Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Defenisi
Varisela adalah infeksi akut primer yang menular oleh virus varisela

zoster yang menyerang kulit dan mukosa. Disebut juga dengan sebagai cacar

air atau chicken pox. Transmisi terjadi melalui udara.


Virus Varisela-Zoster merupakan salah satu dari 7 virus herpes

manusia. Infeksi primer menimbulkan cacar air, setelahnya virus menetap

dalam bentuk laten di ganglia radiks dorsalis. Pada reaktivasi, virus

menyebabkan penyakit ruam syaraf atau shingles (herpes zoster). Cacar air

saat hamil dapat menyebabkan sindroma intrauterine tersendiri dan penyakit

neonates yang serius.


2. Epidemiologi
Sekitar 3 juta kasus cacar air terjadi setiap tahun di Amerika Serikat.

Meskipun kebanyakan anak ketularan penyakit ini sebagian kecil yang tidak

terkena penyakit akan tetap rentan seperti orang dewasa. Bila wanita hamil

ketularan cacar air mereka juga dapat menginfeksi janin selama fase viremia.

Risiko yang pasti terhadap janin sulit ditetapkan, tetapi tampaknya sekitar

25%. Namun, tidak setiap janin yang terinfeksi mengalami sindroma varisela

kongenital. Didasarkan pada studi di jerman terhadap wanita hamil yang

menderita cacar air, hanya sekitar 3 dari setiap 100 bayi yang dilahirkan oleh

wanita dengan cacar air saat hamil memiliki stigmata infeksi kongenital.

Risiko meluas ke setengah kehamilan pertama.


3. Etiologi

1
Varisela disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus

varicella-zoster. Virus tersebut dapat juga menyebabkan herpes zoster. kedua

penyakit ini mempunyai manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa

setelah ada kontak dengan virus varicella zoster akan terjadi varisela.

Kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap

ada dalam bentuk laten dan kemudian virus varicella zoster diaktivasi oleh

trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus varicella zoster dapat

ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita varisela, dapat

dilihat dengan mikroskop electron dan dapat diisolasi dengan menggunakan

biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia.


4. Patogenesis
Masa inkubasi varicella 10-21 hari pada anak imunokompeten dan

pada anak imunokompromasi biasanya lebih singkat yaitu kurang dari 14 hari.

VZV masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara inhalasi dari sekresi

pernafasan ataupun kontak langsung dengan lesi kulit.


VZV masuk kedalam tubuh manusia melalui mukosa saluran

pernafasan bagian atas, orofaring ataupun conjungtiva. Siklus replikasi virus

pertama terjadi pada hari ke 2-4 yang berlokasi pada lymph nodes regional

kemudian diikuti penyebaran virus dalam jumlah sedikit melalui darah dan

kelenjar limfe, yang mengakibatkan terjadinya viremia primer (biasanya

terjadi pada hari ke 4-6 setelah infeksi pertama). Pada sebagian besar

penderita yang terinfeksi, replikasi virus tersebut dapat mengalahkan

mekanisme pertahanan tubuh yang belum matang sehingga akan berlanjut

2
dengan siklus replikasi virus kedua yang terjadi di hepar dan limpa, yang

mengakibatkan terjadinya virema sekunder. Pada fase ini, partikel virus akan

menyabar ke seluruh tubuh dan mencapai epidermis pada hari ke 14-16, yang

mengakibatkan timbulnya lesi di kulit.


Seorang anak yang menderita varicella akan dapat menularkan kepada

yang lain yaitu 2 hari sebelum hingga 5 hari setelah timbulnya lesi di kulit.
Pada herpes zoster, patogenesisnya belum seluruhnya diketahui.

Selama terjadinya varicella, VZV berpindah tempat dari lesi kulit dan

permukaan mukosa ke ujung syaraf sensoris dan ditransportasikan secara

centripetal melalui serabut syaraf sensoris ke ganglion sensoris. Pada ganglion

tersebut terjadi infeksi laten, dimana virus tersebut tidak lagi menular dan

tidak bermultiplikasi, tetapi tetap mempunyai kemampuan untuk berubah

menjadi infeksius apabila terjadi reaktivasi virus. Reaktivasi virus tersebut

dapat diakibatkan oleh keadaan yang menurunkan imunitas seluler seperti

pada penderita karsinoma, penderita yang dapat pengobatan

immunosuppressive termasuk kortikosteroid dan pada orang penerima organ

transplantasi. Pada saat terjadi reaktivasi, virus akan kembali bermultiplikasi

sehingga terjadi reaksi radang dan merusak ganglion sensoris. Kemudian virus

akan menyebar ke sumsum tulang serta batang otak dan melalui syaraf

sensoris akan sampai kekulit dan kemudian akan timbul gejala klinis.

3
5. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi 11-12 hari, biasanya 13-17 hari. Perjalanan penyakit

dibagi menjadi 2 stadium, stadium prodromal 24 jam sebelum kelainan kulit

timbul, terdapat gejala panas, malaise, anoreksia kadang kadang terdapat

kelainan scarlatinaform atau morbiliform


Stadium erupsi dimulai dengan terjadinya papula merah, kecil,yang berubah

menjadi vesikel yang berisi cairan jernih dan mempunyai dasar eritematous.

Permukaan vesikel tidak memperlihatkan cekungan di tengah

(unumbilicated). Isi vesikel berubah menjadi keruh dalam waktu 24 jam.

Biasanya vesikel menjadi kering sebelum isinya menjadi keruh. Dalam 3-4

hari erupsi tersebar mula mula di dada lalu ke muka, bahu dan anggota gerak.

Erupsi ini disertai perasaan gatal.

4
Pada suatu saat terdapat bermacam macam stadium erupsi, ini

merupakan tanda khas penyakit varisela. Vesikel tidak hanya terdapat di kulit,

melainkan juga di selaput lender mulut. Bila terdapat infeksi sekunder makan

akan terjadi limfadenopati umum.


Karena kemungkinan mendapat varisela selama masa kanak-kanak sangat

besar, maka varisela jarang ditemukan pada wanita hamil (0.7 tiap 1000

kehamilam). Diperkirakan 17% dari anak yang dilahirkan wanita yang

mendapat varisela ketika hamil akan menderita kelainan bawaan berupa bekas

luka di kulit (cutaneous scars), berat badan lahir rendah, hypoplasia tungkai,

kelumpuhan dan atrofi tungkai, kejang, retardasi mental. Bila seorang wanita

hamil mendapat varisela dalam 21 hari sebelum ia melahirkan, maka 25% dari

neonatus yang dilahirkan akan memperlihatkan gejala varisela kongenital

pada waktu dilahirkan sampai berumur 5 hari. Biasanya varisela yang timbul

berlangsung ringan dan tidak mengakibatkan kematian. Sedangkan bila

seorang wanita hamil mendapat varisella dalam waktu 4-5 hari sebelum

melahirkan, maka neonatusnya akan memperlihatkan gejala varisela

kongenital pada umur 5-10 hari. Disini perjalanan penyakit varisela sering

berat dan dapat menyebabkan kematian sebesar 25-30%. Mungkin ini ada

hubungannya dengan kurun waktu fetus berkontak dengan varisela dan

dialirkannya antibody itu melalui plasenta kepada fetus.

5
6. Diagnosis
a. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada

anamnesis harus terarah dan mengumpulkan semua keluhan. Pada

pemeriksaan fisik ditemukan gejala stadium erupsi seperti adanya kesi

pada kulit.
b. Pemeriksaan laboratorium
Untuk pemeriksaan virus varicella zoster (VZV) dapat dilakukan beberapa

test yaitu :
a. Tzanck smear
- Preparat diambil dari discaping dasar vesikel yang masih baru,

kemudian diwarnai dengan pewarnaan yaitu hematoxylin-eosin,

giemsa’s wright’s dengan menggunakan mikroskop cahaya akan di

jumpai multinukleatedgiant cells.


- Pemeriksaan ini sensitifitasnya sekitar 84%
- Test ini tidak dapat membedakan antara virus varicella zoster dengan

herpes simplek virus.


b. Direct fluorescent assay (DFA)
- Preparat diambil dari scraping dasar vesikel tetapi apabila sudah

berbentuk krusta pemeriksaan dengan DFA kurang sensitife


- Hasil pemeriksaan cepat

6
- Membutuhkan mikroskop fluorescence
- Test ini dapat menemukan antigen virus varicella zoster
- Pemeriksaan ini dapat membedakan antara VZV dengan herpes

simpleks virus
7. Penatalaksanaan
Pada anak imunokompeten, biasanya tidak diperlukan pengobatan yang

spesifik dan pengobatan yang diberikan bersifat simtomatis yaitu :


- Lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak agar tidak mudah

pecah ( bedak salisilat 1%)


- Vesikel yang sudah pecah atau sudah terbentuk krusta, dapat diberikan

salap antibiotic untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.


- Dapat diberikan antipiretik dan analgetik, tetapi tidak boleh golongan

aspirin untuk menghindari terjadinya sindroma reya.


- Kuku jari tangan harus di potong untuk mencegah terjadinya infeksi

sekunder akubat garukan


Obat antivirus
- Pemberian antivirus dapat mengurangi lama sakit, keparahan dan

waktu penyembuhan akan lebih singkat


- Pemberian antivirus sebaiknya dalam jangka waktu kurang dari 48-72

jam setelah erupsi dikulit muncul


- Golongan antivirus yang dapat diberikan yaitu asiklovir,

valasiklovir,dan famasiklovir
- Dosis antivirus (oral) untuk pengobatan varicella dan herpes zoster :
Neonates : Asiklovir 500 mg / m2 IV setiap 8 jam selama 10

hari.
Anak (2-12 tahun) : Asiklovir 4x 20 mg /kg BB / hari / oral

selama 5 hari.
8. Komplikasi
Pada anak yang imunokompeten, biasanya dijumpai vericella yang ringan

sehingga jarang dijumpai komplikasi


Komplikasi yang dapat dijumpai pada varicella yaitu:

7
a. Infeksi Sekunder Pada Kulit yang Disebabkan Oleh Bakteri
Sering dijumpai infeksi pada kulit dan timbul pada anak-anak yang

berkisar 5-10%. Lesi pada kulit tersebut menjadi tempat masuk organisme

yang virulen dan apabila infeksi meluas dapat menimbulkan

impetigo,furunkel, dan celulitis


b. Scar
Timbulnya scar yang berhubungan dengan infeksi staphylococcus atau

streptococcus yang berasal dari garukan


c. Pneumonia
Dapat timbul pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa, yang dapat

menimbulkan keadaan fatal. Pada orang dewasa insiden varicella

pneumonia sekitar 1:400 kasus


d. Neurologik (Acute Postinfeksius Cerebellar Ataxia)
Ataxia sering muncul tiba-tiba, selalu terjadi 2-3 minggu setelah

timbulnya varicella. Keadaan ini dapat menetap selama 2 bulan.

Manisfestasinya tidak dapat mempertahankan posisi berdiri hingga tidak

mampu untuk berdiri dan tidak adanya koordinasi dan dysarthria.


e. Encephalitis
Gejala ini sering timbul selama terjadinya akut varicella, yaitu beberapa

hari setelah timbul ruam, lethargy, drowsiness dan confusion adalah gejala

yang sering dijumpai. Beberapa anak mengalami seizure dan

perkembangan encephalitis yang cepat dalam menimbulkan koma.

Merupakan komplikasi yang serius dimana angka kematian berkisar 5-

20%.

f. Herpes Zoster

8
Komplikasi yang lambat dari varicella yaitu timbulnya herpes zoster,

timbul beberapa bulan hingga tahun setelah terjadi infeksi primer.

Varicella zoster virus menetap pada ganglion sensoris


g. Reye Sindrome
Ditandai dengan fatty liver dengan encephalophaty, keadaan ini

berhubungan dengan penggunaan aspirin, tetapi setelah digunakan

acetaminophen (antipiretik) secara luas.


9. Pencegahan
Pada anak imunokompeten yang sudah menderita varicella tidak

diperlukan tindakan pencegahan, tetapi tindakan pencegahan ditujukan pada

kelompok yang beresiko tinggi untuk menderita varicella yang fatal seperti

neonates, pubertas ataupun orang dewasa, dengan tujuan mencegah ataupun

mengurangi gejala varicella.


Tindakan pencegahan yang dapat diberikan yaitu :
1. Imunisasi pasif
a. Menggunakan VZIG ( Varicella Zoster Imunoglobulin ).
b. Pemberiannya dalam waktu 3 hari setelah terpajan VZV, pada

anak anak imunokompromais pemberian VZIG dapat

meringankan gejala varicella


c. VZIG dapat diberikan pada :
 Anak anak yag berusia < 15 tahun yang belum pernah

menderita varicella atau herpes zoster


 Bayi yang baru lahir, dimana ibunya menderita

varicella dalam krn waktu 5 hari sebelum atau 48 jam

setela melahirkan
 Bayi premature dan bayi usia ≤ 14 hari yang ibunya

blm pernah menderita varicella.

9
10. Prognosis
Varicella pada anak imunokompeten tanpa disertai komplikasi

prognosis biasanya sangat baik sedangkan pada anak imunokompromais,

angka morbiditas dan mortalitasnya yang signifikan

10
BAB III

KESIMPULAN

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster ini pada dasarnya

menyerang kepada tubuh anak yang belum pernah terserang oleh virus tersebut,

namun apabila tubuh orang tersebut pernah terinfeksi virus varicella zoster maka

tubuh orang tersebut akan membentuk anti body terhadap virus varicella zoster

sehingga dimasa mendatang tidak akan terserang penyakit tersebut lagi, namun jika

kekebalan tubuh orang tersebut sedang tidak baik dan ketika pengobatan tidak tuntas

maka virus tersebut dapat hidup kembali dalam tubuh penderitanya.

Menjaga kebersihan tubuh juga sangat dianjurkan sebagai pencegahan

terhadap virus tersebut seperti menjaga kebersihan tangan, memotong kuku dan

mandi dan berganti pakain, Pemberian vaksin efektif melindungi 80-85% terhadap

penyakit varicella dan efektif 95% mencegah varicella yang berat.

11
Daftar Pustaka

1. Lichenstein R. pediatrics, Chicken pox or Varicella, October 21, 2002.

www.emedicine.com
2. Mehta P N. Varicell, july, 1 2003 www.emedicine.com
3. Pfrof.DR.dr.A.Samik Wahab Sp.A (K). 1999. Nelson Ilmu Kesehatan Anak.

Edisi 15 vol.1. Jakarta. EGC


4. Staf pengejar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. 1985. Ilmu Kesehatan Anak jilid 2 . Jakarta: FK UI

12

Anda mungkin juga menyukai