Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH DIAGNOSIS ANAK BERMASALAH

Dosen Pengampu : Dr. M. A. Muazar Habibi, S. Psi, M. Pd.

Disusun Oleh :

1. Haerun Aini (E1F015006)

2. Ismi Sudaryanti (E1F015013)

3. Lalu And Sania Fatam (E1F013014)

3. Quratul Yusro Wardani (E1F015030)

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Mataram

2017
LAPORAN VINELAND SOCIAL MATURITY SCALE

1. IDENTITAS
A. IDENTITAS ANAK
Nama Lengkap : Afika Ismail Putri
Nama Panggilan : Afika
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 1 dari 1 bersaudara
Agama : Islam
Tempat Tanggal Lahir : Mataram, 21 Desember 2012
Alamat : Babakan
Pendidikan : TK Nurul Iman, Babakan

B. IDENTITAS ORANG TUA


a. Ayah
Nama : Ismail
Tempat Tanggal Lahir : Babakan, 1 Juli 1992
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Babakan Timur
b. Ibu
Nama : Mirnawati
Tempat Tanggal Lahir : Mataram, 5 Agustus 1995
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Babakan Timur
2. DESKRIPSI POLA ASUH
Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif atau pemanja biasanya memberikan pengawasan yang sangat longgar.
Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang
cukup darinya. Orang tua percaya bahwa, dengan memilih pola asuh ini, anak akan
menjadi lebih kreatif dan bahagia. Mereka lebih memilih untuk memberikan kebebasan
tanpa batas kepada anak dan tidak merasa bahwa itu akan berdampak pada masa depan
mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai
oleh anak.

KISI-KISI WAWANCARA TENTANG POLA ASUH PERMISIF

Variabel Sub Variabel Aspek yang diungkap


B C D
Pola Asuh Sikap orang tua terhadap Orang tua selalu memberikan
Anaknya kebebasan pada anak tanpa
Permisif
memberikan kontrol sama
sekali
Anak dituntut atau sedikit
sekali dituntut untuk suatu
tangung jawab, tetapi
mempunyai hak yang sama
seperti orang dewasa
Anak diberi kebebasan untuk
mengatur dirinya sendiri dan
orang tua tidak banyak
mengatur anaknya
Apakah orang tua membiarkan
anaknya berbuat
sekehendaknya dan lemah
sekali dalam melaksanakan
disiplin pada anak

Orang tua kurang miliki


Kontrol
Orang tua bersikap longgar
atau bebas
Dukungan orangtua terhadap Bagaimana pola bimbingan
terhadap Bimbingan terhadap
Anaknya
anak kurang
Bila ada masalah apakah
keputusan lebih banyak dibuat
oleh anak daripada orang
tuanya

Komunikasi orang tua Apakah orang tua Kurang


tegas dalam menerapkan
dengan anaknya
peraturan-peraturan yang ada
.

Pola Asuh Melalui Observasi dan Wawancara

Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan selama tiga hari bertrut-turut di
kediaman orangtua dari anak yang akan kami observasi di desa Babakan Timur, Kota
Mataram yaitu pada hari Ahad, 12 November 2017 pukul 10.00 – 14.00, pada hari Senin,
13 November 2017 pukul 14.30 - 17.00 dan pada hari Selasa, 14 November 2017 pukul
16.00 – 17.00. Kami mewawancarai ibu dari anak yang akan kami observasi untuk
mengetahui pola asuh yang diberikan orang tua terhadap anaknya serta untuk
memperkuat hasil observasi yang akan kami lakukan.

