Anda di halaman 1dari 8

ISBN: 978-979-98438-8-3

PEMBUATAN BATA RINGAN MENGGUNAKAN LIMBAH PENGGERGAJIAN BATU


ANDESIT

Setya Winarno*, M. Guntur Basyarah, Ilman Noor

Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Indonesia

E-mail: winarno@uii.ac.id

ABSTRAK
Aktivitas penggergajian batu andesit di sekitar Gunung Merapi memberikan limbah
penggergajian yang berupa abu batu halus. Limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal
sebagai bahan bangunan. Makalah ini akan menguraikan secara secara mendalam
pemanfaatan abu batu halus dari limbah penggergajian batu andesit yang ada di sekitar
Yogyakarta untuk pembuatan bata ringan. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan
perbandingan harga bata ringan hasil penelitian dibandingkan dengan beton ringan yang
ada di pasaran. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dan survei harga di
lapangan. Beberapa bahan yang digunakan adalah semen Portland Cement (PC) merk
Tiga Roda, air Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik FTSP UII, pasir halus, dan Additive
Foaming Agent. Ukuran benda uji disamakan dengan ukuran bata ringan di lapangan,
yaitu sebesar 60 cm x 20 cm x 10 cm. Sasaran pengujian adalah dihasilkannya bata ringan
dengan berat volume sekitar 600 kg/m3 dan kekuatan tekan mencapai sekitar 30 kg/cm2
pada umur 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan dari bata ringan
pasir halus Merapi dengan Berat Volume 1196,5 kg/m3 adalah 3675 x 103 Pa dan
memenuhi persyaratan SNI-3-0349-1989. Harga pokok produksi pembuatan bata ringan
adalah Rp502.259,- per m3, sedangkan untuk harga layak jual di pasarannya adalah Rp
650.000,- per m3. Harga lebih rendah Rp 12.500,-. Dari bata Diamond. Temuan ini
mengindikasikan bahwa bata ringan ini dapat bersaing di pasaran, baik dari kekuatan
maupun harga.

Kata kunci : bata ringan, pasir halus, kuat tekan, dan harga bata ringan

PENDAHULUAN
Letusan Gunung Merapi di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sering
mengeluarkan material vulkanis yang cukup berlimpah. Akibat adanya letusan tersebut, warga
banyak memanfaatkan material vulkanis tersebut untuk menopang kehidupan ekonominya. Salah
satu material vulkanis adalah batu andesit yang tersedia dalam jumlah yang cukup banyak di sekitar
lereng Gunung Merapi. Batu andesit tersebut kemudian di gergaji menjadi serpihan-serpihan
ornament. Aktivitas penggergajian batu ini memberikan limbah penggergajian yang berupa abu batu
halus. Limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan bangunan, bahkan limbah ini
sempat mengganggu masyarakat sekitar (Kurniawan, 2013).
Saat ini teknologi bata ringan sedang berkembang dengan pesat seiring adanya kelemahan
bata yang relatif berat sehingga bangunan yang berat akan menjadi lebih rentan terhadap bahaya
gempa (Putra, 2010). Selain mengurangi risiko bencana gempa, penggunaan material ringan,
misalnya bata ringan, juga dapat dipasang lebih cepat, ukurannya yang lebih lebar dan lebih tipis
sehingga pekerjaannya dapat diselesaikan lebih cepat dibandingkan menggunakan material berat.
Dengan demikian, kebutuhan material ringan dalam rangka mengurangi beban bangunan sudah
mulai dipertimbangkan. Pada umumnya material ringan memiliki berat volume < 1800 kg/m3 untuk
beton ringan dan < 750 kg/m3 untuk bata ringan (Krisanti dan Tansajaya, 2008 dan DPU, 1982).
Salah satu cara pembuatan bata ringan ialah dengan memasukkan butiran gelembung udara pada

