1
Lida Maulida, maulidalida23.blogspot.com: maulidalida23@gmail.com
1
1 Pendahuluan
Beberapa difinisi metode numeric dikemukakan ahli matematika, misalnya
metode numeric adalah tehnik dimana masalah matematika diformulasika se-
hingga dapat diselesaikan oleh pengoperasian aritmetika (Chapra dan Chanale,
1991). Metode numerik adalah teknik-teknik yang digunakan untuk meru-
muskan masalah matematika agar dapat diselesaikan hanya dengan operasi
hitungan, yang terdiri dari operasi tambah, kurang, kali dan bagi (Susila,
1994; Ibrahemem dan Hisyam, 2003). Terdapat banyak jenis metode nu-
merik, namun pada dasarnya masing-masing metode tersebut memiliki karak-
teristik umum yaitu selalu mencakup sejumlah kakulasi aritmetika. Pada
dasarnya penyelesaian atau jawaban dari suatu masalah matematika yang
diharapkan berupa penyelesaian atau jawaban eksak. Tetapi karena proses
komputasi (termasuk jika menggunakan komputer) dalam pemecahan masalah
sering melibatkan banyak langkah dan angka (termasuk melakukan pembula-
tan) maka penyelesaian dari masalah sering hanya berupa hampiran dari hasil
eksak yang diharapkan. Bahkan hasil eksaknya sering tidak diketahui, hal ini
disebabkan konsep hampiran berkaitan dengan konsep pendekatan, misalnya
dalam kasus kekonvergenen suatu baris bilangan. Kecuali untuk kasus-kasus
khusus metode numerik memberikan jawaban suatu masalah secara eksak. Na-
mun pada prinsipnya metode numerik digunakan untuk memecahkan masalah
yang penyelesaiannya berupa hampiran atau pendekatan dari nilai eksaknya.
Dengan demikian metode numerik menyediakan sejumlah kalkulasi aritmetika
yang kadang sulit dilakukan jika tanpa bantuan komputer. Oleh karena itu,
pada era teknologi elektronik ini, komputer menjadi alat bantu yang handal
dalam menyelesaikan masalah-masalah yang memerlukan perhitungan yang
mencakup sejumlah besar kalkulasi aritmetika. Pada saat ini komputer bukan
barang asing bagi para pelajar, termasuk mahasiswa. Di kampus banyak terse-
dia komputer di ”laboratorium komputer”, bahkan sekarang banyak digunakan
disekolah-sekolah, termasuk sekolah dasar. Apalagi akhir-akhir ini tuntutqan
dunia kerja adalah tenaga profesional yang mampu mengoperasikan komputer
baik menggunakan paket program maupun program komputer. Integral meru-
pakan salah satu topik matematika yang cukup sulit bagi sebagian siswa. Tapi
mempelajari integral merupakan hal yang penting. Ambil contoh, kita tahu ke-
cepatan sebuah motor pada waktu tertentu, tapi kita ingin tau posisi benda itu
pada setiap waktu. Untuk menemukan hubungan ini kita memerlukan proses
integral (antidiferensial). Ia merupakan kebalikan dari turunan (diferensial).
2
1.1 Landasan teori
Dalam fisika, integral merupakan Bahasa yang sering digunakan, Integral suatu
fungsi adalah operator matematik yang dipresentasikan dalam bentuk:
Z b
I= f (x) dx (1)
a
dengan F (x) adalah integral dari f (x) sedemikian sehingga F ’ (x) = f (x).
Integrasi numerik umumnya dilakukan apabila :
1. Fungsi yang akan diintegrasi sedemikian hingga tidak ada metode anal-
itik untuk menyelesaikannya.
2. metode analitik ada (bisa dipakai), tetapi agak kompleks untuk digu-
nakan.
3
dimana x0 = a, x1 = b dan h = b−a. Secara visual metode dapat digambarkan
dalam Gambar 1. yang menunjukan cara metode Trapesoida menghitung in-
tegral dengan cara menghitung luas area integrasi, dimana luas area integrasi
sama dengan luas trapesium di bawah kurva f(x) dalam batas-batas a dan
b. Jika diperhatikan dengan teliti, ada area kecil dibawah garis kurva dan
diatas garis miring yang berada diluar bidang trapesium. Metode Trapesoida
tidak menghitung luas area kecil tersebut. Disinilah letak kelemahan metode
trapezoida.