Pada hari pertama kami melakukan observasi yaitu pada hari Ahad, 12 November
2017 pukul 10.00 – 14.00. Kami menemui Afika di kediaman rumah neneknya, sebab
neneknya Afika merupakan ibu dari salah satu anggota kelompok kami. Sepulang dari
sekolah Afika biasanya bermain di rumah neneknya, lokasi rumah Afika dengan
neneknya bisa dikatakan cukup jauh jaraknya. Namun, pada saat itu kami melihat Afika
tidak di temani dan diawasi oleh ibunya langsung. Hal ini dikarenakan Afika sudah
dibiasakan dan diberikan kebebasan jika ingin bermain ke rumah neneknya. Ketika kami
sudah sampai di rumah tersebut, kami langsung menemui dan mencoba melakukan
pendekatan dengan Afika, namun Afika terlihat sedikit malu jika bertemu dengan orang
asing yang baru ia kenali. Tak lama kemudia ibu dari anak tersebut datang dan menemui
kami, kamipun langsung mewawancarai ibunya terkait dengan perkembangan Afika dan
bertanya tentang kisi-kisi pola asuh yang diberikan orang tua kepada anaknya. Dari hasil
wawancara yang kami lakukan bersama ibunya, kami menanyakan terkait dengan
pengawasan yang diberikan kepada Afika. Sebab ketika kami menemui Afika di
kediaman neneknya, kami melihat Afika hanya sendiri tanpa ditemani langsung oleh
ibunya. Ibunya langsung menjawab dan memberitahukan kami bahwa biasanya sepulang
dari sekolah terlebih dahulu Afika pulang ke rumah untuk mengganti baju dan makan,
setelah itu Afika langsung ke rumah neneknya untuk pergi bermain tanpa di antar dan
diawasi oleh ibunya. Orang tua tidak membatasi Afika kapan waktu untuk pulang dan
beristirahat, dari penuturan ibunya biasanya Afika balik ke rumah hanya untuk meminta
uang jajan dan setelah itu pergi bermain lagi dengan teman-temannya. Afika merupakan
anak pertama dan anak sematawayang di keluarga tersebut, sehingga Afika sangat di
sayang dan dimanjakan oleh ibunya. Apapun yang diinginkan oleh Afika selalu dituruti
oleh ibunya. Afika tidak hanya bermain ke rumah neneknya saja melainkan juga Afika
bermain dengan teman-teman didekat rumahnya. Sehabis bermain Afika biasanya pulang
ke rumahnya untuk mengambil perlengkapan mengaji.

Observasi kami lanjutkan pada hari Senin, 13 November 2017 pukul 14.30 –
17.00. Kali ini kami melakukan observasi di rumah Afika langsung. Ketika kami sampai
di sana, kami tidak melihat Afika melainkan kami hanya bertemu dengan ibunya saja.
Menurut tuturan dari ibunya, Afika sedang tidur di dalam kamarnya. Hari itu Afika tidak
keluar rumah untuk bermain, sebab pada hari itu cuaca disekitar rumahnya sedang tidak
membaik, sehingga ibunya Afika melarang Afika untuk pergi bermain. Setelah kami
bertemu dengan ibunya Afika, kami pun langsung mewawancarai ibunya perihal pola
asuh yang diterapkan pada Afika. Hal ini kami lakukan untuk memperkuat lagi hasil dari
observasi dan informasi mengenai pola asuh permisif yang diterapkan orang tua pada
anaknya. Ketika kami melakukan wawancara dengan orang tua anak mengenai pola asuh,
ibunya tetap menjawab bahwa Afika diberikan kelonggaran dan kebebasan dalam
bermain.

Pada hari ketiga yaitu pada hari Selasa, 14 November 2017 pukul 16.00 – 17.00,
kami kembali mendatangi kediaman rumah orang tua Afika untuk memperjelas dan
memperkuat kembali observasi yang akan kami lakukan mengenai pola asuh tersebut.
Ketika kami sampai di rumah tersebut kami melihat Afika sedang memakai bajunya,
sebab pada saat itu Afika baru selesai mandi. Kami langsung dipersihkan untuk masuk
oleh orang tuanya Afika. Saat kami berada di dalam rumah tersebut, kami melihat Afika
sudah selesai memasang semua pakaiannya. Kami juga melihat Afika mengambil buku
bergambar yang sudah memiliki bacaan untuk ia baca dengan cara mengeja. Kami
melihat Afika sudah bisa dalam mengeja huruf yang ia baca. Tak lama kemudia Afika
berhenti membaca buku tersebut dan langsung ke luar untuk memanggil temannya untuk
ia ajak bermain. Saat itu ibunya Afika sedang keluar untuk membelikan kami minuman.
Setelah Afika sampai di rumah ia mengajak temannya untuk bermain handphone,
handphone tersebut ia gunakan untuk berfoto. Saat itu kami melihat ibunya tidak
melarang atau mencegah Afika untuk memainkan handphone tersebut. Padahal kalau
dipikir-pikir bermain gadget untuk anak usia dini bisa dibilang kurang baik karena dapat
mengganggu perkembangan pada anak.

