Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN TUMBUH KEMBANG PADA ANAK

OLEH :
NI LUH ADE SERIASIH P07120216017
PRODI DIV KEPERAWATAN SEMESTER IV

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN TUMBUH KEMBANG PADA ANAK

A. Konsep Dasar Tumbuh Kembang


1. Pengertian
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangkan
perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap
dan tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui proses maturasi dan
pembelajaran.
Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak
tidak hanya tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil
yang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan
dan sulit dipisahkan.

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan
berkembang sejak saat konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal inilah
yang membedakan anak dari orang dewasa. Jadi anak tidak bisa diidentikkan
dengan dewasa dalam bentuk kecil. llmu Pertumbuhan (Growth) dan
Perkembangan (Development) merupakan dasar Ilmu Kesehatan Anak dan
kedua istilah itu disatukan menjadi llmu Tumbuh-Kembang meskipun
merupakan proses yang berbeda, keduanya tidak berdiri sendiri, tetapi saling
berkaitan satu sama lain.
a. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
jumlah, besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang
bisa diukur berat, panjang, umur tulang dan keseimbangan elektrolit.
b. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan sebagai hasil antara lain proses pematangan
termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil
dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang optimal
tergantung pada potensi biologis, psikososial, dan perilaku yang
merupakan proses yang unik dan hasil akhir berbeda-beda yang memberi
cirri tersendiri pada setiap anak.

 Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak :

a. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari


konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh
faktor bawaan dan lingkungan.

b. Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju


tumbuh kembang yang berlainan organ-organ.

c. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi


kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.

d. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem


susunan saraf.

e. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.

f. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.

g. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan


menghilang sebelum gerakan volunter tercapai. (Abdul
Salim,2007)

2. Tahapan Tumbuh-Kembang
Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan,
dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun
terdapat beberapa variasi akan tetapi setiap anak akan melewati suatu pola
tertentu yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan sebagai
berikut :
a. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
Masa ini dapat dibagi menjadi dua periode :
b. Masa embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu.
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi
diferensiasi yang berlangsung cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.

c. Masa fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini terdiri
dari dua periode :

1. Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan trimester kedua
kehidupan intra uterin, terjadi percepatan pertumbuhan,
pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah
terbentuk dan mulai berfungsi.

2. Masa fetus lanjut, pada trimester akhir pertumbuhan berlangsung


pesat dan adanya perkembangan fimgsi-fungsi. Pada masa ini
terjadi transfer imunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui
plasenta. Akumulasi asam lemak essensial sen' omega 3 (Docosa
Hexanic Acid) omega 6 (Arachidonic acid) pada otak dan retina.

d. Masa postnatal atau masa setelah lahir terdiri dari beberapa periode :
1. Masa neonatal (O 28 hari), terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan
terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-
organ tubuh lainnya.

2. Masa bayi, dibagi menjadi dua bagian :


- Masa bayi dini (1 -12 bulan), pertumbuhan yang pesat dan proses
pematangan berlangsung secara kontinyu terutama meningkatnya
fungsi sistem saraf.
- Masa bayi akhir (1-2 tahun), kecepatan pertumbuhan mulai
menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan
fungsi ekskresi.
e. Masa prasekolah (2 -6 tahun): Pada saat ini pertumbuhan berlangsung
dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktifitas jasmani yang
bertambah dan meningkatnya keterampilan dan proses berpikir.
f. Masa sekolah atau masa prapubertas (Wanita : 6 -10 tahun, Laki-laki : 8-
12 tahun): Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa
prasekolah, keterampilan dan intelektual makin berkembang, senang
bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama.

g. Masa adolesensi atau masa remaja (Wanita : 10-18 tahun, Laki-laki : 12-
20 tahun) : Anak wanita 2 tahun lebih cepat memasuki masa adolesensi
dibanding anak laki-laki. Masa ini merupakan transisi dari periode anak ke
dewasa. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan berat badan dan
tinggi badan yang sangat pesat yang disebut Adolescent Growth Spurt dan
pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat dari alat
kelamin dan timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder.

3. Ciri-ciri Perkembangan

Perkembangan merupakan sederetan perubahan fungsi organ tubuh yang


berkelanjutan, teratur dan saling berkait. Seperti pertumbuhan, perkembangan
pun mempunyai ciri-ciri tertentu sebagai suatu pola yang tetap walaupun
variasinya sangat luas. Perkembangan terjadi secara simultan dengan
pertumbuhan. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan
saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, antara lain meliputi
perkembangan sistem neuromuskuler, bicara, emosi dan sosial. Kesemua
fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. Ciri-
ciri perkembangan adalah :

a. Perkembangan melibatkan perubahan

Karena perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, maka


setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan
sistem reproduksi misalnya, disertai dengan perubahan pada oorgan
kelamin, perkembangan intelegensia menyertai pertumbuhan otak dan
serabut saraf. Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh
secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama dan
timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan suatu organ tubuh
tertentu .
b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan
bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Karena itu perkembangan awal ini
merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan
selanjutnya.
c. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu :
1. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju
ke arah kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.

2. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan


kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan dalam gerakan halus. Pola ini disebut
proksimodistal.

d. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan :


Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan,
tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih
dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar
kotak, berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.
e. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan
yang berbeda-beda. Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa
remaja, sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin berkembang pesat
pada masa lainnya.
f. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
yang normal, dan ini merupakan hasil interaksi banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanngan anak. Banyak sekali faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor-
faktor tadi kita bagi dalam 2 golongan, yaitu :
1. Faktor dalam (internal)
a. Perbedaan ras/etnik atau bangsa
Bila seseorang dilahirkan sebagai ras orang Eropa maka tidak mungkin
ia memiliki faktor herediter ras orang lndonesia atau sebaliknya.
Tinggi badan tiap bangsa berlainan, pada umumnya ras orang kulit
putih mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang dari pada ras
orang Mongol.
b. Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi dan ada keluarga yang
gemuk-gemuk.
c. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin
Wanita lebih cepat dewasa disbanding anak laki-laki. Pada masa
pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat dari pada laki-laki dan
kemudian setelah melewati masa pubertas laki-laki akan lebih cepat.

e. Kelainan genetic
Sebagai salah satu contoh : Achondroplasfa yang menyebabkan
dualisme, sedangkan sindroma Marian terdapat pertumbuhan tinggi
badan yang berlebihan.
f. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan
pertumbuhan seperti pada sindroma Down's dan sindroma Turner's.
2. Faktor luar (ethemal/lingkungan)
a. Faktor Pranatal :
1. Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
2. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital
seperti club foot.

3. Toksin/ zat kimia


Aminopterin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan kelainan
kongenital seperti palatoskisis.
4. Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hiperplasia adrenal.
5. Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan
deiormitas anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan
jantung.
b. Faktor Persalinan :
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia
dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
c. Pasca natal :
1. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang
adekuat.
2. Penyakit kronis/kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan
retardasi pertumbuhan jasmani.
3. Lingkungan fisis dan kimia
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Mercuri, rokok, dan
lain-lain) mempunyai dampak negatif terhadap pertumbuhan anak.

4. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitamya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa
tertekan akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
5. Endokrin
Gangguan hormon misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
Defisisnesi hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak menjadi
kerdil.
6. Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan
menghambat pertumbuhan anak.
7. Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
8. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya
dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak,
perlakuan ibu terhadap perilaku anak.
9. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf pusat yang menyebabkan terhambatnya
produksi hormon pertumbuhan.
5. Teori Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Sigmund Freud ( Perkembangan Psychosexsual)
a. Fase oral (0-1 tahun) : Kepuasan pada mulutnya seperti menghisap jari
tangan atau benda-benda disekitarnya. Dua macam aktivitas oral di
sini, yaitu menggigit dan menelan makanan, merupakan prototype bagi
banyak ciri karakter yang berkembang di kemudian hari.
b. Fase Anal ( 1-3 tahun) : pusat kenikmatan pada anus, anak sering
menahan BAB dan bermain-main dengan feces
c. Fase Falis ( 3-5 tahun) : Tahap ini sesuai dengan nama genital laki-
laki (phalus), sehingga meupakan daerah kenikmatan seksual laki-laki.
Sebaliknya pada anak wanita merasakan kekurangan akan penis
karena hanya mempunyai klitoris, sehingga terjadi penyimpangan
jalan antara anak wanita dan laki-laki. Lebih lanjut, pada tahap ini
anak akan mengalami Oedipus complex, yaitu keinginan yang
mendalam untuk menggantikan orang tua yang sama jenis kelamin
dengannya dan menikmati afeksi dari orang tua yang berbeda jenis
kelamin dengannya.
d. Fase latent (5-12 tahun) : fase ini anak mengalami perkembangan
pesat aspek motorik dan kognitifnya dalam tahap ini seksualitas
seakan-akan mengendap, tidak lagi aktif dan menjadi laten. Menagani
suatu masalah pada usia ini harus hati-hati, karena rasa ego, ingin tahu,
dan sifat dominasi pada dirinya sangat lah tinggi, karena pada masa ini
adalah masa tahap pencarian, termasuk figur guru, idola seseorang
sedang muncul-munculnya pada usia ini.
e. Tahap genital ( > 12 tahun ) : Tahap ini berlangsung antara kira-kira
dari masa pubertas dan seterusnya. Bersamaan dengan
pertumbuhannya, alat-alat genital menjadi sumber kenikmatan dalam
tahap ini, sedangkan kecenderungan-kecenderungan lain akan ditekan.
2. Jean Pieget (Perkembangan Kognitif) Jean Pieget menyatakan bahwa
anak-anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa.
Sebagai bagian dari aspek perkembangan anak usia dini
a. Tahap sensorimotor (0-2 tahun) : Pada masa ini, kemampuan bayi
terbatas pada gerak refleks dan panca inderanya. Bayi tidak dapat
mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, atau kepentingan orang
lain.
b. Tahap Pra Operasional (2-7 tahun) : pada masa ini anak mulai dapat
menerima rangsangan, tetapi sangat terbatas. Ia juga masih
“egosentris” karena hanya mampu mempertimbangkan sesuatu dari
sudut pandang dirinya sendiri. Kemampuan berbahasa dan kosakata
anak juga sudah berkembang, meski masih jauh dari logis.
c. Tahap operasional konkret ( 7-11 tahun) : Pada masa ini, kemampuan
mengingat dan berpikir secara logis pada anak sudah meningkat. Anak
juga sudah mengerti konsep sebab akibat secara rasional dan
sistematis. Kemampuan belajar konsep meningkat.
d. Tahap operasional- formal ( mulai usia 11 tahun) : Pada masa ini, anak
sudah mampu berpikir secara abstrak dan menguasai penalaran.
Kemampuan ini akan membantu anak melewati masa peralihan dari
masa remaja menuju fase dewasa atau dunia nyata.
3. Erikson ( Perkembangan Psikososial)
a. Trust vs mistrust (0-1 tahun) : Bila anak mendapatkan rasa amannya
maka anak akan mengembangkan kepercayaan diri terhadap
lingkungannya
b. Initiative vs Guilty (3-6 tahun)
Perasaan bebas untuk melakukan sesuatu atas kehendak sendiri. Bila
tahap sebelumnya yang dikembangkan adalah sikap ragu-ragu maka ia
tidak berani mengambil tindakan
c. Autonomy vs shame and dougt (2-3 tahun)
Anak perlu memperoleh dukungan dan pujian untuk mengembangkan
rasa percaya diri
d. Industry vs Inferiority (6-11 tahun)
Logika anak sudah mulai sekolah bila lingkungan ekstern lebih
menghargainya maka akan muncul rasa percaya diri tetapi bila
sebaliknya anak akan rendah diri
e. Identifity vs Role Confusion (12 tahun)
Mulai berfikir mengenai masa depan, mulai mencari identitas diri dan
perannya jika berhasil melewati tahap ini tidak akan bingung
menghadapi perannya
f. Intimacy vs Isolation
Kesiapan membina hubungan dengan orang lain, sedangkan yang tidak
mampu melakukannya akan mempunyai perasaan terkucil. Pada tahap
ini individu mulai mencari pasangan hidup. Kesiapan membina
hubungan dengan orang lain.
g. Generating vs Self absorbtion
Adanya tuntutan untuk membantu orang lain diluar keluarganya,
pengabdian masyarakat dan manusia pada umumnya. Pengalaman
masa lalu menyebabkan individu mampu berbuat banyak bagi
kemanusiaan
h. Ego integrity vs Depait ( Dewasa lanjut)
Kepuasan yang timbul akibat pengalaman dan tindakan serta prestasi
masa lalu.

