Anda di halaman 1dari 5

EKTIMA: SEBUAH LAPORAN KASUS

I Gde Julia Arta


Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

ABSTRAK

Ektima merupakan ulkus superfisial dengan krusta di atasnya disebabkan oleh


infeksi Streptococus B Hemolyticus. Insiden ektima di seluruh dunia tepatnya tidak
diketahui. Frekuensi terjadinya ektima berdasarkan umur biasanya terdapat pada anak-
anak dan orang tua, tidak ada perbedaan ras dan jenis kelamin (pria dan wanita sama).
Pada anak-anak kebanyakan terjadi pada umur 6 bulan sampai 18 tahun. Diagnosis dari
penyakit ektima ini dibuat berdasarkan gejala klinis yang terdapat pada pasien serta
ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium berupa pengecatan gram. Pengobatan
ektima berupa pengobatan topikal dan sistemik. Laporan ini membahas kasus Ektima
pada seorang anak laki-laki berusia 7 tahun. Pasien ini mendapatkan terapi topikal
dengan kompres dengan Nacl 0,9% pada luka yang masih basah dan Mupirocin cream
2% dioleskan tipis 3-4x/hari pada lesi dan antibiotik sistemik berupa sirup sefadroksil 2
kali sehari 1 ½ sendok teh.

Kata kunci: ektima

ECTIMA: A CASE REPORT

ABSTRAK

Ektima a superficial ulcer with crusting on it caused by streptococcus B infection hemolyticus.


Ektima incidents worldwide are not known precisely. The frequency of occurrence based on age
ektima usually found in children and the elderly, there is no distinction of race and gender (male
and female alike). In most children at age 6 months to 18 years. Diagnosis of the disease ektima
made based on clinical symptoms found in patients and supported by laboratory tests such as
Gram's staining. Treatment ektima form of topical and systemic treatment. This report discusses
the case Ektima on a boy aged 7 years. These patients receive topical treatment with 0.9% NaCl
compress on the wound that is still wet and Mupirocin 2% cream applied thinly 3-4x/day the
lesion and systemic antibiotics such as cefadroxil syrup 2 times daily 1 ½ teaspoons.

Keywords: ektima

PENDAHULUAN epidermis dan dermis membentuk ulkus


Ektima adalah pioderma ulseratif kulit dangkal yang ditutupi oleh krusta
yang umumnya disebabkan oleh berlapis, biasanya terdapat pada tungkai
Streptococcus β-hemolyticus. Penyebab bawah (Siregar, 2002).
lainnya bisa Staphylococcus aureus atau Streptococcus merupakan organisme
kombinasi dari keduanya. Menyerang yang biasanya menyebabkan infeksi
1
pada ektima. Infeksi diawali dengan tersebut. Sehingga akhirnya timbul luka,
adanya vesikel atau pustul di atas kulit luka ini semakin lama semakin
sekitar yang mengalami inflamasi, membesar semenjak 4 hari yang lalu.
membesar yang kemudian berlanjut pada Panas badan dan sakit disangkal oleh
pecahnya pustule mengakibatkan kulit pasien. Orang tua pasien mengatakan
mengalami ulserasi dengan ditutupi oleh bahwa anaknya sangat senang bermain
krusta. Bila krusta terlepas, tertinggal di tanah.
ulkus superfisial dengan gambaran Ibu pasien sempat mengatakan
punched out appearance atau berbentuk memberikan minyak kelapa dan bawang
cawan dengan dasar merah dan tepi yang dioleskan pada luka. Namum luka
meninggi (Craft, 2008). Lesi umumnya pasien tidak kunjung sembuh sehingga
ditemukan pada daerah ekstremitas pasien dibawa ke Sanglah. Pasien belum
bawah, tetapi bisa juga didapatkan pada pernah mengalami penyakit yang sama
ekstremitas atas. Lesi yang terjadi pada sebelumnya. Riwayat asma maupun
ektima biasanya disebabkan karena dermatitis disangkal oleh ibu pasien. Di
trauma pada kulit, misalnya, ekskoriasi, keluarga tidak ada yang mengalami
varicella atau gigitan serangga. Biasanya kelainan yang sama dengan penderita.
pasien datang dengan keluhan dengan Di lingkungan sosial, salah satu teman
bengkak disertai krusta berwarna coklat dari pasien pernah menderita penyakit
kehitaman, yang awalnya hanya yang sama dengan pasien.
dirasakan gatal lalu digaruk sampai Dari pemeriksaan fisik didapatkan
timbul luka. status present dan status general secara
Penyakit ektima ini sering dijumpai keseluruhan dalam batas normal. Status
pada anak – anak dengan hiegenitas dermatologi didapatkan pada regio tibia
yang kurang baik sehingga sangat mudah sinistra ditemukan effloresensi ulkus
terinfeksi bakteri (Hunter, 2003). dangkal multipel tertutup krusta coklat
Diagnosis ektima dibuat berdasarkan kehitaman, bentuk bulat-lonjong, uk.
dari anamnesis, gejala klinik yang 0,5x0,5x0,1cm, batas tegas, tepi
ditemukan pada pasien, serta ditunjang meninggi, dinding landai, dasarnya
dengan pemeriksaan laboratorium yaitu jaringan granulasi, disertai Krusta tebal
pengecatan gram yang diambil dari dasar warna coklat kehitaman diatasnya serta
ulkus untuk memastikan kuman yang kulit yang eritema disekelilingnya.
menginfeksi. Pasien didiagnosis dengan Ektima.
Pasien mendapatkan terapi yaitu terapi
ILUSTRASI KASUS topikal dengan kompres dengan Nacl
0,9% pada luka yang masih basah dan
Pasien laki-laki, 7 tahun, agama Hindu, krim Mupirocin 2% dioleskan tipis 3-
suku Bali, bangsa Indonesia, diantar 4x/hari pada lesi dan antibiotik sistemik
orang tuanya ke Poliklinik Kulit berupa sirup sefadroksil 2 kali sehari 1 ½
Kelamin (18/06/2012) dengan keluhan sendok teh. KIE juga diberikan pada
adanya luka yang menjadi bengkak orang tua agar anaknya tidak lagi
membesar sejak 4 hari yang lalu. menggaruk-garuk luka dan berhenti
Awalnya kira – kira 2 minggu yang lalu menggunakan obat tradisional dan
pasien mengeluh adanya gatal-gatal memperbaiki hieginitas pasien sendiri.
setelah digigit nyamuk, lalu karena Prognosis dari pasien ini adalah dubius
gatal-gatal tersebut pasien sering ad bonam.
menggaruk-garuk pada daerah kaki kiri