3. DESKRIPSI KEMATANGAN SOSIAL


A. Vineland Social Maturity Scale (VSMS)
Kategori :

<61 = Kurang Sesuai Usia

61-64 = Sesuai Usia

65-76 = Diatas Rata-Rata

77> = Tinggi

B. Kesimpulan Vineland Social Maturity Scale (VSMS)


Diketahui :
 Usia anak = 4 tahun 10 bulan 22 hari
 Skor dasar = 50
 Skor tambahan = 15
 Skor total = skor dasar + skor tambahan
= 50 + 15
= 65
 SA 65 = 7,0

Ditanyakan : SQ (Social Quation)?


𝑆𝐴
Penyelesaian : SQ = x 100%
𝐶𝐴
7,0
SQ = x 100%
4,322

SQ = 161, 9%

C. Deskripsi Tiap Periode Usia


Berdasarkan hasil dari observasi dan wawanncara yang sudah kami lakukan, kami
dapat mendeskripsikan perkembangan anak melalui Veneland Social Maturity Scale
(VSMS) yang sudah ada. Kami mencoba mengamati kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh anak dirumahnya dengan orang tua dan teman-temannya. Kami juga
sesekali meminta anak untuk mencoba melakukan beberapa kegiatan yang terdapat
pada VSMS agar kami dapat mengetahui sejauh mana tahap perkembangan yang
sudah dilalui anak serta untuk memperkuat hasil observasi kami. Berikut akan kami
deskripsikan perkembangan anak berdasarkan tiap peroide usianya.

Periode Usia IV – V
1. Mengurus Diri Sendiri Ke Toilet
Pada saat kami melakukan observasi, pernyataan tersebut tidak nampak pada
diri anak. Namun menurut keterangan dari orangtua, anak tersebut sudah
mandiri dalam mengurus dirinya apabila ia ingin pergi ke toilet tanpa bantuan
dari orangtuanya.
2. Mencuci Muka Tanpa Bantuan
Pada pernyataan kedua, kami melihat anak tersebut sudah bisa melakukan
cuci muka tanpa bantuan dari orang lain. Hal ini dapat kami lihat ketika anak
sedang mengambil air wudhu untuk pergi mengaji.
3. Pergi Ke Tetangga Dekat Rumah Tanpa Pengawasan
Berdasarkan hasil pernyataan dari orangtua anak, anak tersebut sudah mampu
melakukannya tanpa pengawasan dari orangtua langsung. Sebab anak tersebut
biasa bermain dengan teman-teman seusianya di dekat rumah. Sehingga anak
tersebut tidak perlu di awasi langsung oleh orang tuanya.
4. Berpakaian Sendiri Kecuali Ikatan-Ikatan
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan, kami melihat anak
tersebut sudah mampu untuk memasang pakaiannya sendiri tanpa dibantu oleh
ibunya. Hal ini terlihat ketika kami mengobservasi kerumahnya, anak tersebut
baru selesai mandi dan akan mengganti pakaiannya.
5. Menggunakan Pensil atau Kapur untuk Menggambar
Berdasarkan hasil observasi kami melihat bahwa anak telah mampu
menggunakan pensil untuk menggambar. Hal ini terlihat ketika kami mencoba
untuk memberikan buku gambar dan pensil pada anak tersebut, iapun
langsung menggambar bentuk lingkaran.
6. Turut Serta dalam Permainan Perlombaan
Pada saat kami melakukan observasi, pernyataan tersebut tidak nampak pada
diri anak, namun berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan dengan ibu
si anak, ibunya menjawab bahwa Afika sering terlibat dalam suatu
perlombaan seperti perlombaan lari yang biasa diadakan di tempat ia mengaji
apabila ada acara di Masjid. Tidak hanya mengikuti permainan perlombaan di
tempat ia mengaji saja, melainkan juga Afika sering mengikuti permainan
perlombaan bersama dengan teman-temannya.