Z b Z Z x2 Z xn
x
I = f (x)dx = f (x)dx + f (x)dx + · · · + f (x)dx
a x x x
Z b
h h h
I = [f (x0 ) − f (x1 )] + [f (x1 ) − f (x2 )] + · · · + [f (xn−1 ) + f (xn )]
f (x)dx =
a 2 2 2
Z b n−1
h X
I = f (x)dx = [f (x0 ) + 2 f (x1 ) + f (xn )
a 2 i=1
(b − a)
dimana x0 = a, xn = b, h = , dan n adalah banyaknya grid. Per-
n
samaan (4) inilah yang akan digunakan untuk melakukan integrasi suatu fungsi
dengan metode Trapezoida Multigrid.
4
Figure 3: Grafik Metode Simpson 1/3
(b − a)
dengan x0 = a, x2 = b, x1 = a+h , dimana h =
n
Z b Z x2 Z x4 Z
I = f (x)dx = f (x)dx + f (x)dx + · · · + n − 2xn f (x) dx
a x x x
Z b
h h h
I = [f (x0 +) − 4f (x1 + f (x2 )] + [f (x2 ) − 4f (x3 ) + f (x4 )] + · · · + [f (xn−2 )
f (x) dx =
a 2 2 2
Z b n−1 n−1
h X X
I = f (x)dx = [f (x0 ) + 4 f (x1 ) + +4 f (xi ) + f (xn )]
a 3 i=1 i=1,3,5
(b − a)
dimana x0 = a, xn = b, h = , dan n adalah banyakny grid.
n
5
2 Metode Penelitian
2.1 Waktu dan Tempat
praktikum ini dilakukan pada hari jumat tanggal 19 april 2013 yang bertempat
di laboraorium fisika, fakultas sains dan teknologi Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung
3. software mathlab
4. Analisi apakah ada kesalahan dengan melihat tanda di pojok kanan kalau
berwarna hijau maka function skrip yang dibuat sudah baik
6
3 Hasil dan Analisis
contoh kasus dalam praktikum yang dilakukan yaitu Sebuah partikel dikaitkan
antara dua pegas identik pada meja licin horizontal. Kedua pegas memiliki
konstanta pegas k dan awalnya tidak diregang.
Jika partikel ditarik pada jarak x sepanjang sebuah arah tegak lurus pada
posisi awal pegas, maka besar gaya yang dialami partikel tersebut oleh kedua
pegas adalah
Tentukan usaha yang dilakukan oleh gaya ini untuk menggerakan partikel dari
x = A ke x = 0.
7
Figure 6: skrip Display dan input data
pada data ini masukan batas bawah = 0, masukan batas atas = 10, jumlah
grid yang digunakan = 20 maka didapat plot gambarnya yaitu:
8
Figure 8: Output Data
grid adalah banyaknya partisi yang digunakan dalam integrasi ini dida-
pat untuk nilai Luas daerah integrasi dengan grid sebanyak dua puluh, batas
bawah 0 dan batas 10 Luas integrasi yaitu -26.635
9
pada data ini kita gunakan data interval batas yang sama yaitu 0 sampai
10 tetapi dengan grid yang berbeda, plot gambat yang didapat yaitu
dan Nilai Luas daerah yang didapat sama yaitu sama -26.9193 berbeda
sedikit hanya pada angka setelah koma. kemudian data ke 3 masih dengan
menggunakan metode shimson masih dengan interval yang sama dan jumlah
grid yang berbeda, maka didapat plot gambar yaitu
Luas daerah integrasi sampa yaitu -26.8742 sama dengan daerah integrasi
dengan banyaknya grid yang berbeda.
10
Figure 12: Output Data
11
dan plot gambar yang didapat yaitu sebagai berikut:
dengan batas bawah dan batas atas yang berbeda (5 - 15) meskipun inter-
valnya sama 10 dan dengan grid yang berbeda maka nilai sama yaitu -116.325.
hanya berbeda koma.
4 Kesimpulan
Dari Praktikum yang telah kita lakukan dapat disimpulkan bahwa pada metode
integrasi ini menggunakan metode travezoida dan didapat untuk nilai batas
bawah yang digunakan (0-10) dengan grid yang berbeda maka nilai luas daerah
integral sama yaitu -26.6358, tetapi dengan nilai batas (5-15) dengan nilai grid
yang berbeda meskipun intervalnya sama yaitu 10 didapat nilai luas daerah in-
tegrasi berbeda yaitu -116.1325. intinya batas yang digunakan mempengaruhi
tetapi berapapun grid yang digunakan berbeda hasil luas ntegrasi sama, hanya
berbeda setelah koma semakin banyak grid yang digunakan maka akan semakin
baik data yang didapat.
12
References
[1] M. sanjaya ., 2011, FISIKA komputasi berbasisi MATHLAB, Ban-
dung:(modul fiskom)
[2] http://www.faktailmiah.com/2010/09/19/integral.html
13