6. Kebutuhan Dasar untuk Tumbuh Kembang


Tumbuh dan kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh
hasil interaksi antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor
lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi
tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar
tertentu. Menurut Soetjiningsih (2000), kebutuhan dasar ini dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu asuh, asih, dan asah.
1. Asuh (Kebutuhan Fisik-Biomedis) yang termasuk kebutuhan asuh adalah:
a. Nutrisi yang mencukupi dan seimbang
Pemberian nutrisi secara mencukupi pada anak harus sudah dimulai
sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup
memadai pada ibu hamil. Setelah lahir, harus diupayakan pemberian
ASI secara eksklusif, yaitu pemberian ASI saja sampai anak berumur
4-6 bulan. Sejak berumur enam bulan, sudah waktunya anak diberikan
makanan tambahan atau makanan pendamping ASI. Pemberian
makanan tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang
baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat
pada masa bayi dan prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan
dan perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat, terutama
pertumbuhan otak.
b. Perawatan kesehatan dasar
Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal diperlukan
beberapa Upaya, misalnya, imunisasi, kontrol ke Puskesmas/
Posyandu secara berkala, diperiksakan segera bila sakit. Dengan upaya
tersebut, keadaan kesehatan anak dapat dipantau secara dini, sehingga
bila ada kelainan maka anak segera mendapatkan penanganan yang
benar.
c. Pakaian
Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman dipakai.
Karena aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari
bahan yang mudah menyerap keringat.
d. Perumahan
Dengan memberikan tempat tinggal yang layak maka hal tersebut akan
membantu anak untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal.
Tempat tinggalyang layak tidak berarti rumah yang berukuran besar,
tetapi bagaimana upaya kita untuk mengatur rumah menjadi sehat,
cukup ventilasiserta terjaga kebersihan dan kerapiannya, tanpa
mempedulikan berapapun ukurannya.
e. Higiene diri dan lingkungan
Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah
mengurangi risiko ternilarnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu,
lingkungan yang bersih akan memberikan kesempatan kepada anak
untuk melakukan aktivitas bermain secara aman.
f. Kesegaran jasmani (olah raga dan rekreasi)
Aktivitas olahraga dan rekreasi digunakan untuk melatih kekuatan
otot-otot tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu juga
membantu meningkatkan motorik , anak, dan aspek perkembangan
lainnya. Aktivitas olah raga dan rekreasi bagi anak balita merupakan
aktivitas bermain yang menyenangkan.
2. Asih (Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang )
Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimulai
sedini mungkin. Bahkan, sejak anak berada dalam kandungan, perlu
diupayakan kontak psikologis antara ibu dan anak, misalnya, dengan
mengajak berbicara / mengelusnya. Setelah lahir, upaya tersebut dapat
dilakukan dengan mendekapkan bayi ke dada ibu segera setelah lahir.
Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara ibu / orang tua dengan
anak sangatlah penting, karena berguna untuk menentukan perilaku anak
di kemudian hari, merangsang perkembangan otak anak, serta merangsang
perhatian anak terhadap dunia luar. Oleh karena itu, kebutuhan asih ini
meliputi:
a. Kasih sayang orang tua
Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing
anak dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti
memanjakan atau tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana orang tua
menciptakan hubungan yang hangat dengan anak, sehingga anak
merasa aman dan senang.
b. Rasa aman
Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak
memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-
harinya.
c. Harga diri
Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya. Apabila
anak diacuhkan, maka hal ini dapat menyebabkan frustrasi.
d. Dukungan/dorongan
Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh dukungan
dari lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang aktivitas yang
akan dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan anak ragu-ragu
dalam melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu, orang tua perlu
memberikan dukungan agar anak dapat mengatasi stressor atau
masalah yang dihadapi.
e. Mandiri
Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal
anak harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya.
Dalam melatih anak untuk mandiri tentunya harus menyesuaikan
dengan kemampuan dan perkembangan anak.
f. Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap
barang-barang yang dipunyainya, sehingga anak tersebut akan
mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya.
g. Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalaman
Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai
dengan kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. Tidak pada tempatnya
jika orang tua memaksakan keinginannya untuk dilakukan oleh anak
tanpa memperhatikan kemauan anak.

3. Asah (Kebutuhan Stimulasi)


Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak,
yang berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang
sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang
banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.
Pemberian stimulus ini sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal,
dan setelah lahir dengan cara menetekkan bayi pada ibunya sedini
mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental
psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan.
7. Deteksi Pertumbuhan dan Standar Normalnya
Parameter untuk pertumbuhan yang sering digunakan, sebagaimana
terdapat dalam pedoman deteksi tumbuh kembang anak balita, adalah BB
terhadap TB dan lingkar kepala anak. Parameter tersebut mencakup ukuran
antropometri dan paling mudah dilakukan di lapangan. Selain ukuran
antropometri, parameter lain yang dapat digunakan apabila ukuran
antropometri meragukan adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium,
dan radiologis. Berikut ini akan dibahas mengenai parameter yang dapat
dipakai untuk mengetahui keadaan perkembangan anak :
1. Ukuran Antropometri
Pengukuran antropometri ini dimaksudkan untuk mengetahui ukuran-
ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti
timbangan dan pita pengukur (meteran). Ukuran antropometri ini dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan umur.
Misalnya, BB terhadap usia atau TB terhadap usia. Dengan demikian,
dapat diketahui apakah ukuran yang dimaksud tersebut tergolong
normal untuk anak seusianya.

b. Tidak tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan


pengukuran lainnya tanpa memperhatikan berapa umur anak yang
diukur. Misalnya, BB terhadap TB. Ukuran ini digunakan untuk
mengetahui apakah Proporsi anak tergolong normal.

Dari. beberapa ukuran antropometri, yang paling sering digunakan Untuk


menentukan keadaan pertumbuhan pada masa balita adalah:

a. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang
terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada
semua kelompok umur. Pada usia beberapa hari, berat badan akan
mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari
berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya meconium dan
air seni yang belum diimbangi asupan yang mencukupi, misalnya
produksi ASI yang belum lancar. Umumnya, berat badan akan kembali
mencapai berat lahir pada hari kesepuluh.
Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I
adalah sekitar 700-1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500-600
gram/ bulan, pada triwulan III sekitar 350-450 gram/ bulan, dan pada
triwulan IV sekitar 250-350 gram/ bulan.Dari perkiraan tersebut, dapat
diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan akan
bertambah sekitar 1 kg/ bulan, sementara pada 6 bulan berikutnya
hanya + 0,5 kg/ bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25
kg/ bulan. Setelah 2 tahun, kenaikan berat badan tidak tentu, yaitu
sekitar 2,3 kg/ tahun. Pada tahap adolesensia (masa remaja) akan
terjadi pertambahan berat badan secara cepat (growth spurt). Selain
dengan perkiraan tersebut, BB juga dapat diperkirakan dengan
menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu:
1. Berat badan lahir rata-rata: 3,25 kg
2. Berat badan usia 3-12 bulan, menggunakan rumus:
Umur (bulan) + 9 n+9
2 = 2
3. Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus:
(Umur (tahun) x 2) + 8 = 2n + 8
Keterangan: n adalah usia anak
Untuk menentukan umur anak dalam bulan, bila lebih 15 hari
dibulatkan ke atas, sementara bila kurang atau sama dengan 15 hari,
dihilangkan. Misalnya, saat ini seorang bayi berumur 5 bulan 25 hari,
maka bayi tersebut dianggap berumur 6 bulan. Dengan demikian, bila
menggunakan rumus Behrman, BB bayi diperkirakan sebesar 7,5 kg.
Sedangkan anak yang berumur di atas satu tahun.

Bila kelebihannya di atas 6 bulan dibulatkan 1 tahun,


sedangkan kelebihan 6 bulan atau kurang dihilangkan. Misalnya, bayi
yang saat ini berumur 2 tahun 6 bulan dianggap berusia 2 tahun,
sehingga perkiraan berat badannya adalah 12 kg.

Berat badan merupakan indikator sederhana yang digunakan di


lapangan atau Puskesmas untuk menentukan status gizi anak, yaitu
dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Pada KMS dapat
diketahui apakah keadaan status gizi anak tergolong normal, kurang,
atau buruk.
b. Tinggi badan
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan
panjang badan. Pada bayi yang baru lahir, panjang badan rata-rata
adalah sebesar :50 cm. Pada tahun pertama, pertambahannya adalah
1,25 cm/ bulan (1,5 x panjang badan lahir). Penambahan tersebut akan
berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5
cm/ tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan pertumbu an
tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5-25 cm/ tahun pada wanita,
sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10-30 cm / tahun.
Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia 18-20 tahun.
Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan
berdasarkan rumus dari Behrman (1992), yaitu:
a. Perkiraan panjang lahir: 50 cm
b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun : 1,5 x Panjang Badan Lahir
c. Perkiraan tinggi badan usia 2-12 tahun : (Umur x 6) + 77 : 6n + 77
Keterangan: n adalah usia anak dalam tahun, bila usia lebih 6 bulan
dibulatkan ke atas, bila 6 bulan atau kurang, dihilangkan.
Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting
kedua. Keuntungan dari pengukuran tinggi badan ini adalah alatnya
yang murah, mudah dibuat, dan dibawa sesuai keinginan. Selain itu,
tinggi badan merupakan indikator yang baik untuk pertumbuhan fisik
yang sudah lewat (stunting) dan untuk perbandingan terhadap
perubahan relatif, seperti nilai berat badan dan lingkar lengan atas.
c. Lingkar Kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap
relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa, dan letak
geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35
cm. kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm / bulan pada bulan
pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan
kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian
tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm /
tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya
bertambah + 10 cm.
d. Lingkar Lengan Atas (LLA, lila)
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir,
lingkar lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar
lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak
berubah sampai usia 3 tahun. Ukuran lingkar lengan atas
mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak
terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai
keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah. Keuntungan dari
pengukuran lingkar lengan atas adalah murah, mudah, alatnya bisa
dibuat sendiri, dan siapa saja dapat melakukannya. Namun, kadang-
kadang hasil pengukuran kurang akurat karena sukar untuk mengukur
lila tanpa menekan jaringan. Pada praktiknya, pengukuran lila jarang
digunakan kecuali ada gangguan pertumbuhan atau gangguan gizi
yang berat, sehingga pengukuran lila hanya efektif pada usia di bawah
3 tahun (usia prasekolah).
e. Lipatan Kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapular
merupakan refleksi pertumbuhan jaringan lemak di bawah kulit yang
mencerminkan kecukupan energi. Apabila anak mengalami defisiensi
kalori, maka lipatan kulit menipis, lipatan tersebut akan menebal bila
anak kelebihan energi.
2. Pemeriksaan Fisik
Hal yang dapat diamati dari pemeriksaan fisik adalah keseluruhan
fisik, jaringan otot, jaringan lemak, rambut dan gigi
3. Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
Pemeriksaan baru dilakukan jika terdapat tanda dan gejala yang
menunjukkan adanya penyakit, misalnya anemia atau pertumbuhan fisik
yang tidak normal.
8. Deteksi Perkembangan
Penilaian perkembangan anak memiliki banyak model dan macamnya.
Meskipun demikian, perlu ada parameter-parameter atau patokan-patokan
tertentu sehingga dapat dilakukan perbandingan secara konsisten. Ada banyak
parameter atau tes untuk perkembangan anak, misalnya, tes IQ, tes
psikomotorik, tes prestasi, dan lain-lain. Masing-masing tes tersebut
disesuaikan dengan fungsi dan usia anak.
Terkait dengan upaya memberikan asuhan kesehatan pada balita,
supaya dapat melakukan deteksi perkembangan anak, seseorang lebih dahulu
harus memahami aspek-aspek dalam perkembangan anak. Menurut
Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih, terdapat empat aspek
perkembangan anak balita, yaitu:
1. Kepribadian/ tingkah laku sosial (personal social), yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi, dan
berinteraksi dengan lingkungan.

2. Motorik halus (fine motor adaptive), yaitu aspek yang berhubungan


dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil,
memerlukan koordinaSi yang cermat, serta tidak memerlukan banyak
tenaga, misalnya, memasukkan manik-manik ke dalam botol, menempel,
dan menggunting.

3. Motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan dengan


pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar bagian tubuh
karena dilakukan dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga
memerlukan cukup tenaga, misalnya, berjalan dan berlari.

4. Bahasa (language), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan


untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah, dan
berbicara secara spontan. Pada masa bayi, kemampuan bahasa bersifat
pasif, sehingga pernyataan akan perasaan atau keinginan dilakukan
melalui tangisan dan gerakan. Semakin bertambahnya usia, anak akan
menggunakan bahasa aktif, yaitu dengan berbicara.
a. Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah (KPAP)
KPAP adalah sekumpulan perilaku yang digunakan sebagai alat
untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan perilaku pada anak
prasekolah (usia. 3-6 tahun). Kuesioner ini berisi 30 perilaku yang
perlu ditanyakan satu per satu pada orang tua.
Setiap perilaku perlu ditanyakan apakah 'sering terdapat,'
kadang-kadang terdapat,' atau 'tidak terdapat.' Apabila jawaban yang
diperoleh adalah ‘sering terdapat' maka jawaban tersebut diberi nilai 2,
kadang-kadang terdapat' diberi nilai 1, dan 'tidak terdapat' diberi nilai
0. Apabila jumlah nilai seluruhnya kurang dari sebelas, maka anak
perlu dirujuk, sedangkan jika jumlah nilai 11 atau lebih maka anak
tidak perlu dirujuk. Pengisian kuesioner dapat dilakukan oleh petugas
dilapangan, kader, guru atau orang tua anak itu sendiri.
b. Tes Daya Lihat dan Tes Kesehatan Mata Anak Prasekolah
Tes ini merupakan alat untuk memeriksa ketajaman daya lihat
serta kelainan mata pada anak berusia 3-6 tahun. Sebagaimana alat
deteksi lainnya, tes ini juga digunakan untuk mendeteksi adanya
kelainan daya lihat pada anak usia prasekolah secara dini, sehingga
bila ada penyimpangan dapat segera ditangani. Untuk melakukan tes
daya lihat diperlukan ruangan dengan penyinaran yang baik dan alat
'kartu E’ yang digantungkan setinggi anak duduk. 'Kartu E' ini berisi
huruf E yang terdiri dari 4 baris. Baris pertama huruf E berukuran
paling besar kemudian berangsur-angsur mengecil pada baris keempat.
Secara normal, anak dapat melihat huruf E pada baris ketiga. Apabila
anak tidak dapat melihat ' huruf E pada baris ketiga, makaperlu dirujuk
untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Selain tes daya lihat,
anak juga perlu diperiksakan kesehatan matanya. Perlu ditanyakan dan
diperiksa adakah:
1. keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan kabur, atau pusing.
2. perilaku seperti sering menggosok mata, membaca terlalu dekat,
atau sering mengkedip-kedipkan mata.
3. kelainan mata seperti bercak bitot, juling, mata merah, dan keluar
air.
Apabila ditemukan satu kelainan atau lebih pada mata anak, maka
anak tersebut perlu dirujuk.
c. Tes Daya Dengar Anak (TDD)
Tanpa pendengaran yang baik, anak tidak dapat belajar
berbicara atau mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Oleh
karena itu, diperlukan deteksi secara dini atas fungsi pendengaran
anak, sehingga kemampuan pendengaran dan bicara anak dapat
berkembang dengan baik. Tes Daya Dengar ini berupa pertanyaan-
pertanyaan yang disesuaikan dengan usia anak, yaitu kelompok usia 0-
6 bulan, lebih dari 6 bulan, lebih dari 9 bulan, lebih dari 12 bulan,
lebih dari 24 bulan, dan lebih dari 36 bulan. Setiap pertanyaan perlu
dijawab ‘Ya' Atau 'tidak Apabila ada jawabannya adalah tidak, berarti
pendengaran anak tidak normal, sehingga diperlukan pemeriksaan
lebih lanjut.
d. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
KPSP adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan
pada orang tua. Tes ini dipergunakan sebagai alat untuk melakukan
skrining pendahuluan untuk pekembangan anak usia 0-72 bulan.
Tujuannya adalah untuk pemeriksaan perkembangan anak normal atau
ada penyimpangan. Pada penilaian perkembangan yang menggunakan
KPSP dilakukan saat anak berumur 3 bulan. Dilakukan minimal tiap 3
bulan – 5 tahun. Tes ini untuk mengetahui perkembangan anak sesuai
umurnya atau terjadi keterlambatan.
Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan adalah formulir KPSP
sesuai umur anak dan alat untuk pemeriksaan berupa pensil, kertas,
bola besar, bola tennis, kerincingan, kubus berukuran 2,5 cm sebanyak
8 buah, kismis, dan kacang tanah.
- Cara menghitung umur anak:
Usia ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari
dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh: anak usia 9 bulan 16 hari
dibulatkan 10 bulan, usia 9 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 9
bulan. Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan
adalah yang lebih kecil dari usia anak.
Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah
KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan
yang diberikan adalah KPSP 9 bulan.
Daftar pertanyaan KPSP berjumlah 10 nomor, yang menjadi 2 yaitu
pertanyaan yang harus dijawab oleh orang tua/pengasuh dan perintah
yang harus dilakukan sesuai dengan pertanyaan pada KPSP.
Pertanyaan dala KPSP harus dijawab ya atau tidak oleh orang tua.
Interpretasi hasil KPSP adalah sebagai berikut:
a. Bila jawaban “ya” berjumlah 9-10 berarti anak normal sesuai tahap
perkembangan. Jawaban “ya” berarti anak bisa, pernah, sering,
atau kadang-kadang melakukan.
b. Bila jawaban “ya” kurang dari 9 maka perlu diteliti tentang:
 Cara menghitung usia dan kelompok pertanyaannya apakah
sudah sesuai
 Kesesuaian jawaban orang tua dengan maksud pertanyaan.
 Apabila ada kesalahan, maka pemeriksaan harus diulang
c. Bila setelah diteliti jawaban “ya” berjumlah 7-8 berarti meragukan
dan perlu diperiksa ulang 2 minggu kemudian dengan pertanyaan
yang sama. Jika jumlah jawaban tetap sama kemunginan ada
penyimpangan.
d. Bila jawaban “ya” berjumlah 6 atau kurang berarti ada
penyimpangan. Anak perlu dirujuk ke rumah sakit untuk
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Contoh Kuisioner Pra Skrining Perkembangan Usia 9 Bulan

YA TIDAK
N PEMERIKSAAN
O
Gerak kasar
1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu
tarik perlahan-lahan ke posisi clucluk. Dapatkah bayi
mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di
sebelah kiri? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh
kembali seperti gambar sebelah kanan.

Gerak halus
2. Pernahkah anda melihat bayi memindahkan mainan atau
kue kering dari satu tangan ke tangan yang lain? Benda-
benda panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai
tidak ikut dinilai.
Gerak halus
3. Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang,
sapu tangan atau serbet, kemudian jatuhkan ke lantai.
Apakah bayi mencoba mencarinya? Misalnya mencari di
bawah meja atau di belakang kursi?
Gerak halus
4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti
mainan/kue kering, dan masing-masing tangan memegang
satu benda pada saat yang sama? Jawab TIDAK bila bayi
tidak pernah melakukan perbuatan ini.
Gerak kasar
5. Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi
berdiri, dapatkah ia menyangga sebagian berat badan
dengan kedua kakinya? Jawab YA bila ia mencoba berdiri
dan sebagian berat badan tertumpu pada kedua kakinya.
Gerak halus
6. Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda
kecil seperti kismis, kacang-kacangan, potongan biskuit,
dengan gerakan miring atau menggerapai seperti
gambar ?