Periode Usia V – VI
7. Mempergunakan Kereta-keretaan, Sepatu Roda
Pada saat kami melakukan observasi di kediaman orang tua anak, kami
melihat bahwa anak tersebut belum bisa menggunakan sepeda roda dua
dengan benar, ia hanya bisa menggunakan sepeda roda empat saja.
8. Menulis Perkataan Sederhana
Pada saat kami melakukan observasi kami melihat bahwa anak tersebut sudah
mampu menulis perkataan-perkataan secara sederhana. Hal ini dapat kami
lihat ketika anak sedang menulis namanya sendiri di kertas.
9. Ikut Permainan Meja (Kwartet, Dam, Halma, dll)
Pada saat kami melakukan observasi, pernyataan tersebut tidak dapat kami
amati dan tidak dapat kami lihat pada diri anak.
10. Dapat Dipercaya dengan Uang
Dari hasil observasi dan wawancara yang kami lakukan dengan orang tua
anak, anak telah diberi kepercayaan oleh ibunya untuk memegang uang untuk
membeli jajan sendiri.
11. Pergi Sekolah Tanpa Diantar
Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan dengan orang tua anak,
anak belum bisa pergi ke sekolah sendiri. Hal ini dikarenakan jarak antara
sekolah dengan rumah anak terbilang cukup jauh dan harus menyeberangi
jalan raya. Sehingga setiap harinya anak selalu diantar oleh ibunya ke sekolah.

Periode Usia VI – VII


12. Mempergunakan Pisau Untuk Mengupas
Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan dengan orangtua anak,
dapat diketahui bahwa anak belum mampu menggunakan pisau untuk
mengupas.
13. Mempergunakan Pensil Untuk Menulis
Dari hasil observasi yang kami lakukan anak terlihat telah mampu
menggunakan pensil untuk menulis. Hal ini terlihat ketika anak sedang
menulis namanya sendiri dan menggambar bentuk lingkaran.
14. Mandi Dengan Bantuan
Dari hasil wawancara yang kami lakukan dengan orangtua anak, anak telah
mampu mandi sendiri tanpa bantuan dari orangtua. Anak sudah terbiasa
mengurus diri ketika ia mau mandi.
15. Pergi Tidur Tanpa Bantuan
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan dengan orang tua anak, ia
mengatakan bahwa Afika sudah bisa pergi tidur sendiri tanpa bantuan dari
orang lain atau ditemani oleh ibunya langsung.

Periode Usia VII – VIII


16. Menyebut Waktu “ seperempat jam”
Dari hasil observasi yang telah kami amati, kami melihat anak belum bisa
menyebutkan waktu dengan penyebutan “ seperempat “.
17. Mempergunakan Pisau Untuk Memotong
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan dengan ibu si anak, ia
mengatakan bahwa Afika sudah mampu menggunakan pisau untuk
memotong. Hal ini dikarenakan Afika sering membantu ibunya masak di
dapur misalnya memotong temped an lain-lain.
18. Menyetujui Cerita-cerita Tentang Orang-orang Suci Terkenal
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan, dari pernyataan ibunya anak
sering di ceritakan oleh guru ngajinya tentang kisah-kisah para Nabi dan
Rasul. Namun, anak belum terlalu memahami isi dari cerita tersebut.
19. Ikut Serta Dalam Permainan Anak-anak
Dari hasil observasi yang kami lakukan kepada anak, anak sudah bisa ikut
berpartispasi dalam permainan anak-anak. Hal ini terlihat ketika anak bermain
bersama teman-temannya di sekitar rumahnya dan di sekolah.
20. Menyisir atau Mengacak-acak Rambut
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan, kami melihat dan
mengamati bahwa anak sudah mampu untuk menyisir rambutnya sendiri.

Periode Usia VIII – IX


21. Menggunakan Alat-alat Perlengkapan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah kami lakukan dengan
orang tua anak, anak sudah bisa menggunakan alat-alat perlegkapan misalnya
perlengkapan solat seperti mukenah dan sarung. Tidak hanya perlengkapan
beribadah saja, melainkan juga perlengkapan seperti menggunakan
perlengkapan seragam sekolah dan pakaian untuk bermain. Namun hal
tersebut kadang-kadang ia lakukan.
22. Mengerjakan Tugas Rumah Tangga yang Rutin
Dari hasil wawancara, anak belum mampu melakukan tugas rumah tangga
yang rutin. Dalam hal ini anak terlihat belum mengerti akan hal seperti “ tugas
rumah tangga “
23. Membaca Atas Inisiatif Sendiri
Saat kami melakukan observasi di rumah anak, kami melihat Afika tiba-tiba
mengambil buku yang ada gambar dan huruf-hurufnya. Kami melihat anak
tersebut sudah bisa mengeja dan membaca buku yang ada gambarnya itu
dengan inisiatif sendiri.
24. Mandi Sendiri Tanpa Bantuan
Dari hasil wawancara dan observasi yang telah kami lakukan dengan ibu si
anak, anak tersebut sudah mampu mandi sendiri tanpa dibantu dan diawasi
oleh orang tuanya.

