PENDAHULUAN
Organisme atau benda hidup, baik yang uniseluler maupun multiseluler dibangun oleh
biomolekul yaitu protein, asam nukleat, karbohidrat, dan lipid. Khusus biomolekul protein,
pada organisme mana pun, ditemukan identic satu sama lain, tetapi tidak sama. Protein
berperan biologis, terutama dalam membangun unit terkecil kehidupan, yaitu sel. Peran
biologis itu misalnya pada transformasi energi, bioenergi, dan pada proses dinamisasi yang
berkesinambungan.
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama.Protein
merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.Oleh karena sel
itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi
sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh
dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai
biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan bagi pembaca
tentang hal-hal apa saja yang dipelajari dalam Protein dan sebagai salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah Biokimia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang
dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan
yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan
penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu,
menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan
bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada
tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan
mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
Struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian
asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk
struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut :
1. Alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam
amino berbentuk seperti spiral;
2. Beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang
tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan
hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
3. Beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
4. Gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").
Struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder.
Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat
2
berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil
(misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
1. Enzim
Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang
mempunyai aktivitas katalis, yakni enzim. Hampir semua reaksi kimia biomolekul organik
didalam sel dikatalis oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim , masing-masing dapat
mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan dalam berbagai bentuk kehidupan.
2. Protein Transport
Protein transport didalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion
spesifik dari satu organ ke organ lain. Hemoglobin pada sel darah merah mengikat oksigen
ketika darah melalui paru-paru, dan membawa oksigen ke jaringan periferi. Plasma darah
mengandung lipo protein. Yang membawa lipid dari hati ke organ lain. Protein transport lain
terdapat didalam membran sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa
glukosa, asam amino dan nutrien lain melalui membran menuju kedalam sel.
5. Protein Stuktur
Banyak protein yang berperan sebagai filamen, kabel, atau lembaran penyanggah
untuk memberikan struktur biologi, kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat dan
tulang rawan adalah protein serabut kolagen yang mempunyai daya tegang yang amat tinggi.
Hampir semua komponen kulit adalah kolagen murni.
6. Protein Pertahanan
Banyak protein yang mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh
spesies lain atau melindungi organisme tersebut dari luka. Imunoklobulin atau antibodi pada
vertebrata adalah protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat mengenali dan
mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri, virus atau protein asing dari spesies lain.
Fibrinogen dan trombin merupakan protein penggumpal darah yang menjaga kehilangan
3
darah jika sistem pembuluh terluka, bisa ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun
seperti risin.
7. Protein Pengatur
Beberapa protein membantu mengatur aktivitas seluler atau fisiologi. Diantara jenis
ini terdapat sejumlah hormon, seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula dan
kekurangannya, menyebabkan penyakit diabetes, hormon pertumbuhan dari pituitary dan
hormon paratiroid, yang mengatur transport Ca++ dan fosfat juga. Represor mengatur
biosintesa enzim oleh sel bakteri.
Gugus R adalah gugus pembeda antara asam amino yang satu dari yang lainnya. Perhatikanlah
struktur dari beberapa asam amino pada Gambar berikut.
4
Glisin adalah asam α-amino yang paling sederhana, dengan gugus R berupa sebuah atom H
gugus R dari asam amino yang lain sangat beragam, ada yang mengandung belerang (misalnya
sistein), ada yang mengandung cincin benzena (misalnya tirosin), ada yang mengandung gugus
karboksil (misalnya asam glutamat), ada juga yang mengandung gugus amino (misalnya lisin).
Kecuali glisin, semua asam α-amino bersifat optis karena atom C alfa itu asimetris.
Sebagaimana diketahui, gugus karboksil (—COOH) adalah gugus yang bersifat asam karena
dapat melepas proton (H+). Sementara itu, gugus amino (—NH2) adalah gugus yang bersifat
basa karena dapat mengikat proton (H+) membentuk —NH3+. Dalam larutan, gugus —COOH
akan melepaskan proton yang kemudian diserap oleh gugus —NH2, sehingga terbentuk suatu
ion yang mempunyai baik muatan positif maupun muatan negatif. Ion yang mempunyai dua
jenis muatan ini di sebut ion zwitter.
Karena mempunyai gugus asam dan gugus basa, maka asam amino bersifat amfoter (dapat
bereaksi baik dengan asam maupun dengan basa). Jika direaksikan dengan asam maka asam
amino akan menjadi suatu anion, sebaliknya jika direaksikan dengan basa maka asam amino
menjadi kation.
Oleh karena itu, apakah asam amino akan bermuatan positif atau negatif akan bergantung pada
pH larutan. Jika suatu asam amino yang bermuatan positif ditetesi dengan suatu basa
(dinaikkan pH-nya), maka muatan positifnya akan turun hingga menjadi netral dan seterusnya
menjadi bermuatan negatif. pH pada saat asam amino itu tidak bermuatan disebut titik isolistrik
(TIL).
5
dalam makanan sehari-hari. Kesepuluh asam amino itu disebut asam amino esensial, sedangkan
asam amino yang dapat disentesis disebut asam amino nonesensial. Asam-asam amino yang
tergolong asam amino esensial yaitu valin, leusin, isoleusin, treonin, lisin, metionin,
fenilalanin, triptofan, histidin, dan arginin. Beberapa contoh asam amino nonesensial yaitu
glisin, alanin, serin, asam glutamat, tirosin, sistein, dan prolin.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerusakan protein, yaitu Denaturasi dan
Koagulasi.
DENATURASI
Denaturasi adalah suatu perubahan atau modiikasi terhadap struktur sekunder, tersier,
dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan peptida. Denaturasi
protein dapat juga diartikan sebagai kerusakan struktur sekunder dan tersier protein akibat
6
terpecahnya ikatan hidrogen , interaksi hidrofobik atau ikatan disulfida. Reaksi denaturasi tidak
mampu memutuskan ikatan peptida sehingga struktur primer molekul protein tidak mengalami
kerusakan (Winarno,2006).
Bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah, maka dikatakan
protein ini terdenaturasi. Ada dua macam denaturasi, pengembangan rantai peptida dan
pemecahan protein menjadi unit lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul. Yang
pertama kali terjadi pada pengembangan polipeptida, sedangkan yang kedua terjadi pada
bagian molekul yang bergabung dalam ikatan sekunder (Winarno,2006).
Denaturasi proteindapat terjadi dengan berbagai macam perlakuan, antara lain dengan
perlakuan panas, pH, garam,dan tegangan permukaan. Denaturasi protein merupakan suatu
keadaan dimana protein mengalami perubahan atau perusakan struktur sekunder, tersier dan
kuartenernya. Denaturasi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pemanasan,
suasana asam atau basa yang ekstrim, kation logam berat dan penambahan garam jenuh (
Purnomo,2007 ).
2. Mekanisme
Denaturasi protein terjadi bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein
berubah. Jika ikatan-ikatan yang membentuk konfigurasi molekul tersebut rusak, molekul akan
mengembang. Berikut ini merupakan beberapa mekanisme denaturasi (Purnomo,2007) :
Panas dapat digunakan untuk mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non
polar. Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan
molekul penyusun protein bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan
molekul tersebut. Protein telur mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan.
Beberapa makanan dimasak untuk mendenaturasi protein yang dikandung supaya
memudahkan enzim pencernaan dalam mencerna protein tersebut.
Ikatan hidrogen terjadi antara gugus amida dalam struktur sekunder protein. Ikatan
hidrogen antar rantai samping terjadi dalam struktur tersier protein dengan kombinasi berbagai
asam amino penyusunnya.
Protein akan mengalami kekeruhan terbesar pada saat mencapai ph isoelektris yaitu ph
dimana protein memiliki muatan positif dan negatif yang sama, pada saat inilah protein
mengalami denaturasi yang ditandai kekeruhan meningkat dan timbulnya gumpalan. Asam dan
7
basa dapat mengacaukan jembatan garam dengan adanya muatan ionik. Sebuah tipe reaksi
penggantian dobel terjadi sewaktu ion positif dan negatif di dalam garam berganti pasangan
dengan ion positif dan negatif yang berasal dari asam atau basa yang ditambahkan. Reaksi ini
terjadi di dalam sistem pencernaan, saat asam lambung mengkoagulasi susu yang dikonsumsi
Garam logam berat mendenaturasi protein sama dengan halnya asam dan basa. Garam
logam berat umumnya mengandung Hg+2, Pb+2, Ag+1 Tl+1, Cd+2 dan logam lainnya dengan
berat atom yang besar. Reaksi yang terjadi antara garam logam berat akan mengakibatkan
terbentuknya garam protein-logam yang tidak larut
Protein akan mengalami presipitasi bila bereaksi dengan ion logam. Pengendapan oleh ion
positif (logam) diperlukan ph larutan diatas pi karena protein bermuatan negatif, pengendapan
oleh ion negatif diperlukan ph larutan dibawah pi karena protein bermuatan positif. Ion-ion
positif yang dapat mengendapkan protein adalah; Ag+, Ca++, Zn++, Hg++, Fe++, Cu++ dan Pb++,
sedangkan ion-ion negatif yang dapat mengendapkan protein adalah; ion salisilat, triklorasetat,
piktrat, tanat dan sulfosalisilat .
Logam berat juga merusak ikatan disulfida karena affinitasnya yang tinggi dan
kemampuannya untuk menarik sulfur sehingga mengakibatkan denaturasi protein.
Ikatan disulfida terbentuk dengan adanya oksidasi gugus sulfhidril pada sistein. Antara
rantai protein yang berbeda yang sama-sama memiliki gugus sulfhidril akan membentuk ikatan
disulfida kovalen yang sangat kuat. Agen pereduksi dapat memutuskan ikatan disulfida,
dimana penambahan atom hidrogen sehingga membentuk gugus tiol; -SH.
KOAGULASI
Koagulasi adalah suatu keadaan dimana protein tidak lagi terdispersi sebagai suatu
koloid karena unit ikatan yang terbentuk cukup banyak. Koagulasi dapat juga diartikan sebagai
salah satu kerusakan protein yang terjadi akibat pemanasan dan terjadi penggumpalan serta
pengerasan pada protein karena menyerap air pada proses tersebut (Makfoeld,2008).
Koagulasi adalah penurunan daya larut molekul – molekul protein atau perubahan bentuk
cairan (sol) menjadi bentuk padat atau semu padat (gel). Kagulasi dapat disebabkan oleh panas,
8
pengocokan, garam, asam, basa, dan pereaksi lain seperti urea. Protein akan mengalami
koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50°C atau lebih. Koagulasi hanya terjadi ketika protein
berada di titik isolistriknya, dimana pada titik ini protein masih dapat larut pada pH di titik luar
isolistrik tersebut (Purwaningsih,2007).
2. Mekanisme
Koagulasi berawal dari pemanasan yang dapat menyebabkan pemutusan ikatan hidrogen
yang menopang struktur sekunder dan tersier suatu protein sehingga menyebabkan sisi
hidrofobik dari gugus samping polipentida akan tebuka. Hal ini menyebabkan kelarutan protein
semakin turun dan akhirnya mengendap dan menggumpal. Pada saat inilah terjadi proses
koagulasi (Winarno,2006).
Kekurangan
Kurangnya jumlah protein yang ada di dalam tubuh membuat fungsi dari zat tersebut
menjadi tidak maksimal di dalam tubuh kita. Beberapa akibat kekurangan protein yang dapat
menimbulkan penyakit akibat kekurangan protein :
1. Marasmus
Marasmus ini merupakan suatu penyekit gizi buruk yang biasanya menimpa bayi yang
berusia dibawah 12 bulan. Penyebab penyakit ini tentu saja kekurangan protein, namun juga
terkadang disertai dengan kekurangan karbohidrat. Penyakit seperti ini mempunyai sifat yang
sedikit berbahaya. Artinya, jika dibiarkan maka penyakit ini mempunyai resiko yang fatal.
2. Kwashiorkor
Sama- sama penyakit yang timbul karena kekurangan protein, namun bedanya adalah
penyakit ini seringkali menjangkit anak- anak usia 1 hingga 3 tahun. Namun, di dalam penyekit
ini, si penderita ini terlihat normal dan tidak kurus. Penyakit ini tetap tidak boleh dibiarkan
begitu saja karena kemungkinan terburuk akan menjadikan anak memiliki cacat mental.
3. Chacexia
9
4. Gagal hati
Gagal hati ini terjadi karena kekurangan protein yang menyebabkan kerusakan dan
kehilangan fungsi hati karena sel tidak mampu untuk bergenerasi. Penyakit ini jika dibiarkan
maka akan menjadikan sesuatu yang berbahaya, maka dari itu harus segera dilakukan tindakan
medis.
5. Apati
Apati ini merupakan suatu keadaan yang membuat emosi kita menjadi tumpul. Penyakit
kekurangan protein satu ini dapat mempengaruhi tingkah laku dan juga fungsi kognitif. Apati
ini biasanya disertai dengan depresi.
6. Edema
Edema ini juga dapat dikatakan sebagai retensi air. Penyakit ini merupakan penyakit
kurangnya protein yang paling sering diderita oleh manusia. Jika darah tidak mempunyai cukup
protein maka seseorang dapat terserang gejala penyebab darah rendah. Akibatnya, genre darah
yang tidak mengandung protein tersebut dapat dengan mudah membentuk jaringan yang berada
di sekitar pembuluh darah dan mirip dengan gumpalan air. Inilah yang disebut dengan edema.
7. Gangguan otak
Jumlah protein yang kurang akan menyebabkan kecepatan berfikir seseorang menjadi
rendah dan menganggu kesehatan sistem saraf otak.
8. Penyakit jantung
Seseorang yang memiliki protein dalam jumlah kurang, maka denyut jantung yang
dihasilkan bisa sangat rendah, dibawah 60 kali denyutan selama satu menit.
9. Rambut Rontok
10. Kelelahan
Protein yang jumlahnya tidak mencukupi akan membuat jaringan otot yang mengalami
kelelahan dapat menjadi rusak, sehigga tidak dapat mengalami regenerasi.
Kelebihan
Kita sudah mengetahui dampak yang timbul karena kekurangan protein. Selanjutnya
kita akan mengetahui apabila tubuh kita justru kelebihan zat protein. Akibat kelebihan
protein ini juga dapat menimbulkan beberapa penyakit tertentu.
10
1. Gagal Ginjal
Pengasaman pada darah bisa terjadi karena kelebihan protein dan disertai dengan
hilangnya elektron. Penyakit seperti ini menyebabkan sistem imun tubuh manusia menjadi
lemah sehingga dengan mudahnya tubuh terserang penyakit dan sulit untuk disembuhkan.
3. Osteoporosis
Protein yang berlebihan akan membuat kalsium menjadi berkurang. Akibatnya dapat
terserang gejala osteoporosis.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Protein adalah senyawa organik kompleks yang mempunyai bobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida.
2. Komponen penyusun protein terdiri dari :Alanin (alanine), Arginin (arginine),
Asparagin (asparagine), Asam aspartat (aspartic acid), Sistein (cystine), Glutamin
(Glutamine), Asam glutamat (glutamic acid), Glisin (Glycine), Histidin (histidine),
Isoleusin (isoleucine), Leusin (leucine), Lisin (Lysine), Metionin (methionine),
Fenilalanin (phenilalanine), Prolin (proline), Serin (Serine), Treonin (Threonine),
Triptofan (Tryptophan), Tirosin (tyrosine), dan Valin (valine)
3. Ikatpeptidaan antara asam amino yang satu dengan lainnya disebut ikatan
4. Struktur protein ada 4 tingkatan yaitu :Struktur primer, Struktur sekunder, Struktur
tersier, Struktur kuartener.
5. Sintese protein dilakukan dengan bantuan enzim di system pencernaan, protein
diuraikan menjadi peptidpeptid yang strukturnya diuraikan lebih sederhana.
6. Fungsi protein: katalisis enzimatik, transportasi dan penyimpanan, koordinasi
gerak, penunjang mekanis, proteksi imun, Membangkitkan dan menghantarkan
impuls saraf, Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi.
7. Keuntungan dan kekurangan protein bagi tubuh:
Keuntungan protein: Menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk
pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh, Mengatur kelangsungan proses di
dalam tubuh, Memberi tenaga jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh
karbohidrat dan lemak.Sumber energy, Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan,
Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibody, Pengatur keseimbangan kadar asam
basa dalam sel.
Kekurangan Protein yaitu, kerontokan rambut, yang paling buruk ada yang disebut
dengan kwasiorkor, penyakit kekurangan protein, kekurangan yang terus menerus
menyebabkan marasmus dan berkibat kematian
12
DAFTAR PUSTAKA
https://hernandhyhidayat.wordpress.com/asam-amino-komponen-penyusun-protein/
https://usaha321.net/asam-amino-sebagai-penyusun-protein.html
https://www.academia.edu/8728268/Denaturasi_Koagulasi_dan_proses_Browning_Non
https://www.scribd.com/doc/248937238/Makalah-Biokimia-Protein
13
14