2
Gambar 1. Ulkus dangkal pada regio tibia sinistra

DISKUSI kasus diatas dapat disimpulkan bahwa


sesuai dengan tinjuan pustaka gambaran
Ektima adalah pioderma ulseratif kulit
klinis dari penyakit ektima yaitu adanya
yang umumnya disebabkan oleh
ulkus dangkal yang ditutupi oleh krusta
Streptococcus β-hemolyticus. Penyebab
berwarna coklat kehitaman.
lainnya bisa Staphylococcus aureus atau
Dalam mendiagnosis ektima ini kita
kombinasi dari keduanya (Djuanda,
dibingungkan dengan folikulitis sebab
2011). Menyerang epidermis dan dermis
predileksi biasanya di tungkai bawah
membentuk ulkus dangkal yang ditutupi
dengan kelainan berupa papul atau
oleh krusta berlapis, biasanya terdapat
pustul yang eritematosa. Perbedaannya
pada tungkai bawah. Diagnosis ektima
dengan ektima pada folikulitis, di tengah
dibuat dari anamnesis dan gejala klinik
papul atau pustul terdapat rambut dan
yang ditunjang dengan pemeriksaan lab.
biasanya multipel. Yang kedua adalah
Dari anamnesis didapatkan bahwa
Impetigo krustosa, karena memberikan
penderita mengeluh adanya luka yang
gambaran effloresensi yang hampir sama
menjadi bengkak membesar sejak 4 hari
berupa lesi yang ditutupi krusta.
yang lalu. Awalnya kira – kira 2 minggu
yang lalu pasien mengeluh adanya gatal Bedanya, pada impetigo krustosa lesi
biasanya lebih dangkal, krustanya lebih
– gatal setelah digigit nyamuk, lalu
mudah diangkat, dan tempat
karena gatal – gatal tersebut pasien
predileksinya biasanya pada wajah dan
sering menggaruk-garuk pada daerah
punggung serta terdapat pada anak-anak
kaki kiri tersebut. Sehingga akhirnya
sedangkan pada ektima lesi biasanya
timbul luka, luka ini semakin lama
lebih dalam berupa ulkus, krustanya
semakin membesar semenjak 4 hari yang
lebih sulit diangkat dan tempat
lalu.
predileksinya biasanya pada tungkai
Dari status dermatologinya kita
bawah serta bisa terdapat pada usia
dapatkan bahwa terdapat lesi di daerah
dewasa muda. Sedangkan pada ektima
kaki kiri dengan effloresensi ulkus
didapatkan effloresensi yang khas, yaitu
dangkal multipel tertutup krusta coklat
adanya ulkus superficial yang disertai
kehitaman, bentuk bulat-lonjong, ukuran
adanya krusta tebal coklat kehitaman.
0,5x0,5x0,1cm, batas tegas, tepi
Sesuai dengan yang disebutkan pada
meninggi, dinding landai, dasarnya
tinjauan pustaka. Serta pada pemeriksaan
jaringan granulasi, disertai krusta tebal
penunjang berupa pengecatan gram,
warna coklat kehitaman diatasnya serta
ditemukan adanya bakteri gram positif
kulit yang eritema disekelilingnya. Dari
3
Streptococcus yang berbentuk seperti spectrum luas dan efektif untuk infeksi
rantai bergerombol. Pada kasus bakteri Gram positif.
didapatkan adanya lesi ulkus dangkal Selain terapi obat, KIE juga sangat
multipel tertutup krusta coklat penting untuk kesembuhan pasien karena
kehitaman, bentuk bulat-lonjong, uk. penyakit ini dapat diperparah oleh
0,5x0,5x0,1cm, batas tegas, tepi beberapa faktor, seperti menggaruk lesi
meninggi, dinding landai, dasarnya hingga pecah dan luka, menurunnya
jaringan granulasi, disertai Krusta tebal kondisi tubuh penderita, serta tidak
warna coklat kehitaman diatasnya serta melakukan pengobatan sesuai anjuran
kulit yang eritema disekelilingnya. dokter. KIE yang diberikan kepada
Gambaran yang didapatkan pada pasien pasien ini yaitu menjaga kebersihan agar
tersebut memang sesuai dengan tidak mudah terinfeksi oleh bakteri,