Periode Usia IX - X
25. Mengurus Diri Sendiri Waktu Makan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah kami lakukan dengan
orang tua anak, ia mengatakan bahwa kadang-kadang Afika mengurus diri
sendiri ketika mau makan tanpa meminta bantuan dari ibunya, namun
terkadang juga Afika meminta ibunya untuk mengambilkan makanan jika ia
mau makan.
26. Berbelanja yang Ringan-ringan
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah kami lakukan di rumah anak,
kami melihat anak sudah bisa belanja dan membeli makanan yang ringan-
ringan seperti makanan cilok. Anak juga sudah mampu berbelanja yang
ringan-ringan seperti berbelanja keperluan masak ibunya ketika di butuhkan.
4. KESIMPULAN
A. Pola Asuh
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah kami lakukan selama tiga hari
berturut-turut yaitu pada hari Ahad, 12 November 2017 pukul 10.00 – 14.00, pada
hari Senin, 13 November 2017 pukul 14.30 – 17.00 dan pada hari Selasa, 14
November 2017 pukul 16.00 – 17.00. Kami dapat menyimpulkan bahawa pola asuh
yang diterapkan oleh orang tua kepada anaknya yaitu pola asuh permisif. Sebab,
selama kami melakukan observasi kami melihat orang tua terlalu memberikan
kelonggaran dan kebebasan pada anaknya. Tidak hanya itu orang tua juga terlalu
memanjakan dan menuruti permintaan dari anaknya. Oleh karena itu kami
menyimpulkan bahwa pola asuh yang diterapkan pada keluarga ini dapat
dikategorikan dengan pola asuh permisif.
B. Hasil Observasi Vineland Social Maturity Scale (VSMS)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah kami lakukan yang mengacu
dan berpatokan pada VSMS serta telah dihitung secara manual, anak tersebut
mendapatkan skor kematangan social sebesar 161,9 %. Sehingga kami dapat
menyimpulkan bahwa anak tersebut masuk dalam kategori tinggi untuk anak
diusianya.
C. Hubungan Antara Pola Asuh dan Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan pengamatan yang sudah kami lakukan
selama tiga hari berturut-turut, kami dapat melihat dan menilai pola asuh yang
diberikan orang tua kepada anaknya. Pola asuh tersebut adalah pola asuh permisif.
Bentuk pola asuh ini lebih kearah kebebasan dan kelonggaraan serta terlalu
dimanjakan, namun bentuk pola asuh yang biasa digunakan oleh orang tua ini lebih
disukai oleh anak-anak.

5. REKOMENDASI
A. Orang tua
Berdasarkan hasil observasi dan hasil pengamatan yang sudah kami lakukan, kami
dapat melihat dan menilai aspek-aspek perkembangan yang dimiliki oleh anak,
seperti aspek perkembangan social emosional dan Nilai Agama Moral. Dalam aspek
ini anak sudah mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan orang yang ada di
sekitarnya. Namun, kami menyarankan kepada orang tua untuk terus mengawasi dan
memberikan stimulus yang banyak kepada anak berupa pembiasaan, supaya anak
dapat memiliki dan mengembangkan semua aspek yang ada seperti aspek
perkembangan kognitif, bahasa, motorik dan seni. Sebeb, orang tua merupakan guru
pertama bagi anak yang akan berperan aktif dan berperan penting dalam kehidupan
anak sehari-hari.
B. Guru
Sebagai guru tentu akan selalu memberikan dukungan, motivasi, perhatian dan kasih
sayang yang lebih kepada murid-muridnya. Dalam hal ini tentunya guru juga sangat
berperan aktif dalam mengembangkan dan memberikan stimulus yang kuat bagi anak
agar semua aspek yang ada dapat dikembangkan. Guru juga harus mampu
mengetahui tingkat perkembangan pada masing-masing muridnya. Sehingga dengan
hal itu guru akan mudah menilai dan mengkomunikasikan kepada orang tua anak
memgenai pola perkembangan yang dimiliki oleh anaknya.
HASIL DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai