asetikolin
2. Percobaan histamine
3. Prick test untuk uji kulit alergi
4. Laboratorium :
- Histopalogi Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit,
protein total, albumin, globulin
- Urin : pemeriksaan histopat
G. Penatalaksanaan
Pada dasarnya penatalaksanaan dermatitis adalah :
- Mengidentifikasi penyebab
- Menyarankan pasien untuk menghindari faktor penyababnya

5
- Terapi individual yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan perlindungan
pada kulit.
1. Dermatitis kontak
- Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab dermatitis
kontak
- Pada tipe iritan, basuhlan bagian yang terkena dengan air mengalir
sesegera mungkin.
- Jika sampai terjadi lecet, tanganilah seperti menangini luka bakar
- Obat antihistamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan perih yang
dirasakan
- Kortikosteroid dapat diberikan secara topical, oral, atau intravena sesuai
dengan tingkat keparahanannya
2. Dermatitis atopic
- Menghindar dari agen pencetus seperti makanan, uadara panas/dingin,
bahan-bahan berbulu.
- Hindari kulit dengan berbagai jenis pelembab antara lain krim hidrofilik
urea 10% atau pelembab yang mengandung asam laktat dengan
konsentrasi ≤ 5%.
- Kortikosteroid topical potensi rendah diberi pada bayi, daerah
integtrigonaosa dan daerah genetalia. Kortikosteroid potensi menengah
dapat diberikan pada anak tingkat dewasa. Bila aktivitas penyakit telah
terkontrol kortikosteroid diaplikasikan secara intermiten, umumnya dua
kali seminggu. Kortikosteroid oral hanya dipakina pada DA eksaserbasi
akut. Digunakan dalam waktu singkat, dosis rendah dan diberikan selang-
seling. Dosis diturunkan secara tapering. Pemakaian jangka panjang akan
menimbulkan efek samping dan bila tiba-tiba dihentikan akan timbul
rebound phenomen
- Antihistamin topical tidak dianjurkan pada DA karena berpotensi akan
menimbulkan sesitisasi pada kulit. Penggunaankrim dexopin 5% jangka
pendek (1 minggu) dapat mengurangi gatal tanpa sensitisasi, tapi
pemakaian pada area luas akan menimbulkan efek samping sedative.
- Pemberian antibiotika berkaitan dengan ditemukannya peningkatan koloni
S.aureus pada kulit penderita DA. Dapat diberikan eritromisin, asitromisin
atai kaltromonisin. Bila ada infeksi virus dapat diberikan asiklovir 3x400
mg/hr selama 10 hari atau 4x200 mg/hr untuk 10 hari.
3. Neurodermatitis sirkumskripta
- Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oaral bertujuan untuk
mengurangi reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal.

6
- Anti-depresan atau anti-anxiety sangat membantu sebagian orang dan
perlu pertimbangan untuk pemberiannya.
- Jika terdapat infeksi sekunder dapat diberikan antobiotik topical maupun
oral
- Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi dan perilaku yang dapat
mencegah gatal dan garukan.
4. Dermatitis numalaris
- Bila kulit kering, diberikan pelembab atau emolien
- Secara tolpikal lesi dapat diobati dengan obat anti-inflamasi bila lesi
masih eksudat, sebaiknya di kompres dulu, misalnya dengan larutan
permanganat kalikus 1:10.000
- Jika ditemukan infeksi bacterial, diberikan antibiotika secara sistemik.
- Kortokosteroid hanya diberikan pada kasus yang berat dan refrakter dalam
jangka pendek.
- Pruritus dapat diobati dengan anti-histamin H1 misalnya hidrokortisilin
HCL
5. Dermatitis statis
- Diuretic
- Imunosupresan
- Istirahat
- Korrtikosteroid
- Ligase vaskuler
- Pelembab

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
3. Riwayat Kesehatan.
 Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada
keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk
menanggulanginya.

7
 Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit
kulit lainnya.
 Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau
penyakit kulit lainnya.
 Riwayat psikososial
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang
mengalami stress yang berkepanjangan.
 Riwayat pemakaian obat
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit,
atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat
4. Pengkajian perpola
a. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan
penyakit.Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu
sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
c. Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang
dan malam )
- Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah,
pantangan atau alergi
- Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
- Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-
sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
d. Pola eliminasi
- Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan karakteristiknya
- Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
- Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan
alat bantu untuk miksi dan defekasi
e. Pola aktivitas/olahraga
- Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan pada
kulit.
- Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan
ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya
- Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
f. Pola istirahat/tidur
- Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien

8
- Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur
yang berhubungan dengan gangguan pada kulit
- Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar
atau tidak?
g. Pola kognitif/persepsi
- Kaji status mental klien
- Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam
memahami sesuatu
- Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara
klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien
- Kaji penglihatan dan pendengaran klien.
- Kaji apakah klien mengalami vertigo
- Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada
kulit.
h. Pola persepsi dan konsep diri
- Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri,
apakah kejadian yang menimpa klien mengubah gambaran dirinya
- Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas,
depresi atau takut
- Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
i. Pola hubungan dan pera
- Tanyakan apa pekerjaan pasien
- Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti:
pasangan, teman, dll.
- Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan
penyakit klien
j. Pola seksualitas dan reproduksi
- Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan
penyakitnya
- Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait
dengan menopause
- Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan seks
k. Pola koping dan toleransi stress
- Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial
atau perawatan diri.
- Kaji keadaan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi
kecemasannya (mekanisme koping klien ). Apakah ada penggunaan

9
obat untuk penghilang stress atau klien sering berbagi masalahnya
dengan orang-orang terdekat
l. Pola nilai dan keyakinan
- Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam
beragama serta seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya.
Orang yang dekat kepada Tuhannya lebih berfikiran positif.
5. Pemeriksaan fisik
Lakukan pemeriksaan head to toe
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit b/d lesi dan reaksi inflamasi
2. Resiko infeksi b/d perdangan kulit
3. Nyeri b/d peradangan pada kulit, kerusakan jaringan kulit
4. Gangguan citra tubuh b/d adanya lesi pada tubuh
7. INTERVENSI
No Diagnosa NOC NIC
keperawatan
1 Kerusakan integritas Setelah dilakukan asuhan 1. Pengecekan kulit
kulit b/d lesi dan keperawatan selama 3x24 jam - Periksa kulit terkait
reaksi inflamasi diharapkan Out come : adanya kemerahan,
Integritas jaringan kulit & edema.
Domain : 11 membrane mukosa klien dapat - Monitor warna dan
Kelas :2 kembali normal, dengan kriteria suhu kulit
hasil: - Monitor kulit untuk
 Pigmentasi abnormal tidak adanya kekeringan
ada yang berlebihan
 Lesi pada kulit tidak ada - Monitor infeksi
 Jaringan parut tidak ada terutama pada daerah
 Pengelupasan kulit tidak ada lesi
 Eritema tidak ada - Lakukan langkah-
 Pengerasan kulit tidak ada langkah untuk
mencegah terjadinya
kertusakan lebih lanjut
2. Managemen pruritus
- Tentukan penyebab
tejadinya pruritus
- Lakukan pemeriksaan
fisik untuk
mengidentifikasi
terjadinya kerusakan

10
kulit
- Pasang perban pada
tangan/siku saat tidur
untuk mengurangi
gerakan menggaruk
yang tidak terkontrol
sesuai dengan
kebutuhan
- Berikan krim dan
lotion yang
mengandung obat
sesuai dengan
kebutuhan
- Berikan kompres
dingin untuk
mengurangi iritasi
- Anjurkan pasien untuk
tidak memakai sabun
mandi dan minyak
yang mengandung
parfum, tidak
memakai pakaian
yang ketat, tidak
membiatkan kuku
panjang
- Anjurkan pasien untuk
memakai pelembab
dirumah,
meminimalisir
keringat, mandi pakai
air hangat kuku dan
tepuk pada area luka
yang kering.

2 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri :


keperawatan selama 3x24 jam - Kaji nyeri secara
peradangan pada kulit
diharapkan Out come : komperhensif
Klien dapat mengontrol nyeri & - Gunakan komunikasi
tingkat nyeri, dengan kriteria terapeutik untuk
Domain : 12
hasil: mengetahui
Kelas : 1  Mengenali kapan nyeri pengalaman nyeri dan

11
terjadi secara konsisten penerimaan pasien
 Menlaporkan nyeri yang terhadap nyeri
terkontrol secara - Kendalikan/eliminasi
konsisten factor – factor yang
 Nyeri yang dilaporkan dapat mempengaruhi
tidak ada terjadinya nyeri
 Ekspresi wajah nyeri - Ajarkan penggunaan
tidak ada teknik relaksasi atau
terapi non farmakologi
lainnya yang dapat
mengurangi terjadinya
nyeri
- Berikan analgesic
sesuai peresepan
- Dukung istirahat &
tidur yang adekuat
untuk menurunkan
nyeri

3 Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan asuhan Perlindungan infeksi


keperawatan selama 3x24 jam - Monitor adanya tanda
perdangan kulit,
diharapkan Out come : dan gejala infeksi
kerusakan jaringan Tidak terjadi keparahan infeksi, sitemik
dengan kriteria hasil: - Monitor kerentana
kulit
 Kemerahan tidak ada terhadap infeksi
 Demam tidak ada - Batasai jumlah
 Nyeri tidak ada pengunjung
Domain : 11
 Kolonisasi kultur darah - Pertahankan asepsis
Kelas : 1 tidak ada terhadap pasien
beresiko
- Berikan perawatan
kulit yang tepat pada
area yang mengalami
- Tingkatkan asupan
nutrisi yang cukup
- Anjurkan pasien untuk
minum obat antibiotic
yang direspkan
- Ajarkan cara
menghindari infeksi
pada pasien dan
keluraga
4 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan asuhan Peninngktan citra tubuh :
keperawatan selama 3x24 jam - Tentuykan harapan
b/d adanya lesi pada
diharapkan Out come : citra tubuh pasien
tubuh dan kerusakan Klien tidak mengalami gangguan - Bantu pasien untuk
citra tubuh, dengan kriteria hasil: mendiskusikan
jaringan kulit
 Penyesuaian terhadap perubahan-perubahan
Domain : 6 perubahan tampilan fisik bagian tubuh yang
konsisten positiif berkaitan dengan
Kelas : 3
 Penyesuaian terhadap penyakit
perubahan status - Tentukan perubahan
kesehatan konsisten fisik saat ini apakah
positif berkontribusi dalam
pada citra diri pasien
- Bantu klien untuk
mengidentifikasi
tindakan-tindakan

12
yang dapat
meningkatkan
penampilan
- Fasilitasi kontak klien
dengan individu yang
memiliki perubahan
yang sama dalam hal
citra tubuh

DAFTAR PUSTAKA

13
BRUNNERS, S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah BRUNNER &
SUDDARTH Vol 3 ed.8. Jakarta: EGC.

Bulecheck, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2016).


Nursing Interventions Classification. Indonesia: ISBN.

Djuanda, S, Sularsito. (2010). Dermatitis In : Djuanda A, ed Ilmu Penyakit Kulit Dan


Kelamin. Jakarta : FK UI

Herdman, T. H. (2016). DIAGNOSA KEPERAWATAN Definisi & Klasifikasi 2015-


2017. Jakarta : EGC.

Nurarif , A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic - Noc. Jogjakarta : Mediaction.

14

Anda mungkin juga menyukai