gambaran klinis pada penyakit ektima. menginformasikan orang tua mengenai
Pada pasien ini tidak dilakukan penyakit dan penatalaksanaannya.
pemeriksaan laboratorium berupa Prognosis dari ektima ini umumnya
pengecatan Gram, oleh karena dari hasil baik. Tetapi mungkin pada
anamnesis dan pemeriksaan penyembuhannya akan menimbulkan
dermatologis sudah memberikan skar, dimana keadaan inilah yang
gambaran yang khas untuk penyakit menjadi permasalahan dikemudian hari
ektima, Oleh karena itu pasien pada ketika anak beranjak dewasa (Craft,
kasus ini akhirnya didiagnosis dengan 2008). Dimana dari segi kosmetik
ektima. Pada pemeriksaan pengecatan terlihat kurang begitu baik apabila
gram penyakit ektima, akan ditemukan terdapat skar oleh karena penyakit
berupa gambaran bakteri gram positif ektima yang dahulunya begitu banyak.
berupa kokus-kokus yang berbentuk
seperti rantai. Dimana hal tersebut sesuai RINGKASAN
dengan gambaran dari bakteri Ektima adalah penyakit pioderma
Streptococcus (Hunter, 2003). ulseratif kulit yang umumnya
Pada pasien ini penatalaksanaan disebabkan oleh Streptococus Beta
yang dilakukan adalah topikal dan Hemolyticus. Menyerang epidermis dan
sistemik, obat topikal yang diberikan
dermis membentuk ulkus dangkal yang
adalah Mupirocin cream 2% dioleskan ditutupi oleh krusta berlapis, biasanya
tipis 3-4x/hari pada lesi. Selain diberikan terdapat pada tungkai bawah.
obat topikal pasien juga diberikan obat Gejala klinis ektima diawali
sistemik, karena terdapat lesi yang dengan adanya vesikel atau pustule di
banyak atau multipel. Sesuai yang telah atas kulit sekitar mengalami inflamasi,
disebutkan pada tinjuan pustaka. Pasien membesar yang kemudian berlanjut pada
diberikan antibiotik oral berupa pecahnya pustule mengakibatkan kulit
sefadroksil sirup dengan dosis 2 kali mengalami ulserasi dengan ditutupi oleh
sehari sebanyak 1 ½ sendok teh. krusta. Bila krusta terlepas, tertinggal
Meskipun obat antibiotik pilihan ulkus superfisial.
pertama untuk penyakit ektima ini Penatalaksanaan dari penyakit
adalah Dikloksasilin, oleh karena obat ektima ini bertujuan untuk mengatasi
tersebut tidak beredar di Indonesia maka infeksi dan eradikasi kuman penyebab.
dapat diberikan sefadroksil yang Pengobatan yang utana adalah dengan
merupakan antibiotik golongan pemberian antibiotika secara topikal
sefalosporin generasi I dimana secara maupun sistemik. Kadang diberikan obat
empiris digunakan sebagai antibiotic tambahan yang bersifat simptomatis
4
apabila pasien menunjukkan gejala
sistemik lain seperti demam dan gatal.
Orang tua pasien juga diberikan KIE
agar tetap menjaga kebersihan badan dan
lingkungan sekitar anaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Craft, Noah, et al. Superficial Cutaneous


Infections and Pyoderma. In: Wolff
Klause, Goldsmith Lowell, Katz
Stephen, eds. Fitzpatrick’s Dermatology
in General Medicine 7th ed. New York:
McGraw-Hill Companies; 2008. P.
1694-1701.
Djuanda Adhi, Pioderma, Dalam:
Djuanda Adhi,eds. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin Edisi 6 (cetakan kedua).
Jakarta: FK UI; 2011. p. 57-60.
Hunter John, eds. Bacterial Infections.
In: Clinical Dermatology 3rd Ed. USA:
Blackwell Science; 2003. p. 190-1.
Siregar R.S,ed. Pioderma, Dalam: Atlas
Berwarna Saripati Penyakit Kulit.
Jakarta: EGC; 2002. p. 61-2.

Anda mungkin juga menyukai