KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
C. TUJUAN ...................................................................................................... 2
D. MANFAAT .................................................................................................. 2
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
2
penyakit diabetes melitus tipe 2. Diabetes militus bisa menjadi awal berbagai
masalah kesehatan sehingga lebih baik melakukan pencegahan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengukuran LP dan RLPP
dengan kadar glukosa plasma menggunakan metode TTGO pada orang dewasa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja parameter yang digunakan untuk mengetahui kadar glukosa darah?
2. Bagaimanakah nilai normal kadar glukosa darah dari setiap parameter?
C. TUJUAN
D. MANFAAT
1. Agar pembaca dapat mengetahui parameter apa saja yang digunakan untuk
mengetahui kadar glukosa darah
2. Agar pembaca dapat mengetahui nilai normal kadar glukosa darah dari setiap
parameter.
2
3
BAB II
ISI
1
Marks, Dawn B. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendedekatan Klinis. Jakarta : EGC
3
4
a. Deskripsi
Glukosa dibentuk dari hasil penguraian Glukosa dibentuk dari hasil
penguraian karbohidrat dan perubahan glikogen dalam hati. Pemeriksaan
glukosa darah adalah prosedur skrining yang menunjukan
ketidakmampuan sel pankreas memproduksi insulin, ketidakmampuan
usus halus mengabsorpsi glukosa, ketidakmampuan sel mempergunakan
glukosa secara efisien, atau ketidakmampuan hati mengumpulkan dan
memecahkan glikogen3. Sedangkan menurut Joyce (2007) dalam bukunya
Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai
glikogen di hati dan otot rangka. Insulin dan glucagon, dua hormon yang
berasal dari pancreas, dapat memengaruhi kadar glukosa darah. Insulin
diperlukan untuk permeabilitas membrane sel terhadap glukosa dan untuk
transportasi glukosa ke dalam sel. Tanpa insulin, glukosa tidak dapat
memasuki sel. Glukagon menstimulasi glikogenolisis (pengubahan
glikogen cadangan menjadi glukosa) dalam hati.4
Penurunan kadar gula darah (hipoglikomia) terjadi akibat asupan
makanan yang tidak adekuat atau darah terlalu banyak mengandung
2 Marks, Dawn B. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendedekatan Klinis. Jakarta : EGC
3 Indrawaty, Sri., Dkk. 2011. Pedoman interpretasi Data Klinik. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
4 Kee, Joyce K. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik. Jakarta : EGC
4
5
b. Tujuan
1) Untuk memastikan diagnosis status pradiabetes atau diabetes
mellitus.
2) Untuk memantau kadar glukosa darah pada klien diabetis
c. Implikasi Klinik
1) Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau intoleransi glukosa (nilai
puasa > 120 mg/dL) dapat menyertai penyakit cushing (muka bulan),
stress akut, feokromasitoma, penyakit hati kronik, defi siensi kalium,
penyakit yang kronik, dan sepsis.
2) Kadar gula darah menurun (hipoglikemia) dapat disebabkan oleh kadar
insulin yang berlebihan atau penyakit Addison.
5
Kee, Joyce K. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik. Jakarta : EGC
5
6
d. Faktor Pengganggu
1) Merokok meningkatkan kadar glukosa
2) Perubahan diet (misalnya penurunan berat badan) sebelum pemeriksaan
dapat menghilangkan toleransi karbohidrat dan terjadi “false diabetes”
3) Kadar glukosa normal cenderung meningkat dengan penambahan umur
4) Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang dapat menyebabkan
glukosa meningkat secara signifi kan pada jam kedua atau specimen
darah berikutnya
5) Penyakit infeksi dan prosedur operasi mempengaruhi toleransi glukosa.
6) Dua minggu setelah pulih merupakan waktu yang tepat untuk
mengukur kadar glukosa
7) Beberapa obat menggangu kadar toleransi glukosa (tidak terbatas pada)
a) Insulin
b) Hipoglikemi oral
c) Salisilat dosis besar
d) Diuretik tiazid Kortikosteroid
e) Estrogen dan kontrasepsi oral
f) Asam nikotinat
g) Fenotiazin
h) Litium
i) Propranolol; jika memungkinkan, obat tersebut seharusnya
dihentikan selama paling kurang 3 hari sebelum pemeriksaan.
6
7
e. Prosedur
1) Kumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup abu-abu
atau merah. Lakukan pengambilan darah pada pukul 7 pagi dan 9 pagi.
2) Status puasa, kecuali minum air putih masih diprlukan selama 12 jam
sebelum uji dilakukan.
3) Berikan obat insulin sesuai anjuran dan setelah pengambilan darah.
f. Nilai Rujukan
Dewasa : Serum dan Plasma : 70-110 mg/dL.
Darah Lengkap : 60-100 mg/dL.
Nilai Panik : <40 mg/dL dan >700 mg/dL
a. Deskripsi
Uji gula darah 2 jam pascaprandial biasanya dilakukan untuk
mengukur respons klien terhadap asupan tinggi karbohidrat 2 jam setelah
makan (sarapan pagi atau makan siang). Uji ini dilakukan untuk
pemindaian terhadap diabetes, normalnya dianjurkan jika kadar gula darah
puasa normal tinggi atau sedikit meningkat. Glukosa serum >140 mg/dl
atau kadar glukosa darah lebih besar dari 120 mg/dl merupakan kadar yang
abnormal bila demikian, diperlukan uji lebih lanjut.
6
Indrawaty, Sri., Dkk. 2011. Pedoman interpretasi Data Klinik. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
7
Ibid Hlm., 5
7
8
b. Tujuan
c. Implikasi Klinik
1) Penurunan kadar : reaksi hipoglikemik (insulin yang berlebih);
kanker (lambung,hati,paru-paru), hipofungsi kelenjar adrenal,
malnutrisi, alkoholisme, sirosis hati, aktivitas berat, erotroblastosis
fetalis (penyakit hemolitik), hiperinsulinisme. Pengaruh obat ; insulin
yang berlebih.
2) Peningkatan kadar : diabetes mellitus, asidosis diabetic, hiperfungsi
kelenjar adrenal (sindrom cushing), MCI akut, stress, cedera tabrakan,
luka bakar, infeksi, gagal ginjal, hipotermia, aktivitas, pancreatitis akut,
kanker pancreas, CHF, akromegali, sindrom pascagastrektomi
(dumping syndrome),pembedahan mayor. Pengaruh obat : ACTH ;
obat kartison ; diuretic (hidroklorotiazid {hydrodiuril}, furosemid
{lasix}, asam etakrinat {edecrin}, obat anastesi, levodopa.
d. Faktor Pengganggu
e. Prosedur
8
Ibid Hlm., 5
8
9
f. Nilai Rujukan
Dewasa : serum atau plasma :<140 mg/dl/2 jam.
Darah :<120mg/dl/2 jam.
Lansia : serum :<160mg/dl/2 jam.
Darah :<140 mg/dl/2 jam
Anak : <120 mg/dl/2 jam
9
Sutedjo, AY. dan Soenaryo Hadisapoetro.(2009). Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil
Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta : Amara Books.
9
10
a. Deskripsi
Uji toleransi glukosa (glucose tolerance test, GTT) dilakukan untuk
mendiagnosa diatebes melitus pada seseorang yang memiliki kadar gula
darah dalam batas normal-tinggi atau sedikit meningkat. Uji ini dapat
diindikasikan jika terdapat riwayat diabetes dalam keluarga, pada ibu
yang memiliki bayi dengan berat badan 5 kg atau lebih, pada orang yang
menjalani pembedahan atau cedera mayor, dan pada orang yang memiliki
masalah kegemukan. Uji tidak boleh dilakukan jika kadar gula darah
10
Anonim. (2018). Pemeriksaan Laboratorium: Glukosa Sewaktu. Melalui m.prodia.co.id, diakses
pada tanggal 11 maret 2018
10
11
b. Tujuan
Untuk mengonfirmasi diagnosis diabetes mellitus.
c. Implikasi Klinik
1) Penurunan kadar : Hiperinsulinisme, insufisiensi kelenjar
adrenal, malabsorpsi, malnutrisi protein.
2) Peningkatan kadar : Diabetes melitus, diabetes laten, hiperfungsi
kelenjar adrenal (sindrom Cushing), hiperlipoproteinemia, stress,
infeksi, cedera atau pembesaran mayor, alkoholisme, MCl akut,
kanker pancreas, kondisi resisten insulin (eklampsia, metastasis
kanker, kondisi asidotik), ulkus duodenum. Pengaruh Obat :
Kortikosteroid (kortison), Kontrasepsi oral, estrogen, diuretic, tiazid,
salisilat, asam askorbat.
d. Faktor Pengganggu
1) Obat
2) Usia = orang dewasa yang lebih tua memiliki kadar gula darah yang
lebih tinggi. Sekresi insulin menurun karena proses penuaan
3) Stress emosional, demam, infeksi, trauma, tirah baring dan obesitas
dapat meningkatkan kadar gula darah
11
12
e. Prosedur
1) Diet karbohidrat yang adekuat harus dikonsumsi selama 2 sampai 3
hari sebelum uji dilakukan
2) Klien tetap berpuasa selama 12 jam sebelum diuji, kecuali minum
3) Tidak diperkenankan mengkonsumsi makanan apapun
4) Obat yang mempengaruhi temuan uji tidak boleh diminum 3 hari
sebelum GTT dilakukan jika memungkinkan
5) Kumpulkan 5 ml darah vena dalam tabung merah atau abu-abu untuk
uji FBS. Ambil specimen urin puasa
6) Berikan 100 g glukosa, baik yang berasa lemon maupun glukosa.
Beberapa dokter akan memberikan glukosa sesuai dengan berat badan
(1,75 g/kg), seperti halnya pada anak-anak
7) Ambil spesimen darah dan urin pada saat ½ , 1, 2, dan 3 jam setelah
glukosa diberikan.
f. Nilai Rujukan12
GTT ORAL
Waktu Serum (mg/dl) Darah (mg/dl)
Puasa 70-110 60-100
1/2 jam <160 <150
1 jam <170 <160
2 jam <125 <115
3 jam Kadar puasa Kadar puasa
Urine : Negatif
11
Ibid Hlm.,5
12
Ibid Hlm., 5
12
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Parameter yang digunakan adalah glukosa darah puasa, glukosa 2 jam post
prandial, glukosa darah sewaktu dan tes toleransi glukosa oral (TTGO).
2. Nilai Rujukan
a. Glukosa darah Puasa
Dewasa : Serum dan Plasma : 70-110 mg/dL.
Darah Lengkap : 60-100 mg/dL.
Nilai Panik : <40 mg/dL dan >700 mg/dL
Anak : Bayi baru lahir : 30-80 mg/dL
Anak : 60-100 mg/dL
Lansia : 70 – 120 mg/dL
c. Glukosa Sewaktu
Normal : <11,1 mmol/L sedangkan Diabetes : >11,1 mmol/L
d. Tes Toleransi Glukosa Oral
Serum : 70 -110 mg/dL dan Darah : 60-100 mg/dL
B. Saran
13
14
DAFTAR PUSTAKA
14