Gerak kasar
7. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah
bayi duduk sendiri selama 60 detik?

Sosialisasi
8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri? &
kemandirian
Bicara &
9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam bahasa
datang berdiri di belakangnya, apakah ia menengok ke
belakang seperti mendengar kedatangan anda? Suara
keras tidak ikut dihitung. Jawab YA hanya jika anda
melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan atau
bisikan.
Sosialisasi
10. Letakkan suatu mainan yang dinginkannya di luar &
kemandirian
jangkauan bayi, apakah ia mencoba mendapatkannya
dengan mengulurkan lengan atau badannya?
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1) Identitas anak dan Orang tua

2) Genogram

3) Riwayat Anak

a. Perawatan dalam kandungan

Berapa usia kehamilan saat ibu pertama kali memeriksakan diri,


dimana dan kepada siapa ibu pertama kalii memeriksakan
kehamilannya. Bagaimana keteraturan ibu memeriksakan diri selama
kehamilannya. Ada tidaknya kelainan yang tampak pada janin saat
masih dalam kandungan. Pernah tidaknya ibu mengalami cedera
selama kehamilanya. Bagimana kecukupan nutrisi ibu selama
kehamilan. Adanya pantangan makanan yang berkaitan dengan budaya
keluarga.

b. Perawatan pada waktu kelahiran

Berapa usia kehamilan saat kelahiran bayi, bagaimana proses


kelahiran, dimana dan ditolong oleh siapa. Bagaimana keadaan bayi
setelah dilahirkan, berat badan serta panjang badan bayi.

4) Kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual dalam kehidupan sehari-


hari
a. Bernafas
Berapa frekuensi napas anak, irama pernapasan, kedalaman napas, ada
tidaknya suara napas tambahan. Ada tidaknya kesulitan bernafas yang
dialami oleh anak, saat kapan kesulitan itu dirasakan, berapa lama,
serta keluhan lain yang dirasakan oleh anak.
b. Makan dan minum
Bagaiman kepatuhan ibu dalam memberikan ASI eksklusif sampai
bayi berusia 6 bulan, pada usia berapa bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI dan dalam bentuk apa. Bagaimana kecukupan nutrisi
anak setelah diberikan PASI. Makanan apa yang paling disukai oleh
anak. Bagaimana pola dan pemberian PASI pada anak.
c. Eliminasi
Bagaimana pola BAB dab BAK pada anak. Pada BAB, tinjau
konsistensi, warna, bau, adanya darah atau pus. Pada BAK, tinjau
volume, warna, bau.
d. Aktivitas
Apa permainan yang paling disukai oleh anak, dan kapan waktu
bermainnya.
e. Istirahat tidur
Bagaimana pola tidur anak pada siang dan malam hari, dan berapa
lama. Ada tidaknya kesulitan tidur yang dialami oleh anak
f. Personal hygiene
Berapa kali anak mandi dalam satu hari, ada membantu atauu tidak.
Bagaimana dengan kebersihan kuku serta rambut.
g. Pengaturan suhu tubuh
Suhu anak diukur, apakah normal, hipotermi ataukah mengalami
hipertermi
h. Rasa aman
Kaji lingkungan tempat anak bermain, apakah sudah aman dari benda-
benda tajam dan berbahaya. Bagimana pengawasan orang tua ketika
anak sedang bermain.
i. Rasa nyaman
Kaji kondisi dan keadaan anak saat mengobrol dengan orang lain
j. Komunikasi dan sosialisasi
Bagaimana hubungan anak denga orang tua, keluarga lain serta teman-
temannya. Siapakah orang yang paling dekat dengan anak. Apakah
anak mau mengutarakan keinginannya secara bebas tanpa takut kepada
orang tua.
k. Ibadah
Apa agama yang dianut dan bagaimana pelaksanaan ibadah yang
dilakukan oleh anak.
l. Prestasi
Bagaimana pencapaian kemampuan anak mengenai tingkah laku
sosial, gerakan motorik halus, bahasa, dan perkembangan motorik
kasar.
m. Rekreasi
Kemana saja biasanya anak diajak berekreasi oleh orang tuanya.
n. Belajar
Kaji pengetahuan orang tua dalam merawat dan mendidik anak.

5) Pengawasan kesehatan

Bagaimana sikap orang tua disaat menghadapi anak yang sedang sakit
serta riwayat imunisasi yang telah diperoleh oleh anak mencakup BCG,
DPT, Polio, Campak dan Hepatitis. Cantumkan pula pada usia berapa anak
mendapatkan imunisasi dan pada tanggal berapa diberikan.

6) Penyakit yang pernah diderita

Penyakit apa saja yang pernah dialami oleh anak dan pada usia berapa,
kualitasnya akut atau kronis, menular atau tidak, lamanya sakit serta
pertolongan atau tindakan yang diambil oleh orang tua.

7) Kesehatan Lingkungan / Keluarga

Kaji bagaimana keadaan lingkungan tempat tinggal anak mengenai


ketersediaan air bersih dan sanitasi/ventilasi rumah.

8) Perkembangan anak
a. Buat daftar kemampuan yang seharusnya sudah dicapai oleh anak
sesuai dengan denver II yang didasarkan pada usia anak mengenai
personal sosial, gerakan motorik halus, bahasa dan perkembangan
motorik kasar.
b. Kemudian bandingkan daftar yang dibuat diatas dengan kemampuan
anak setelah diujikan.