405
Prosiding Seminar Nasional 2013
Menuju Masyarakat Madani dan Lestari

campuran mortar beton, dimana butiran udara tersebut mampu mempertahankan struktur
gelembung tersebut selama periode pengerasan (curing) tanpa menyebabkan reaksi kimia. Bata
ringan inilah yang disebut Cellular Lightweight Concrete (CLC) (BMTPC, 2013). Material yang
digunakan adalah berupa gelembung udara dan abu batu halus.
Beberapa produsen telah membuat bata ringan, misalnya Hebel dan Diamond dengan berat
volume sekitar 600 kg/m3 (www.hebel.co.id). Produk tersebut menyajikan keunggulan masing-
masing, misalnya dalam hal kekuatan, tahan api, kedap suara, hemat energi, kemudahan
pelaksanaan, dan ketahanan terhadap rembesan air. Namun demikian, produk bata ringan tersebut
menggunakan material pasir yang mengandung banyak silika, sehingga harga per buahnya relatif
masih mahal dibandingkan dengan bata konvensional. Selain itu, bata ringan tersebut di atas masih
menggunakan teknologi luar negeri dan menggunakan material khusus, sehingga harganya
cenderung masih mahal. Sebagai gambaran, harga di Kota Yogyakarta tahun 2013 pada sebuah bata
ringan Hebel per buah sekitar Rp 7.200 sedangkan bata beton (batako) konvensional hanyalah
sebesar Rp 2.000 per buah.
Sehubungan dengan adanya material pasir halus hasil penggergajian batu andesit, sumberdaya
ini merupakan peluang tersendiri dalam rangka mengembangkan bata ringan. Kondisi idealnya, bata
ringan dapat diproduksi di Yogyakarta menggunakan material lokal sehingga dapat menekan harga
produksinya sekaligus menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat sekitar. Untuk itu, makalah ini
akan menguraikan secara secara mendalam pemanfaatan abu batu halus dari limbah penggergajian
batu andesit yang ada di sekitar Yogyakarta untuk pembuatan bata ringan. Secara lebih khusus,
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik karakteristik bata ringan dari material
pasir halus dan perbandingan harga bata ringan hasil penelitian dibandingkan dengan beton ringan
Hebel dan Diamond.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dan survei harga di lapangan. Proses
ekperimental dilakukan di Laboratorium Bahan Kontruksi Teknik, Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia (FTSP UII). Objek penelitian
adalah bata ringan yang menggunakan bahan dasar pasir halus hasil penggergajian batu andesit.
Beberapa bahan yang digunakan adalah semen Portland Cement (PC) merk Tiga Roda, air
Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik FTSP UII, pasir halus, dan Additive Foaming Agent.
Ukuran benda uji disamakan dengan ukuran bata ringan di lapangan, yaitu sebesar 60 cm x 20 cm x
10 cm. Sasaran pengujian adalah dihasilkannya bata ringan dengan berat volume sekitar 600 kg/m3
dan kekuatan tekan mencapai sekitar 30 kg/cm2 pada umur 7 hari.
Harga bata ringan dihitung dihitung dengan panduan perhitungan harga pokok produksi, yang
meliputi biaya tempat, biaya depresiasi alat, biaya material, biaya upah-tenaga, biaya operasional,
dan biaya lain-lain. Harga bata ringan hasil penelitian akan dibandingkan dengan harga bata ringan
di pasaran. Apabila kuat desak bata hasil penelitian memenuhi syarat dan dapat bersaing dengan
bata di pasaran, serta harga bata hasil penelitian dapat bersaing dengan harga bata ringan di pasaran,
maka bata ringan siap untuk diproduksi secara massal.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemeriksaan Sifat – Sifat Fisik Agregat Halus
Hasil pengujian didapatkan data berat jenis dan penyerapan agregat halus seperti disajikan
dalam Tabel 1 berikut.

406
ISBN: 978-979-98438-8-3

Tabel 1 Hasil pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus


No Pemeriksaan Lokasi A Lokasi B Lokasi C Rata-rata
1 Berat Jenis Curah 2,41 2,40 2,45 2,42
Berat Jenis Jenuh
2 2,48 2,42 2,49 2,46
Kering Muka (SSD)
3 Penyerapan air 4,8% 4.3% 4,9% 4,7%

Dari hasil pengujian di atas, terlihat bahwa rerata berat jenis pasir halus adalah sebesar 2,42
dan termasuk ke dalam jenis agregat normal yaitu berkisar antara 2,40 - 2,70 (Tjokrodimuljo, 1996).

