Anda di halaman 1dari 7

C.

Pembelajaran Remedial
Berdasarkan hasil ulangan harian maka diperoleh nilai ulangan harian dalam dua
kelompok yang dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebagai berikut:
Pertama, peserta didik yang nilai ulangan hariannya di bawah KKM, berarti belum tuntas.
Kedua,peserta didik yang nilai ulangan hariannya di atas KKM berarti sudah tuntas. Peserta
didik yang belum tuntas akan diberikan program remedial, sedangkan peserta didik yang
sangat tuntas akan diberikan program pengayaan (Kunandar 2013:325).

1. Pengertian pembelajaran remedial


Remedial berasal dari kata remedy (bahasa inggris), artinya obat, memperbaiki atau
menolong. Menurut Kunandar (2013:325) pembelajaran remedial adalah suatu
pembelajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, dan membuatnya lebih baik bagi
peserta didik yang hasil belajarnya masih di bawah standar yang telah ditetapkan guru
atau sekolah. Dengan kata lain, kegiatan perbaikan yang dilakukan merupakan segala
usaha yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis dan sifat-sifat kesulitan
belajar, menemukan faktor-faktor penyebabnya baik dengan cara pencegahan maupun
penyembuhan, berdasarkan data informasi yang lengkap dan objektif.
Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta
didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran
remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan
kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.
Latar belakang pembelajaran remedial adalah: (1) adanya perbedaan peserta didik
dalam menyerap materi pembelajaran (2) adanya tuntutan belajar tuntas yaitu pendekatan
dalam pembelajaran yang mensyaratkan peserta didik menguasai materi secara tuntas
seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran (Kunandar,
2013:326).

Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial:


a) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika jumlah
peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%.
b) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika jumlah
peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%;
c) Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih
dari 20 % tetapi kurang dari 50%;
d) Pemanfaatan tutor teman sebaya.
2. Tujuan dan Prinsip Pembelajaran Remedial
Menurut Kunandar (2013:326) tujuan pembelajaran remedial sebagai berikut:
a) Peserta didik dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya, dapat
mengenal kelemahannya dan juga kekuatannya
b) Peserta didik dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar ke arah yang lebih baik
c) Peserta didik dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat
d) Peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang lebih baik
e) Peserta didik dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya

3. Prinsip Pembelajaran Remedial


Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta
didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi
dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam
mencapai kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:
1) Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program
pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai
dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain,
pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.

2) Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara
intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat
perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui
kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan
segera diberikan bantuan.
3) Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda,
maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan
metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

4) Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin


Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai
kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat
korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik
dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.

5) Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan


Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu
kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus
berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik
dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.

4. Fungsi Pembelajaran Remedial


a. Fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial dapat dilakukan perbaikan
terhadap hal-hal yang dipandang belum memenuhi apa yang diharapkan dalam
keseluruhan proses pembelajaran
b. Fungsi pemahaman, artinya dengan pengajaran remedial memungkinkan guru
peserta didik, atau pihak-pihak lainnya dapat memperoleh pemahamn yang lebih
baik emnegani pribadi peserta didik
c. Fungsi pengayaan, artinya pengajaran remedial akan dapat memperkaya proses
pembelajaran, sehingga materi yang tidsk disampaikan alam pembelajaran reguler
akan dapat diperoleh melalui pengajaran remedial
d. Fungsi penyesuaian, artinya pengajran remedial dapat membentuk siswa untuk bisa
beradaptasi dengan lingkungannya (proses belajarnya). Dengan demikian, peserta
didik dapat belajar sesuai dengan kemapuannya sehingga peluang untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik semakin besar.
e. Fungsi akselarasi, artinya dengan pengajaran remedial akan diperoleh hasil belajar
yag lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan efisien. Dengan kata
lain, dapat mempercapat proses pembelajaran, baik dari segi waktu atau materi.
f. Fungsi terapeutik, artinya secara langsung atau tidak langsung pengajaran remedial
akan dapat membantu memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian peserta didik yang
diperkirakan yang menunjukkan adanya penyimpangan (Kunandar, 2013:328).