9) Pemeriksaan Fisik
a. Kesan Umum
Kaji kebersihan, pergerakan dan keaktifan anak, dan status gizi dengan
penyesuaian rumus Behrman menggunakan berat badan dengan usia
anak lalu disesuaikan apakah anak mendapatkan gizi yang cukup atau
tidak.
Rumus behrman adalah:
 BB = (umur dalam bulan + 9) : 2
 Status gizi anak = BB anak sekarang : BB anak normal x 100%
b. Warna Kulit, suara waktu menangis pertama kali, tonus utot, edema
c. Kepala
Kaji mengenai bentuk kepala, ada tidaknya lesi, kebersihan kulit
kepala, jenis rambut, tekstur rambut, kekuatan rambut, penyebaran
rambut, warna rambut.
d. Muka
Kaji adanya lesi, kebersihan, hiperpigmentasi, dan sianosis
e. Mata
Bentuk bola mata, pergerakan, keadaan pupil, konjungtiva, keadaan
kornea, sklera, bulu mata, serta ketajaman penglihatan serta kepekaan
kelopak mata.
f. Hidung
Kaji mengenai kebersihan, adanya sekret, warna mukosa hidung, dan
pergerakan/napas cuping hidung, juga adanya gangguan lain.
g. Telinga
Kaji kebersihan, keadaan alat pendengaran, dan kelainan yang
mungkin adda.
h. Mulut
Kaji kebersihan daerah sekitar mulut, keadaan mukosa bibir, keadaan
gigi (kebersihan dan adanya karies), keadaan lidah, keadaan
tenggorokan, dan kelainan yang mungkin ada.
i. Leher
Kaji adanya pembesaran kelenjar/pembuluh darah, kaku kuduk,
pergerakan leher.
j. Thoraks
Kaji mengenai bentuk dada, irama pernapasan, tarikan otot bantu
pernapasan, serta adanya suara napas tambahan.
k. Jantung
Kaji mengenai bunyi jantung serta ada tidaknya pembesaran jantung.
l. Persarafan
Kaji tentang refleks fisiologis dan refleks patologis anak.
m. Abdomen
Kaji mengenai bentuk, adanya pembesaran organ, keadaan pusat,
terabanya skibala, adanya massa, nyeri tekan dan nyeri lepas,
distensia, dan gerak peristaltik serta bising usus.
n. Ekstremitas
Kaji tentang pergerakan, kelainan bentuk, refleks lutut dan adanya
edema.
o. Alat kelamin
Kaji mengenai kebersihan dan adanya lesi.
p. Anus
Kaji mengenai keadaan dan kebersihan, adanya lesi, adanya infeksi.
q. Antropometri
Kaji mengenai ukuran pertumbuhan anak. Berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar lengan.

r. Gejala Kardinal
Kaji tanda-tanda vital anak. Suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah,
dan CRT.

10) Hasil Observasi

Tuliskan respon umum anak dengan keluarganya serta hal-hal baru yang
diberikan kepadanya, bentuk interaksi kepada orang lain, cara anak
mengungkapkan keinginannya, serta kontraindikasi prilaku yang mungkin
ditunjukkan oleh anak.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang dapat timbul dari tindakan
imunisasi pada anak meliputi:
1. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakcukupan
stimuli bahasa
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna makanan
3. Kecemasan (ansietas) orang tua berhubungan dengan tubuh kembang anak
yang sesuai, kurang pengetahuan dan hospitalisasi
4. Kesiapan meningkatkan pengetahuan ditandai dengan mengungkapkan
minat untuk meningkatkan pembelajaran
5. Risiko keterlambatan perkembangan ditandai dengan gangguan perilaku
(deficit perhatian)
6. Risiko Jatuh ditandai dengan anak yang terlalu hiperaktif
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan realisasi dari pada
rencana tindakan yang telah ditetapkan meliputi tindakan independent,
depedent, interdependent. Pada pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan,
validasi, rencan keperawatan, mendokumentasikan rencana keperawatan,
memberikan asuhan keperawatan dan pengumpulan.
E. EVALUASI

a. Evaluasi Formaatif (Mereflesikan observasi perawat dan analisi terhadap


pasien terhadap respon langsung pada ntervensi keperawatan)
b. Evaluasi Sumatif (Mereflesikan rekapiyulasi dan synopsis observasi dan
analisis mengenai status kesehatan pasien terhadap waktu)
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M. Butcher, H.K. Dochterman, J.M. Wagner, C.M. 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC).Singapore : Elsevier Global Rights.

Herman, T.H. 2015-2017. NANDA Internasional Inc. Diagnosis Keperawatan:


definisi&klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Moorhead, S. Johnson, M. Maas, M.L. Swanson, E. 2016. Nursing Outcomes
Classification (NOC). Singapore: Elsevier Global Rights.
Moersintowarti B. Narendra, Titi S.Sularyo, Soetjiningsih, dkk. 2002. Buku Ajar
Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi 1. Jakarta: Sagung Seto

Nursalam, Susilaningrum Rekawati, Utami Sri. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak (untuk Perawat dan Bidan). Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar, Desember 2018


Mengetahui,
Pembimbing Praktik/CI Mahasiswa

Ns. Ayu Novita Sari, S.Kep Ni Luh Ade Seriasih


NIP.- NIM. P07120216016

Mengetahui,
Pembimbing Akademik/CT

Dra. Putu Susy Natha Astini.,S.Kep.Ns.M.Kes


NIP.195601021981032001

Anda mungkin juga menyukai