Pemeriksaan berat volume pasir halus


Hasil pemeriksaan berat volume pasir halus adalah sebesar 1,47 gr/cm3, sebesar 1,42 gr/cm3,
dan sebesar 1,45 gr/cm3 untuk Lokasi A, B, dan C. Rerata berat volume pasir adalah sebesar 1,44
gr/cm3. Rata-rata berat Hasil ini termasuk dalam agregat normal yang nilainya berkisar 1,2 gr/cm³ -
1,6 gr/cm³ (Tjokrodimuljo, 1996). Sedangkan berat volume gembur adalah sebesar 1,41 gr/cm3.

Pemeriksaan Lolos Saringan No 50


Pada pemeriksaan lolos saringan No. 50 untuk pembuatan bata ringan adalah menggunakan
agregat halus yang telah kering. Setelah melakukan pengujian didapatkan data lolos saringan no 50
adalah 98,2%, 99,5%, dan 97,5% untuk Lokasi A, B, dan C. Rata-ratanya adalah sebesar 98,4%.
Dari hasil pemeriksaan di atas, terlihat bahwa hasil pemeriksaan lolos saringan no. 50 lebih besar
dari yang telah ditentukan oleh standar pembuatan bata ringan yaitu >95 %, sehingga pasir dapat
digunakan untuk pembuatan bata ringan.

Mix-Design Bata Ringan


Rencana campuran bata ringan pada penelitian ini adalah untuk pembuatan bata ringan
dengan berat volume kira – kira 600 kg/m3 (Tipe A), 800 kg/m3 (Tipe B), dan 1200 kg/m3 (Tipe C).
Kemudian untuk mix design pembuatan 1 m3 bata ringan dapat dilihat pada Table 2. Setelah
dilakukan perbandingan volume untuk tiap bahan pembentuk bata ringan tersebut maka akan
didapatkan juga mix design untuk 1 buah bata ringan dengan ukuran 60 cm x 20 cm x 10 cm dapat
dilihat pada Table 3.
Tabel 2 Rencana mix-design bata ringan untuk produksi 1 m3.
No Komponen bata ringan Kategori berat volume kira – kira
Tipe A Tipe B Tipe C
1 Pasir (kg) 210 320 750
2 Semen (kg) 310 320 360
3 Air campuran adukan semen
dan pasir (lt) 110 120 140
4 Air campuran spectafoam (lt) 36 40 23
5 Jumlah foam (lt) 715 800 460
6 Berat spectafoam (kg) 1,500 1,500 1,500
7 Kapur tohor / CaO (kg) 15 16 16
8 Air pelarut CaO (lt) 146 160 163
9 Larutan konsentrat AL (lt) 1,500 1,600 1,600
10 Material pasir Pasir halus Pasir halus Pasir halus

407
Prosiding Seminar Nasional 2013
Menuju Masyarakat Madani dan Lestari

Tabel 3 Rencana mix-design bata ringan untuk produksi 1 buah bata ringan dengan ukuran 60 cm x 20 cm x
10cm
No Komponen bata ringan Kategori berat volume kira – kira
Tipe A Tipe B Tipe C
1 Pasir (kg) 2,520 3,840 9,000
2 Semen (kg) 3,720 3,840 4,320
3 Air campuran adukan semen
dan pasir (lt) 1,320 1,440 1,680
4 Air campuran spectafoam (lt) 0,432 0,480 0,276
5 Jumlah foam (lt) 8,580 9,600 5,520
6 Berat spectafoam (kg) 0,018 0,018 0,018
7 Kapur tohor / CaO (kg) 0,180 0,190 0,192
8 Air pelarut CaO (lt) 1,752 1,920 1,956
9 Larutan konsentrat AL (lt) 0,018 0,019 0,019
10 Material pasir Pasir halus Pasir halus Pasir halus

Pemeriksaan Berat Volume Bata Ringan


Pengujian berat volume bata ringan dilakukan pada umur 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari.
Setiap umur pengujian diwakili oleh 3 buah benda uji berbentuk balok dengan ukuran 60 cm x 20
cm x 10 cm masing – masing untuk setiap tipe. Hasil pengukuran berat volume dari sampel
penelitian dan sampel bata ringan di pasaran disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Hasil pemeriksaan berat volume bata ringan


Berat Volume – BV (kg/m3)
Umur bata Tipe A Tipe B Tipe C Bata Bata
No Hebel Diamond
1 Umur 7 hari 615,4 901,2 1292,2 - -
2 Umur 14 hari 574,4 819,3 1228,4 - -
3 Umur 21 hari 553,8 778,3 1196,5 - -
Umur 28 hari
4
atau lebih 533,3 778,3 1196,5 832,6 519,8

Pemeriksaan Kuat Desak Bata Ringan


Pengujian kuat desak bata ringan dilakukan pada umur 28 hari. Pada pengujian diwakili oleh
10 buah benda uji berbentuk balok dengan ukuran 60 cm x 20 cm x 10 cm. Hasil pengujian kuat
desak bata ringan rata-rata hasil penelitian, dan hasil pengujian kuat desak bata ringan Hebel dan
Diamond yang terdapat di pasaran dapat dilihat pada Table 5.

Tabel 5 Hasil pengujian kuat desak bata ringan

Bata ringan BV Kuat Desak Bata ringan BV Kuat Desak


No No
penelitian (kg/m3) (103 x Pascal) di pasaran (kg/m3) (103 x Pascal)
1 Tipe A 533,3 395 1 Diamond 832,6 1071
2 Tipe B 778,3 986 2 Hebel 519,8 1857
3 Tipe C 1196,5 3675

Analisis Harga
Analisis harga disini bermaksud untuk mendapatkan harga layak jual bata ringan pasir halus
Merapi, yaitu harga pokok produksi (HPP) ditambah dengan biaya transportasi dan keuntungan.

408
ISBN: 978-979-98438-8-3

Harga layak jual ini kemudian kemudian dibandingkan dengan harga jual bata ringan hebel dan
diamond di pasaran. Melalui survey langsung di lapangan kami memperoleh data harga jual bata
ringan di pasaran, yaitu masing – masing adalah Rp 950.000,- /m3 untuk bata ringan Hebel dan Rp
666.500,- /m3 untuk bata ringan Diamond. Semua harga sudah termasuk biaya transportasi sampai
di tempat (wilayah sekitar Yogyakarta).

Perhitungan Harga Pokok Produksi Bata Ringan


a. Menghitung biaya alat
1) Harga cetakan, cangkul dan skop = Rp 160.000.000
2) Umur alat = 3 tahun
3) Nilai sisa alat = Rp 80.000.000
4) Jumlah hari kerja = 300 hari/tahun
. . . .
5) Penyusutan = = 88.889 / hari
×

b. Menghitung biaya bangunan


1) Harga bangunan = 20.000.000
2) Umur bangunan = 5 tahun
3) Nilai sisa bangunan = -
4) Jumlah hari kerja = 300 hari/tahun
. .
5) Penyusutan = = 13.333 / hari
×
c. Menghitung biaya perawatan alat
1) Listrik dan air = RP 250.000/bulan
.
2) Listrik dan air = = 10.000 / hari
d. Menghitung biaya upah
1) Jumlah perkerja = 6 orang
2) Penghasilan bata ringan per hari = 10 m3 ≈ 833 buah
3) Upah pekerja per m3 = Rp 30.000/m3 bata ringan ≈ Rp 360/ buah bata ringan
4) Upah pekerja per hari = Rp 30.000/m3 x 10 m3/hari = Rp 300.000/hari
5) Pimpinan = 1 orang
6) Gaji pimpinan per hari = Rp 75.000
7) Total upah per hari = Rp 300.000 + Rp 75.000 = Rp 375.000 / hari
e. Menghitung biaya material
1) Pasir = 4 m3/hari
2) Harga pasir per 1 kubik = Rp 60.000
3) Biaya pasir = 4 x 60.000 = Rp 240.000/hari
4) Semen = 80 sak/hari
5) Harga semen per 1 sak = Rp 47.500
6) Biaya semen = 80 x 45.900 = Rp 3.672.000/hari
7) Bahan Kimia (Kebutuhan Per m3)
- CaO : 16 kg x Rp 800 : Rp 12.800
- Specta Foam : 1,6 kg x Rp 25.000 : Rp 40.000
- Konsentrat AL : 1,6 lt x Rp 1.000 : Rp 1.600
Rp 54.400 /m3x 10 m3/hari
= Rp 544.000 /hari
8) Total biaya material per hari = Rp 240.000 + Rp 3.672.000
+ Rp 544.000 = Rp 4.456.000
f. Biaya makan minum
1) Makan minum per satu pekerja = Rp 10.000