5. Sasaran Pembelajaran Remedial


Kelompok peserta didik yang masuk dalam pembelajaran remedial adalah:
a. Kemampuan mengingat relatif kurang
b. Perhatian yang sangat kurang dan mudah terganggu dengan sesuatu yang lain
disekitarnya pada saat belajar
c. Secara relatif lemah kemampuan memahami secara menyeluruh
d. Kurang dalam memotivasi diri dalam belajar
e. Kurang dalam hal kepercayaan diri dan rendah harapan dirinya
f. Lemah dalam memecahkan masalah
g. Sering gagal dalam menyimak suatu gagasan dari suatu informasi
h. Mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep yang abstrak
i. Gagal emnghubungkan suatu konsep dengan konsep lainnya yang relevan
j. Memerlukan waktu yang relatif lebih lama dari pada yang lainnya untuk
menyelesaikan tugas-tugas (Kunandar, 2013:328)

6. Metode Pembelajaran Remedial


Kegiatan remedial direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan individu atau kelompok
peserta didik. Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran
biasa untuk membantu peserta didik yang diduga akan mengalami kesulitan (preventif),
setelah kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar (kuratif), atau selama berlangsungnya pembelajaran biasa (pengembangan)
(Kunandar, 2013:329).

7. Pelaksanaan Remedial
a. Remedial dilakukan terhadap kompetensi dasar yang belum mencapai KKM
b. Pelaksanaan kegiatan remedial maksimal dilaksanakan sebanyak 3 kali dan/atau
dihentikan pada saat ketuntasan klasikal mencapai minimal 85%.
c. Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial :
 Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika
jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%.
 Pemberian bimbingan secara khusus, untuk bimbingan perorangan jika jumlah
peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%.
 Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial
lebih dari 20 % tetapi kurang dari 50%.
 Pemanfaatan tutor teman sebaya.Tutor sebaya adalah teman sekelas yang
memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan
tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan teman
sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih
terbuka dan akrab.
d. Mekanisme pelaksanaan remedial secara teknik menggunakan langkah-langkah,
sebagai berikut :
 Menganalisis hasil evaluasi belajar peserta didik setelah selesai 1 KD tertentu.
 Menentukan ketuntasan peserta didik dan nilai rerata secara individual maupun
klasikal.
 Menetapkan teknik remedial yang akan diterapkan.
 Melakukan evaluasi/penilaian untuk mengetahui keberhasilan tindakan.
 Menganalisis hasil evaluasi remedial serta menentukan tindakan berikutnya.
e. Nilai remedial tidak melebihi dari nilai KKM.
f. Kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam tatap muka.

8. Langkah-Langkah Pembelajaran Remedial


Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan remedial adalah:
a. Mengidentifikasi kesulitan peserta didik
b. Analisis hasil diagnosis kesulitan belajar
c. Menemukan penyebab kesulitan
d. Menyusun rencana kegiatan remedial
e. Melaksanakan kegiatan remedial
f. Menilai kegiatan remedial

Sedangkan model pembelajaran remedial yang dapat dilakukan adalah:


a. Model pembelajaran remedial di luar jam sekolah
b. Model pembelajaran remedial pemisahan
c. Model pembelajaran remedial tim
Tabel 1. Identifikasi Kesulitan dan Perlakuan dalam Pembelajaran Remedial
No Kesulitan Peserta didik Perlakuan
1. Konsep Penjelasan materi kembali
2. Pemahaman konsep Latihan memahami bacaan
3. Perhitungan Latihan operasi hitung
4. Ketelitian Mengingatkan agar lebih konsentarsi dalam
mengerjakan soal
5. ............................... ..................................................

9. Perbedaan pembelajaran biasa dengan pembeljaran remedial


Abu ahmadi dan widodo suoriono (1991) dalam bukunya Sobri (2009 : 167)
meenjelaskan tujuh perbedaan, yaitu:
a. Kegiatan pembelajran biasa sebagai program pembelajaran dikelas dan semua sisea
ikut berepartisipasi, sedamgkan pembelajaran remedial dilakukan setelah diketahui
adanya kesulitan belajar kemudaian diadakan pelayanan khusus/
b. Tujuan pembelejaran bisasa adalah dalam rangka pencapian tujuan pembelajaran yang
ditetapkan sesuai dengan kkkurikulum yang berlaku dan sama ntuk semua siswa,
sedangka pembelajaran perbaikan tujuannya disesuaikan dengan kesulaitan belajar
siswa walaupun tujuan akhirnya sama.
c. Metode yang digunakan dalam pembelajaran biasa sama untuk semmua siswa,
sedangkan metode dalam pemebelajran perbaikan disesuaikan dengan laatar belakang
kesulitan.
d. Pemebelajarn biasa dilakukan oleh guru, sedangkan pembelejaran perabiakan oleh
tim(kerjasama).
e. Alat pembelajran remedial lebih bervariasi
f. Pembelajran perbaikan lebih diferensial dengan pendekatan individu.
g. Evaluasi pembeljaran perbaiakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta didik Berdasarkan
kurikulum 2013). PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta

M. sobri, Sutikno. Belajar dan pemebelajaran.2009.Bandung: Prospect.

Anda mungkin juga menyukai