409
Prosiding Seminar Nasional 2013
Menuju Masyarakat Madani dan Lestari

2) Total biaya 6 pekerja + 1 pemimpin = Rp 70.000


g. Biaya pengobatan
1) Biaya pengobatan = Rp 30.000 / bulan
2) Biaya pengobatan per hari = Rp 30.000/25 = Rp 1.200
h. Biaya Tunjangan Hari Raya (THR)
1) Uang per tahun = Rp 300.000/tahun
2) Jumlah pekerja = 6 orang
3) Jumlah pemimpin = 1 orang
. ×
4) Uang per hari = = 7.000
5) Barang per tahun = Rp 50.000/tahun
. ×
6) Barang per hari = = 1.167
7) Total biaya THR = Rp 7.000 + Rp 1.167 = Rp 8.167
i. Total pengeluaran per hari = Rp 88.889 + Rp 13.333 + Rp 10.000 + Rp 375.000 + Rp
4.456.000 + Rp 70.000 + Rp 1.200 + Rp 8.167
= Rp 5.022.589,-
Hasil perhitungan harga pokok produksi bata ringan dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7 Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi Bata Ringan

No. Uraian Keterangan

1. Harga/Biaya produksi per hari Rp 5.022.589,-


2. Jumlah produksi per hari 10 m3
3. HPP per m3 Rp 502.259,-

Perhitungan Harga Layak Jual Bata Ringan di Pasaran


Setelah mendapatkan harga pokok produksinya, kemudian dihitung biaya transportasi dan
keuntungan/dana pengembangan usaha untuk mendapatkan harga layak jual di pasaran.
1. HPP bata ringan per m3 = Rp 502.259
2. Biaya transportasi bata ringan per m3 = Rp 100.000,-
3. Keuntungan yang diperoleh per m3 = 10% dari HPP = 50.225,-
Dari analisis harga di atas maka harga bata ringan pasir halus Merapi layak jual di pasaran per
m3 adalah = Rp 502.259,- + Rp 100.000,- + Rp 50.225,- = Rp 652.484,-; atau dibulatkan sebesar Rp
Rp 653.000,-. Tabel 8 menyajikan perbandingan harga hasil penelitian dan harga bata ringan di
pasaran.
Tabel 8 Perbandingan harga layak jual bata ringan hasil penelitian dan harga di pasaran
Jenis bata ringan Harga jual di pasaran per m3
pasir halus Merapi Rp 653.000,-
Diamond Rp 666.500,-
Hebel Rp 950.000,-

Semua harga bata ringan di atas adalah harga pokok produksi, dan sudah termasuk dengan
biaya transportasi sampai di tempat (untuk wilayah Yogyakarta) serta keuntungan untuk dana
pengembangan usaha.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil pengujian berat volume dan kuat desak bata ringan terlihat bahwa perbedaan
kualitas antara bata ringan yang terbuat pasir halus dengan bata ringan Diamond dan Hebel yang
ada di pasaran. Kualitas bata ringan terbaik dimiliki oleh bata ringan Hebel dengan rasio
410
ISBN: 978-979-98438-8-3

perbandingan antara kuat desak dan berat volume yang mencapai 3,6; sementara bata ringan hasil
penelitian hanya memiliki rasio maksimal 3,1. Bata ringan Tipe B memiliki rasio yang sama dengan
Diamond. Berdasarkan persyaratan SNI-3-0349-1989, bata ringan dari pasir halus Merapi yang
memenuhi persyaratan adalah bata ringan Tipe C dengan BV 1196,5 kg/m3 karena nilai kuat
tekannya lebih besar dari 2 x 103 Pa yaitu 3675 x 103 Pa, sedangkan bata ringan Tipe A dan B yang
memiliki BV 533,4 kg/m3 dan BV 778,3 kg/m3 yang masing–masing memiliki kuat tekan 395,4 x
103 Pa, dan 985,9 x 103 Pa tidak memenuhi persyaratan karena kuat tekannya yang kurangdari 2 x
103 Pa. Hasil lengkap perbandingan ini disajikan dalam Tabel 9.
Tabel 9 Perbandingan antara kuat desak dan berat volume
Rasio antara kuat
Berat volume Kuat Desak desak dan berat
No Bata ringan (kg/m3) (103 x Pascal) volume
1 Tipe A 533.3 395 0.7
2 Tipe B 778.3 986 1.3
3 Tipe C 1196.5 3675 3.1
4 Diamond 832.6 1071 1.3
5 Hebel 519.8 1857 3.6

Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa hubungan antara berat volume dan kuat desak bata ringan
memiliki korelasi yang lemah dengan R2 = 0,402, seperti disajikan dalam Gambar 1 berikut.
Meskipun korelasi di atas lemah, tetapi terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi berat
volumenya maka kuat desaknya akan semakin tinggi pula sesuai dengan Persamaan 1
Y = 0,056 X1.513 ………..…………….. (1)
3
Dimana Y = kuat desak beton (10 x Pascal) dan X = berat volume beta ringan

4000
3500
3000
Kuat Desak (103 Pa)

y = 0,056x1,513
2500 R² = 0,402
2000
1500
1000
500
0
400 600 800 1000 1200 1400
Berat Volume (kg/m3)

Gambar 1 Hubungan antara berat volume dan kuat desak bata ringan

Berdasarkan hasil hitungan rasio antara berat volume dan kuat desak dan hasil hitungan harga
jual, maka bata ringan hasil penelitian dapat bersaing di pasaran dengan bata ringan Diamond. Pada
Tipe C, kuat desak dapat mencapai 3675 x 103 Pascal sedangkan bata ringan Diamond hanya
sebesar 1071 x 103 Pascal, sedangkan harga hasil penelitian adalah lebih rendah Rp 12.500,-.

411
Prosiding Seminar Nasional 2013
Menuju Masyarakat Madani dan Lestari

Temuan ini mengindikasikan bahwa bata ringan Tipe C dapat bersaing di pasaran, baik dari
kekuatan maupun harga.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut.
1. Nilai kuat tekan dari bata ringan pasir halus Merapi dengan BV 533,4 kg/m3, BV 778,3
kg/m3, dan BV 1196,5 kg/m3 masing – masing adalah 395,4 x 103 Pa, 985,9 x 103 Pa, dan
3675 x 103 Pa
2. Berdasarkan persyaratan SNI-3-0349-1989, bata ringan dari pasir halus Merapi yang
memenuhi persyaratan adalah bata ringan Tipe C dengan BV 1196,5 kg/m3 karena nilai
kuat tekannya lebih besar dari 2 x 103 Pa yaitu 3675 x 103 Pa, sedangkan bata ringan Tipe
A dan B yang memiliki BV 533,4 kg/m3 dan BV 778,3 kg/m3 yang masing–masing
memiliki kuat tekan 395,4 x 103 Pa, dan 985,9 x 103 Pa tidak memenuhi persyaratan
karena kuat tekannya yang kurangdari 2 x 103 Pa.
3. Hasil perhitungan harga pokok produksi pembuatan bata ringan adalah Rp502.259,- per
m3, sedangkan untuk harga layak jual di pasarannya adalah Rp 650.000,- per m3.
4. Pada Tipe C, kuat desak dapat mencapai 3675 x 103 Pascal sedangkan bata ringan
Diamond hanya sebesar 1071 x 103 Pascal, sedangkan harga hasil penelitian adalah lebih
rendah Rp 12.500,-. Temuan ini mengindikasikan bahwa bata ringan Tipe C dapat
bersaing di pasaran, baik dari kekuatan maupun harga.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada DPPM UII atas penyediaan dana penelitian
dan tim teknisi Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik FTSP UII atas bantuan yang telah
diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum. (1982). Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI
1982). Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
Krisanti, N., dan Tansajaya, A. (2008). Studi Pembuatan Cellular Lightweight Concrete (CLC)
dengan Menggunakan Beberapa Foaming Agent, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Jurusan
Teknik Sipil, Universitas Petra Surabaya.
Kurniawan, P. (2013). Warga Weru Resah Adanya Limbah Pabrik Pengolahan dan Penggergajian
Batu, http://solorayaonline.com, diakses 15 September 2013.
Putra, H.P. (2010) Studi Perbandingan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Menggunakan Beton
Ringan Citicon Dengan Beton Merah Pada Proyek Pebangunan Rumah Dua Lantai
Perumahan Araya Kavling 43-45, Tugas Akhir, tidak dipublikasikan, Program Studi Teknik
Sipil, Universitas Islam Indonesia
www.bmtpc.org. Cellular Lightweight Concrete. 10 November 2013.
www.hebel.co.id

412

Anda mungkin juga menyukai